Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu-ilmu Peternakan 21 (3): 18 - 29

ISSN: 0852-3581
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Mini review :
Pengolahan kerupuk “Rambak” kulit di Indonesia
Oleh :
Dedes Amertaningtyas,S.Pt.,MP*)

*) Staf pengajar Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas


Brawijaya Malang

ABSTRACT: Hide a waste product of animal slaughter house is still can be utilized as food
in the form of cracker. Cattle, buffalo, rabbit, chicken shank and fish skin can be used of raw
materials for cracker production. This process include hide selection, washing, immersing,
liming, deliming, boiling, cutting, immersing in sauce, drying and frying. In Indonesia, the
skin cracker industriesare consentralised in certain area of west, central and east java
provinces where Sumatra skin cracker are popular knows as “ kerupuk jangek”. Although
skin cracker have a high protein content, however its quality are low comparedto other meat
processed products. The most dominant amino acid in this product is glycine. Some
important issues such as it is not recommended for people suffering uric acid, addition of
harmfull additives i.e. formalin and borax, containg chrome which originated from hide
prosessing industry and unreligion system of slaughtering (is not halal).
Kata Kunci : waste product, skin animal, rambak cracker.

PENDAHULUAN kerupuk yang dikenal dimasyarakat, yaitu


Pengertian kerupuk kerupuk dengan bahan baku nabati (seperti
Kerupuk atau krupuk adalah kerupuk singkong, kerupuk bawang,
makanan ringan yang dibuat dari adonan kerupuk puli, rempeyek, rengginang,
tepung tapioka dicampur bahan perasa kerupuk gendar, kerupuk aci, kemplang,
seperti udang dan ikan. Sebutan kerupuk rengginang, emping melinjo (Gnetum
dibeberapa Negara antara lain gnemon) dan karak) dan kerupuk dengan
krupuk/kerupuk/kropoek di Indonesia, tambahan bahan pangan hewani (seperti
keropok di Malaysia, Kropek di Filiphina, kerupuk udang, kerupuk ikan dan
bánh phông tôm di Vietnam merupakan kerupuk rambak kulit (Anonymous,
makanan ringan (snack) di beberapa 2010). Sedangkan kerupuk kulit atau yang
negara Asia (Anonymous, 2010). Kerupuk dikenal dengan nama kerupuk rambak
bertekstur garing dan dijadikan sebagai adalah kerupuk yang tidak dibuat dari
makanan selingan, pelengkap untuk adonan tepung tapioka, melainkan dari
berbagai makanan Indonesia seperti nasi kulit sapi, kerbau, kelinci, ayam atau kulit
goreng, gado-gado, soto, rawon, bubur ikan yang dikeringkan (Anonymous,
ayam dan lain lain dan bahkan orang 2011).
menganggap kerupuk sebagai lauk sehari- Beberapa industri pengolahan
hari. Kerupuk biasanya dijual dalam kerupuk rambak kulit skalanya masih
kemasan yang belum digoreng (kerupuk Industri Rumah Tangga (IRT). Industri
mentah) atau dalam kemasan yang sudah kerupuk rambak kulit banyak dijumpai di
digoreng (kerupuk matang). Ada dua jenis Jawa Timur (Daerah Sentra industry
18
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

