Anda di halaman 1dari 39

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

NAMA : MUHAMMAD MIFTACH


NPM : 174101484010064

Pemeriksaan Sing Nilai Normal Deskripsi/Pengertian Implikasi Klinik


Hematologi
Hematokrit Hct L : 40-50% Hematokrit Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia
P : 35-40% menunjukan (karena berbagai sebab), reaksi hemolitik,
persentase sel darah leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan
merah tehadap volume hipertiroid. Penurunan Hct sebesar 30%
darah total menunjukkan pasien mengalami anemia sedang
hingga parah.
Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada
eritrositosis, dehidrasi, kerusakan paru-paru
kronik, polisitemia dan syok

Hemoglobin Hb L : 13 – 18 g/dl Hemoglobin adalah • Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia
P : 12 – 16 g/dl komponen yang (terutama anemia karena
berfungsi sebagai alat kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme,
transportasi oksigen perdarahan, peningkatan
(O2) dan karbon asupan cairan dan kehamilan.
dioksida (CO2). Hb • Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada
tersusun dari globin hemokonsentrasi (polisitemia,
(empat rantai protein luka bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal
yang terdiri dari dua jantung kongestif dan pada
unit alfa dan dua unit orang yang hidup di daerah dataran tinggi.
beta) dan heme • Konsentrasi Hb berfl uktuasi pada pasien yang
(mengandung atom mengalami perdarahan dan
besi dan porphyrin: luka bakar.
suatu pigmen merah). • Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai
Pigmen besi tingkat keparahan anemia,
hemoglobin bergabung respons terhadap terapi anemia, atau
dengan oksigen. perkembangan penyakit yang
Hemoglobin yang berhubungan dengan anemia.
mengangkut oksigen
darah (dalam arteri)
berwarna merah terang
sedangkan hemoglobin
yang kehilangan
oksigen
(dalam vena) berwarna
merah tua. Satu gram
hemoglobin
mengangkut 1,34
mL oksigen. Kapasitas
angkut ini
berhubungan dengan
kadar Hb bukan
jumlah
sel darah merah.
Eritrosit L : 4,4 - 5,6 x Fungsi utama eritrosit • Secara umum nilai Hb dan Hct digunakan
106 sel/mm3 adalah untuk untuk memantau derajat anemia,
P : 4,4 - 5,6 x mengangkut oksigen serta respon terhadap terapi anemia
106 sel/mm3 dari paru-paru ke • Jumlah sel darah merah menurun pada pasien
jaringan tubuh dan anemia leukemia,
mengangkut CO2 dari penurunan fungsi ginjal, talasemin, hemolisis dan
jaringan tubuh ke lupus eritematosus
paru-paru oleh Hb. Pedoman Interpretasi Data Klinik | 13
Eritrosit yang sistemik. Dapat juga terjadi karena obat (drug
berbentuk cakram induced anemia). Misalnya:
bikonkaf mempunyai sitostatika, antiretroviral.
area permukaan yang • Sel darah merah meningkat pada polisitemia
luas sehingga jumlah vera, polisitemia sekunder,
oksigen yang terikat diare/dehidrasi, olahraga berat, luka bakar, orang
dengan Hb dapat lebih yang tinggal di dataran
banyak. tinggi.
Bentuk bikonkaf juga
memungkinkan sel
berubah bentuk agar
lebih mudah
melewati kapiler yang
kecil. Jika kadar
oksigen menurun
hormon eritropoetin
akan menstimulasi
produksi eritrosit.
Eritrosit, dengan umur
120 hari, adalah sel
utama yang dilepaskan
dalam
sirkulasi. Bila
kebutuhan eritrosit
tinggi, sel yang belum
dewasa akan
dilepaskan
kedalam sirkulasi.
Pada akhir masa
hidupnya, eritrosit
yang lebih tua keluar
dari
sirkulasi melalui
fagositosis di limfa,
hati dan sumsum
tulang (sistem
retikuloendotelial).
Proses eritropoiesis
pada sumsum tulang
melalui beberapa
tahap, yaitu: 1.
Hemocytoblast
(prekursor dari seluruh
sel darah); 2.
Prorubrisit (sintesis
Hb); 3.
Rubrisit (inti
menyusut, sintesa Hb
meningkat); 4.
Metarubrisit
(disintegrasi inti,
sintesa Hb meningkat;
5. Retikulosit (inti
diabsorbsi); 6. Eritrosit
(sel dewasa
tanpa inti).
Mean Corpuscular Volume MCV Nilai normal : MCV adalah indeks • Penurunan nilai MCV terlihat pada pasien
80 – 100 (fL) untuk menentukan anemia kekurangan besi,
ukuran sel darah anemia pernisiosa dan talasemia, disebut juga
merah. MCV anemia mikrositik.
menunjukkan ukuran • Peningkatan nilai MCV terlihat pada penyakit
sel darah merah hati, alcoholism, terapi
tunggal apakah antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B12,
sebagai Normositik dan terapi valproat,
(ukuran normal), disebut juga anemia makrositik.
Mikrositik (ukuran • Pada anemia sel sabit, nilai MCV diragukan
kecil < 80 fL), atau karena bentuk eritrosit
Makrositik (ukuran yang abnormal.
kecil >100 fL). • MCV adalah nilai yang terukur karenanya
memungkinkan adanya
variasi berupa mikrositik dan makrositik
walaupun nilai MCV tetap
normal.
• MCV pada umumnya meningkat pada
pengobatan Zidovudin (AZT)
dan sering digunakan sebagi pengukur kepatuhan
secara tidak
langsung.
Mean Corpuscular Hemaglobin MCH Nilai normal : Indeks MCH adalah • Peningkatan MCH mengindikasikan anemia
28– 34 pg/ sel nilai yang makrositik
mengindikasikan berat • Penurunan MCH mengindikasikan anemia
Hb rata-rata di mikrositik.
dalam sel darah merah,
dan oleh karenanya
menentukan kuantitas
warna
(normokromik,
hipokromik,
hiperkromik) sel darah
merah. MCH dapat
digunakan untuk
mendiagnosa anemia.
Mean Corpuscular Hemaglobin MCHC Nilai normal : Indeks MCHC • MCHC menurun pada pasien kekurangan besi,
Concentration 32 – 36 g/dL mengukur konsentrasi anemia mikrositik,
Hb rata-rata dalam sel anemia karena piridoksin, talasemia dan anemia
darah merah; hipokromik.
semakin kecil sel, • MCHC meningkat pada sferositosis, bukan
semakin tinggi anemia pernisiosa.
konsentrasinya.
Perhitungan MCHC
tergantung pada Hb
dan Hct. Indeks ini
adalah indeks Hb
darah yang
lebih baik, karena
ukuran sel akan
mempengaruhi nilai
MCHC, hal ini tidak
berlaku pada MCH.
Retikulosit Nilai normal : Retikulosit adalah sel • Jumlah retikulosit dapat membedakan antara
0,5-2% darah yang muda, anemia karena
tidak berinti kerusakan sumsum tulang dengan anemia karena
merupakan bagian pendarahan atau
dari rangkaian hemolisis (kerusakan sel darah) karena
pembentukan eritrosit pendarahan atau hemolisis
di sumsum tulang. akan menstimulasi pembentukan retikulosit pada
Peningkatan pasien dengan
jumlah retikulosit sumsum tulang yang normal.
mengindikasikan • Jumlah retikulosit akan meningkat pada pasien
anemia hemolitik,
bahwa produksi sel penyakit sel sabit dan metastase karsinoma.
darah merah • Jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada
dipercepat; penurunan pasien anemia, hal ini
jumlah retikulosit menandakan sumsum tulang tidak memproduksi
mengindikasikan eritrosit yang cukup
produksi sel (misal anemia kekurangan besi, anemia aplastik,
darah merah oleh anemia pernisiosa,
sumsum tulang infeksi kronik dan terapi radiasi).
berkurang. • Setelah pengobatan anemia, peningkatan
retikulosit menandakan
efektifi tas pengobatan. Setelah pemberian dosis
besi yang cukup
pada anemia kekurangan besi, jumlah retikulosit
akan meningkat 20%;
peningkatan secara proporsional terjadi ketika
dilakukan transfusi
pada anemia pernisiosa. Peningkatan maksimum
diharapkan terjadi
7-14 hari setelah pengobatan (suplemen besi).
Leukosit Nilai normal : Leukosit terbentuk di • Nilai krisis leukositosis: 30.000/mm3.
3200 – sumsum tulang Lekositosis hingga 50.000/mm3
10.000/mm3 (myelogenous), mengindikasikan gangguan di luar sumsum
disimpan dalam tulang (bone marrow). Nilai
jaringan leukosit yang sangat tinggi (di atas 20.000/mm3)
limfatikus (limfa, dapat disebabkan oleh
timus, dan tonsil) dan leukemia. Penderita kanker post-operasi (setelah
diangkut oleh darah ke menjalani operasi)
organ dan menunjukkan pula peningkatan leukosit
jaringan. Umur walaupun tidak dapat dikatakan
leukosit adalah 13-20 infeksi.
hari. Vitamin, asam • Biasanya terjadi akibat peningkatan 1 tipe saja
folat dan asam amino (neutrofi l). Bila tidak
dibutuhkan dalam ditemukan anemia dapat digunakan untuk
pembentukan leukosit. membedakan antara infeksi
Sistem endokrin dengan leukemia
mengatur produksi,
penyimpanan dan • Waspada terhadap kemungkinan leukositosis
pelepasan leukosit. akibat pemberian obat.
