Hutan Desa
Hutan Desa
“Hutan Desa”
Oleh :
INDRAWATI SALEH
M1A1 16 026
KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Hutan Desa ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Dosen mata kuliah kehutanan masyarakat yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB 1 .......................................................................................................................... 43
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 43
BAB II ........................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN........................................................................................................... 10
3.2. Pemanfaatan hutan desa pada kawasan hutan lindung dan produksi ................ 11
BAB IV ........................................................................................................................ 15
PENUTUP ................................................................................................................... 15
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Data dari Kementerian Kehutanan Tahun 2010 bahwa dari 31.864 jumlah
desa, terdapat 16.760 desa (52,60%) berada dalam kawasan hutan antara lain dalam
hutan lindung terdapat 6.243 desa, Hutan produksi 7.467 desa, Hutan Produksi
terbatas 4.744 desa dan Hutan Produksi Konversi 3.848 desa dan Hutan Konservasi
sebanyak 2.270 desa. Dari jumlah kepala keluarga sebanyak 21.563.447, terdapat
sebanyak 448.630 kepala keluarga (2,08%) dalam kawasan hutan dan sebanyak
menunjukkan bahwa Desa sangat bersinggungan dengan kawasan hutan. Kata salah
seorang masyarakat desa “yang mana sesungguhnya benar, desa yang masuk hutan
atau hutan yang masuk desa ?”Hutan Desa itu eksis secara sosiologis, baik itu berada
dalam kawasan hutan (atau hutan Negara) maupun berada di luar kawasan (atau hutan
kas desa, atau sebutan lainnya telah mengalami penurunan fungsi semenjak tata ruang
penjelasan pasal 5,hutan desa adalah hutan negara yangberada di dalam wilayah suatu
4
Pengelolaan Hutan, hutan desa didefinisikan sebagai hutan negara yangbelum
dibebani izin atau hak yang dikelola oleh desa danuntuk untuk kesejahteraan
masyarakatdesa.Prinsip dasar dari Hutan Desa adalah untuk membuka akses bagi
desa tersebut.
Hak akses desa terhadap hutan negara yang ada di dalam wilayahnya inilah
Desa, yang ditetapkan pada tanggal 28Agustus 2008.Peraturan ini kemudian diikuti
desa dengan waktu 35 tahun dan dapat diperpanjang.Perizinan Hutan Desa dapat
diberikan di areal hutan lindung dan juga produksi yang berada di dalam wilayah
administrasi desa yang bersangkutan.Penetapan areal kerja hutan desa dilakukan oleh
diberikan adalah hak pemanfaatan Hutan Desa bukan hak milik dengan status tetap di
hutan negara.
5
1.2. Rumusan Masalah
produksi?
1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui pemanfaatan hutan desa pada kawasan hutan lindung dan
produksi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hutan Desa dari beberapa sisi pandang, yaitu : (a) dilihat dari
aspek teritorial, Hutan Desa adalah hutan yang masuk dalam wilayah administrasi
sebuah desa definitif dan ditetapkan oleh kesepakatan masyarakat, (b) dilihat dari
aspek status, Hutan Desa adalah kawasan hutan negara yang terletak pada wilayah
administrasi desa tertentu dan ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hutan Desa, (c)
dilihat dari aspek pengelolaan, Hutan Desa adalah kawasan hutan milik rakyat dan
milik pemerintah (hutan negara) yang terdapat dalam satu wilayah administrasi desa
pemerintah sebagai Hutan Desa yang dikelola oleh organisasi masyarakat desa.
Awang sendiri lebih cenderung pada pengertian (c) sebagai definisi ideal Hutan Desa
(Awang, 2003).