kerupuk rambak Desa Kauman penjemuran dan penggorengan. Kadar


Kecamatan Bangsal Mojokerto, lemak kerupuk yang sudah digoreng
Sidoarjo,Jember, Tulungagung), Jawa adalah sebesar 31,81% (kerupuk kerbau)
Tengah (Kendal, Pati, Sleman Jogya, dan 32,44% (kerupuk sapi). Kadar Protein
Gunung Kidul, Purworejo, Boyolali), Jawa sebesar 63,90% (kerupuk kerbau) dan
Barat (Garut ). Kendala utama dalam 64,71% (kerupuk sapi). Kandungan asam
usaha kerupuk rambak kulit adalah urat pada 100 gr kerupuk jangek yang
pemenuhan bahan baku utamanya yaitu berasal dari kulit sapi terdapat 0,64-0,7 mg
kulit. Kulit kerbau lebih sulit didapatkan kadar asam urat, menunjukkan adanya
daripada kulit sapi tetapi kulit kerbau lebih pengendapan asam urat pada kulit yang
mudah dalam proses merupakan produk akhir dari metabolisme
pengelupasan/pengerokan bulu. Kebijakan asam nukleat dan senyawa purin. Bagi
impor daging berupa daging beku tanpa penderita asam urat, dianjurkan untuk
tulang dan kulit dari negara Australia, New tidak mengkonsumsi kerupuk kulit.
Zealand dan Amerika menyebabkan kulit Bilangan peroksida sebesar 1,0 mg/kg
sapi lokal yang bagus digunakan untuk bahan kerupuk kulkit sapi setelah disimpan
industri penyamakan kulit untuk sepatu, 4-5 minggu pada suhu ruangan. Sedangkan
tas dan jaket kulit untuk bahan baku pada pengamatan dengan menggunakan
kerupuk rambak menjadi sulit didapatkan, HPLC (High Performance Liquid
bahkan beberapa industri kerupuk kulit Chromatography), terdeteksi kadar triolein
rambak di Jember terpaksa menghentikan dan diolein yang cukup tinggi baik pada
produksinya. (Anonymous, 2009). Hidayat kerupuk kulit sapi maupun kulit kerbau,
(2009), menelliti bahwa permintaan bahan yang berasal dari minyak goreng saat
baku berupa kulit kerbau sebesar 1.520,13 proses penggorengan sebanyak dua kali.
kg/bulan di perusahaan kerupuk rambak Minyak goreng tersebut terperangkap
kulit kerbau “DWIJOYO” Kecamatan dalam pori-pori kerupuk.
Pegandon Kabupaten Kendal. Kulit ayam yang berasal dari bagian
cakar ayam, dapat dimanfaatkan sebagai
MACAM KERUPUK RAMBAK bahan baku kerupuk rambak karena pada
Kerupuk Jangek adalah kerupuk kulit cakar ayam banyak mengandung
yang dibuat dari kulit sapi atau kerbau, kolagen sehingga dapat dijadikan bahan
yang banyak dijumpai di daerah Jangek baku pembuatan kerupuk rambak kulit.
Sumatera. Proses pembuatannya masih Kulit ikan juga dapat dimanfaatkan
tradisional dan merupakan usaha rumah sebagai bahan baku kerupuk rambak kulit
tangga. Menurut penelitian Nadia (2006) ikan untuk alternatif penganekaragaman
bahwa kandungan non nutrisi (yaitu produk hasil perikanan, sehingga turut
kolesterol, kadar lemak, asam urat dan mendukung “zero waste” pada produk
ketengikan/kandungan peroksida) pada perikanan, misalnya kulit ikan kambing-
kerupuk kulit Jangek yang berasal dari kambing (Abalistes stellatus) (Kartiwa,
kulit sapi maupun kulit kerbau, tidak 2002). Susila, Retno, Sulastri dan Siti,
dijumpai adanya senyawa kolesterol. Hal (2006 ) memperkenalkan dan memberi
ini dimungkinkan karena pada proses pelatihan pembuatan kerupuk rambak dari
pengolahan kulit menjadi kerupuk kulit kulit ikan di daerah Tanjungsari Gunung
jangek, mengalami beberapa kali Kidul dan daerah Baron. Peserta pelatihan
perlakuan panas, misalnya perebusan, tertarik untuk membuka peluang usaha
19
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