• Perdarahan, trauma, obat (mis: merkuri,
epinefrin, kortikosteroid), nekrosis,
toksin, leukemia dan keganasan adalah penyebab
lain leukositosis.
• Makanan, olahraga, emosi, menstruasi, stres,
mandi air dingin dapat
meningkatkan jumlah sel darah putih
Neutrofil Segment : 36% Neutrofi l adalah • Neutrofi lia, yaitu peningkatan persentase
- 73% leukosit yang paling neutrofi l, disebabkan oleh
Bands : 0% - banyak. Neutrofi l infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit,
12% terutama berfungsi perdarahan dan
sebagai pertahanan gangguan myeloproliferatif.
terhadap invasi • Neutropenia yaitu penurunan persentase
mikroba melalui neutrofi l, dapat disebabkan
fagositosis. Sel ini oleh penurunan produksi neutrofi l, peningkatan
memegang peranan kerusakan sel, infeksi
penting dalam bakteri, infeksi virus, penyakit hematologi,
kerusakan jaringan gangguan hormonal dan
yang berkaitan infeksi berat.
dengan penyakit • Peningkatan jumlah neutrofi l berkaitan dengan
noninfeksi seperti tingkat keganasan
artritis reumatoid, infeksi.
asma dan radang • Derajat neutrofi lia sebanding dengan jumlah
perut. jaringan yang mengalami
infl amasi.
• Jika peningkatan neutrofi l lebih besar daripada
peningkatan sel darah
merah total mengindikasikan infeksi yang berat.
• Pada kasus kerusakan jaringan dan nekrosis
(seperti: kecelakaan,
luka bakar, operasi), neutrofi lia terjadi akibat
peningkatan zat
neutrofi lik atau mekanisme lain yang belum
diketahui.
Eosinofil Nilai normal : Eosinofi l memiliki • Eosinofi lia adalah peningkatan jumlah
0% - 6% kemampuan eosinofi l lebih dari 6% atau
memfagosit, eosinofi l jumlah absolut lebih dari 500. Penyebabnya
aktif terutama pada antara lain: respon
tahap akhir infl amasi tubuh terhadap neoplasma, penyakit Addison,
ketika terbentuk reaksi alergi, penyakit
kompleks antigen- collagen vascular atau infeksi parasit.
antibodi. Eosinofi l • Eosipenia adalah penurunan jumlah eosinofi l
juga aktif pada reaksi dalam sirkulasi.
alergi dan infeksi Eosipenia dapat terjadi pada saat tubuh merespon
parasit sehingga stres (peningkatan
peningkatan nilai produksi glukokortikosteroid).
eosinofi l dapat • Eosinofi l cepat hilang pada infeksi pirogenik
digunakan untuk • Jumlah eosinofi l rendah pada pagi hari dan
mendiagnosa atau meningkat pada sore hari
monitoring penyakit. hingga tengah malam.
• Eosinofi lia dapat disamarkan oleh penggunaan
steroid dan dapat
meningkat dengan L-triptofan.
Basofil Nilai normal : Fungsi basofi l masih • Basofi lia adalah peningkatan basofi l
0% - 2% belum diketahui. Sel berhubungan dengan leukemia
basofi l mensekresi granulositik dan basofi lik myeloid metaplasia
heparin dan reaksi alergi
dan histamin. Jika • Basopenia adalah penurunan basofi l berkaitan
konsentrasi histamin dengan infeksi akut,
meningkat, maka reaksi stres, terapi steroid jangka panjang.
kadar basofi l
biasanya tinggi.
Jaringan basofi l
disebut juga mast sel.
Monosit Nilai normal : Monosit merupakan • Monositosis berkaitan dengan infeksi virus,
0%-11% sel darah yang bakteri dan parasit
terbesar. Sel ini tertentu serta kolagen, kerusakan jantung dan
berfungsi sebagai hematologi.
lapis kedua pertahanan • Monositopenia biasanya tidak mengindikasikan
tubuh, dapat penyakit, tetapi
memfagositosis mengindikasikan stres, penggunaan obat
dengan baik dan glukokortikoid, myelotoksik
termasuk kelompok dan imunosupresan.
makrofag. Manosit
juga memproduksi
interferon.

Limfosit Nilai normal : Merupakan sel darah • Limfositosis dapat terjadi pada penyakit virus,
15% - 45% putih yang kedua penyakit bakteri dan
paling banyak gangguan hormonal
jumlahnya. Sel ini • Limfopenia dapat terjadi pada penyakit
kecil dan bergerak ke Hodgkin, luka bakar dan
daerah infl amasi pada trauma.
tahap awal dan tahap • Virosites (limfosit stres, sel tipe Downy,
akhir limfosit atipikal) adalah tipe
proses infl amasi. sel yang dapat muncul pada infeksi jamur, virus
Merupakan sumber dan paratoksoid,
imunoglobulin yang setelah transfusi darah dan respon terhadap stres.
penting dalam • Perubahan bentuk limfosit dapat digunakan
respon imun seluler untuk mengukur
tubuh. Kebanyakan histokompabilitas.
limfosit terdapat di • Jumlah absolut limfosit < 1000 menunjukkan
limfa, jaringan anergy.
limfatikus dan nodus
limfa. Hanya 5% dari
total limfosit yang
beredar pada
sirkulasi.
Trombosit Platelet Nilai normal : Trombosit adalah • Trombositosis berhubungan dengan kanker,
170 – 380. elemen terkecil dalam splenektomi, polisitemia vera,
103/mm3 pembuluh darah. trauma, sirosis, myelogeneus, stres dan arthritis
Trombosit diaktivasi reumatoid.
setelah kontak dengan • Trombositopenia berhubungan dengan idiopatik
permukaan dinding trombositopenia purpura
endotelia. Trombosit (ITP), anemia hemolitik, aplastik, dan pernisiosa.
terbentuk Leukimia, multiple
dalam sumsum tulang. myeloma dan multipledysplasia syndrome.
Masa hidup trombosit • Obat seperti heparin, kinin, antineoplastik,
sekitar 7,5 hari. penisilin, asam valproat dapat
Sebesar 2/3 dari menyebabkan trombositopenia
seluruh trombosit • Penurunan trombosit di bawah 20.000 berkaitan
terdapat disirkulasi dengan perdarahan
dan 1/3 nya terdapat di spontan dalam jangka waktu yang lama,
limfa. peningkatan waktu perdarahan
petekia/ekimosis.
• Asam valproat menurunkan jumlah platelet
tergantung dosis.
• Aspirin dan AINS lebih mempengaruhi fungsi
platelet daripada jumlah
platelet.
Laju Endap Darah LED Pria <15mm/1 LED atau juga biasa • nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi
jam disebut Erithrocyte akut dan kronis, misalnya
Wanita Sedimentation Rate tuberkulosis, arthritis reumatoid, infark miokard
<20mm/1 jam (ESR) adalah akut, kanker, penyakit
ukuran kecepatan Hodkin’s, gout, Systemic Lupus Erythematosus
endap eritrosit, (SLE), penyakit tiroid,
menggambarkan luka bakar, kehamilan trimester II dan III.
komposisi plasma Peningkatan nilai LED > 50mm/
serta jam harus diinvestigasi lebih lanjut dengan
perbandingan eritrosit melakukan pemeriksaan terkait
dan plasma. LED infeksi akut maupun kronis, yaitu: kadar protein
dipengaruhi oleh berat dalam serum dan protein,
sel darah dan immunoglobulin, Anti Nuclear Antibody (ANA)
luas permukaan sel Tes, reumatoid factor.
serta gravitasi bumi. Sedangkan peningkatan nilai LED >100mm/jam
selalu dihubungkan
dengan kondisi serius, misalnya: infeksi,
malignansi, paraproteinemia,
primary macroglobulinaemia, hiperfi
brinogenaemia, necrotizing vaskulitis,
polymyalgia rheumatic.
• nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal
jantung kongesti, anemia
sel sabit, Hipofi brinogenemia, serum protein
rendah Interaksi obat dengan
hasil laboratorium: etambutol, kuinin, aspirin,
dan kortison.
Waktu Protombin PT Nilai normal: Mengukur secara • Nilai meningkat pada defi siensi faktor
10 – 15 detik langsung kelainan tromboplastin ekstrinsik, defi siensi
(dapat secara potensial dalam vit.K, DIC (disseminated intravascular
bervariasi sistem coagulation), hemorrhragia pada
secara tromboplastin bayi baru lahir, penyakit hati, obstruksi bilier,
bermakna antar ekstrinsik (fi brinogen, absorpsi lemak yang buruk,
laboratorium) protrombin, faktor V, lupus, intoksikasi salisilat. Obat yang perlu
VII dan X). diwaspadai: antikoagulan
(warfarin, heparin)
• Nilai menurun apabila konsumsi vit.K
meningkat
International Normalized Ratio INR Nilai normal: Menstandarkan nilai sama dengan PT
0,8 – 1,2 PT antar laboratorium.
