Anda di halaman 1dari 5

7.

PECACAHAN RADIOAKTIF
(B-1.PR)

I. Tujuan:
Mengamati sifat peluruhan radioaktif secara statistik dengan menggunakan pencacah Geiger-
Mueller (GM) untuk mendeteksi partikel  dan  yang terpancar dari suatu bahan radioaktif.

II. Tinjauan Teori:


Atom-atom radioaktif meluruh secara acak dan bebas satu dengan lainnya. Kenyataan ini
memungkinkan pemakaian Teori Kebolehjadian sederhana untuk proses peluruhan.
Berikut didefinisikan:
p = kebolehjadian suatu atom tertentu meluruh dalam selang waktu “”.
(1-p) = kebolehjadian suatu atom yang sama tidak akan meluruh dalam selang waktu .
N = jumlah partikel dalam atom tersebut pada keadaan “awal”.
Kebolehjadian P untuk n partikel yang meluruh dan selebihnya (N – n) yang tidak meluruh
dalam selang waktu  dapat dinyatakan sebagai:
P = pn(1-p)N-n (1)
Hanya n partikel telah meluruh dalam selang waktu  secara acak dan tidak untuk inti atom-atom
lainnya. Banyak cara yang dapat digunakan untuk mendekati banyaknya partikel yang meluruh
(n) dari jumlah awal partikel suatu inti atom (N). Untuk setiap kelompok n partikel atom ini,
kebolehjadian banyaknya partikel yang meluruh dalam selang waktu  diberikan oleh persamaan
(1). Kelompok n partikel yang meluruh dari N total partikel suatu inti atom, diberikan oleh
persamaan:
N!
C nN  (2)
n!(N - n)!
Jika N sangat besar dan jumlah partikel yang meluruh dalam selang waktu  sangat kecil, yakni
N >> n (pada umumnya), maka besaran dari persamaan (2) dapat ditulis sebagai berikut:
N!
 Nn
(N - n)!

Nn
dan C nN = (3)
n!
Kebolehjadian p(n) untuk setiap n partikel yang meluruh dalam selang waktu , diberikan oleh
perkalian persamaan-persamaan (1) dan (3).

1
Nn n
P = p(n) = p (1 – p) N n (4)
n!
(N n)
 
e 
- p (N n)
 1 - p 
p2
 ...  ...  ...  1 - p
(N n)
(5)
 2 
Dengan demikian persamaan (4) menjadi:

P=
N n n -p
n!
p e   (N n)
(6)

Harga rata-rata n untuk selang waktu  yang lama, dinyatakan sebagai n , yang besarnya dapat
diturunkan dari kemungkinan p dan jumlah awal partikel dari suatu atom N, yaitu:
n = PN
Dan untuk N >> n maka:
n  P(N – n)
Dengan demikian persamaan (6) dapat disederhanakan menjadi:

n n .e  n
P = p ( n)  (7)
n!
Fungsi ini dikenal sebagai Distribusi (agihan) Poisson. Persamaan tersebut memberikan peluang
pencacahan n cacah dalam selang waktu , cacah yang diharapkan atau cacah rata-rata untuk
interval tersebut adalah n .

Deviasi standar:
Ketika kita mengukur suatu besaran yang sama beberapa kali, maka pada umumnya diperoleh
hasil yang tidak tepat sama. Sebaran ini dapat dinyatakan oleh variansi  yang didefinisikan
sebagai deviasi rata-rata untuk masing-masing pengukuran dari harga rata-rata.
Jadi

2 = (n - n ) 2 (8)
Secara teori kejadian-kejadian acak seperti pada peluruhan radioaktif, 67% hasil pengukuran
akan berada dalam ± dari harga rata-rata. Deviasi standar menunjukkan suatu perkiraan
kesalahan (error) pada pengukuran-pengukuran yang disebabkan oleh sifat acak dari proses
peluruhan. Dalam percobaan yang melibatkan pencacahan radioaktif dalam proses peluruhan,
maka kita harus memperhitungkan kesalahan (ketidakpastian) pencacahan jumlah partikel yang
ditentukan dalam cara ini.
CATATAN: Untuk mengurangi kesalahan nisbi, selang waktu pengukuran harus diambil cukup
lama sehingga diperoleh nilai cacahan n yang lebih besar. Dan kesalahan nisbisnya:

2
n 1
=
n n
Kesalahan nisbi berkurang bila n-nya makin besar. Ini harus diperhitungkan dalam
membandingkan signifikan statistik pada setiap perbedaan antara dua peristiwa pencacahan.