pembuatan kerupuk rambak kulit ikan larutan kapur tohor (Ca(OH)2 supaya kulit
yang menguntungkan dengan membengkak, lapisan epidermis dan bulu
memanfaatkan limbah kulit ikan yang mudah dihilangkan serta untuk
banyak tersedia didaerah tersebut. menuingkatkan daya kembang dan
kerenyahan kerupuk rambak), buang
PROSES PEMBUATAN KERUPUK kapur (deliming), mencuci kulit dengan
RAMBAK KULIT. air mengalir supaya sisa kapur hilang,
pengerokan bulu (terutama dari kulit
Pembuatan kerupuk rambak kulit sapi, kerbau dan kelinci), perebusan
sangat mudah dilakukan dan tidak (boiling) pada suhu dan waktu tertentu
memerlukan bahan yang mahal. Proses sesuai jenis kulit supaya kulit matang,
pembuatan kerupuk rambak kulit (seperti pemotongan kulit sesuai selera,
pada Gambar 1) pada umumnya adalah perendaman dalam bumbu (umumnya
pemilihan kulit sebagai bahan baku kulit adalah garam dan bawang putih),
(harus dari kulit yang sehat, bukan dari penjemuran dibawah sinar matahari
ternak yang sakit, kulit bersih dan tidak sampai kering, penggorengan (dilakukan
busuk), pencucian (washing) untuk 2 tahap, yaitu dengan minyak yang tidak
membersihkan sisa kotoran yang masih terlalu panas (suhu 80oC) kemudian
menempel, perendaman jika kulit berasal dimasukkan dalam minyak yang panas
dari kulit awetan atau kulit kering (selama (suhu 100oC) sampai kerupuk rambak
24 jam dalam air bersih) supaya kulit kulkit mengembang dengan sempurna.
kering menjadi basah seperti kulit segar, Proses selanjutnya yaitu pengemasan
pengapuran (liming) (direndam dalam dalam kantong plastik serta pemasaran.

20
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

Kulit ternak Ditimbang beratnya

Pencucian dengan air bersih yg mengalir

Perendaman Dalam air bersih selama 24 jam


(jika kulit kering)

Pengapuran 1 kg kulit : 0,4 kg kapur dlm 5 lt air

Buang kapur dengan air bersih yg mengalir

Buang Bulu Dikerok dg pisau tumpul sampai bersih

Perebusan Suhu 90oC 2 jam (cirri-ciri matang


adl ditusuk dg lidi tembus)

Pengguntingan ± 3 x 2 cm

Perendaman Bawang putih 5%, Garam 2%, air


dalam bumbu secukpnya, direndam selama ±1 jam

Pengeringan Dibawah sinar matahari 2-3 hari (kering)

Penggorengan I. dimasukkan dlm mny panas 80oC 30


detik
II. dimasukkan dlm mny panas (160-
180)oC sampai mengembang
Kerupuk rambak
kulit matang

Gambar. 1. Proses pembuatan kerupuk rambak kulit

Kerupuk Rambak Kulit Kerbau atau Kulit kerbau atau kulit sapi yang
Kulit Sapi. umumnya digunakan sebagai bahan baku