Digunakan untuk
memantau
penggunaan warfarin
activated Partial Thromboplastin Time aPTT Nilai normal : Mendeteksi defi siensi • Meningkat pada penyakit von Willebrand,
21 – 45 detik ( sistem thromboplastin hemofi lia, penyakit hati, defi siensi
dapat bervariasi intrinsik (faktor I, II, vitamin K, DIC. Obat yang perlu diwaspadai:
antar V, VIII, IX, X, heparin, streptokinase,
laboratorium) XI dan XII). urokinase, warfarin)
Rentang Digunakan untuk • Menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia
terapeutik memantau penggunaan akut, kanker meluas (kecuali
selama terapi heparin. mengenai hati)
heparin
biasanya 1,5 –
2,5 kali nilai
normal
(bervariasi
antar
laboratorium)
Waktu Thrombin TT Nilai normal : pemeriksaan yang • Meningkat pada DIC, fi brinolisis, hipofi
dalam rentang 3 sensitif untuk defi brinogenemia, multiple mieloma,
detik dari nilai siensi fi brinogen uremia, penyakit hati yang parah. Obat yang
kontrol (nilai perlu diwaspadai: heparin,
kontrol: 16-24 low-molecular-weight heparin/LMWH,
detik), urokinase, streptokinase,
bervariasi antar asparaginase. 60% kasus DIC menunjukkan TT
laboratorium. meningkat. Pemeriksaan
TT kurang sensitif dan spesifi k untuk DIC
dibandingkan pemeriksaan lain
• Menurun pada hiperfi brinogenemia,
hematokrit >55%
Fibrinogen Nilai normal: Memeriksa lebih • Meningkat pada: penyakit infl amasi contoh:
200 – 450 secara mendalam arthritis reumatoid, infeksi,
mg/dL atau 2,0 abnormalitas PT, infark miokard akut, stroke, kanker, sindrom
– 4,5 g/L aPTT, dan TT. nefrotik, kehamilan dan
Nilai kritis: < Menapis eklampsia
50 atau > 700 adanya DIC dan fi • Menurun pada: DIC, penyakit hati, kanker, fi
mg/dL brinogenolisis. brinolisis primer,
disfi brinogenemia, meningkatnya antitrombin III
Elektrolit
Natrium Na Nilai normal : Natrium merupakan • Hiponatremia dapat terjadi pada kondisi
135 – 144 kation yang banyak hipovolemia (kekurangan
mEq/L SI unit : terdapat di dalam cairan tubuh), euvolemia atau hipervolemia
135 – 144 cairan ekstraseluler. (kelebihan cairan tubuh).
mmol/L Berperan dalam Hipovolemia terjadi pada penggunaan diuretik,
memelihara tekanan defi siensi mineralokortikoid,
osmotik, hipoaldosteronism, luka bakar, muntah, diare,
keseimbangan asam- pankreatitis. Euvolemia
basa dan terjadi pada defi siensi glukokortikoid, SIADH,
membantu rangkaian hipotirodism, dan
transmisi impuls saraf. penggunaan manitol. Sedangkan hypervolemia
merupakan kondisi yang
Konsentrasi serum sering terjadi pada gagal jantung, penurunan
natrium diatur fungsi ginjal, sirosis, sindrom
oleh ginjal, sistem nefrotik.
saraf pusat (SSP) dan
sistem endokrin.
Kalium K Nilai normal: 0 Kalium merupakan • Hiperkalemia. Faktor yang mempengaruhi
- 17 tahun : 3,6 kation utama yang penurunan ekskresi kalium
- 5,2 mEq/L SI terdapat di dalam yaitu: gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar,
unit : 3,6 - 5,2 cairan intraseluler, operasi), asidosis, penyakit
mmol/L (bersama bikarbonat) Addison, diabetes yang tidak terkontrol dan
: ≥ 18 tahun : berfungsi sebagai transfusi sel darah merah.
3,6 – 4,8 buffer utama. Lebih • Hipokalemia, adalah konsentrasi kalium dalam
mEq/L SI unit kurang 80% - 90% serum darah kurang
:3,6 – 4,8 kalium dikeluarkan dari 3,5 mmol/L. Jika dari beberapa tes
mmol/L dalam urin melalui ditemukan kecenderungan rendahnya konsentrasi
ginjal. Aktivitas kalium (contoh: 0,1-0,2 mmol/L/hari) akan lebih
mineralokortikoid dari mengkhawatirkan dibandingkan dengan nilai
adrenokortikosteroid yang rendah pada satu
juga mengatur pengukuran. Kondisi hipokalemia akan lebih
konsentrasi kalium berat pada diare, muntah,
dalam tubuh. Hanya luka bakar parah, aldosteron primer, asidosis
sekitar 10% dari total tubular ginjal, diuretik,
konsentrasi kalium di steroid, cisplatin, tikarsilin, stres yang kronik,
dalam tubuh berada di penyakit hati dengan asites,
ekstraseluler terapi amfoterisin.
dan 50 mmoL berada • Garam kalium klorida (KCl) lebih banyak
dalam cairan digunakan untuk pengobatan
intraseluler, karena hipokalemia. Bilamana kadar K masih diatas
konsentrasi kalium 3mEg/L. Bila kurang, berikan
dalam serum darah KCl injeksi (KCl injeksi termasuk HIGH ALERT
sangat kecil maka MEDICATION). Dosis
tidak memadai untuk KCl optimal yang diberikan tergantung pada
mengukur kalium tingkat hipokalemia dan
serum. Konsentrasi perubahan EKG. Pasien dewasa mendapat
kalium dalam serum asupan 60-120 mmoL/hari
berkolerasi langsung kalium dan pasien yang tidak menerima makanan
dengan kondisi melalui mulut mendapat
fi siologi pada 10-30 mEq/L K+ dari cairan IV.
konduksi saraf, fungsi
otot, keseimbangan
asam-basa dan
kontraksi otot jantung.
Clorida Cl Nilai normal : Anion klorida • Penurunan konsentrasi klorida dalam serum
97 - 106 mEq/L terutama terdapat di dapat disebabkan oleh
SI unit : 97 - dalam cairan muntah, gastritis, diuresis yang agresif, luka
106 mmol/L ekstraseluler. Klorida bakar, kelelahan, diabetik
berperan asidosis, infeksi akut. Penurunan konsentrasi
penting dalam klorida sering terjadi
memelihara bersamaan dengan alkalosis metabolik.
keseimbangan asam • Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum
basa tubuh dan cairan dapat terjadi karena
melalui dehidrasi, hiperventilasi, asidosis metabolik dan
pengaturan tekanan penyakit ginjal.
osmotis. Perubahan • Nilai klorida berguna dalam menilai gangguan
konsentasi klorida asam-basa yang menyertai
dalam serum jarang gangguan fungsi ginjal. Konsentrasi klorida
menimbulkan masalah dalam plasma dapat dijaga
klinis, tetapi tetap agar tetap mendekati nilai normal, walaupun
perlu dimonitor untuk dalam keadaan gagal ginjal.
mendiagnosa • Konsentrasi natrium, bikarbonat dan klorida
penyakit atau dalam serum dapat digunakan
gangguan untuk menghitung gap anion (AG) sebagai
keseimbangan asam- berikut :
basa. AG = (Na+) – [ HCO3- + Cl-]
• Gap anion lebih dari 12 mengindikasikan
adanya anion yang tidak terukur,
seperti metanol, urea, keton, laktat dan etilen
glikol.
Glukosa Puasa <100 mg/dL Glukosa puasa adalah Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau
tes yang dilakukan intoleransi glukosa (nilai puasa > 120 mg/dL)
atau diambil darah dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan),
setelah menjalan puasa stres akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik,
(kurang lebih 8 jam) defi siensi kalium, penyakit yang kronik, dan
sepsis.
Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat
disebabkan oleh kadar insulin yang berlebihan
atau penyakit Addison.
Glukosa sewaktu <200 mg/dL Glukosa sewaktu Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau
adalah tes yang intoleransi glukosa (nilai puasa > 120 mg/dL)
dilakukan atau diambil dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan),
darah tidak perlu stres akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik,
puasa sebelumnya atau defi siensi kalium, penyakit yang kronik, dan
tanpa syarat sepsis.
Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat
disebabkan oleh kadar insulin yang berlebihan
atau penyakit Addison.
Glukosa 2 jam pp <140 mg/dL Glukosa 2 jam pp Peningkatan gula darah (hiperglikemia) atau
adalah lanjutan dari intoleransi glukosa (nilai puasa > 120 mg/dL)
glukosa puasa, selang dapat menyertai penyakit cushing (muka bulan),
2 jam setelah makan stres akut, feokromasitoma, penyakit hati kronik,
kadar gula dicek defi siensi kalium, penyakit yang kronik, dan
kembali sepsis.
