Anda di halaman 1dari 30

TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


PROBLEM PROJECT BASED LEARNING (PJBL)

Oleh :

KELOMPOK 4 SEMESTER IVA


1. I Gede Arya Sumerta Naya (1701842020004)
2. Ni Putu Yuliani Trisna Dewi (1701842020011)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2019
DAFTARISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ......................................................................................... 1
1.2 RumusanMasalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan .....................................................................................................2
1.4 Manfaat ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Problem Based Learning (PBL) ............................................................... 3
2.1.1 Pengertian Problem Based Learning .............................................3
2.1.2 Tujuan Problem Based Learning ................................................... 3
2.1.3 Manfaat Problem Based Learning .................................................4
2.1.4 Karakteristik Problem Based Learning ..........................................5
2.1.5 Sintaks Problem Based Learning ................................................... 6
2.1.6 Kelebihan Problem Based Learning ..............................................7
2.1.7 Kelemahan Problem Based Learning ............................................8
2.1.8 Implementasi PBL DalamPembelajaranMatematika ..................... 8
2.2 Problem Project Based Learning (PjBL) .................................................12
2.2.1 Pengertian Problem Project Based Learning .................................12
2.2.2 Tujuan Problem Project Based Learning .......................................12
2.2.3 Manfaat Problem Project Based Learning ....................................13
2.2.4 Karakteristik Problem Project Based Learning ............................ 13
2.2.5 Sintaks Problem Project Based Learning ......................................14
2.2.6 Kelebihan Problem Project Based Learning .................................15
2.2.7 Kelemahan Problem Project Based Learning ................................ 15
2.2.8 Implementasi PjBLDalamPembelajaranMatematika ..................... 16
2.3 Perbedaan dan Persamaan PBL dan PjBL ...............................................24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 26
3.2 Saran ........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................27

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena berkat-Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Strategi
Pembelajaran Matematika dalam bentuk makalah yang berjudul “Problem Based Learning
(PBL) dan Project Based Learning (PjBL) .”
Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Yth. Bapak Dr. Kadek Adi Wibawa, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyelesaian makalah ini
2. Semua pihak yang telah membantu di dalam penulisan makalah ini, sehingga maklah ini
bisa tersusun dengan baik yang tidak dapat kemi sebutkan satu per satu.

Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan yang kami peroleh dari media internet,
dengan harapan orang yang membaca dapat memahami isi dari makalah ini. Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu kami mohon kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar makalah ini bisa mendekati sempurna. Atas perhatian dari
pembaca, kami ucapkan terimakasih.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 04 April 2019

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya


kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan
masalah. Siswa cenderung dijejali dengan berbagai informasi yang menuntut hapalan saja.
Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki siswa tetapi sulit untuk
dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Alih-alih dapat menyelesaikan masalah,
pengetahuan mereka seperti tidak relevan dengan apa yang mereka hadapi. Ketika siswa
mengikuti sebuah pendidikan tiada lain untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang
tidak hanya cerdas tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di
kemudian hari. Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti
beban dari sekolah. Mereka dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh
kurikulum. Walaupun kapasitas intelektualnya dapat menjangkau beban tersebut, siswa
seperti telepas dari dunianya. Padahal yang mereka hadapi harus dapat diselesaikan dengan
kemampuan sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan
kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang mereka
hadapi. Kemampuan tersebut adalah kemampuan memecahkan masalah. Kemampuan ini
dapat dikembangkan melalui pembelajaran dimana masalah dihadirkan di kelas dan siswa
diminta untuk menyelesaikannya dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang mereka
miliki. Pembelajaran bukan lagi sebagai “transfer of knowledge”, tetapi mengembangkan
potensi siswa secara sadar melalui kemampuan yang lebih dinamis dan aplikatif.Salah
satunya Pembelajaran sains terutama Matematika diajarkan dengan menekankan pada
proses memberi pengalaman kepada siswa dalam memadukan pengetahuan awal siswa
dengan pengetahuan yang sesuai konsep ilmuwan.
Pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari pengalaman mengamati fenomena-
fenomena di lingkungan tempat tinggal memberikan latar belakang dalam membangun
pengetahuan awal siswa. Setiap siswa tentu mempunyai tafsiran yang berbeda terhadap
pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketika siswa berada dalam proses
pembelajaran di kelas, guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran agar terbentuk konsep baru
yang sesuai dengan konsep ilmuwan. Guru hendaknya merancang pembelajaran yang efektif
dengan memperhatikan karakteristik materi pembelajaran yang diajarkan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangan guru dalam merancang pembelajaran dengan memilih pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran. Kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran akan terbentuk sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran
pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bingkai
dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, guru
perlu merancang pembelajaran yang mampu membangkitkan potensi siswa dalam
menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah. Salah satu
pendekatan pembelajaran tersebut adalah apa yang disebut “Problem Based Learning
(PBL)” dan" project based learning (PjBL)".Pendekatan pembelajaran ini dipusatkan kepada
masalah-masalah yang disajikan oleh guru dan siswa menyelesaikan masalah tersebut
dengan seluruh pengetahuan dan keterampilan mereka dari berbagai sumber yang dapat
diperoleh serta Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Pengalaman

