GEOMORFOLOGI
GEOMORFOLOGI
PENDAHULUAN
Penggunaan nama bentuklahan sebagai geomorfologi karena rasa tidak puas terhadap
peristilahan fisiografi yang telah berkembang lebih dahulu. Istilah fisiografi digunakan di Eropa
dan memasukkan unsur - unsur iklim, meteorologi, kelautan dan matematik geografi.
Geomorfologi merupakan bagian utama geologi, walaupun kenyataannya di Eropa, Amerika dan
Indonesia dianggap sebagai geografi fisik.
Geomorfologi di lingkungan geologi belum berkembang, karena lebih banyak berkembang di
lingkungan geografi untuk kepentingan pengembangan wilayah, penggunaan lahan dan
hidrologi, sedangkan para pakar geologi memiliki anggapan bahwa geomorfologi merupakan
bagian dari bidang ilmu geografi, padahal teknologi satelit sumberdaya alam yang berkembang
saat ini merekam permukaan bumi dan menunjukkan potret muka bumi setiap hari, sehingga
ketika harus menggunakan citra satelit para akhli geologi harus belajar kembali geomorfologi.
Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu geomorfologi merupakan
bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur
rupa bumi. Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan motto
Hutton , yaitu THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (sekarang adalah kunci masa lalu).
Pemahaman kata sekarang (the present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa bumi yang
dapat dijadikan cerminan proses yang berlangsung di masa lalu.
Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi yaitu membantu menelusuri proses -
proses yang berlangsung pada bumi sejak terbentuknya bumi sampai sekarang dengan
pendekatan bentuk rupa bumi yang tampak sekarang, sehingga pada penelitian geologi dapat
dilakukan dengan cepat dan murah.
BAB 2
SISTEM PENELITAN DAN PEMETAAN
GEOMORFOLOGI
Sistem penelitian dan pemetaan geomorfologi telah banyak dikembangkanm selaras dengan
tujuan penelitian yang dilakukannya, tetapi masih banyak terjadi kerancuan, khususnya
pemahaman geomorfologi untuk tujuan pemetaan geologi. Salah satu sistem yang telah banyak
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan yaitu sistem yang dikembangkan oleh International Institute
for Aerial survey and Earth Sciences (ITC), Belanda.
Unsur - unsur yang perlu diperhatikan didalam menyusun sistem gemorfologi adalah sebagai
berikut :
1. Sistem dapat digunakan untuk setiap daerah dan lentur (fleksibel), artinya legenda pada peta
harus dapat dijadikan simbol untuk suatu keputusan obyek penelitian.
2. Sistem dapat digunakan untuk pemetaan dengan berbagai macam skala, sehingga isi peta
diselaraskan dengan skala secara konseptual dan grafis.
3. Sistem harus memberi penekanan terhadap unsur - unsur bentuklahan, sehingga sistem mampu
dijadikan landasan penelitian geomorfologi analitik dan geomorfologi sintetik.
4. Sistem harus menghasilkan peta - peta yang sederhana, sehingga dapat menekan biaya
pembuatan peta.
2.1 Pemahaman peta dan manfaat peta
Peta adalah gambaran dari rupa bumi yang mencerminkan keadaan suatu daerah atau lokasi,
sehingga peta dapat disebut sebagai petunjuk atau pemberi informasi rupa bumi dan lokasi suatu
daerah. Beberapa jenis peta sebagai petunjuk dan pemberi informasi antara lain : peta informasi,
peta dasar (base map) dan peta bertema (thematic map).
Morfografi dan morfometri yang tercermin pada peta topografi dinyatakan oleh lambang garis
atau huruf yang telah baku dan dicetak de - ngan warna hitam atau abu - abu berupa bayangan.
Lithologi digambarkan dalam bentuk simbo; gambar lithologi dengan warna bayangan abu - abu,
sehingga informasi morfografi, morfometri dan lithologi (batuan) tampak pada peta dengan
warna yang tidak menonjol. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan informasi yang lebih
banyak dengan tidak mengabaikan simbol warna yang digunakan oleh satuan bentuklahan pada
suatu daerah berdasarkan morfogenetik.
Morfokhronologi menggunakan simbol huruf atau angka dengan menggunakan warna hitam,
tetapi simbol untuk morfokhronologi dapat dihilangkan. Verstappen (1970) menyebutkan bahwa
penggunaan simbol untuk morfokhronologi tidak perlu menggunakan simbol garis, karena biaya
untuk pembuatan peta akan menjadi mahal dan umur bentuklahan harus diketahui dengan benar.
Morfometri yang penting dari ciri roman muka bumi dapat ditampilkan dengan simbol garis
hitam, sedangkan simbol garis berwarna dianjurkan untuk penggambaran simbol morfodinamik
(proses aktif), misalnya simbol garis berwarna merah untuk proses erosi dan warna biru untuk
banjir atau sedimentasi.
2.2.2 Peta geomorfologi sintetik
Kandungan peta geomorfologi sintetik cenderung memberikan informasi geomorfologi yang
bersifat semi rinci (semi detail) dan mulai mengarah pada suatu tujuan tertentu. Skala peta
geomorfologi sintetik yang digunakan adalah 1 : 50.000 sampai 1 : 25.000, sehingga informasi
geomorfologi semi rinci dapat ditampilkan di dalam peta geomorfologi sintetik, misalnya unsur -
unsur morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun.