Kadar gula darah menurun (hipoglikemia) dapat
disebabkan oleh kadar insulin yang berlebihan
atau penyakit Addison.
Calcium Ca Nilai normal : Kation kalsium • Hiperkalsemia terutama terjadi akibat
8,8 – 10,4 terlibat dalam hiperparatiroidisme atau neoplasma
mg/dL SI unit : kontraksi otot, fungsi (kanker). Penyebab lain meliputi paratiroid
2,2 – 2,6 jantung, transmisi adenoma atau hiperplasia
mmol/L impuls (terkait dengan hipofosfatemia), penyakit
saraf dan pembekuan hodgkin, multiple mieloma,
darah. Lebih kurang leukemia, penyakit addison, penyakit paget,
98-99% dari kalsium respiratori asidosis, metastase
dalam tubuh tulang, imobilisasi dan terapi dengan diuretik
terdapat dalam rangka tiazid.
dan gigi. Sejumlah • Hipokalsemia dapat diakibatkan oleh
hiperfosfatemia, alkalosis,
50% dari kalsium osteomalasia, penggantian kalsium yang tidak
dalam darah mencukupi, penggunaan
terdapat dalam bentuk laksatif, furosemide, dan pemberian kalsitonin.
ion bebas dan sisanya Pseudohipokalsemia
terikat dengan protein. kadang-kadang ditemukan bila konsentrasi
Hanya albumin rendah karena adanya
kalsium dalam bentuk gabungan kalsium dengan albumin.
ion bebas yang dapat
digunakan dalam
proses fungsional.
Penurunan konsentrasi
serum albumin 1 g/dL
menurunkan
konsentrasi total
serum kalsium lebih
kurang 0,8 mEq/dL.
Fosfat PO4 Nilai normal : Fosfat dibutuhkan • Hiperfosfatemia dapat terjadi pada gangguan
Pria; 0-5 tahun : untuk pembentukan fungsi ginjal, uremia,
4-7 mg/dL SI jaringan tulang, kelebihan asupan fosfat, hipoparatiroidisme,
unit:1,29-2,25 metabolisme glukosa hipokalsemia, kelebihan
mmol/L dan lemak, asupan vitamin D, tumor tulang, respiratori
6-13 tahun: 4- pemeliharaan asidosis, asidosis laktat dan
5,6 mg/dL SI keseimbangan asam- terapi bifosfonat.
unit : 1,29-1,80 basa serta • Hipofosfatemia dapat terjadi pada
mmol/L penyimpanan hiperparatiroidisme, rickets, koma
14-16 dan transfer energi diabetik, hyperinsulinisme, pemberian glukosa iv
tahun:3,4-5,5 dalam tubuh. Sekitar secara terus menerus
mg/dL SI unit 85% total fosfor dalam pada nondiabetik, antasida, tahap-tahap diuretik
1,09-1,78 tubuh terikat pada luka bakar parah
mmol/L dengan kalsium. Bila dan respiratori alkalosis.
17-19 tahun: 3- kadar fosfat diperiksa
5 mg/dL SI maka nilai serum
unit: 0,97-1,61 kalsium juga
mmol/L harus diperiksa.
≥20 tahun: 2,6-
4,6 mg/dL SI
unit: 0,89-1,48
mmol/L
wanita; 0-5
tahun: 4-7
mg/dL SI unit
:1,29-2,25
mmol/L
6-10 tahun: 4,2-
5,8 mg/dL SI
unit: 1,35-1,87
mmol/L
11-13 tahun:
3,6-5,6 mg/dL
SI unit : 1,16-
1,8 mmol/L
14-16 tahun:
3,2-5,6 mg/dL
SI unit : 1,03-
1,8 mmol/L
≥17 tahun: 2,6-
4,6 mg/dL SI
unit: 0,84-1,48
mmol/L
Asam Urat Nilai normal : asam urat terbentuk • Hiperurisemia dapat terjadi pada leukemia,
Pria ; ≥ dari penguraian asam limfoma, syok, kemoterapi,
15tahun:3,6- nukleat. Konsentrasi metabolit asidosis dan kegagalan fungsi ginjal
8,5mg/dL SI urat dalam yang signifi kan akibat
unit :214-506 serum meningkat bila penurunan ekskresi atau peningkatan produksi
μmol/L terdapat kelebihan asam urat.
Wanita;> 18 produksi atau destruksi • Nilai asam urat di bawah nilai normal tidak
tahun: 2,3 – 6,6 sel (contoh bermakna secara klinik.
mg/dL SI unit : : psoriasis, leukemia) • Obat yang dapat meningkatkan kadar urat darah
137 – 393 atau ketidakmampuan meliputi: tiazid, salisilat
μmol/L mengekskresi urat (< 2 g/hari), etambutol, niasin dan siklosporin.
melalui ginjal. • Obat yang dapat menurunkan kadar urat darah
meliputi: allopurinol,
probenesid, sulfi npirazon dan salisilat (> 3
g/hari).
Magnesium Mg Nilai normal: Magnesium • Hipermagnesemia dapat terjadi pada gagal
1,7 - 2,3 mg/dL dibutuhkan bagi ATP ginjal, diabetik asidosis,
SI unit : 0,85 – sebagai sumber energi. pemberian dosis magnesium (antasida) yang
1,15 mmol/L Magnesium juga besar, insufi siensi ginjal,
berperan dalam hipotiroidisme dan dehidrasi.
metabolisme • Hipomagnesemia dapat terjadi pada diare,
karbohidrat, sintesa hemodialisis, sindrom
protein, sintesa asam malabsorbsi obat (kondisi tersebut mengganggu
nukleat, absorbsi tiazid, amfoterisin
dan kontraksi otot. B, cisplatin), laktasi, pankreatitis akut, menyusui,
Defi siensi magnesium alkoholik kronik
dalam diet normal • Defi siensi magnesium dapat menyebabkan
jarang terjadi, tetapi hipokalemia yang tidak jelas
diet fosfat yang tinggi dan menyebabkan iritabilitas neuromuskular
dapat menurunkan yang parah
absorpsi magnesium. • Peningkatan magnesium dapat memberikan
Magnesium efek sedatif, menekan
juga mengatur aktivitas jantung dan neuromuskular
iritabilitas • Untuk mencegah aritmia, pemberian
neuromuskular, magnesium sulfat i.v tidak lebih dari
mekanisme 2 g/jam
penggumpalan darah • Hipomagnesia menyebabkan aritmia
dan absorbsi kalsium. ventrikuler.
Analisis Gas Darah
Saturasi Oksigen SaO2 Nilai Normal: Jumlah oksigen yang • Saturasi oksigen digunakan untuk
95-99% O2 diangkut oleh mengevaluasi kadar oksigenasi
hemoglobin, ditulis hemoglobin dan kecukupan oksigen pada
sebagai persentasi total jaringan
oksigen yang terikat • Tekanan parsial oksigen yang terlarut di plasma
pada hemoglobin. menggambarkan jumlah
oksigen yang terikat pada hemoglobin.
Tekanan Partial Oksigen PaO2 Nilai normal PaO2 adalah ukuran • Penurunan nilai PaO2 dapat terjadi pada
(suhu kamar, tekanan parsial yang penyakit paru obstruksi kronik
tergantung
umur) : 75-100 dihasilkan oleh (PPOK), penyakit obstruksi paru, anemia,
mmHg SI : 10- sejumlah O2 yang hipoventilasi akibat gangguan
13,3 kPa terlarut dalam plasma. fi sik atau neuromuskular dan gangguan fungsi
Nilai ini menunjukkan jantung. Nilai PaO2 kurang
kemampuan paru-paru dari 40 mmHg perlu mendapat perhatian khusus.
dalam • Peningkatan nilai PaO2 dapat terjadi pada
menyediakan oksigen peningkatan penghantaran O2
bagi darah. oleh alat bantu (contoh: nasal prongs, alat
ventilasi mekanik), hiperventilasi,
dan polisitemia (peningkatan sel darah merah
dan daya angkut oksigen).
Tekanan Partial Karbon dioksida (PaCO2) Nilai normal : PaCO2 • Penurunan nilai PaCO2 dapat terjadi pada
35-45 mmHg SI menggambarkan hipoksia, anxiety/nervousness
: 4,7-6,0 kPa tekanan yang dan emboli paru. Nilai kurang dari 20 mmHg
dihasilkan oleh CO2 perlu mendapat perhatian
yang terlarut dalam khusus.
plasma. Dapat • Peningkatan nilai PaCO2 dapat terjadi pada
digunakan untuk gangguan paru atau
menentukan efektifi penurunan fungsi pusat pernafasan. Nilai PaCO2
tas ventilasi alveolar > 60 mgHg perlu
dan mendapat perhatian.
keadaan asam-basa • Umumnya, peningkatan PaCO2 dapat terjadi
dalam darah. pada hipoventilasi sedangkan
penurunan nilai menunjukkan hiperventilasi.