1
belajar siswa maupun konsep dibangun berdasarkan produk yang dihasilkan dalam proses
pembelajaran berbasis proyek.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Problem based learning dan Project based learning ……..?
2. Apa sajakah tujuan dan manfaat dar pembelajaran based learning dan Problem Project
based learning ………… ?
3. Bagaimanakah karakteristik dari Problem based learning dan Project based
learning …………?
4. Bagaimanakah Sintaks atau langkah - langkah dalam melakukan pembelajaran Problem
based learning dan Project based learning …… ?
5. Apa sajakah kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran Problem based learning dan
project based learning …….?
6. Bagaimanakah implementasi dari pembelajaran Problem based learning dan Project
based learning pada pelajaran matematika …………………?
7. Apa sajakah perbedaan dan persamaan dari Problem based learning dan Project based
learning………………………………………………?
1.3 Tujuan Makalah

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui maksud dari pembelajaran Problem based learning dan project based
learning
2. Mengetahui tujuan dan manfaat dari penerapan pembelajaran Problem based learning dan
project based learning
3. Mengetahui karakteristik pembelajaran Problem based learning dan project based
learning
4. Mengetahui langkah-langkah penggunaan pembelajaran Problem based learning dan
project based learning
5. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran Problem based learning dan
project based learning
6. Mengetahui contoh penerapan Problem based learning dan project based learning pada
pembelajaran matematika

1.4 Manfaat Makalah


Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini, diharapkan berguna sebagai
berikut :
1. Bagi siswa: melalui makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan siswa tentang
cara belajar matematika dan memberikan kesempatan untuk menemukan model atau
pendekatan pembelajaran yang disukai.
2. Bagi Guru Matematika: untuk memberikan sumbangan pemikiran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning).
3. Bagi sekolah: melalui makalah ini diharapkan kepala sekolah memperoleh masukan
sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.
4. Bagi penulis: digunakan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mengajar
dalam bidang Pendidikan Matematika.
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PBL (PROBLEM BASED LEARNING )


2.1.1 PENGERTIAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING )
Pengertian PBL menurut beberapa ahli yaitu :
a. Menurut Duch (1995), ProblemBased Learning (PBL) adalah metode pengajaran
yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik
belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan
b. Menurut Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa ProblemBased Learning (PBL)
merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan
secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai
pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
c. Menurut Suradijono (2004) menyatakn bahwa ProblemBased Learning (PBL) adalah
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

Berdasarkan pendapat pakar-pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa PROBLEM


BASED LEARNING (PBL) merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa
untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari
penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk
mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL
menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk
mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.

2.1.2 TUJUAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING )


Setiap pembelajaran memiliki tujuan, tentunya yang positif. Pembelajaran
berdasarkan masalah menurut Trianto (2011:94-96) bertujuan untuk:
a. Membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan
masalah. Problem based learning memberikan dorongan kepada peserta didik tidak
untuk berfikir sesuai yang bersifat kongkrit tapi lebih dari itu berfikir terhadap ide-ide
yang abstrak dan kompleks.
b. Model pembelajaran berdasar masalah amat penting untuk menjembati antara
pembelajaran di sekolah formal dengan aktifitas mental yang lebih praktis yang
dijumpai di luar sekolah (Resnick dalam trianto, 2011:95). Berdasarkan pendapat
tersebut problem based learning memiliki implikasi 1. mendorong siswa
bekerjasama dalam menyelesaikan tugas.
3
2. memiliki elemen-elemen magang, ini mendorong pengamatan dan dialok dengan
orang lain sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran orang yang
diamati atau diajak dialok (ilmuan, guru, dokter dan sebagainya).
3. melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, sehingga mereka
menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata yang membangun
pemahaman terhadap fenomena itu sendiri.
c. Menjadi pembelajar yang mandiri. Problem based learning berusaha membantu siswa
menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru secara
berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan,
mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri.

2.1.3 MANFAAT PBL (PROBLEM BASED LEARNING )

Pembelajaran berbasis masalah tidak ditujukan untuk guru sebagai pemberi


informasi kepada siswa namun lebih mefasilitasi siswa untuk memperoleh
pengalaman sendiri. Problem based learning dirancang untuk proses pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk
membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan maslah,
dan ketrampilan intelektual belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pelajar yang otonom dan
mandiri (Nur dalam Trianto, 2011:96). Manfaat problem based learning yang akan
diperoleh siswa menurut Smith dalam Amir (2009:27) adalah:
a. Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamanya atas materi ajar Jika pengetahuan
diperoleh dekat dengan konteks prakteknya, maka akan mudah diingat. Dengan
konteks yang dekat, maka pembelajar akan lebih mudah memahami materi.
b. Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan Selama ini apa yang disajikan di
dalam kelas jauh dari apa yang terjadi di dunia praktik. Dengan problem based
learning penyajian pembelajaran di dalam kelas disesuaikan dengan dunia praktek
sehingga pembelajar akan merasakan kegiatan prakteknya lebih bermakna.
c. Mendorong untuk berfikir Pembelajar dianjurkan agar tidak terburu-buru
menyimpulkan, mencoba menemukan landasan atas argumenya, dan fakta-fakta yang
mendukung. Logika pembelajar dilatih dan kemampuan berfikir ditingkatkan. Tidak
sekedar tahu tapi juga mengerti.
d. Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan ketrampilan sosial Karena dikerjakan
dalam kelompok-kelompok kecil, maka problem based learning dapat mendorong
terjadinya pengembangan kecakapan kerja tim dan kecakapan sosial. Dalam hal
tertentu, pengalaman kepemimpinan juga dapat dirasakan. Mereka
mempertimbangkan strategi, memutuskan dan persuasif dengan orang lain.