21
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

kerupuk rambak kulit, dari 1 lembar kulit dipasarkan/dijual yang umumnya untuk
sapi atau kulit kerbau bisa menghasilkan 6 sayur.
kg kerupuk rambak. Kulit mentah yang Pengapuran (liming) merupakan
utuh diiris menjadi empat bagian. Kulit salah satu proses pembuatan kerupuk
direbus sekitar 15 menit hingga bulu dan rambak kulit yang sangat mempengaruhi
kulit luar mudah dikelupas. Kulit dikerok kualitas kerupuk rambak yang akan
dengan menggunakan pisau sampai bersih, dihasilkan. Tujuan proses pengapuran
dipotong-potong segi empat kurang lebih adalah untuk penghilangan globular
10 cm, lalu direbus kembali sampai protein, perontokan bulu dan
matang. Proses selanjutnya adalah membengkakan kulit sehingga
pendinginan dan pembersihan serta memudahkan proses selanjutnya terutama
pengambilan daging yang masih melekat untuk memperbaiki kualitas fisik, kimia
di kulit. Kulit dipotong kecil-kecil sekitar dan organoleptic kerupuk rambak tersebut.
2 cm, dijemur kurang lebih 2-3 hari. Widati dkk (2007) meneliti mengenai
Apabila kulit tidak dijemur sampai kering pengaruh lama pengapuran terhadap kadar
dapat membuat kerupuk hancur pada saat air, kadar protein, kadar kalsium, daya
penggorengan. Proses terakhir adalah kembang dan mutu organoleptic kerupuk
proses penggorengan dan pemberian rambak kulit sapi. Waktu pengapuran yang
bumbu. Proses inilah yang paling sulit, semakin tinggi akan menghasilkan kadar
karena penggorengan akan menentukan kalsium, kerenyahan, rasa, dan daya
kerupuk yang mengembang dan renyah kembang yang semakin tinggi, sedangkan
sedangkan pemberian bumbu (bawang kadar air dan kadar protein memberikan
putih dan garam) akan menentukan merata nilai yang lebih rendah. Lama pengapuran
atau tidaknya bumbu. Pemberian bumbu selama 96 jam (4 hari) akan memberikan
dilakukan pada saat kerupuk sudah mulai nilai daya kembang dan kerenyahan yang
mengembang, dengan mengurangi minyak tinggi serta mutu organoleptik rasa yang
goreng hingga setengahnya dan disukai. Kerupuk rambak tersebut
menurunkan suhu penggorengan, supaya mempunyai kandungan protein sebesar
tidak terjadi letupan yang diakibatkan 6,10%, kadar air sebesar 0,11%, kadar
adanya bumbu sehingga tidak kalsium sebesar 1,88%, daya kembang
membahayakan penggoreng serta supaya 372,12%, skor kerenyahan 5,38 dan skor
kerupuk tidak rusak. Penggorengan rasa 6,89. Semakin lama proses
memakan waktu hingga 8 jam. pengapuran, maka proses penghilangan
Kerupuk kulit sulit mengembang globular protein maupun perontokan bulu
sehingga harus digoreng sebanyak dua bisa berjalan dengan baik, yang
kali. Penggorengan pertama dengan mengakibatkan sebagian lemaktersabun
minyak goreng bersuhu rendah kemudian menjadi sabun kalsium yang tidak larut
dimasukkkan kedalam wajan atau dalam air, sehingga air akan sulit terserap
penggorengan yang berisi minyak goreng dalam kulit dan hal ini akan meningkatkan
panas, untuk mendapatkan kerupuk kulit daya kembang dari kerupuk rambak kulit
yang mengembang dengan sempurna. sapi yang dihasilkan.
Kerupuk rambak kulit yang berkualitas Huda et al (2010) menjelaskan
biasanya dijual seharga Rp. 50.000 sampai bahwa kerupuk rambak kulit kerbau masih
Rp. 100.000 / kg. Kerupuk yang kurang mempunyai kandungan protein yang
mengembang masih dapat cukup tinggi dan asam amino terbanyak
22
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