• Biasanya penurunan 1 mEq HCO3 akan
menurunkan tekanan PaCO2
sebesar 1,3 mmHg.
pH Nilai normal : serum pH • Umumnya nilai pH akan menurun dalam
7,35-7,45 menggambarkan keadaan asidemia (peningkatan
Nilai kritis: < keseimbangan asam pembentukan asam)
7,25 atau >7,55 basa dalam tubuh. • Umumnya nilai pH meningkat dalam keadaan
Sumber alkalemia (kehilangan
ion hidrogen dalam asam)
tubuh meliputi asam • Bila melakukan evaluai nilai pH, sebaiknya
volatil dan campuran PaCO2 dan HCO3 diketahui
asam (seperti
asam laktat dan asam juga untuk memperkirakan komponen pernafasan
keto) atau metabolik yang
mempengaruhi status asam basa.
Karbon dioksida CO2 Nilai normal : Dalam plasma • Peningkatan kadar CO2 dapat terjadi pada
22 - 32 mEq/L normal, 95% dari total muntah yang parah, emfi sema,
SI unit : 22 - 32 CO2 terdapat sebagai dan aldosteronisme
mmol/L ion bikarbonat • Penurunan kadar CO2 dapat terjadi pada gagal
(HCO3 ginjal akut, diabetik
-1), 5% sebagai larutan asidosis dan hiperventilasi
gas CO2 terlarut dan • Peningkatan dan penurunan dapat terjadi pada
asam karbonat penggunaan nitrofurantoin
(H2CO3). Kandungan
CO2 plasma terutama
adalah bikarbonat,
suatu larutan yang
bersifat basa dan diatur
oleh ginjal. Gas CO2
yang larut ini terutama
bersifat
asam dan diatur oleh
paru-paru. Oleh karena
itu nilai CO2 plasma
menunjukkan
konsentrasi
bikarbonat.
Anion Gap AG Nilai normal : Anion gap digunakan • Nilai anion gap yang tinggi (dengan pH tinggi)
13-17 mEq/L untuk mendiagnosa menunjukkan penciutan
asidosis metabolik. volume ekstraseluler atau pada pemberian
Perhitungan penisilin dosis besar.
menggunakan • Anion gap yang tinggi dengan pH rendah
elektrolit yang tersedia merupakan manifestasi dari
dapat membantu keadaan yang sering dinyatakan dengan
perhitungan kation dan singkatan "MULEPAK", yaitu:
anion yang tidak akibat asupan metanol, uremia, asidosis laktat,
terukur. Kation dan etilen glikol, paraldehid,
anion yang tidak intoksikasi aspirin dan ketoasidosis
terukur termasuk Ca+ • Anion gap yang rendah dapat terjadi pada
dan hipoalbuminemia, dilution,
Mg2+, anion yang hipernatremia, hiperkalsemia yang terlihat atau
tidak terukur meliputi toksisitas litium
protein, fosfat sulfat • Anion gap yang normal dapat terjadi pada
dan asam organik. metabolik asidosis akibat diare,
Anion gap dapat asidosis tubular ginjal atau hiperkalsemia.
dihitung menggunakan
dua pendekatan yang
berbeda :
Na+ - (Cl- + HCO3)
atau Na + K – (Cl +
HCO3) = AG
Sistem Buffer Bikarbonat Nilai normal : Sistem buffer • Peningkatan bikarbonat menunjukan asidosis
21-28 mEq/L bikarbonat terdiri atas respiratori akibat penurunan
asam karbonat ventilasi
(H2CO3) dan • Penurunan bikarbonat menunjukan adanya
bikarbonat alkalosis respiratori (akibat
(HCO3). Secara peningkatan ventilasi alveolar dan pelepasan
kuantitatif, sistem CO2 dan air) atau adanya
buffer ini merupakan asidosis metabolik (akibat akumulasi asam tubuh
sistem buffer utama atau hilangnya bikarbonat
dalam cairan dari cairan ekstraseluler).
ektraseluler.
Digambarkan dalam
hubungan sebagai
berikut :
Total CO2
mengandung : asam
karbonat + bikarbonat
Urinalisis UA
Berat jenis spesific 1,001-1,030 Pemeriksaan berat Berat jenis meningkat pada diabetes
jenis urin dapat (glukosuria), proteinuria > 2g/24 jam),
digunakan untuk radio kontras, manitol, dekstran, diuretik.
mengevaluasi penyakit Nilai berat jenis menurun dengan meningkatnya
ginjal pasien. umur (seiring dengan
menurunnya kemampuan ginjal memekatkan
urin) dan preginjal azotemia.
Warna Urin • Warna merah coklat
menunjukkan urin
mengandung
hemoglobin,
myoglobin, pigmen
empedu, darah atau
pewarna. Dapat juga
karena
pemakaian
klorpromazin,
haloperidol,
rifampisin,
doksorubisin, fenitoin,
ibuprofen. Warna
merah coklat dapat
berarti urin bersifat
asam (karena
metronidazol) atau
alkali (karena laksatif,
metildopa)
• Warna kuning merah
(pink) menunjukkan
adanya sayuran, bit,
fenazopiridin
atau katartik
fenolftalein, ibuprofen,
fenitoin, klorokuin
• Warna biru-hijau
menunjukkan pasien
mengkonsumsi bit,
bakteri
Pseudomonas, pigmen
empedu, amitriptilin,
• Warna hitam
menunjukkan adanya,
alkaptouria
• Warna gelap
menunjukkan porfi ria,
malignant melanoma
(sangat jarang)
• Urin yang keruh
merupakan tanda
adanya urat, fosfat
atau sel darah putih
(pyuria),
polymorphonuclear
(PMNs), bakteriuria,
obat kontras radiografi
.
• Urin yang berbusa
mengandung protein
atau asam empedu
• Kuning kecoklatan
menunjukkan
primakuin,
sulfametoksazol,
bilirubin,
urobilin
pH urin normal 5,0 -7,5 Dipengaruhi oleh diet
dan vegetarian dimana
asupan asam sangat
rendah
sehingga membuat
urin menjadi alkali. pH
urin mempengaruhi
terbentuknya
Kristal. Misalnya pada
pH urin asam dan
peningkatan specifi c
gravity akan
mempermudah
terbentuknya kristal
asam urat .
Glukosa Korelasi antara urin
glukosa dengan
glukosa serum berguna
dalam memonitor dan
penyesuaian terapi
antidiabetik
Keton Dapat ditemukan pada - gangguan kondisi metabolik seperti :
urin malnutrisi, pasien Diabetes militus, ginjal glikosuria.
DM yang tidak - peningkatan kondisi metabolik :
terkontrol, dan hipertirodism, demam, kehamilan, dan
pecandu alkohol.
menyusui.
- malnutrisi, diet kaya lemak.
Sedimen Tes ini memberikan Cell cast : Menunjukkan acute tubular necrosis.
gambaran adanya White cell cast biasanya terjadi pada acute
infeksi saluran kemih, pyelonephritis atau interstitial
batu ginjal atau nephritis
saluran kemih, nefritis, Red cell cast timbul pada glomerulonefritis akut
keganasan atau RBC : Peningkatan nilai menunjukkan
penyakit hati. Tidak glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi
ada tipe urin cast ginjal atau penyakit mikroemboli, atau
tertentu yang proteinuria
patognomonik bagi WBC : peningkatan nilai menunjukkan penyakit
gangguan penyakit ginjal dengan infl amasi
ginjal yang khusus, Bakteri : jumlah bakteri > 105/mL menunjukkan
walaupun terdapat cast adanya infeksi saluran kemih.
sel darah cast sel darah Kristal : meliputi kristal kalsium oksalat, asam
putih. Sedimen urin urat, amorf, triple fosfat. Adanya
dapat kristal menunjukkan peningkatan asam urat dan
normal pada kondisi asam amino
preginjal atau
postginjal dengan
minimal atau tanpa
proteinuria.
BUN L: 8-20mg/dL Nitrogen urea darah Nilai Ureum tinggi bila kadar ureumnya lebih
P: 6-20mg/dL adalah tes medis yang dari 25 mg/dL, Dapat disebabkan oleh : Diet
mengukur jumlah urea tinggi protein, Gangguan fungsi ginjal, aliran
nitrogen yang darah ke ginjal yang kurang, dan terapi obat.
ditemukan dalam Nilai ureum rendah jika kurang dari 6 mg/dL,
darah. Hati dapat disebabkan oleh : kekurangan protein,
menghasilkan urea Penyakit hati, usia dan kehamilan.
dalam siklus urea
sebagai produk limbah
pencernaan protein.