4
e. Membangun kecakapan belajar (life-long learning skills) Dengan struktur masalah
yang disajikan, siswa merumuskan serta dengan tuntutan mencari sendiri pengetahuan
yang relevan akan melatih mereka untuk cakap dalam belajar.
f. Memotifasi pembelajar dengan problem based learning akan membangkitkan minat
dari dalam diri pembelajar. Karena masalah diciptakan dengan konteks yang dekat
dengan siswa. Dengan masalah yang menantang mereka merasa lebih semangat untuk
menyelesaikanya.

2.1.4 KARAKTERISTIK PBL (PROBLEM BASED LEARNING )


Banyak para ahli yang memberikan karakteristik dari pembelajaran ProblemBased
Learning (PBL) ini salah satunya yaitu :

Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005) menjelaskan


karakteristik dari PBL, yaitu :

1. Learning is student-centered Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan


kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung juga oleh teori
konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri.
2. Authentic problems form the organizing focus for learning Masalah yang disajikan
kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah
memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti.
3. New information is acquired through self-directed learning Dalam proses pemecahan
masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan
prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya,
baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning occurs in small groups Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran
dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBL dilaksakan
dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas
dan penetapan tujuan yang jelas.
5. Teachers act as facilitators. Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai
fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan
aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.

Berdasarkan karakteristik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model PBL


memiliki karakteristik yang bertujuan agar siswa dapat memecahkan suatu masalah
dengan cara bertanya, menganalisis, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, dan
sebagainya.

5
2.1.5 Sintak Atau Langkah –Langkah Model Problem Based Learning (PBL)
Sintak atau langkah-langkah model PBL telah dirumuskan secara beragam oleh bebrapa
ahli pembelajaran. Sintak model PBL berikut merupakan sintak hasil pengembangan
yang dilakukan atas sintak terdahulu. Terdapat beberapa tahap dalam problem based
learning dan perilaku yang dibutuhkan oleh guru (Sugianto, 2010:159). Yaitu:
Tabel 2.1
Sintak Pembelajaran Model Problem Based Learning

Tahap Kegiatan Tingkah Laku Guru


1 Mengorientasikan siswa Guru menginformasikan
kepada masalah tujuan-tujuan
pembelajaran,
mendeskripsikan
kebutuhan-kebutuhan
logistic penting,
memotivasi siswa agar
terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah yang
mereka pilih sendiri.
2 Mengorganisasikan Guru membantu siswa
siswa untuk belajar menentukan dan mengatur
tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan
masalah itu.
3 Membantu penyelidikan Guru mendorong siswa
mandiri maupun
untuk mengumpulkan
kelompok
informasi yang sesuai,
melaksanakan
eksperimen, mencari
penjelasan dan solusi.
4 Mengembangkan dan Guru membantu siswa
menyajikan hasil karya dalam merencanakan dan
serta mempresentasikan
menyiapkan hasil karya

6
yang sesuai seperti
laporan, rekaman video,
dan model serta
membantu mereka berbagi
karya mereka.
5 Menganalisis dan Guru membantu siswa
mengevaluasi proses
untuk melakukan refleksi
pemecahan masalah
atas penyelidikan mereka
dan proses-proses yang
mereka gunakan

2.1.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM


BASED LEARNING )
 KELEBIHAN ProblemBased Learning (PBL)
Pembelajaran Problem Based Learning atau berdasarkan masalah memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di
antaranya sebagai berikut:
a. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran.
b. Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d. Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaranyang mereka
lakukan.
f. Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwasetiap
mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya),pada dasarnya
merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
g. Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
h. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

7
2.1.7 KELEMAHAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
 KEKURANGAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING )
Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model pembelajaran Problem
Based Learning juga memiliki beberapa kekurangan dalam penerapannya.
Kelemahan tersebut diantaranya:
a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin dipelajari.

2.1.8 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED


LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning meliputi kegiatan, yaitu:
 Tahap 1: Mengorientasi siswa pada masalah
Pada kegiatan ini guru memulai pelajaran dengan memberikan salam pembuka,
mengingatkan siswa tentang materi pelajaran yang lalu, memotivasi siswa,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan model pembelajaranyang akan
dijalani. Pada kegiatan ini guru mengajukan permasalahan yangberkaitan dengan
kehidupan sehari–hari sesuai dengan materi yang diajarkan misalkan materi tentang
persamaan kuadrat, melalui pemberian Lembar Kegiatan Siswa.Selain itu guru juga
meminta siswa untuk mempelajari masalah tersebut dan menyelesaikannya secara
berkelompok.
Contoh permasalahan:
 Umur Nisa 4 tahun lebih tua dari Maulana. Jumlah kuadrat umur mereka adalah136.
a. Bagaimanakah bentuk persamaan yang terjadi?
b. Tentukanlah berapa umur mereka masing-masing!

 Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar


Dalam tahap ini, pertama guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan
kelompoknya masing-masing.Pembagian kelompok dapat dilakukan berdasarkan
kesepakatan bersama antar siswa dan guru.Membimbing siswa untukaktif dalam

8
pembelajaran, mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut.

 Tahap 3: Membantu siswa memecahkan masalah


Pada tahap ini, siswa melakukan penyelidikan/pemecahan masalah secarabebas dalam
kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa mengumpulkan datadan melaksanakan
eksperimen aktual hingga mereka benar-benar mengertidimensi situasi permasalahannya.
Tujuannya adalah agar siswa mampumengumpulkan informasi yang cukup yang
diperlukan untuk mengembangkandan menyusun ide-ide mereka sendiri.Untuk itu guru
harus lebih banyak tahutentang masalah yang diajukan agar mampu membimbing siswa
dan memecahkanmasalah.
 Langkah 1: Memahami Masalah
Mengarahkan siswa mengamati soal dan mengerti apa yang diminta dalam soal. Siswa
berdiskusi dengan pasangannya bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yaitu
dengan cara:
 Menuliskan apa yang diketahui dalam soal.
 Menuliskan apa yang ditanya dalam soal.
Contoh:
 Diketahui: Umur Nisa 4 tahun lebih tua dari umur Maulana
 Jumlah kuadrat umur mereka = 136
 Ditanya:
a. Bentuk persamaan
b. Umur Nisa dan Maulana
 Langkah 2: Merencanakan penyelesaiannya
Strategi yang digunakan menggunakan kalimat terbuka
 Setiap kelompok mengilustrasikan masalah yang ada pada contoh tersebut.
 Siswa menentukan variabel yang dapat digunakan untuk menyelesaikanmasalah ke
model matematika.
 Kemudian membuat masalah ke dalam model matematika.
Misalkan:
umur Maulana = 𝑥 dan umur Nisa = 𝑦
Sehingga model matematikanya 𝑦 = 4 + 𝑥
 Langkah 3: melaksanakan masalah sesuai rencana

9
 Mengarahkan siswa dalam menetapkan konsep yang telah dipelajari untuk
menyelesaikan masalah berdasarkan model matematika.
 Melakukan penyelesaian masalah.
Misalnya:
Jumlah kuadrat : 𝑦 2 + 𝑥 2 = 136
(4 + 𝑥)2 + 𝑥² = 136
16 + 8𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥 2 = 136
2𝑥 2 + 8𝑥 – 120 = 0
𝑥 2 + 4𝑥 – 60 = 0
Bentuk persamaan yang terjadi adalah 𝑥 2 + 4𝑥 – 60 = 0
Untuk mengetahui umur Maulana dan Nisa, terlebih dahulu diselesaikan persamaan
𝑥 2 + 4𝑥 – 60 = 0, dengan cara memfaktorkan:
𝑥 2 + 4𝑥 – 60 = 0
(𝑥 – 6)(𝑥 + 10) = 0
𝑥– 6 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 + 10 = 0
𝑥 = 6 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = −10 (𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑀𝑒𝑚𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖)
sehingga diperoleh umur :
Maulana : 𝑥 = 6 tahun
Nisa : 𝑦 = 4 + 𝑥
=4+6
= 10 tahun

 Langkah 4: melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang


dikerjakan
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah disimpulkan
guru apakah semua langkahnya sudah benar.
Memasukkan nilai 𝑥 = 6 dan nilai 𝑦 = 10 ke persamaan
𝑦 2 + 𝑥 2 = 136
10² + 6² = 136
100 + 36 = 136
136 = 136 (𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟)
Sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

10
 Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah
Pada tahap ini guru memilih secara acak kelompok yang mendapat tugas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, serta memberikan kesempatan kepada kelompok lain
untuk menanggapi dan membantu siswa mengalami kesulitan.Kegiatan ini berguna untuk
mengetahui hasil sementara pemahaman danpenyusunan siswa terhadap materi yang
disajikan.

 Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


Pada tahap ini guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah yang telah mereka kerjakan. Sementara itu siswamenyusun kembali hasil
pemikiran dan kegiatan yang dilampaui pada tahappenyelesaian masalah.

11
2.2 PROJECT BASED LEARNING(PjBL)
2.2.1 DEFINISI PjBL (PROJECT BASED LEARNING )
Pengertian PJBL menurut beberapa ahli yaitu :

a. Menurut Nursalam dan Efendi (2008) menyatakan bahwa dalam model pembelajaran
Project Based Learning, siswa diminta untuk mengerjakan tugas, yang biasa dikenal
dengan proyek. Proyek tersebut telah dirancang secara sistematis. Selain itu, siswa
juga diminta untuk menunjukkan kinerjanya dan bertanggung jawab terhadap hasil
kerjanya, ketika terlibat dalam suatu forum.
b. Menurut (Trianto,2011: 51) model pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi
yang amat besar untukmembuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan
bermanfaat bagi peserta didik
c. Menurut (Santyasa, 2006: 12 ).Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik
terdorong lebihaktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator, mengevaluasi
produk hasil kerjapeserta didik yang ditampikan dalam hasil proyek yang dikerjakan,
sehinggamenghasilkan produk nyata yang dapat mendorong kreativitas siswa agar
mampuberpikir kritis.
d. Joel L Klein et. Aldalam Widyantini (2014) menjelaskan bahwa “Pembelajaran
berbasis proyek adalahstrategi pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk
memperoleh pengetahuan danpemahaman baru berdasar pengalamannya melalui
berbagai presentasi”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Project based


learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara
kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan
kepada orang lain.

2.2.2 TUJUAN PjBL (PROJECT BASED LEARNING )

Tujuan dari model pembelajaran Project Based Learning, yaitu :


1) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.
2) Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata.
3) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
4) Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada Project Based Learning yang
bersifat kelompok

2.2.3 MANFAAT PjBL (PROJECT BASED LEARNING )

Manfaat dari model pembelajaran Project Based Learning, terutama bagi guru
(Maryani dan Fatmawati, 2015), yaitu:

12
1) Model pembelajaran ini, akan mendorong guru untuk mengembangkan motivasi
belajar pada diri siswa.
2) Mendorong guru untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
penyelesaian masalah atau problem solving.
3) Guru dapat mendorong siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir pada
tingkat tinggi atau dinamakan dengan higher order thinking.

2.2.4 KARAKTERISTIK PjBL (PROJECT BASED LEARNING )


Project Based Learning memiliki empat karakteristik yang merupakan ciri
yang membedakan model ini dengan model pembelajaran lain. Karakteristik tersebut
disajikan dalam Tabel berikut ini:

13
2.2.5 SINTAKS PjBL (PROJECT BASED LEARNING )
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning sebagaimana
yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) terdiri
dari :
a. Start With the Essential Question ( penentuan pertanyaan mendasar )
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik
yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta
didik
b. Design a Plan for the Project ( mendesain perencanaan proyek )
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu
penyelesaian proyek
c. Create a Schedule ( menyusun jadwal)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2) membuat deadlinepenyelesaian proyak,
3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan
suatu cara
d. Monitor the Students and the Progress of the Project (memonitor siswa dan
kemajuan proyek )
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta
didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasi
peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor
bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting

e. Assess the Outcome (menguji hasil)


Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya

14
f. Evaluate the Experience( mengevaluasi pengalaman )
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek.
Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran

2.2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PjBL (PROJECT BASED LEARNING )

 Kelebihan Project Based Learning sebagai berikut :


1) Model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan dalam memecahkan masalah dan motivasi belajar siswa.
2) Model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan
kolaborasi diantara siswa.
3) Model pembelajaran ini dapat memberikan suatu pengalaman pada siswa
untuk mengorganisasikan suatu proyek.
4) Model pembelajaran Project Based Learning mampu mendorong siswa
untuk meningkatkan atau mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
5) Model pembelajaran ini mampu membuat siswa lebih aktif dan berhasil
dalam memecahkan masalah – masalah yang bersifat kompleks.
2.2.7 KELEMAHAN PROBLEM PROJECT BASED LEARNING (PjBL)
 Kelemahan Project Based Learning sebagai berikut :
1) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang
dibicarakan yaitu lama.
2) Berbagai peralatan harus disediakan untuk melaksanakan model
pembelajaran ini, sebab model pembelajaran Project Based Learning
dilakukan melalui sebuah penelitian secara sistematis.
3) Ditinjau dari siswa, terdapat kemungkinan tentang adanya siswa yang
kurang aktif dalam kegiatan bekerja secara berkelompok.
4) Sikap enggan siswa, ketika mengalami kegagalan dalam penelitian,
sehingga mengurangi rasa percaya dirinya dan minatnya untuk mencoba
kembali.

15
2.2.8 IMPLEMENTASI PJBL (PROBLEM PROJECT BASED LEARNING) PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Contoh penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam mata pelajaran matematika untuk
siswa kelas VII
Lembar Kerja Proyek
“Temukan Barisan Bilangan Fibonacci(BBF) dalam Alam Sekitar Kita”

Leonardo da Pisa yang lahir pada tahun 1170 merupakan matematikawan Itali yang banyak
belajar di kawasan Timur Tengah. Pada umur 32, ia mempublikasikan apa yang telah ia pelajari
dalam buku Liber Abaci(Book of Abacus, atau Book of Calculation) yang sebenarnya
merupakan buku pegangan bagi pedagang dalam aritmetika dan alajabar. Dalam buku tersebut,
memuat permasalahan menyangkut pertumbuhan populasi kelinci, yang penyelesaiannya
membentuk suatu barisan bilangan. Pola bilangan ini terdapat di alam sekitar kita.

1). Buatlah rencana pelaksanaan proyek bersama tim kelompok yang sudah dibentuk, meliputi
pembagian tugas setiap anggota kelompok, menyusun jadwal pelaksanaan penyelesaian
tugas, melaksanakan proyek, membuat hasil proyek dalam bentuk sajian presentasi atau
majalah dinding, membuat undangan perwakilan kelas VII dari kelas lain, guru mapel IPA
dan Kepala sekolah untuk menghadiri pada presentasi proyek, melakukan presentasi terkait
hasil proyek

2). Lakukan pengamatan di alam sekitar kita yang memiliki pola BBF.
3). Buatlah sajian presentasi atau majalah dinding terkait BBF. Dalam presentasi memuat:
a). Sejarah singkat BBF.
b). Bagaimana memperoleh perbandingan emas(Golden Ratio) dari BBF.
c). Contoh benda-benda di alam yang memiliki pola BBF dan/atau perbandingan
emas (bisa mengambil contoh yang diberikan guru).

4). Lakukan presentasi di hadapan siswa se kelasmu dan perwakilan kelas VII dari kelas lain di
sekolahmu.
16
5). Pertemuan ke-4 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memecahkan masalah pada pola
bilangan melalui tugas proyek

6). Pertemuan ke-5 adalah membelajarkan siswa terkait dengan memecahkan masalah pada pola
bilangan melalui tugas proyek

Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek ada enam langkah seperti berikut
ini:

1. Penentuan pertanyaan mendasar


Pertanyaan yang dapat memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan aktivitas adalah
lah “Temukan barisan bilangan Fibonacci(BBF) dalam alam sekitar kita, selanjutnya buatlah
presentasi terkait BBF dalam bentuk power point(PPT) atau dalam bentuk mading”

2. Untuk menyelesaikan tugas proyek tersebut siswa perlu mendesain (merencanakan)


penyelesaian dari tugas tersebut.

Pada langkah ini dilakukan mendesain (merencanakan) penyelesaian tugas proyek bersama
tim kelompok yang sudah dibentuk, yang meliputi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan,
alokasi waktu, menyusun jadwal dan pembagian tugas masing-masing anggota kelompok.
Jadwal pelaksanaan proyek pada pertemuan ke-4 dan selama satu minggu setelah
pertemuan ke-4 sebelum pertemuan ke-5 dimana selama satu minggu tersebut siswa
berkonsultasi dengan guru tentang pelaksanaan penyelesaian tugas proyek sedangkan pada
pertemuan ke-5 adalah presentasi hasil proyek.

17
CONTOH

DESAIN (RENCANA) PENYELESAIAN TUGAS PROYEK

No Deskripsi Kegiatan Petugas


1 Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber misal Semua
browsing Internet, buku, perpustakaan, toko buku, dll untuk anggota kelompok
menemukan barisan bilangan Fibonacci serta menemukan
barisan bilangan Fibonacci yang ada di alam sekitar atau
kehidupan kita
2 Mencari atau mengamati atau menyelidiki benda-benda Semua
yang ada di alam sekitar atau kehidupan kita yang anggota kelompok
mengikuti barisan bilangan Fibonacci
3 Menulis catatan serta memfoto atau merekam benda benda- Semua
benda yang ada di alam sekitar atau kehidupan kita yang anggota kelompok
mengikuti barisan bilangan Fibonacci dengan menggunakan
kamera atau ponsel
4 Konsultasi guru terkait dengan kegiatan yang sudah Semua
dilakukan anggota kelompok
5 Membuat laporan dalam bentuk paparan atau presentasi Anggota 3 dan
anggota 4 serta
anggota 5 dari
kelompok
6 Membuat laporan dalam bentuk majalah dinding Anggota 1 dan
anggota 2 dari
kelompok
7 Membuat undangan yang hadir dari kelas lain dan guru lain Anggota 1dan
anggota 2 dari

18
pada waktu presentasi kelompok

8 Konsultasi guru terkait dengan kegiatan yang sudah Semua


dilakukan anggota kelompok
9 Persiapan presentasi(pengecekan kelasyangakan Semua
digunakan, papan untuk menempelkan majalah dinding, lcd, anggota kelompok
dll)
10 Perencanaan presentasi Anggota 3 , anggota
4 dan anggota 5 dari
kelompok
11 Pelaksanaan presentasi Semua
anggota kelompok
12 Mencatat komentar dan saran dari teman teman dan guru Semua
anggota kelompok

3. Membuat jadwal penyelesaian proyek.

CONTOH
JADWAL PENYELESAIAN TUGAS PROYEK

No Tanggal Deskripsi Kegiatan Petugas Keterangan


1 …. Mengumpulkan informasi dari Semua
berbagai sumber misal browsing anggota
Internet, buku, perpustakaan, toko kelompok
buku, dll untuk menemukan barisan
bilangan Fibonacci serta menemukan
barisan bilangan Fibonacci yang ada
di alam sekitar atau kehidupan kita

19
2 … Mencari atau mengamati atau Semua
menyelidiki benda-benda yang ada di anggota
alam sekitar atau kehidupan kita yang kelompok
mengikuti barisan bilangan Fibonacci