Pada peta geomorfologi sintetik pengelompokkan lahan dibagi menjadi 4 tingkat yang
mencerminkan bagian - bagian lahan semi rinci dari suatu bentangan lahan dari tingkat yang
paling kecil sampai tingkat yang paling besar sebagai berikut :
1. Komponen lahan (land component)
2. Satuan lahan (land unit)
3. Bentuklahan (landform)
4. Sistem lahan (land system)
5. Bentanglahan (landscape)
Komponen lahan, merupakan bagian terkecil dari suatu bentanglahan yang menekankan
kesamaan kelompok atau kelas lahan, membentuk satuan berdasarkan bentuk permukaan lahan
sebagai kriteria pengelompokkan. Satuan - satuan lahan yang dibentuk berdasarkan landasan
komponen lahan memiliki kesamaan bentuklahan, lithologi (material penyusun), tanah, vegetasi
dan proses. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan komponen lahan adalah 1 : 100,
biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan khusus seperti keteknikan atau manajemen.
Satuan lahan, mengacu kepada suatu komponen lahan atau sekumpulan komponen lahan yang
homogen atau heterogen berdasarkan ciri khusus suatu lahan atau komponen lahan. Tampilan
dari satuan lahan menggambarkan ciri eksternal dan internal dari suatu bentuklahan yang
dibandingkan dengan satuan lahan sekitarnya pada daerah yang sama. bentuk permukaan (relief),
proses dan lithologi merupakan dasar utama pengelompokkan satuan lahan. Skala peta yang
digunakan untuk menampilkan satuan lahan adalah 1:10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya
digunakan untuk pekerjaan konsultan atau proyek pembangunan.
Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen atau heterogen dengan
ciri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus. Suatu bentuklahan menunjukkan ciri -
ciri tampilan luar, seperti bentuk permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul
(morfogenetik), nilai dari bentuk permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan
pola pengaliran (morfometri) dan material penyusun (lithologi). Skala peta yang digunakan
untuk menampilkan bentuklahan adalah 1 : 10.000 sampai 1 : 100.000, biasanya digunakan
untuk kepentingan pekerjaan proyek pembangunan yang bersifat sangat luas.
Sistem lahan, mengacu kepada bentuklahan dan ciri - ciri perkembangan bentuk permukaan
lahan (relief) yang berhubungan berhubungan dengan aspek lingkungan, biasanya dibedakan
berdasarkan proses, batuan (lithologi) dan iklim. Suatu sistem lahan menggambarkan
pengulangan kemiripan pola bentuklahan yang memiliki kesamaan genetik dibandingkan dengan
sistem lahan disekitarnya pada suatu daerah yang sama. Skala yang cocok digunakan untuk
menampilkan sistem lahan biasanya lebih besar dari 1 : 250.000 dan digunakan untuk
kepentingan peta tinjau suatu proyek pembangunan.
Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan, bentuklahan, satuan
lahan dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan yang sangat luas dengan ciri
memiliki keseragaman relief dan lithologi secara umum. Skala peta yang digunakan untuk
menampilkan bentang lahan adalah 1 : 250.000 atau lebih kecil dan biasanya digunakan sebagai
peta tinjau untuk identifikasi suatu kelayakkan lokasi yang akan digunakan suatu proyek atau
dijadikan pemandu perencanaan pembangunan.
Sebagai contoh bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Ban - dung berdasarkan fisiografi
Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan rangkaian gunungapi di bagian Utara, dan
diuraikan menjadi bentuklahan Gunungapi Tangkuban Perahu dan bentuklahan Gunungapi
Tampomas, selanjutnya bentuklahan gunungapi diuraikan menjadi satuan - satuan lahan (land
units) , yaitu puncak gunungapi, lereng atas gunungapi, lereng tengah gunungapai dan lereng
kaki gunungapi.
Tampilan aspek - aspek geomorfologi tersebut sangat erat hubungannya dengan kondisi geologi,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemetaan geologi, sehingga peta geomorfologi
sintetik dapat dijadikan sebagai peta dasar didalam pemetaan geologi.
2.2.3 Peta geomorfologi pragmatik
Kandungan peta geomorfologi pragmatik cenderung menampilkan informasi geomorfologi yang
bersifat khusus dan rinci (detail) karena peta geomorfologi pragmatik merupakan peta untuk
tujuan tertentu dan khusus. Skala peta geomorfologi pragmatik adalah 1 : 25.000 sampai 1 :
5.000, sehingga unsur lahan (land element) dari aspek - aspek geomorfologi yang bersifat rinci,
seperti alur erosi, arah arus sungai / pantai, arah ombak, arah sedimentasi, arah lelehan lava
gunungapi, dapat tercermin pada peta geomorfologi pragmatik.
Peta geomorfologi pragmatik biasanya dimanfaatkan untuk kepen - tingan suatu kegiatan yang
bersifat rinci (detai), seperti kegiatan penelitian teknik, lingkungan, kebencanaan, hidrologi, dan
kesesuaian lahan, sehingga penamaan peta lebih cenderung mencerminkan maksud dan tujuan
pemetaan yang bersifat khusus, seperti peta morfokonservasi (lingkungan), peta morfohidrologi
(hidrologi), peta morfostruktur (struktur geologi), peta bahaya gunungapai, dan peta kesesuaian
lahan (land suitability map). Contoh peta geomorfologi pragmatik antara lain peta
morfokonservasi dan peta hidrogeomorfologi.
Peta morfokonservasi, menggambarkan klasifikasi lereng, yaitu kemiringan lereng dan
kestabilan lereng. Kemiringan lereng terutama untuk menghitung dan mengetahui tingkat erosi
yang berlangsung serta kemungkinan gerakan tanah yang akan terjadi pada lereng tersebut.
Peta Hidrogeomorfologi, menggunakan simbol warna untuk membedakan satuan
hidrogeomorfologi yang sama dengan simbol - simbol yang biasa digunakan didalam kajian
hidrologi. Batasan satuan hidrogeomorfologi didasarkan pada kemiringan lereng, tutupan
vegetasi, permeabilitas daerah, potensi air tanah, dan kedalaman air tanah.