Hutan Desa sebagai kawasan hutan negara, hutan rakyat, dan tanah negara
yang berada dalam wilayah administrasi desa yang dikelola oleh lembaga ekonomi
yang ada di desa, antara lain rumah tangga petani, usaha kelompok, badan usaha
milik swasta, atau badan usaha milik desa yang khusus dibentuk untuk itu, dimana
7
Hak akses desa terhadap kawasan hutan (hutan negara) yang ada di dalam
wilayahnya inilah yang kemudian didefenisikan sebagai Hutan Desa. Pada awal
menggulirkan konsep Hutan Desa mendefinisikan Hutan Desa sebagai kawasan hutan
negara yang masuk dalam wilayah desa tertentu dan dikelola oleh masyarakat desa
membicarakan pengelolaan hutan di desa memang harus holistik dan integrasi dengan
pengelolaan Hutan Desa harus mencakup status hutan negara dan hutan rakyat yang
ada di desa tersebut. Lembaga dan aktor pengelola akan tergantung pada kesiapan dan
kondisi masing-masing lokasi. Yang pasti masyarakat desalah sebagai aktor utama
kompromi terhadap tuntutan pengakuan hutan adat yang sampai saat ini belum
boleh jadi akan terkait dengan persoalan tarik-menarik lingkaran kalangan elit desa
(baca: perangkat desa), atau antara kepentingan entitas desa yang notabene adalah
entitas politik pusat, dan entitas adat yang lebih mewakili sosial ekonomi masyarakat
adalah : (a) semangat pengaturan sebaiknya adalah bagaimana agar daerah mampu
8
mengatur diri, (b) sebaiknya isu harus ditempatkan dalam konteks demokratisasi,
konteks pencapaian tujuan kesejahteraan rakyat, (d) perlu dilakukan penelitian sejauh
mana desa bisa diberi hak atas pengelolaan sumber daya, dan kepada siapakah hak itu
diberikan, apakah kepada komunitas ataukah pada lembaga desa, serta perlu diatur
bagaimana mencegah terjadinya elit capture, (e) harus dijaga jangan sampai sumber
daya yang sifatnya public goods kemudian malah diprivatisasi dan dibagi-bagi, (f)
kalaupun desa diberikan otonomi mengelola sumberdaya, maka harus dijaga agar
jangan sampai pihak luar yang mengambil profit, (g) perlu dipikirkan bagaimana agar
pengelolaan sumber daya alam itu dapat member manfaat terhadap masyarakat,
terutama masyarakat yang paling dekat dengan sumber daya alam tersebut, (h) agar
harus diidentifikasi secara jelas apa itu karakteristik sumber daya alam, (i) perlu
desentralisasi yang telah memberikan ruang pada daerah dengan isu kapasitas
9
BAB III
PEMBAHASAN
sejak tahun 1995 dengan tujuan untuk memberi peluang kepada masyarakat agar
masyarakat hutan. Hutan desa merupakan salah satu dari 4 skema pengelolaan hutan
dapat dilakukan pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi dengan jangka
yang dilakukan paling lama setiap 5 tahun.Kebijakan mengenai hutan desa diatur
II/2014.Pemegang ijin pengelola hutan desa adalah suatu lembaga pengelola yang
dibentuk melalui Peraturan Desa (Perdes). Ijin pengelolaan dapat berupa Ijin Usaha
Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK), Ijin Pemanfaatan
Hasil Hutan Bukan Kayu (IPHHK). Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
dalam rencanakerja tahunan, rencana kerja jangka menengah dan rencana kerja
10
jangkapanjang untuk mengetahui kemajuan kegiatan yang direncanakan.Evaluasi
pengelolaan hutan telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah direncanakan
bersama.Jika ada perbedaan antara kegiatan yang telah dilakukan dan yang
ketidaksesuaiannya.
