MOM - MONEV Day 2
MOM - MONEV Day 2
MOM - MONEV Day 2
- Progress inisasi KKP di Sorong Selatan. Progress ini terdapat step-step sebagai
berikut:
a. Survei data dasar calon KKP Kab, Sorong Selatan
b. Konsultasi publik I
c. Analisa potensial dan scoring calon peserta
d. Deklarasi Adat
e. Konsultasi publik II
f. Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan
- Penjelasan tentang pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi perairan (Permen KP
Nomor 30 Tahun 2010)
- Penjelasan tentang pembentukan Pokja Penyusun Perencanaan Kawasan Konservasi
Perairan
- Penjelasan tentang kebutuhan data analisis desain MPA Sorong Selatan
- Penjelasan tentang tujuan pendirian kawasan konservasi perairan kab. Sorong
Selatan.
- Tantangan dalam pendirian kawasan konservasi perairan, yaitu alih fungsi lahan,
konflik pemanfaatan sumberdaya alam, dan ancaman perubahan lingkungan
b. Progress MPA di Bintuni
- Penjelasan tentang latar belakang MPA di Bintuni
- Penjelasan tentang peta MPA di Bintuni
- Penjelasan tentang ancaman dan tekanan. Ancaman dan tekanan adalah sebagai
berikut:
1. Wilayah tangkapan terancam perusahaan migas
2. Alat tangkap destruktif
3. Persaingan alat tangkap
4. Meningkatnya jumlah nelayan
5. Eksploitasi hutan mangrove
6. Berkurangnya jumlah dan jenis ikan
7. Pengelolaan hak ulayat kurang baik
- Penjelasan tentang tahapan RBFM
a. Inisiasi
b. Kesepakatan
c. Implementasi
- Tahapan yang sudah dilaksanakan
a. Pembentukan tim inisiasi
b. Sosialisasi pengelolaan perikanan masyarakat tradisional
c. Training MPA 101
- Isu dan tantangan
a. Konflik hak ulayat
b. Masyarakat yang kritis
c. Masyarakat pro migas
d. Lemahnya penegakan hukum
e. Aksesibilitas
f. Jaringan komunikasi
2. Evaluasi fasilitator terkait implementasi program
- Penjelasan tentang evaluasi terkait implementasi program MPA di Sorsel dan Bintuni
- Isu dan tantangan yang dihadapi MPA Facilitator di Sorsel dan Bintuni
- Solusi terhadap isu dan tantangan yang akan dihadapi enumerator dan MPA
Fasilitator di Sorsel dan Bintuni
3. Evaluasi data input harian
a. Perbaikan terkait kode grid dan sub grid pada form pendataan harian
b. Perubahan penulisan pada form 1 di site Bintuni Timur dan Banjar Ausoy yaitu
“jenis umpan” menjadi “umpan”.
c. Penulisan nama ilmiah yang salah harus diperbaiki
d. Perbaikan tentang nama jenis umpan dan estimasi beratnya
e. Form 2 untuk kapal penangkap dikosongkan jumlah palkah
f. Form 2 untuk pendataan kepiting, sub kode grid nya dikoreksi kembali dengan cara
wawancara dengan nelayan.
g. Form 2 untuk pendataan kepiting terkait grid dan sub grid, apabila terdapat dua
lokasi penangkapan maka gridnya dipisahkan dengan tanda (;), contohnya
12700;12455;12656 dan sub grid nya apabila ada di dua lokasi maka ketentuan
penulisannya dengan “(nomor grid)-(nomor sub grid)” dan dipisahkan dengan tanda
(;), contohnya 12700-3;12455-4;12656-7
h. Form 3 untuk pendataan udang, pengukuran kepala udang dilakukan sesuai kondisi.
Jika hasil tangkapan udang banyak maka pengukuran dilakukan dengan udang utuh,
sedangkan untuk total tangkapan yang sedikit maka pengukuran dilakukan dengan
kepala udang.
i. Form 3 ditargetkan untuk minggu pertama dilakukan pengukuran TKG (60 ekor)
dan minggu selanjutnya dilakukan pengukuran seperti biasa.
4. Evaluasi data logbook perikanan harian
a. Hasil tangkapan yang tercatat di logbook diutamakan 5jenis.
b. Daerah penangkapan wajib diisi
c. Pendekatan dan sosialisasi terkait logbook perlu ditingkatkan.
5. Evaluasi dan progress kegiatan fisheries
a. Penjelasan tentang hasil SIMKADA
b. Penjelasan tentang hasil pengukuran frekuensi panjang karapas
c. Penjelasan tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam waktu dekat yaitu
“kegiatan training pengolahan produk perikanan (kepala udang dan ikan sembilang)”
di Sorong Selatan.
d. Penjelasan tentang implementasi FIP (Fisheries Improvement Projects)
e. Penjelasan tentang pengisian form BMP (Better Management Practice) terkait
kelompok nelayan
6. Teknik penjajakan upaya peningkatan kapasitas nelayan
a. Penjelasan tentang strategi pendampingan/penjajakan perikanan
b. Penjelasan tentang prinsip dasar pendampingan/penjajakan
c. Penjelasan tentang strategi tahap fasilitasi
d. Penjelasan tentang peningkatan kapasitas berbasis komunitas / partisipatoris
e. Penjelasan tentang substansi dan teknis pendekatan
7. Progress RZWP3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil)
a. Dasar hukum RZWP3K adalah sebagai berikut:
- UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah
- UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang kelautan
- UU Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil
b. Penjelasan tentang proses penyusunan RZWP3K
President: HE Chief Emeka Anyaoku In Indonesia registered as:
Director General: James P. Leape Yayasan WWF-Indonesia
President Emeritus: Chairperson – Advisory Board: Pia Alisjahbana
HRH The Duke of Edinburgh Chairperson – Supervisory Board: Tati Darsoyo
Founder President: Chairperson – Executive Board: Kemal Stamboel
HRH Prince Bernhard of the Netherlands
WWF-Indonesia Tel: (021) 782 9461
Gedung Graha Simatupang Fax: (021) 782 9462
Tower 2 Unit C Lantai 7 Website : www.wwf.or.id
Jl. Letjen TB Simatupang
Kav 38 Pasar Minggu, Jakarta Selatan
DKI Jakarta, Indonesia