Ketidakpastian percobaan:
Walaupun alat pencacah sudah begitu sempurna, namun pada umumnya terdapat 3 sumber
utama ketidakpastian percobaan (experiment error).
(i) Radiasi latar: (radiasi dari lingkungan)
Radiasi ini biasanya berasal dari sinar kosmik dan juga radiasi dari lingkungan setempat.
Untuk percobaan-percobaan tertentu, pengaruh radiasi lingkungan harus diperhitungkan.
Salah satu cara untuk mengurangi radiasi lingkungan (mengurangi error), adalah dengan
melakukan pencacahan dalam selang waktu yang lama.

(ii) Pencacah waktu mati dan ketidakpastian tak sengaja:


Setelah proses pendeteksian, pencacah Geiger menjadi tidak peka selama tertentu terhadap
pertikel lain yang masuk. Ini dikenal sebagai “dead-time” dari pencacah. Umumnya dead-
time untuk tabung Geiger adalah 100 ms. Karena sifat acak dari peluruhan radioaktif dan
tidak seragamnya peristiwa peluruhan, ada tak terhingga kemungkinan adanya satu partikel
masuk ke pencacah selama “dead time”.

(iii) Statistik ketidakpastian


Ini disebabkan oleh sifat statistik dari peluruhan radioaktif yang telah dibicarakan di atas.
Akibat keseluruhan adalah bahwa pengambilan cacah yang berturut-turut selama selang
waktu yang sama tidak menghasilkan nilai yang sama. Kesalahan nisbi dalam pencacahan
akan berkurang dengan akar dari jumlah pencacahan.

III. Eksperimen
Peralatan
1. Tabung pencacah Geiger (Window counting tube).
2. Rate Counter (Counter P).
3. Pencatat waktu
4. Sumber radiasi partikel 
5. Papan tempat untuk sumber radiasi dan tabung pencacah Geiger

3
6. Tabel fungsi distribusi (agihan) Poisson atau sebuah kalkulator scientific.

Langkah-langkah eksperimen:
1. Tempatkan sunber radiasi pada papan.
2. Tabung pencacah Geiger ditempatkan berhadapan pada jarak tertentu (10 cm) dari sumber
radiasi.
3. Hidupkan “rate count” lakukan pencacahan dalam selang waktu 10 detik.
4. Lakukan 150 - 200 kali pencacahan, catatlah cacah yang dihasilkan dalam setiap kali
pencacahan (buatlah dalam bentuk tabel).

Tabel1. Hasil cacahan


Pengamatan 10 detik Jumlah Cacahan ke i,
ke i ni
1
2
….

5. Lakukan hal yang sama tetapi dengan sumber radioaktif yang berbeda.

IV. Tugas dan Evaluasi


1. Dari Tabel 1, hitung rata-rata cacahan ( n ).
2. Dari hasil cacahan setiap 10 detik pada Tabel 1 buat tabel distribusi dengan langkah sbb,
a. Nilai tertinggi = nmaks dan nilai terendah nmin, hitung range, r = nmaks - nmin.
b. Tetapkan jumlah kelas; misal diambil 10.
c. Lebar interval kelas d = r/10 (dibulatkan bila pecahan).
d. Ambil bilangan nmin sebagai limit bawah sehingga diperoleh rentang nilai untuk kelas
pertama yaitu x1= nmin + d.
e. Selanjutnya, limit bawah untuk kelas kedua adalah x1+1 sehingga diperoleh rentang nilai
untuk kelas kedua yaitu x2= x1+1+ d.
dan seterusnya.
3. Buat tabel distribusi sbb

f ni
No Rentang nilai, Frekuensi, fn Peluang mucul p(n)=
ri f ni

1 nmin – x1
2 x1+1 – x2
…..
…..
…..

4
10 x9+1 – x10 fi

4. Buatlah grafik histogram distribusi rentang nilai r i terhadap frekuensi fn.


5. Gunakan pers. (8) untuk menghitung ketidakpastian teoritis dari suatu cacah yang teramati
sesuai dengan masing-masing frekuensi yang tampak pada histogram.
6. Dari grafik anda tentukan nilai 67%.
7. Berilah kesimpulan hasil eksperimen saudara.

----------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai