Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
cendekiawan dan terpelajar akan dapat mengumpulkan pula dari pandangan makna-
makna yang menarik. Dan diantara cendikiawan kelompok ini terdapat aneka ragam
dan tingkat pemahaman maka tidaklah mengherangkan jika Al-Qur’an mendapatkan
perhatian besar dari umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka
menafsirkan kata-kata garib (aneh-ganjil) atau mentakwil tarkib (susunan kalimat)
dan menterjemahkannya kedalam bahasa yang mudah dipahami.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tafsir ?
2. Apa pengertian tawil ?
3. Apa pengertian terjemah ?
4. Apa perbedaan tafsir, ta’wil dan terjemah ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisan ini adalah untuk
mengetahui apa itu tafsir, ta’wil dan terjemah serta mengetahui perbedaannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TAFSIR
1. Pengertian Tafsir
Kata “tafsir” diambil dari kata “fassara-yufassiru-tafsira” yang berarti
keterangan atau uraian. Dan secara bahasa, “tafsir” berarti “penjelasan,
penyingkapan (yang tersembunyi), menampakan makna yang logis”. Tafsir juga
pada dasarnya, berdasarkan bahasa tidak akan lepas dari kandungan makna Al-idhah
(menjelaskan), Al-bayan (menerangkan), Al-kasyf (mengungkapkan), Al-izhar
(menampakkan), dan Al-ibanah (menjelaskan).
Sedangkan secara istilah, pengertian “tafsir”, terdapat beberapa pendapat ahli, yakni:
a. Menurut Al-Kilabi dalam At-Tashili:
التفسير شرح القران وبيان معناه واالفصاح بما يقضيه بنصه أوأشارته أونحوا.
Tafsir adalah menjelaskan Al-Qur’an, menerangkan maknanya dan menjelaskan apa
yang dikehendaki dengan nashnya atau dengan isyaratnya atau tujuanya.
3
الفسير فى االءصطالح علم يبحث عن كيفية النطق بألفاظ القران ومد لوالتها وأحكامها
االءفرادية والتركيبية ومعانيها التي تحمل عليها حالة التركيب
Tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan lafazh-lafazh Al-Qur’an serta
cara mengungkapkan petunujuk, kandungan-kandungan hukum, dan makna makna
yang terkandung di dalamnya.
d. Menurut Az-Zarkasyi:
وبيان معانيه واستخراج أحكامه وحكمه.م,علم يفهم به كتاب هللا المنزل على نبيه محمد ص
Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-makna
kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad Shalallahu wa’alaihi
wasalam, serta menyimpulkan kandungan-kandungan hukum dan hikmahnya.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tafsir adalah suatu hasil usaha
tanggapan, penalaran, dan ijtihad manusia untuk menyingkap nilai-nilai samawi yang
terdapat di dalam Al-Qur’an.
2. Macam-Macam Tafsir.
4
“suatu ungkapan tentang tafsir al-Qur’an dengan itjthad setelah seorang mufassir
mengetahui percakapan orang Arab dari berbagai seginya, mengetahui lafazh-lafazh
bahasa Arab serta seluruh sisi dalalatnya, dengan dibantu oleh syi’irsyi’ir Jahiliy
mengetahui asbab al-Nuzul, serta mengetahui al nasikh dan al mansukh dari ayat-ayat
Al-Qur’an, dan lain sebagainya dari persyaratan-persyaratan yang diperlukan oleh
seorang mufassir” (al-Zahabi, 1985: 246).
Dari definisi diatas berarti Tafsir bil al-Ra’yi adalah suatu tafsir yang dilakukan
dengan ijtihad dari seorang mufasir yang mempunyai pengetahuan luas dalam bidang
bahasa Arab maupun ilmu agama serta memiliki persyaratan-persyaratan yang
diperlukan oleh seorang mufassir.
3. Syarat-Syarat Menjadi Mufassir (Ahli Tafsir).
B. TAKWIL.
1. Pengertian Takwil.
5
Takwil menurut lughat adalah menerangkan, menjelaskan. Diambil dari kata
“awwala-yu’awwilu-takwilan.” Al-Qaththan dan Al-Jurjani berpendapat bahwa arti
ta’wil menurut lughat adalah “al-ruju’ ila Al-ashl“ (berarti kembali pada pokoknya).
Sedangkan menurut Az-Zarqani berpendapat secara bahasa adalah sama dengan arti
tafsir.
Adapun menurtut istilah, ada banyak para ahli yang berpendapat, antara lain:
a. Menurut Al-Jurzani:
صرف اللفظ عن معناه الظاهر ألى معناه يحتمله أذاكان المحتمل الذي يراه موافقابالكتاب والسنة
Artinya :
“Memalingkan suatu lafazh dari makna lahirnya terhadap makna yang
dikandungnya, apabila makna alternatif yang dipandangnya sesuai dengan ketentuan
Al-kitab dan As-sunnah”.
6
Artinya:
“Mengalihkan suatu lafazh dari maknanya yang rajih pada makna yang marjuh karena
ada indikasi untuk itu.”
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat di simpulkan bahwa pengertian
takwil secara istilah adalah suatu usaha untuk memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat)
Al-Qur’an melalui pendekatan memahami arti atau maksud sebagai kandungan dari
lafazh itu. Dengan kata lain, takwil berarti mengartikan lafazh dengan beberapa
alternatif kandungan makna yang bukan makna lahiriyah, bahkan penggunaan secara
masyhur kadang-kadang diidentikan dengan tafsir.
2. Syarat-Syarat Takwil.
7
c. Lafaz itu merupakan suatu nash untuk suatu objek tetapi menyalahi lafaz lain
yang mufassar.
Dalam semua bentuk itu berlakulah takwil.
4. Takwil itu harus mempunyai sandaran kepada dahlil dan tidak bertentangan
dengan dahlil yang ada.
C. TERJEMAH.
Menurut bahasa terjemah adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain. Atau
berarti mengganti, menyalin memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain.
a. Macam-Macam Terjemah.
Pada dasarnya ada tiga penerjemahan, yaitu:
a) Terjemah maknawiyyah tafsiriyyah, adalah menerangkan makna atau kalimat dan
mensyarahkanya, tidak terikat oleh leterlek-nya, melainkan oleh makna dan
tujuan kalimat aslinya. Terjemah semacam ini (dengan corak lain) sinonim
dengan tafsir.
b) Terjemah harfiyah bi Al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata dari
bahasa asli dengan kata-kata sinonimnya (muradif)-nya ke dalam bahasa baru dan
terikat oleh bahasa aslinya.
c) Terjemah harfiyah bi dzuni Al-mistli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata
bahasa asli kedalam bahasa lain dengan memerhatikan urutan makna dan segi
sastranya, menurut kemampuan bahasa baru itu dan sejauh kemampuan
penerjemahnya.
b. Syarat-Syarat Penterjemah.
1. Penterjemah haruslah bersifat jujur dalam kegiatanya.
2. Mempunyai kemampuan yang sama terhadap kedua bahasa dalam hal kosa
kata, kaedah-kaedah dan rasa bahasa.
3. Mendalami dan menguasai uslub-uslub dan keistimewaan-keistimewaan
bahasa yang diterjemahkan.
8
4. Hendaknya sighat (bentuk) terjemah itu benar dan apabila dituangkan
kembali ke dalam bahasa aslinya tidak terdapat kesalahan.
5. Terjemahan itu harus dapat mewakili semua arti dan maksud bahasa asli
dengan lengkap dan sempurna.
6. Penterjemah haruslah mempunyai ilmu pengetahuan agama dan umum yang
luas (persyaratanya mendekati persyaratan seorang musafir).
9
2. Terjemah tidak memberikan uraian yang lebih dari pokok bahasa, sedangkan
tafsir banyak memberikan pokok-pokok bahasan, demikian juga Takwil.
3. Terjemah hanya dapat menampung salah satu dari indikasi yang termuat
dalam suku kata atau ayat, sedangkan tafsir sebaliknya.
4. Terjemah hanya memuat pengertian yang umum tidak terperinci sebagaimana
dalam tafsir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
Al-Qur`an sebagai ”hudan-linnas” dan “hudan-lilmuttaqin”, maka untuk
memahami kandungan al-Qur`an agar mudah diterapkan dalam pengamalan hidup
sehari-hari memerlukan pengetahuan dalam mengetahui arti/maknanya, takwil, dan
tafsirnya sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu wa’alaihi wasalam.
Sehingga kehendak tujuan ayat al-Qur`an tersebut tepat sasarannya.
Terjemah, tafisr, dan ta`wil diperlukan dalam memahami isi kandungan ayat-
ayat al-Qur`an yang mulia. Pengertian terjemah lebih simple dan ringkas karena
hanya merubah arti dari bahasa yang satu ke bahasa yang lainnya. Sedangkan istilah
tafsir lebih luas dari kata terjemah dan takwil, dimana segala sesuatu yang
berhubungan dengan ayat, surat, asbaabun nuzul, dan lain sebagainya dibahas dalam
tafsir yang bertujuan untuk memberikan kepahaman isi ayat atau surat tersebut,
sehingga mengetahui maksud dan kehendak firman-firman Allah Subhanahu
wata’alah tersebut.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami berisikan tentang tafsir, takwil dan terjemah.
Makalah inipun tak luput dari kesalahan dan kekurangan maupun target yang ingin
dicapai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran maupun teguran digunakan sebagai
penunjang pada makalah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
11
Rosihon Anwar, Ulum Al-quran. Bandung, Pustaka Setia. 2012.
Isa Anshori Muta’al, Ulumul Qur’an. Palembang, IAIN Raden Fatah Press. 2003.
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Quran. Jakarta: Amzah. 2012.
Abu Anwar, Ulumul Quran, Jakarta: Amzah. 2009.
12