3 … Menulis catatan serta memfoto atau Semua


merekam benda benda-benda yang anggota
ada di alam sekitar atau kehidupan kelompok
kita yang mengikuti barisan bilangan
Fibonacci dengan menggunakan
kamera atau ponsel
4 … Konsultasi guru terkait dengan Semua
kegiatan yang sudah dilakukan anggota
kelompok
5 … Membuat laporan dalam bentuk Anggota 3
paparan atau presentasi dan anggota 4
serta anggota 5
dari kelompok

6 … Membuat laporan dalam bentuk Anggota 1


majalah dinding dan anggta 2
dari kelompok

7 … Membuat undangan yang hadir dari Anggota 1


kelas lain dan guru lain pada waktu dan anggota
presentasi 2 dari
kelompok

20
8 … Konsultasi guru terkait dengan Semua anggota
kegiatan yang sudah dilakukan kelompok

9 … Persiapan presentasi(pengecekan Semua


kelas yang akan digunakan, papan anggota
untuk menempelkan majalah dinding, kelompok
lcd, dll)

10 … Perencanaan presentasi Anggota 3dan


anggota4 serta
anggota 5 dari
kelompok
11 … Pelaksanaan presentasi Semua
anggota
kelompok

12 … Mencatat komentar dan saran dari Semua


teman teman dan guru anggota
kelompok

4. Memonitor siswa dalam pelaksanaan proyek.

Agar memudahkan guru dalam proses mengamati siswa terkait pelaksanaan proyek
perlu dibuat rubrik yang merekam keseluruhan aktivitas siswa.

No Kategori Skor Keterangan


1 2 3 4
1 Persiapan 4= pembagian tugas anggota kelompok,
pembuatan rencana penyelesaian proyek,
pembuatan rencana jadwal, perencanaan
persiapan peralatan, pembuatan rencana
undangan, dan pembuatan rencana presentasi
sudah lengkap

3 = sebagian besar sudah ada pembagian


tugas anggota kelompok, pembuatan rencana
penyelesaian proyek, perencanaan persiapan

21
peralatan, pembuatan rencana jadwal,
pembuatan rencana undangan, pembuatan
rencana presentasi secara lengkap

2 = sebagian kecil sudah ada untuk


pembagian tugas anggota kelompok,
pembuatan rencana penyelesaian proyek,
perencanaan persiapan peralatan, pembuatan
rencana jadwal, pembuatan rencana
undanga, pembuatan rencana presentasi

1= tidak ada untuk pembagian tugas


anggota kelompok, pembuatan rencana
penyelesaian proyek, perencanaan persiapan
peralatan, pembuatan rencana jadwal,
pembuatan rencana undangan pembuatan
rencana presentasi secara lengkap

2 Pelaksanaan 4 = item nomer 1, 2, 3 dan 4 pada deskripsi


kegiatan pada desain penyelesain proyek
sudah dilaksanakan lengkap
3 = item nomer 1, 2, 3 dan 4 pada deskripsi
kegiatan pada desain penyelesain proyek
sebagian besar sudah dilaksanakan
2 = item nomer 1, 2, 3 dan 4 pada deskripsi
kegiatan pada desain penyelesain proyek
sebagian kecil sudah dilaksanakan
1= item nomer 1, 2, 3 dan 4 pada deskripsi
kegiatan pada desain penyelesain proyek
tidak dilaksanakan

22
3 Pembuatan 4= item nomer 5 s.d.12 pada deskripsi
presentasi kegiatan pada desain penyelesain proyek
atau majalah sudah dilaksanakan
dinding 3 = item nomer 5 s.d.12 pada deskripsi
kegiatan pada desain penyelesain proyek
sebagian besar sudah dilaksanakan
2= item nomer 5 s.d.12 pada deskripsi
kegiatan pada desain penyelesain proyek
sebagian kecil sudah dilaksanakan
1= item nomer 5 s.d.12 pada deskripsi
kegiatan pada desain penyelesain proyek
tidak dilaksanakan

5. Sedangkan Instrumen penilaian tugas proyek dengan skala rentang (rating scale)
digunakan seperti berikut ini:

No Nama Aspek yang dinilai Kriteria Penilaian


Siswa Tahap Tahap Tahap Skor yang Nilai
Persiapan Pelaksanaan Pelaporan dicapai
1. Andi 4 4 3 11 91,6 Skor 4 = tanpa kesalahan

2. Atik  Skor 3 = ada sedikit

3. Yosep kesalahan
 Skor 2 = ada banyak
4. Made
kesalahan
5. Mamat
 Skor 1 = tidak melakukan

Skor maksimal = 12
… 

… Skor minimal = 4

23
32. Yusup Jumlah skor dapat

ditransfer ke nilai dengan

skala 0 s.d.100

Contoh:

Nilai Andi = 11 : 12 × 100 =


91,6

Keterangan:
1) Aspek yang dinilai pada tahap persiapan adalah: persiapan format-format untuk
pengumpulan data secara langsung maupun dengan lembar isian

2) Aspek yang dinilai pada tahap pelaksanaan adalah: proses pencatatan data,
pengelompokan data dan analisis data.