3.2. Pemanfaatan hutan desa pada kawasan hutan lindung dan produksi
masyarakat antara lain yaitu: a. Pemanfaatan kawasan untuk kegiatan usaha budidaya
tanaman obat, tanaman hias, jamur, lebah, makanan ternak, penangkaran satwa liar
dan rehabilitasi satwa, b. Jasa lingkungan yang berupa jasa aliran air, air, wisata alam,
kawasan untuk kegiatan usaha budidaya tanaman obat, tanaman hias, jamur, lebah,
makanan ternak, penangkaran satwa liar dan rehabilitasi satwa, b. Jasa lingkungan
yang berupa jasa aliran air, air, wisata alam, perlindungan keanekaragaman hayati,
11
karbon, c. Pemungutan HHBK berupa: rotan, getah, madu, buah, jamur dan sarang
walet. Pada hutan desa yang ada di kawasan hutan produksi, pemanfaatan HHBK
Getah, kulit kayu, buah atau biji dan gaharu meliputi pemanenan, pengayaan,
Getah, kulit kayu, buah atau biji dan gaharu meliputi penanaman, pemanenan,
HHBK rotan, madu, getah, buah atau biji, gaharu, daun, kulit kayu, tanaman
c. Pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan desa di kawasan hutan produksi dibatasi
hanya 50 m per lembaga desa per tahun untuk kebutuhan pembangunan fasilitas
12
3.3. Prosedur perizinan danpengelolaan hutan desa
13
hidupnya.Hal ini dimungkinkankarena pemegang hak pengelolaan hutan desa berhak
memanfaatkan kawasan, jasa lingkungan,pemungutan hasil hutan kayu dan bukan
kayu.Namun untuk di hutan lindung tidak diizinkanmemanfaatkan dan memungut
hasil hutan kayu.Dalammemanfaatkan kawasan hutan desa, baik yang berada di hutan
lindung maupun hutanproduksi masyarakat dapat melakukan berbagai kegiatan usaha,
yaitu budidaya tanaman obat,tanaman hias, jamur, lebah, penangkaran satwa liar, atau
budidaya pakan ternak.Sedangkan dalammemanfaatkan jasa lingkungan dapat
melalui kegiatan usaha pemanfaatan jasa aliran air,pemanfaatan air, wisata alam,
perlindungan keanekaragaman hayati, penyelamatan danperlindungan lingkungan,
atau penyerapan dan penyimpanan karbon.Intinya, Hutan Desa adalah salah satu
wujud kebijakan untuk pemberdayaan masyarakat didalam dan sekitar kawasan hutan
serta mewujudkan pengelolaan hutan yang adil dan lestari.Kebijakan ini perlu
disosialisasikan pada masyarakat dan institusi terkait agar tujuanyang
diharapkandapat dicapai.Selain itu,Hutan Desadiharapkanmemberikan akses kepada
masyarakat setempatmelalui lembaga desa, dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat secara berkelanjutan.
14
BAB IV Formatted: Font: Bold
Formatted: Centered
PENUTUP
Formatted: Normal, Line spacing: 1.5 lines, Don't adjust
4.1. Kesimpulan space between Latin and Asian text, Don't adjust space
between Asian text and numbers
Hutan desa merupakan salah satu dari 4 skema pengelolaan hutan berbasis Formatted: Line spacing: 1.5 lines
15
ketiga, pengelolaan di lapangan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat pemegang
izin pemanfaatan hutan desa.
4.2. Saran
Utamanya agar pemanfaatan hutan dapat terdistribusi secara adil hingga ke
seluruh levelsosial ekonomi masyarakat desa, sehingga untuk pencapaian Tujuan
penyelenggaraan hutan desa perlu meningkatkankesejahteraan masyarakat setempat
secara berkelanjutan dapat tercapai.
DAFTAR PUSATAKA
16
Alam, S., Supratman., dan Yusuf, Y., 2003. Pengelolaan Hutan Desa di Sulawesi
Selatan.Makalah di Susun pada Seminar Nasional Hutan Desa, Yogyakarta.
Awang, S.A., 2010. Hutan Desa: Realitas Tidak Terbantahkan Sebagai Alternatif
Model Pengelolaan Hutan di Indonesia (Artikel).Diakses pada tanggal
30/09/10.
Santoso Hery. 2008. Warta Tenure Nomor 5 April 2008. Working Group on Forest
Land Tenure. Kajian dan Opini.Selamat datang Hutan
Desa.www.wgtenure.org/file/Warta.../Warta_Tenure_05e.pdfdiaksestanggal
7Desember2012.
Santoso Hery. 2011. Hutan Kemasayarakatan dan Hutan Desa: Tafsir Setengah Hati
Pengelolaan Human Berbasis Masyarakat Versi Kementrian Kehutanan RI.
JurnalKehutanan Masyarakat Vol. 3 No. 1 Tahun 2011 53-78.
17