adalah glisin. Kandungan protein kerupuk organoleptik dipengaruhi oleh lama


rambak kulit kerbau lebih tinggi daripada perebusan dan lama pengungkepan , yang
daging tetapi kualitas proteinnya lebih terbaik bila direbus selama lebih dari 60
rendah dibandingkan dengan daging. menit pada suhu 90oC dan diungkep
Kualitas kimia kerupuk rambak kulit minimal selama 6 jam pada suhu 120oC.
kerbau sebelum digoreng dan sesudah
digoreng dianalisa (dari 2 sampel) Kerupuk Rambak Kulit Kelinci.
menunjukkan Kadar air mengalami Kulit kelinci selain disamak untuk
penurunan yaitu sebesar 6,53 – 3,27% dan digunakan sebagai bahan pembuatan tas,
5,78 – 3,00%, kadar protein menurun dari dompet atau aksesoris yang lain, kulit
81,09-77,23% dan 79,22%-75,59% kelinci dapat dimanfaatkan sebagai bahan
sedangkan kadar lemak meningkat yaitu baku kerupuk rambak kulit. Kulit kelinci
sebesar 8,14-14,94% dan 10,66-16,22%. mempunyai bulu yang tebal tetapi kulitnya
Kualitas fisik juga dianalisa dan tipis, sehingga penangananannya sedikit
menunjukkan peningkatan, dilihat dari berbeda dari kerupuk yang terbuat dari
berat, volume, panjang dan volumenya. kulit sapi atau kerbau, tetapi tahap
Analisis ekonomi usaha pembuatan pembuatannya secara garis besar sama.
kerupuk rambak kulit kerbau ternyata Widati dkk (1988) menjelaskan bahwa
merupakan suatu usaha yang kulit kelinci yang digunakan sebagai bahan
menguntungkan. Gumilar (2009) baku kerupuk rambak kulit, sebaiknya
menggunakan studi kasus di PD. Sari Rasa proses perebusan selama 60 – 75 menit,
di daerah sentra industry kulit Sukaregang memberikan tingkat pengembangan
, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia, kerupuk rambak kulit kelinci yang paling
menjelaskan bahwa analisis ekonomi yang besar dan pengaruh perebusan tersebut
dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh juga akan menurunkan kadar air kerupuk
biaya yang timbul pada saat pembuatan rambak kulit kelinci sebelum digoreng.
kerupuk rambak kulit kerbau sampai Amertaningtyas , Masdiana, Manik.,
dengan proses penjualan. Harga pokok Abdul, dan Khothibul (2009 dan 2010)
produksi kerupuk rambak kulit kerbau di menjelaskan bahwa pada pembuatan
industri tersebut adalah Rp. 66.708 per kg, kerupuk rambak kulit kelinci, pengapuran
dan margin kontribusi sebesar Rp. 869.588 (4%) merupakan cara buang bulu yang
per bulan. lebih baik dan menghasilkan kerupuk
Kulit kerbau yang digunakan sebagai rambak kulit kelinci lebih berkualitas
bahan baku pembuatan kerupuk rambak dibandingkan dengan cara perebusan (suhu
kulit dapat diambil dari lapisan kulit yang 50oC selama 3-5 menit) serta
berbeda, yaitu stratum papilare dan mempermudah pada saat proses buang
stratum retikulare, seperti pada penelitian bulu (pengerokan). Perbedaan teknik
Sabtu, Soemitro dan Soeharjono (2000), buang bulu tersebut memberikan
bahwa sifat fisik, kimia dan organoleptic perbedaan kualitas kadar air, daya
kerupuk rambak kulit kerbau yang dibuat kembang dan organoleptik (kerenyahan
dari stratum papilare sama dengan stratum dan rasa) kerupuk rambak kulit kelinci,
retikulare. Kualitas sifat fisik dan seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel.1. Perbedaan teknik buang bulu pada pembuatan kerupuk rambak kulit kelinci.

23
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

Variabel Teknik buang bulu


Pengapuran Perebusan
a
Kadar Air (%) 1,5922 0,0635 b
Daya Kembang (%) 855,3798 a 330,8329 b
Kerenyahan 4,067 a 3,587 b
a
Rasa 4,053 3,877 b
Sumber : Amertaningtyas dkk (2009 dan 2010).

Kerupuk Kaki Ayam / Ceker Ayam. asam cuka (7,92). Analisis evaluasi
Cakar ayam yang digunakan sebagai penyuluhan digunakan untuk mengukur
bahan baku kerupuk rambak kulit, harus peningkatan pengetahuan dan efektifitas
dipilih cakar segar yang besar/gemuk, tingkat pengetahuan wanita tani. Hasilnya
tidak cacat, kulitnya mulus (tidak ada luka adalah terjadi efektifitas peningkatan
atau terkena penyakit). Cayana dan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
Sumang (2008) meneliti bahwa mencapai 45,78% (cukup efektif).
perendaman dengan air kapur memberikan Kandungan gizi rambak cakar ayam dapat
kemekaran (13,33) yang lebih baik dilihat pada Tabel. 2.
dibanding dengan perendaman dengan
Tabel 2. Analisis kandungan gizi rambak cakar ayam pada perendaman dengan kapur
sirih dan asam cuka.

Zat gizi Kandungan (%)


Kapur sirih Asam cuka
Air 16,45 16,45
Protein 45,43 45,43
Lemak 21,45 19,42
Abu 8,87 6,72
Sumber : Canaya dan Sumang (2008).

