Anda di halaman 1dari 6

KONSEP PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA SEBAGAI PENDIDIKAN DUNIA

KERJA PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu


Dosen Pengampu : Dr. Putu Sudira, M.P.

Oleh :
Dwi Marlina
NIM. 19720251014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN INFORMATIKA


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
Konsep Pendidikan Teknik Elektronika sebagai pendidikan dunia kerja pada
Revolusi Industri 4.0
Dwi Marlina, 19720251014
Universitas Negeri Yogyakarta
Dwimarlina.2019@student.uny.ac.id

Abstrak
Perkembangan teknolongi berperan besar pada revolusi industri. Memasuki revolusi industri
4.0 dunia kerja menuntut SDM atau tenaga kerja memiliki kompetensi atau kemampuan baik
softskill dan hardskill. Pendidikan teknik elektronika berperan penting dalam revolusi insustri
4.0 karena saat ini hampir seluruh aspek dalam kehidupan sehari-hari menggunakan
perangkat elektronika. Oleh karena itu peluang lulusan pendidikan teknik elektronika sangat
besar. Namun, teknologi akan terus berkembang, sehingga lulusan pendidikan teknik
elektronika juga harus selalu mengembangkan kemampuan yang tidak akan bisa dilakukan
oleh mesin otomasi.
Kata kunci : Pendidikan, Elektronika, Revolusi, Industru 4.0.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia kerja menuntut adanya perkembangan kompetensi pada setiap
tenaga kerja baik dalam hal pengetahuan maupun keterampilan. Kompetensi yang dimiliki
tenaga kerja dapat diperoleh melalui pendidikan dalam tingkat Sekolah Menengah maupun
tingkat Diploma. Adapun Sekolah Menengah Kejuruan dan Diploma merupakan pendidikan
vokasional. Pendidikan vokasional menyiapkan peserta didik menjadi tenaga kerja yang
kompeten dibidangnya dan siap menghadapi dunia kerja. Tantangan dalam menyiapkan
tenaga kerja tidak hanya meningkatkan kompetensi yang dimiliki, namun juga tantangan
dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per Februari 2019 ada di angka 5,01 persen dari
tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang masih
mendominasi angka pengangguran. Data BPS mengatakan, 8,92 persen dari total tingkat
partisipasi angkatan kerja adalah pengangguran lulusan SMK. Kemudian, 7,92 persen dari
total tingkat partisipasi angkatan kerja adalah pengangguran lulusan diploma. Sehingga
tuntutan pendidikan vokasional tidak hanya cukup memberikan kompetensi berupa
pengetahuan dan keterampilan, namun juga membekali peserta didik untuk siap menghadapi
persaingan dalam penyerapan tenaga kerja serta terus mendampingi hingga lulusan
pendidikan vokasional mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang masing-masing.
Pendidikan Teknik Elektronika merupakan salah satu program studi yang berkonsep
pendidikan vokasional. Tujuan dari program studi Pendidikan Teknik Elektronika adalah
meghasilkan tenaga ahli dalam bidang pendidikan teknik elektronika yang memiliki
kompetensi dan keprofesionalan. Kompetensi yang diharapkan adalah pengetahuan dan
keterampilan khusus. Pengetahuan yang dimiliki meliputi penguasaan teori dan konsep
elektronika, memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mampu
mengelola riset dan pengembangan. Salah satu kemampuan khusus yang harus dimiliki
adalah mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan teknik
elektronika (Buku Panduan Akademik PPs UNY, 2019).

2. PEMBAHASAN
Konsep Pendidikan Teknik Elektronika sebagai pendidikan dunia kerja pada Revolusi
Industri 4.0. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata “konsep” memiliki arti
rancangan, gambaran objek, gambaran proses dan kata “pendidikan” memiliki arti proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sehingga konsep
pendidikan teknik elektronika merupakan rancangan dalam proses pengubahan sikap dan
tata laku melalui upaya pengajaran dan pelatihan dalam bidang teknik elektronika.
Pendidikan Teknik Elektronika merupakan salah satu program studi di Universitas
Negeri Yogyakarta sejak tahun 1979 di bawah LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Keguruan) untuk tingkat sarjana. Pendidikan Teknik Elektronika merupakan salah satu
program studi yang berkonsep pendidikan vokasional. Dalam Pasal 15 Undang-undang
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu,
sedangkan pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta
didik untuk memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara dengan
program sarjana. Pendidikan Teknik Elektronika membekali peserta didik dengan keahlian
khusus teknik elektronika disetai dengan ilmu kependidikan. Menurut J Millman (dalam
Susanto, 1993) Elektronika adalah ilmu dan teknologi tentang melintasnya partikel bermuatan
listrik didalam suatu gas atau suatu ruang hampa, atau suatu semikonduktor. Elektronika
mulai berkembang sejak adanya penemuan alat komunikasi telepon oleh A.G. Bell pada tahun
1876. Kemudian pada tahun 1896 Marconi berhasil menemukan telegrap radio tanpa kabel.
Selanjutnya muncul penemuan-penemuan komponen elektronika mulai dari transistor
berbahan semikonduktor hingga IC (integrated circuit) membuat elektronika berkembang
sangat pesat. Saat ini produk elektronika telah digunakan hampir seluruh aspek dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Pendidikan Teknik Elektronika memiliki peluang yang
cukup besar di dunia kerja dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
Saat ini revolusi industri telah memasuki revolusi industri 4.0 yang merupakan
perkembangan revolusi industri keempat. Menurut Davies (2015) Revolusi industri pertama
dimulai sejak tahun 1760 dan berkembang dengan sangat pesat hingga saat ini. Bermula saat
penemuan mesin uap dan mekanisasi menjadi revolusi industri pertama. Kemudian revolusi
kedua ditandai dengan penggunaan masal mesin-mesin produksi dengan tenaga listrik.
Selanjutnya penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur merupakan revolusi
ketiga. Hingga saat ini Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan pemanfaatan teknologi sensor,
interkoneksi, dan analisis data untuk memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh
teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gambaran mengenai perkembangan
revolusi industri seperti pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Perkembangan Revolusi Industri


(Sumber : Wikimedia Commons)
Revolusi industri 4.0 menuntut pendidikan vokasional menghasilkan tenaga ahli dalam
berbagai bidang tidak terkecuali dari bidang Pendidikan Teknik Elektronika. Pendidikan
Teknik Elektronika berperan penting dalam membentuk tenaga ahli yang memiliki
penguasaan konsep dan teori dasar elektronika untuk memecahkan permasalahan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta dapat melakukan pengembangan yang bermanfaat bagi
masyarakat.
Neugebauer dkk (2016) mengemukakan potensi manfaaat revolusi industri 4.0 adalah
mewujudkan proses manufaktur yang efisien, cerdas dan on-demand (dapat dikostumisasi)
dengan biaya yang layak. Perbaikan produktivitas, mendorong pertumbuhan pendapatan,
peningkatan kebutuhan tenaga kerja terampil, peningkatan investasi (Rüßmann dkk, 2015).
Kagermann dkk (2013) juga berpendapat bahwa manfaat revolusi industri 4.0 mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan secara individu, proses rekayasa dan bisnis menjadi
dinamis, pengambilan keputusan menjadi lebih optimal, melahirkan model bisnis baru dan
cara baru dalam mengkreasi nilai tambah. Berdasarkan beberapa potensi manfaat di atas,
kemajuan teknologi adalah kunci perkembangan revolusi industri 4.0. namun, di era revolusi
industri 4.0. juga menuntut sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja untuk memiliki
kemampuan yang tidak akan dapat dilakukan oleh mesin seperti memecahkan masalah atau
kreativitas. Kemampuan ini harus terus diolah dan dikembangkan agar SDM tidak akan
tergantikan oleh mesin-mesin yang semakin hari semakin berkembang.
Pendidikan teknik elektronika memiliki peranan yang cukup besar pada era revolusi
industri 4.0. Perkembangan teknologi tidak akan jauh dari piranti elektronika. Pembekalan
softskill dan hardskill kepada peserta didik menjadi suatu keutamaan dalam pendidikan
vokasi. Sehingga, peserta didik tetap dapat memanfaatkan peluang yang tersedia. Beberapa
peluang kerja pada bidang teknik elektronika di era revolusi industri 4.0. adalah sebagai
berikut :
a. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
b. Tenaga pengajar (Guru, Dosen, atau Instruktur Teknik Elektronika)
c. Start Up pembuatan media pembelajaran
d. Electronics Design Engineering
e. Project Engineer
f. Konsultan Elektronika
g. Sektor manufaktur peralatan elektronik
h. Research and Development Engineer
i. Software Developer
j. Telekomunikasi
k. Wirausaha
l. Dsb.

3. KESIMPULAN DAN SARAN


Lulusan pendidikan teknik elektronika telah dipersiapkan untuk menjadi tenaga ahli
yang memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Elektronika hingga saat ini terus berkembang dan telah
digunakan hampir pada seluruh aspek yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dengan bekal softskill dan hardskill lulusan pendidikan teknik elektronika memiliki
banyak kesempatan untuk bersaing di era revolusi industri 4.0. Pemanfaatan teknologi adalah
peluang utama peserta didik pendidikan teknik elektronika.
Pendidikan vokasi akan terus dibutuhkan oleh masyarakat (SDM) untuk
mengembangkan kemampuan softskill dan hardskillnya. Oleh karena itu penyelenggara
sekolah vokasi harus mengikuti perkembangan teknologi seperti di era revolusi industri 4.0.
saat ini. Sehingga, peserta didik dapat terus mengikut perkembangan dan tidak tetap mampu
bersaing dengan bidang yang lain.
4. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Jakarta Pusat. (2019). Statistik Indonesia Tahun 2019 : Jumlah
Pengangguran Februari 2019. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik.
Davies, R. (2015). “Industry 4.0 Digitalisation for productivity and growth”
http://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/BRIE/2015/568337/EPRS_BRI(2015)
568337_EN.pdf. Diakses 16 September 2019
Hoedi, Prasetyo, Sutopo, Wahyudi. (2018). “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan Arah
Perkembangan Riset”. Jurnal Teknik Industri. Volume 13, No. 1, Januari 2018
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online]. Tersedia di http://kbbi.web.id/. Diakses 16
September 2019
Kagermann, H., Lukas, W.D., & Wahlster, W. (2013). Final report: Recommendations for
implementing the strategic initiative INDUSTRIE 4.0. Industrie 4.0 Working Group.
Neugebauer, R., Hippmann, S., Leis, M., & Landherr, M. (2016). Industrie 4.0-From the
Perspective of Applied Research. Procedia CIRP, Vol. 57, pp. 2-7.
Program Pascasarjana. (2019). Buku Panduan Akademik. Yogyakarta : UNY.
Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem
Pendidikan Nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 11.Sekretariat Negara.
Jakarta.
Rüßmann, M., Lorenz, M., Gerbert, P., Waldner, M., Justus, J., Engel, P. & Harnisch, M.
(2015). Industry 4.0: The future of productivity and growth in manufacturing industries.
Boston Consulting Group, p.14.
Susanto.(1993). Mikroelektronika Sistem Digital Dan Analog. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Anda mungkin juga menyukai