1)
Mahasiswa Program StudiSarjanaKeperawatanSTIKesKusumaHusada Surakarta
hafidkurnia2@gmail.com
2,3)
Dosen Program StudiSarjanaKeperawatanSTIKesKusumaHusada Surakarta
ratihaccey@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
References: 21 (2008-2016)
I. PENDAHULUAN 5 tahun (Wibisono, 2015). Angka
kejadian di wilayah Jawa Tengah pada
Kejang demam merupakan
tahun 2010, 2-5% pada anak usia 6
kedaruratan medis yang memerlukan
bulan- 5 tahun dan 25-50% kejang
pertolongan segera, pengelolaan yang
demam akan mengalami bangkitan
tepat sangat diperlukan untuk
kejang demam berulang (Gunawan,
menghindari cacat yang lebih parah,
2008), sedangkan pada tahun 2013
yang diakibatkan kebangkitan kejang
angka kejadian kejang demam pada
yang sering. Pertolongan pertama untuk
anak usia 6 bulan sampai 5 tahun
menangani korban segera dilakukan
mengalami penurunan yaitu 2-3% (
untuk mencegah cidera dan komplikasi
Depkes 2013).
yang serius pada anak. Kejang lebih
Kejang demam biasanya terjadi pada
dari 15 menit dapat menyebabkan
awal kejang demam dimana anak akan
kecatatan otak bahkan kematian
terlihat kaku, kelojotan dan memutar
(Candra, 2009). Kejang demam
matanya. Anak tidak responsif untuk
merupakan kelainan neurologis yang
beberapa waktu, napas akan terganggu,
paling sering terjadi pada anak, 1 dari
dan kulit akan tampak lebih gelap dari
25 anak akan mengalami satu kali
biasanya. Setelah kejang, anak akan
kejang demam (Harjaningrum, 2011).
segera normal kembali. Kejang
WHO memperkirakan pada tahun
biasanya akan berakhir kurang dari satu
2010 terdapat lebih dari 21,65 juta
menit. Kejang sendiri terjadi akibat
penderita kejang demam dan lebih dari
adanya kontraksi otot yang berlebihan
216 ribu diantaranya meninggal. Di
dalam waktu tertentu tanpa bisa
Amerika pada tahun 2008, kejadian
dikendalikan. Kejang demam
kejang demam, hampir sebanyak 1,5
merupakan kedaruratan medis yang
juta dan sebagian besar lebih sering
memerlukan pertolongan segera untuk
terjadi pada rentang usia 6 bulan hingga
menangani korban segera dilakukan
36 bulan.
untuk mencegah cedera dan komplikasi
Angka kejadian kejang demam di
pada anak, pengelolaan yang tepat
Indonesia sendiri mencapai 2-4% tahun
sangat diperlukan untuk menghindari
2008 dengan 80% disebabkan oleh
cacat yang lebih parah, yang
infeksi saluran pernafasan dan
diakibatkan bangkitan kejang yang
meningkat pada tahun 2013 yaitu
sering (Candra 2009).
sebesar 3-4 % pada usia 6 bulan sampai
Faktor orang tua sangat berperan dapat dilihat dari hasil yang
dalam mencegah untuk terkena suatu disampaikan oleh ibu tentang
penyakit (Erfina, 2013). Orang tua yang pengetahuan mereka, apa itu pengertian
telah mendapatkan pengetahuan tentang kejang demam, klasifikasi kejang
penyakit dan cara penanganan serta demam, penyebab kejang demam, tanda
penanganannya dari petugas kesehatan dan gejala kejang demam, faktor resiko
melakukan perilaku atau tindakan kejang demam, komplikasi kejang
pencegahan atau penanganan yang baik demam, pencegahan kejang demam dan
sehingga akan mencegah anak pertolongan pertama kejang demam.
mendapatkan dampak yang buruk II. METODOLOGI PENELITIAN
(Gandhi,et.al, 2013). Penelitian yang Penelitian ini dilakukan di Posyandu
dilakukan oleh Riandita (2012) bahwa Girimargo pada bulan April 2018 – Mei
terdapat hubungan antara tingkat 2018. kuantitatif dengan rancangan
pengetahuan ibu tentang demam descriptif corelation. Metode
dengan pengelolaan demam pada anak. pengambilan semple adalah Probality
Ibu dengan tingkat pengetahuan rendah Sampling dengan Desain Simple
memiliki resiko tujuh kali lebih besar Random Sampling adalah metode
untuk melakukan pengelolaan demam pengambilan sample secara acak
anak yang buruk dari pada ibu dengan sederhana dengan asumsi bahwa
tingkat pengetahuan yang tinggi. karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
Hasil studi pendahuluan dari populasi tidak dipertimbangkan dalam
Posyandu Girimargo pada tanggal 8 penelitian (Dharma, 2011).
maret 2018, tercatat bahwa ada 75 Instrumen penelitian ini adalah
balita. Ada 25 balita mengalami kejang kuesioner tentang pengetahuan ibu
demam dalam 3 bulan terakhir yaitu tentang pertolongan pertama kejang
bulan desember dan febuari 2018. demam dan pertolongan kejang demam.
Berdasarkan hasil observasi dan Peneliti melakukan uji validitas pada
wawancara melalui kader posyandu di pertolongan kejang demam. kuesioner
Girimargo, dalam waktu 3 bulan tentang pengetahuan ibu tentang
terakhir terdapat 30 anak yang pertolongan pertama kejang demam
mengalami demam tinggi. Wawancara terdiri dari 15 pertanyaan. kuesioner
dilakukan ke 15 ibu, dari 5 ibu tidak tentang pertolongan kejang demam
ada yang mengetahui bahwa demam terdiri dari 14 pertanyaan. Untuk
bisa menjadi penyebab kejang dan 15 kuesioner pertolongan Pertama Kejang
Demam penilaianya 0 = Tidak Pernah, sebanyak 7 reponden (16.3), SMP
1 = Kadang-kadang,2 = Sering,3 = sebanyak 12 responden (27,9) dan
Tidak pernah. SMA sebanyak 24 responden (55,8).
III. HASILDAN PEMBAHASAN
3. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan Usia
Tabel 3. Distribusi pekerjaan Pada
Tabel 1. Distribusi Usia Pada
Responden (n : 43)
Responden (n : 43)
Jenis pekerjaan F %
Variabel Mean Min maks Std
IRT 32 74.4
deviasi
Swasta 7 16.3
Umur 32.09 21 53 6.715
Wiraswasta 4 9.3
( Data primer, 2018)
Total 43 100
DAFTAR PUSTAKA
BERHUBUNGAN DENGAN
PENANGANAN PERTAMA
KEJADIAN KEJANG
DEMAM PADA ANAK USIA
6 BULAN – 5 TAHUN DI
PUSKESMAS. Caring Nursing
Jurnal Vol. 1 No. 1
di dunia. Dari :
http://www.ph.who.org.diakses
pada tanggal 23 Oktober 2017