3) Aspek yang dinilai pada tahap pelaporan adalah: ketepatan isi laporan dan bentuk
sajian laporan.

6. Langkah terakhir adalah mengevaluasi pengalaman


Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok.

2.3 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PjBL DAN PBL


Persamaan antara PjBL dan PBL yang menurut George Lucas Educational Foundation
(2014) dan Williams & Williams (dalam Mills & Treagust, 2003) dirangkum dan
diilustrasikan sebagai berikut:

24
PjBL dan PBL merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator,
dan siswa bekerja dalam kelompok. Selain itu, terdapat pula perbedaan antara PBL dan
PjBL. Perrenet, et al (dalam Mills dan Treagust, 2003,hlm. 8) mengungkapkan perbedaan
PjBL dan PBL adalah:

1. Proyek yang dikerjakan siswa relatif membutuhkan waktu yang lama untuk selesai
dibanding pelaksanaan PBL.
2. PjBL menekankan pada application pengetahuan, sedangkan pada PBL siswa ditekankan
untuk acquisition pengetahuan.
3. PjBL biasanya memadukan beberapa disiplin ilmu (mata pelajaran), sedangkan PBL
lebih sering pada satu mata pelajaran atau bisa juga beberapa disiplin ilmu.
4. Manajemen waktu dan pengelolaan dalam mendapatkan sumber informasi pada PjBL
jauh lebih penting dibanding pada PBL
5. Self-direction pada PjBL pun lebih menonjol dibanding pada PBL.

25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

PROBLEM BASED LEARNING (PBL) merupakan metode pembelajaran yang


mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk
mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Dimana Problem Based Learning
ini memiliki tujuan dan manfaat untuk mengarahkan siswanya agar bisa berpikir kritis
dalam menyelasaikan suatu masalah. Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta
didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik,
yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan belajar mandiri
yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam
lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini. Berdasarkan karakteristik dari PBL
itu sendiri maka dapat disimpulkan bahwa model PBL memiliki karakteristik yang
bertujuan agar siswa dapat memecahkan suatu masalah dengan cara bertanya,
menganalisis, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, dan sebagainya.
PROJECT BASED LEARNING (PjBL) merupakan pendekatan pembelajaran
yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar,
melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja
yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.Adapun tujuan dari pembelajaran ini lebih
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek dan
Mengembangkan serta meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola bahan
atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Pada dasarnya semua model
pembelajaran adalah baik namun pelaksanaannya yang perlu dikondisikan dan
disesuaikan dengan karakter kelas yang akan diajar. Guru harus cermat dan teliti dalam
memilih serta menerapkan metode pembelajaran yang ada. Hal ini dikarenakan, guru
harus mengetahui karakteristik peserta didik serta harus bisa menyesuaikan situasi dan
kondisi di sekolah tersebut. Dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, hal
ini mampu meningkatkan motivasi belajar siswa baik secara individu ataupun
berkelompok.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh maka saran yang dapat diberikan,
yaitu sebaiknya siswa lebih berpartisipasi aktif dan lebih memusatkan perhatian selama
kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung agar siswa mampu memahami materi yang
disampaikan oleh guru dengan baik serta mampu menerapkan nilai-nilai positif seperti
menghargai pendapat orang lain, menghormati perbedaan individu, sehingga dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru harus mampu menerapkan
metode pembelajaran yang bisa membuat peserta didik lebih aktif dan tanggap saat
proses belajar-mengajar berlangsung.

26
DAFTAR PUSTAKA
Muniarti,Erni.2016. Penerapan Metode Project Based Learning Dalam Pembelajaran.Diakses
pada tanggal 26 Maret 2019 pada http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/28-
Erni-Murniarti.pdf

Afriana,jaka.2015. Project Based Learning .Diakses pada tanggal 26 Maret 2019 pada
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/56413151/MakalahPjBLJakaAfrian
a.pdf?AWSAccessKeyId=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A&Expires=1554620705&Sig
nature=B2BIo2dmnlqFjnKV1BcaStaSPNA%3D&response-content-
disposition=attachment%3B%20filename%3DPROJECT_BASED_LEARNING_PjBL_
Makalah.pdf

Widyantini, Theresia.2014. Penerapan Project Based Learning .Diakses pada tanggal 06 April
2019 pada
http://p4tkmatematika.org/file/ARTIKEL/Artikel%20Matematika/Penerapan%20Model%20Proj
ect%20Based%20Learning.pdf

Abdul Muiz Lidinillah,Dindin.2007.Model Pembelajaran Problem Based Learning.Diakses


pada tanggal 26 Maret 2019 pada http://file.upi.edu/Direktori/KD-
TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD-TASIKMALAYA)-
197901132005011003/132313548%20-
%20dindin%20abdul%20muiz%20lidinillah/Problem%20Based%20Learning.pdf

Eka Izzaty,Rita.2006. Problem Based Learning.Diakses Pada tanggal 26 Maret 2019 pada
http://eprints.uny.ac.id/4983/1/PROBLEM_BASED_LEARNING.pdf

27

Anda mungkin juga menyukai