Darah manusia dewasa
normal harus
mengandung 7 hingga
20 mg / dL nitrogen
urea
Pemeriksaan Faal Ginjal
Kreatinin Cr Nilai normal : Kreatinin adalah • Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada
0,6 – 1,3 mg/dL produk antara hasil gangguan fungsi ginjal baik
SI : 62-115 peruraian kreatinin karena gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh
μmol/L otot dan fosfokreatinin nefritis, penyumbatan
yang diekskresikan saluran urin, penyakit otot atau dehidrasi akut.
melalui ginjal. • Konsentrasi kreatinin serum menurun akibat
Produksi kreatinin distropi otot, atropi, malnutrisi
konstan selama masa atau penurunan masa otot akibat penuaan.
otot • Obat-obat seperti asam askorbat, simetidin,
konstan. Penurunan levodopa dan metildopa dapat
fungsi ginjal akan mempengaruhi nilai kreatinin pada pengukuran
menurunkan ekskresi laboratorium walaupun
kreatinin. tidak berarti ada gangguan fungsi ginjal.
• Nilai kreatinin boleh jadi normal meskipun
terjadi gangguan fungsi ginjal
pada pasien lanjut usia (lansia) dan pasien
malnutrisi akibat penurunan
masa otot.
• Kreatinin mempunyai waktu paruh sekitar satu
hari. Oleh karena itu
diperlukan waktu beberapa hari hingga kadar
kreatinin mencapai kadar
normal untuk mendeteksi perbaikan fungsi ginjal
yang signifi kan.
• Kreatinin serum 2 - 3 mg/dL menunjukan
fungsi ginjal yang menurun 50 %
hingga 30 % dari fungsi ginjal normal.
• Konsentrasi kreatinin serum juga bergantung
pada berat, umur dan masa
otot.
Kreatinin Urin/Creatinine Clearance ClCr Nilai normal : Kreatinin terbentuk Pengukuran kreatinin yang diperoleh dari
Pria : 1 - 2 g/24 sebagai hasil dehidrasi pengumpulan urin 24 jam, namun hal
jam kreatin otot dan itu sulit dilakukan. Konsentrasi kreatinin urin
Wanita : 0,8 - merupakan produk dihubungkan dengan volume urin
1,8 g/24 jam sisa kreatin. Kreatinin dan durasi pengumpulan urin (dalam menit)
difi ltrasi oleh merupakan nilai perkiraan kerja
glomerulus ginjal dan fungsi ginjal yang sebenarnya.
tidak direabsorbsi oleh
tubulus pada kondisi
normal. Kreatinin
serum dan klirens
kreatinin memberikan
gambaran fi ltrasi
glomerulus.
Pemeriksaan Gastrointestinal
Serum amilase Nilai normal : Amilase adalah enzim • Peningkatan kadar amilase dapat terjadi pada
20 – 123 U/L SI yang mengubah pankreatitis akut, kanker
= 0,33 – 2,05 amilum menjadi gula, paru-paru, kanker esophagus, kanker ovarium,
μkat/L dihasilkan oleh gastrektomi parsial,
kelenjar saliva, obstruksi saluran pankreas, ulkus peptikum,
pankreas, hati dan tuba penyakit gondok, obstruksi
falopi. Banyak amilase atau infl amasi saluran atau kelenjar saliva,
memasuki kolesistitis akut, trauma
sirkulasi darah saat serebral, luka bakar, syok trauma, diabetes
terjadi peradangan ketoasidosis dan aneurism.
pankreas atau kelenjar • Penurunan kadar amilase dapat terjadi pada
saliva. pankreatitis akut yang sudah
pulih, hepatitis, sirosis hati, atau keracunan
kehamilan.
Lipase Nilai normal : Lipase mengubah • Peningkatan kadar lipase dapat terjadi pada
10 – 140 U/L SI asam lemak menjadi pankreatitis, obstruksi saluran
= 0,17 – 2,3 gliserol. Sumber utama pankreas, kolestatis akut, sirosis, penyakit ginjal
μkat/L adalah yang parah dan penyakit
pankreas, lipase dalam radang usus, sirosis, gangguan ginjal yang parah.
pembuluh darah • Pada pankreatitis, serum lipase akan meningkat,
menyebabkan peningkatan terjadi
kerusakan pankreas. setelah 36 jam dari onset
• Lipase dapat meningkat ketika kadar amilase
dalam keadaan normal
• Lipase bertahan lebih lama dalam serum
dibandingkan amilase pada
pasien pankreatitis.
• Nilai kritis lebih dari 500 U/L
Pemeriksaan Fungsi Hati
Albumin Nilai Normal : Albumin di sintesa • Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi
3,5 – 5,0 g% SI: oleh hati dan • Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi,
35-50g/L mempertahankan sindroma absorpsi, hipertiroid,
keseimbangan kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik,
distribusi air luka bakar, edema, asites,
dalam tubuh (tekanan sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan
onkotik koloid). perdarahan.
Albumin membantu
transport beberapa
komponen darah,
seperti: ion, bilirubin,
hormon, enzim, obat.
Prothombin Time TT untuk mengetahui
kemampuan hati
dalam mensintesa
faktor-faktor koagulasi
(faktor I, II, V, VII,
IX, X) kecuali faktor
VIII.
Alanin aminotransferase (dahulu SGPT) ALT Nilai normal : Konsentrasi enzim • Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada
5-35 U/L ALT yang tinggi penyakit hepatoseluler, sirosis
terdapat pada hati. aktif, obstruksi bilier dan hepatitis.
ALT juga terdapat • Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT.
pada • Nilai peningkatan yang signifi kan adalah dua
jantung, otot dan kali lipat dari nilai normal.
ginjal. ALT lebih • Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas,
banyak terdapat dalam preeklamsi berat, acute
hati dibandingkan lymphoblastic leukemia (ALL)
jaringan otot jantung
dan lebih spesifi k
menunjukkan fungsi
hati daripada AST.
ALT berguna untuk
diagnosa penyakit hati
dan memantau
lamanya pengobatan
penyakit hepatik,
sirosis postneurotik
dan efek hepatotoksik
obat.
Aspartat Aminotransferase (dahulu SGOT) AST Nilai normal : AST adalah enzim • Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI,
5 – 35 U/L yang memiliki penyakit hati, pankreatitis
aktivitas metabolisme akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit
yang tinggi, ditemukan ginjal akut, luka bakar
di jantung, hati, otot parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya:
rangka, ginjal, otak, isoniazid, eritromisin,
limfa, pankreas dan kontrasepsi oral
paru-paru. • Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien
Penyakit yang asidosis dengan diabetes
menyebabkan mellitus.
perubahan, kerusakan
atau kematian sel pada
jaringan tersebut akan
mengakibatkan
terlepasnya enzim ini
ke sirkulasi.
Gamma Glutamil transferase GGT Nilai normal : GGT terutama • Peningkatan kadar GGT dapat terjadi pada
Laki-laki ≤94 terdapat pada hati, kolesistitis, koletiasis, sirosis,
U/L SI : ≤1,5 ginjal; terdapat dalam pankreatitis, atresia billier, obstruksi bilier,
μkat/L jumlah yang lebih penyakit ginjal kronis, diabetes
Perempuan ≤70 rendah pada prostat, mellitus, pengggunaan barbiturat, obat-obat
U/L SI: <1,12 limfa, dan jantung. hepatotoksik (khususnya yang
μkat/L Hati dianggap sebagai menginduksi sistem P450). GGT sangat sensitif
sumber enzim tetapi tidak spesifi k. Jika
GGT meskipun terjadi peningkatan hanya kadar GGT (bukan
kenyataannya kadar AST, ALT) bukan menjadi
enzim tertinggi indikasi kerusakan hati.
terdapat di ginjal. • Obat-obat yang menyebabkan peningkatan
Enzim ini merupakan GGT antara lain karbamazepin,
marker (penanda) barbiturat, fenitoin, serta obat yang menginduksi
spesifi k untuk fungsi sistem sitokrom P450
hati dan kerusakan
kolestatis
dibandingkan ALP.
GGT adalah enzim
yang diproduksi di
saluran
empedu sehingga
meningkat nilainya
pada gangguan
empedu
Enzim ini berfungsi
dalam transfer asam
amino dan peptida.
Laki-laki memiliki
kadar yang lebih tinggi
daripada perempuan
karena juga ditemukan
pada
prostat. Monitoring
GGT berguna untuk
mendeteksi pecandu
alkohol akut atau
kronik, obstruksi
jaundice, kolangitis
dan kolesistitis.
Alkaline Fosfatase Nilai normal : Enzim ini berasal • Peningkatan ALP terjadi karena faktor hati
30 - 130 U/L terutama dari tulang, atau non-hati. Peningkatan
hati dan plasenta. ALP karena faktor hati terjadi pada kondisi :
Konsentrasi tinggi obstruksi saluran empedu,
dapat ditemukan kolangitis, sirosis, hepatitis metastase, hepatitis,
dalam kanakuli bilier, kolestasis, infi ltrating hati
ginjal dan usus halus. disease
Pelepasan enzim • Peningkatan ALP karena faktor non-hati terjadi
ini seperti juga indeks pada kondisi : penyakit
penyakit tulang, terkait tulang, kehamilan, penyakit ginjal kronik,
dengan produksi sel limfoma, beberapa malignancy,
tulang dan penyakit infl amasi/infeksi, pertumbuhan tulang,
deposisi kalsium pada penyakit jantung kongestif
tulang. Pada penyakit • Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada
hati kadar alkalin obstruksi jaundice, lesi hati,
fosfatase darah sirosis hepatik, penyakit paget, penyakit
akan meningkat karena metastase tulang, osteomalasis,
ekskresinya terganggu hiperparatiroidisme, infus nutrisi parenteral dan
akibat obstruksi hiperfosfatemia.
saluran bilier.
