Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
Akuntansi S1 Semester 7
PERDANA MANDIRI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat merampungkan tugas matakuliah Hukum Bisnis yang berjudul
“Hukum Perjanjian dan Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan” ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Adapun materi dalam makalah ini tersusun atas tiga bab yang meliputi BAB
I:Pendahuluan, BAB II: Pembahasan, dan BAB III: Penutup. Materi yang disampaikan dalam
makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk mengetahui apa-apa mengenai
Hukum Perjanjian dan Aspek Hukum Lembaga Penjamin Simpanan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada, sehingga kami
berharap para pembaca dan khususnya kepada Dosen matakuliah Hukum Bisnis yakni Bapak
Syaffarman Rusli, M. H. Kes. dapat memberikan kritik dan saran baik secara tulisan maupun
lisan yang membangun kepada kami demi menyempurnakan makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat menjadi tambahan
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang dapat
diidentifikasi dalam diskusi ini adalah:
3.1. Kesimpulan
Perjanjian merupakan suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua
pihak,berdasarkan pihak mana yang berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang
lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. Dalam hal
perjanjian diperlukan beberapa syarat untuk disahkannya suatu perjanjian
diantaranya yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk
membuat suatu perikatan, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal.
Perjanjian memiliki beberapa bentuk yang dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu tertulis dan tidak tertulis. Perjanjian tertulis adalah perjanjian yang
dibuat oleh para pihak dalam bentuk tulisan. Sedangkan perjanjian lisan adalah
suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak dalam wujud lisan --cukup kesepakatan
para pihak--.
Salah satu bentuk kesalahan dalam perjanjian adalah wanprestasi yaitu
pelaksanaan kewajiban yang tidak dipenuhi atau ingkar janji atau kelalaian yang
dilakukan oleh debitur baik karena tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan
ataupun malah melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
Maka akibat dari ingkar janji tersebut pihak debitur perlu membayar segala
kerugian karena musnahnya atau rusaknya barang-barang milik kreditur akibat
kelalaian debitur.
Untuk menuntut ganti rugi harus ada penagihan terlebih dahulu, kecuali dalam
peristiwa-peristiwa tertentu yang tidak memerlukan adanya teguran. Ketentuan
tentang ganti rugi diatur dalam pasal 1246 KUHPerdata, yang terdiri dari tiga
macam, yaitu biaya, rugi dan bunga. Jadi ganti rugi yang ditimbulkan akibat
wanprestasi itu hanya boleh diperhitungkan berdasar sejumlah uang. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesulitan dalam penilaian jika harus
diganti dengan cara lain.
Berikutnya adalah mengenai Lembaga Penjamin Simpanan. LPS adalah
suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan
di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin Simpanan yang ditetapkan pada 22
September 2004. Undang-undang ini mulai berlaku efektif 12 bulan sejak
diundangkan sehingga pendirian dan operasional LPS dimulai pada 22
September 2005.