Bilirubin Nilai normal : Bilirubin terjadi dari • Peningkatan bilirubin yang disertai penyakit
Total ≤ 1,4 hasil peruraian hati dapat terjadi pada
mg/dL SI = <24 hemoglobin dan gangguan hepatoseluler, penyakit sel parenkim,
μmmol/L merupakan produk obstruksi saluran empedu
antara atau hemolisis sel darah merah.
Langsung ≤ dalam proses • Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi
0,40 mg/dL SI hemolisis. Bilirubin dapat terjadi pada anemia
= <7 μmmol/L dimetabolisme oleh hemolitik, trauma disertai dengan pembesaran
hati dan diekskresi ke hematoma dan infark
dalam empedu pulmonal.
sedangkan sejumlah • Bilirubin terkonjugasi tidak akan meningkat
kecil ditemukan dalam sampai dengan penurunan
serum. Peningkatan fungsi hati hingga 50%
bilirubin terjadi jika • Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat
terdapat pemecahan terjadi pada kanker
sel darah merah pankreas dan kolelitiasis
berlebihan atau jika • Peningkatan kadar keduanya dapat terjadi pada
hati tidak dapat metastase hepatik,
mensekresikan hepatitis, sirosis dan kolestasis akibat obat –
bilirubin yang obatan.
dihasilkan.
Laktat dihidrogenase LDH Nilai normal : LD merupakan enzim • Pada MI akut, LD meningkat dengan
90-210 U/L SI : intraseluler, LD perbandingan LD1 : LD2 > 1, kadar
1,5-3,5 μkat/L terdistribusi secara meningkat dalam 12-24 jam infark dan
luas dalam jaringan, puncaknya terjadi 3-4 hari setelah
terutama hati, ginjal, infark miokard.
jantung, paru-paru, • Pada infark pulmonal, LD meningkat dalam 24
otot rangka. Enzim jam setelah onset nyeri.
glikolitik ini • Peningkatan kadar LD dapat terjadi pada infark
mengkatalisasi miokard akut, leukemia
perubahan laktat dan akut, nekrosis otot rangka, infark pulmonal,
piruvat. LD bersifat kelainan kulit, syok, anemia
non spesifi k, tetapi megalobastik dan limfoma. Penggunaan
membantu bermacam obat-obatan dan
menegakkan diagnosis status penyakit juga dapat meningkatkan kadar
infark miokard atau LD.
infark pulmonal • Penurunan kadar LD menggambarkan respon
bersamaan dengan yang baik terhadap terapi
data klinik lain. LD kanker.
juga sangat bermanfaat
dalam
mendiagnosa distropi
otot atau anemia
pernisiosa. Penentuan
yang lebih
spesifi k dapat
dilakukan jika LD
telah terurai menjadi
isoenzim. Oleh karena
itu
isoenzim spesifi k
diperlukan untuk
mendeteksi infark
miokard.
Pemeriksaan Lemak
Low density lipoprotein LDL Nilai normal : LDL adalah B • Nilai LDL tinggi dapat terjadi pada penyakit
<130 mg/dL SI: kolesterol pembuluh darah koroner atau
< 3,36 mmol/L hiperlipidemia bawaan. Peninggian kadar dapat
Nilai batas : terjadi pada sampel yang
130 - 159 diambil segera. Hal serupa terjadi pula pada
mg/dL SI: 3,36 hiperlipoproteinemia tipe
- 4,11 mmol/L Ha dan Hb, DM, hipotiroidism, sakit kuning
Risiko tinggi: yang parah, sindrom nefrotik,
≥160 mg/dL SI: hiperlipidemia bawaan dan idiopatik serta
≥ 4,13 mmol/L penggunaan kontrasepsi oral
yang mengandung estrogen.
• Penurunan LDL dapat terjadi pada pasien
dengan hipoproteinemia atau
alfa-beta-lipoproteinemia.
High density lipoprotein HDL Nilai normal : HDL merupakan • Terdapat hubungan antara HDL – kolesterol
Dewasa: 30 - produk sintetis oleh dan penyakit arteri koroner
70 mg/dL SI = hati dan saluran cerna • Peningkatan HDL dapat terjadi pada
0,78 - 1,81 serta katabolisme alkoholisme, sirosis bilier primer,
mmol/L trigliserida tercemar racun industri atau poliklorin
hidrokarbon. Peningkatan kadar
HDL juga dapat terjadi pada pasien yang
menggunakan klofi brat, estrogen,
asam nikotinat, kontrasepsi oral dan fenitoin.
• Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada kasus
fi brosis sistik, sirosis
hati, DM, sindrom nefrotik, malaria dan beberapa
infeksi akut. Penurunan
HDL juga dapat terjadi pada pasien yang
menggunakan probucol,
hidroklortiazid, progestin dan infus nutrisi
parenteral.
Imunologi dan Serologi
Tes Human immunodeficiency Virus HIV 600 - 1500 Tes HIV adalah Tes positif menunjukkan orang tersebut
sel/mcl prosedur pemeriksaan terinfeksi atau berpotensi terinfeksi dan memiliki
yang di lakukan untuk risiko tinggi untuk berkembang menjadi
mendeteksi infeksi menderita penyakit simptomatik dalam beberapa
HIV pada tubuh pasien tahun. Apabila tes dilakukan segera setelah
terinfeksi dapat terjadi hasil negatif palsu karena
belum terbentuk antibodi. Jika dilakukan
pengujian ulang setelah 6-12 minggu akan
menunjukkan hasil positif. ELISA juga dapat
menunjukkan hasil positif palsu, sehingga orang
yang tidak terinfeksi dapat dinyatakan terinfeksi.
Oleh karena itu hasil tes positif dengan ELISA
atau EIA harus dikonfirmasi dengan Western
Blot.
CD4 Jumlah sel CD4+ • Limfosit CD4 menurun pada AIDS dan jumlah
merupakan hasil dari sel CD4 bermanfaat sebagai
jumlah limfosit total indikator kompetensi imunologi pasien. Bila
dan persentase limfosit T CD4 menurun, risiko
sel CD4. Sebelum infeksi oportunitis meningkat. Pasien dengan
dikembangkan jumlah CD4 kurang dari 200
penetapan beban virus, berisiko tinggi terkena infeksi
sel CD4 dihitung • Pneumosystic carinii. Bila pasien yang
untuk memonitor memiliki jumlah CD4 kurang dari
perjalanan penyakit 100, berisiko tinggi terhadap infeksi
dan terapi. CD4+ Cytomegalovitus dan Mycobacterium
limfosit penting untuk avium intracellular complex.
mengatasi infeksi, • Tes CD4 dapat digunakan untuk memantau
karena limfosit T CD 4 efektivitas terapi dan
diperlukan untuk pengaturan rejimen ARV. Tes tersebut dilakukan
merespon antigen 2-4 minggu setelah
asing dan memicu terapi ARV dimulai. Terapi dikatakan efektif
pembentukan antibodi apabila terjadi peningkatan
oleh sel limfosit B. CD4 30 sel/mm3. Apabila nilai CD4<30
sel/mm3 maka harus dilakukan
penggantian terapi ARV. Pemantauan efektivitas
terapi pada pasien yang
stabil dilakukan setiap 3-6 bulan. Jika nilai CD4
turun 50% dibandingkan
nilai CD4 pada awal terapi maka perlu dilakukan
perubahan terapi ARV.
Limfosit T 500-1300 mm3 Limfosit erupakan sel Limfosit CD4 menurun pada AIDS dan jumlah
darah putih yang sel CD4 bermanfaat sebagai indikator
kedua paling banyak kompetensi imunologi pasien. Bila limfosit T
jumlahnya. CD4 menurun, risiko infeksi oportunitis
Salah satu jenis meningkat. Pasien dengan jumlah CD4 kurang
limfosit yaitu limfosit dari 200 berisiko tinggi terkena infeksi
T (sel-T) yang
menyerang dan
membunuh kuman,
serta membantu
mengatur sistem
kekebalan tubuh.
Bagian dari sel T salah
satunya CD 4, limfosit
T CD 4 diperlukan
untuk merespon
antigen asing dan
memicu pembentukan
antibodi oleh sel
limfosit B
Hepatitis A Negatif Penyakit akut yang HAV-ab/IgM; dideteksi 4 – 6 minggu setelah
disebabkan oleh virus terinfeksi dan menunjukkan tahap hepatitis A
hepatitis tipe A akut.
HAV-ab/IgG; dideteksi setelah 8 -12 minggu
setelah terinfeksi dan menunjukkan pasien
sebelumnya pernah terpapar hepatitis A.
Hepatitis B Negatif Penyakit hati yang HBs-Ag merupakan antigen permukaan hepatitis
disebabkan oleh Virus B yang ditemukan pada 4-12 minggu setelah
Hepatitis B infeksi. Hasil positif menunjukkan hepatitis B
akut (infeksi akut dan kronik)
Hbe-Ag ditemukan setelah 4-12 minggu setelah
terinfeksi. Hasil yang positif menunjukkan
tahapan aktif akut (sangat infeksius)
Hbc-Ag (antibodi inti hepatitis B) ditemukan
setelah 6 – 14 minggu terinfeksi. Hasil yang
positif menujukkan infeksi yang sudah lampau.
Merupakan penanda jangka panjang.
HbeAb antibodi ditemukan 8-16 minggu sesudah
terinfeksi, menunjukkan perbaikan infeksi akut.
Hasil positif antibodi HBs-Ab terhadap antigen
permukaan hepatitis B, terjadi setelah 2-10 bulan
infeksi. Menunjukkan pasien sebelumnya telah
terinfeksi /terpapar hepatitis B tetapi tidak
ditemukan pada tipe hepatitis yang lain.
Merupakan indikator perbaikan klinik, juga dapat
ditemui pada individu yang telah berhasil
diimunisasi dengan vaksin hepatitis B.
Pengukuran DNA virus dengan PCR dapat
digunakan untuk memonitor terapi HBV dengan
obat anti virus
Tes kulit tuberkulin PPD Hasil Normal: Tuberkulin adalah • PPD harus disimpan di dalam kulkas dan
tidak adanya fraksi protein (purified dispuit segera sebelum digunakan.
warna merah protein derivative) dari Konsentrasi 5-TU lebih sering digunakan, akan
pada kulit atau hasil pertumbuhan tetapi konsentrasi
endurasi mycobacterium 1-TU kadang digunakan sebagai penapisan awal
(penebalan/ tuberculosis atau pasien yang diduga
pengerasan), mycobacterium boris tuberkulosis untuk mengurangi keparahan reaksi,
hal ini yang larut. Antigen Walupun konsentrasi
menunjukkan diberikan secara 250-TU jarang digunakan, dapat digunakan bila
tes kulit negatif. intradermal (0,1 ml), diduga tuberkulosis dan
Abnormal: menghasilkan bleb terjadi keadaan anergi.
indurasi pada pada tempat injeksi • Penggunaan bersamaan atau baru saja
kulit, intradermal (biasanya menggunakan kortikosteroid
kemerahan, aspek volar atau dorsal dan obat imunosupresif lainnya dapat
udema dan pada lengan). Antigen menyebabkan hasil negatif palsu
nekrosis sentral. tersedia dalam 3 karena terjadi penekanan sistem imun seluler
Semakin besar konsentrasi unit : 1 (hipersensitifi tas tertunda).
diameter TU, 5 TU, 250 TU Antihistamin dan H2 Bloker mempengaruhi
bengkak maka (tuberculin unit). Tes respon kulit terhadap histamin
semakin positif dievaluasi dalam yang dimediasi oleh reaksi hipersensitifi tas
hasil ; waktu 48-72 jam. cepat yang dimediasi IgE dan
a) hasil negatif dapat menyebabkan hasil negatif palsu.
jika diameter < • Penyakit limfoid dapat menyebabkan hasil
5 mm, positif palsu. Virus dan infeksi
b) tidak pasti bakteri tertentu dapat menyebabkan hasil negatif
atau mungkin palsu karena penekanan
5-9 mm, reaksi hipersensitifi tas tertunda. Sebelum
c) positif ≥ 10 pemberian vaksin BCG dan
mm. vaksinasi yang baru dilakukan dengan vaksin
Tes kulit positif virus hidup yang dilemahkan
menujukkan dapat menyebabkan reaksi positif palsu.
pernah terpapar
basil
tuberculosa
(TB) atau
pernah
divaksin BCG
(Baccile
Calmette
Guerin).
Uji Kultur Untuk menentukan • Penentuan TB dapat dilakukan dengan tes
kepastian seseorang pewarnaan kultur dan tes
menderita tuberkulosis kultur mikobakteri, jika dibandingkan keduanya,
dapat dilakukan yang pertama simpel,
baik dengan kultur, cepat dan tidak mahal tetapi sensitifi tasnya lebih
menggunakan metode rendah. Sensitifi tas
terbaru seperti bakteri tahan asam lebih rendah pada TB
molecular line probe, ekstrapulmonal, pasien yang
maupun biakan menderita HIV dan pasien yang menderita
sputum bakteri tahan mikobakteria non tuberkulosis.
asam (pewarnaan Ziehl Bakteri tahan asam tidak dapat membedakan
Neelsen). mikobakteria tuberkulosis
dan mikobakteria non tuberkulosis.
• Kultur mikobakteri: berguna untuk
mengidentifi kasi kebenaran diagnosis
TB secara defi nitif, tetapi biayanya lebih mahal,
keuntungan lainnya dapat
digunakan untuk menetapkan kepekaan bakteri
terhadap obat anti TB.
• Apusan sputum; diagnosis dinyatakan negatif
bila paling ketiga apusan
sputum negatif (termasuk paling tidak satu
spesimen sputum pagi).
Pasien yang dicurigai dianjurkan dilakukan
pengambilan 3 kali sputum,
yaitu sewaktu pagi.
• Semua pasien harus dimonitor respon terapinya
terutama pasien dengan
tuberkulosis pulmoner, melalui pemeriksaan
spesimen sputum paling
tidak pada dua bulan pertama, lima bulan dan
pada akhir terapi. Pasien
dengan sputum positif pada bulan kelima terapi
dianggap gagal terapi
dan terapi harus dimodifi kasi. Respon terapi
pasien dengan tuberkulosis
ektrapulmoner dan pasien anak paling baik
dinilai secara klinis.
Uji sensitivitas antibiotik Uji sensitifi tas • Istilah sensitif menunjukkan bahwa bakteri
mendeteksi jenis dan yang diuji memberikan respon
jumlah antibiotika atau terhadap antimikroba.
kemoterapetik yang • Intermediate adalah resisten sebagian; sensitif
dibutuhkan untuk sedang berarti bahwa
menghambat bakteri yang diuji tidak dihambat secara
pertumbuhan bakteri. keseluruhan oleh obat pada
Seringkali, tes kultur konsentrasi terapi.
dan • Resisten menunjukkan mikroba tidak dihambat
tes sensitifi tas oleh antibiotika
dikerjakan bersamaan. • Beberapa mikroba bekerja sebagai bakterisid
Uji sensitifi tas juga (membunuh mikroba);
diperlukan bila akan sebagian lain bekerja sebagai bakteriostatika
mengubah terapi. yang berarti menghambat
pertumbuhan mikroba tetapi tidak membunuh.
• Munculnya strain penisilin resisten Neisseria
gonorrhoeae, metisillin
resisten Staphilococcus aureus (MRSA),
amikasin resisten Pseudomonas
sp atau vankomisin resisten Enterococcus sp
(VRE).
• Pasien yang hasil penapisan menunjukkan
positif MRSA atau VRE
sebaiknya diisolasi.
Ig G dan Ig M IgG meliputi IgG adalah jenis Ig G meningkat pada kondisi infeksi
75% - 80% antibodi yang paling granulomatosus krojjnik, hiperimunisasi,
total banyak dalam darah penyakit hati, maltrusi,rumatoid artritis.
imunoglobulin. dan cairan tubuh Ig G menurun pada kondisi agmaglobulinemia,
IgM meliputi lainnya. Antibodi ini limfoid aplasia, defisiensi IgG,IgA dan leukimia
5% - 10% dari melindungi dari limfoblastik kronik.
total antibodi. infeksi dengan IgM meningkat pada kondisi makroglonulineia
"mengingat" kuman waldenstrom, tripanosomiasis, malaria, lupus
yang telah di hadapi erimatosus, reumatoid artritis.
sebelumnya. IgM menurun pada kondisi gangguan
IgM adalah antibodi limfoproliferatif, meloma IgA dan IgM,
dasar yang berada
pada plasma B. Agammaglobulinemia dan leukemia limfoblastik
Dengan rasio serum kronik
13%, IgM merupakan
antibodi dengan
ukuran paling besar,
berbentuk pentameris
10
area epitop pengikat,
dan teredar segera
setelah tubuh
terpapar antigen
Tes widal Tes ini mengukur Seseorang yang mempunyai reaksi idal posistif,
tingkat antibodi belum berarti ia sakit tifus. Tapi, bila raksi widal
aglutinasi terhadap positif ini terjadi seumpama di swis dan orang itu
antigen O dan H. tidak pernah makan di pinggir jalan serta tidak
Tingkat pernah diberi vaksin tifus maka kemungkinan ia
antibodi diukur benar menderita tifus.
menggunakan
pengenceran serum
ganda. Biasanya
antibodi
O akan muncul pada
hari ke 6-10 dan
antibodi H pada hari
ke 10-12 setelah
onset penyakit. Tes ini
dilakukan pada serum
akut (kontak pertama
dengan
pasien).

Anda mungkin juga menyukai