Kerupuk rambak kulit ikan. “tengik” dan saat digoreng minyak akan
Kulit ikan dapat dimanfaatkan untuk cepat berubah warna atau cepat keruh.
bahan baku kerupuk rambak kulit, salah Setelah dibilas, kulit direndam dan
satunya yaitu kulit ikan Patin. Kulit ikan dicampur kapur sirih dan cuka, dibilas lagi
patin mempunyai rasa yang gurih karena supaya bersih, kemudian dibumbui dengan
banyak mengandung lemak. Pada saat menggunakan bumbu dapur, selanjutnya
kerupuk rambak kulit tersebut dijemur, dikeringkan dan digoreng (Anonymous,
akan mengeluarkan minyak. Harga kulit 2009).
ikan patin sekitar Rp. 2.500 per kg, Roemaf (2007), menjelaskan bahwa
sebelum banyak yang mengetahui manfaat kulit ikan tengiri (Scomberomorus
kulit ikan patin ini, harganya hanya Rp. commersonii) dapat digunakan sebagai
500 per kg. Cara pembuatannya yaitu: bahan baku kerupuk kulit dengan lama
kulit ikan yang masih segar dan basah waktu perendaman bumbu yang berbeda (0
dibersihkan dan dibuang sisa dagingnya. , 60 menit, 120 dan 180 menit)
Dibilas berulang-ulang sampai dagingnya memberikan pengaruh yang berbeda
tidak menempel dikulit, karena jika daging terhadap uji kimia (kadar protein dan
masih menempel dikulit akan menjadi bau kadar air) dan uji organoleptik (warna,
24
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

aroma, rasa dan tekstur). Lama Kesehatan, Departemen Kesehatan


perendaman selama 180 menit merupakan Republik Indonesia, menyimpulkan bahwa
waktu yang optimal untuk menghasilkan kerupuk rabak kulit merupakan kerupuk
kerupuk kulit ikan tengiri yang yang paling bergizi dibandingkan dengan
mempunyai kualitas terbaik. kerupuk nabati (dari tepung tapioka).
Kartiwa (2002) membuat kerupuk Berbagai macam gizi seperti protein,
rambak dari kulit ikan kambing-kambing karbohidrat dan lemak serta mineral
(Abalistes stellatus), metode blanching terkandung didalamnya. Kerupuk rambak
dengan larutan kapur 5% pada suhu 50oC kulit mengandung 82,9 % protein, mineral
selama 10 menit untuk mendapatkan seperti kalsium, fosfor dan besi terkandung
kerupuk kulit mentah terbaik, dengan sebanyak 0,04%.
hanya mengalami penyusutan setelah Menurut SNI-1996 , kerupuk rambak
digoreng paling kecil yaitu sebesar 9,72% kulit adalah produk makanan ringan yang
dan tingkat kemekaran yang terbaik. dibuat dari kulit sapi atau kerbau melalui
Kandungan gizi masih cukup tinggi, yaitu tahap proses pembuangan bulu,
kadar protein 43,35 – 76,96% (bb) dan pembersihan kulit, perebusan,
kadar lemak 0,14 – 0,85% (bb). pengeringan, perendaman dengan bumbu
untuk kerupuk rambak kulit mentah dan
KANDUNGAN GIZI KERUPUK dilanjutkan dengan penggorengan untuk
RAMBAK KULIT kerupuk rambak kulit siap konsumsi
Berdasarkan hasil penelitian dari (Anonimous, 1996). Tabel.3 menunjukkan
Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular , syarat mutu kerupuk rambak berdasarkan
Badan Penelitian dan Pengembangan SNI 1996, sebagai berikut :
Tabel. 3. Syarat Mutu Kerupuk Rambak Berdasarkan SNI 1996.

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan


Mentah Siap Konsumsi
1 Keadaan :
a. Bau - Normal Normal
b. Rasa - Khas Khas
c. Warna - Normal Normal
d. Tekstur - renyah renyah
2 Keutuhan % b/b Min 95 Min 90
3 Benda asing, serangga dan - Tidak boleh ada Tidak boleh ada
potongan-potongannya
4 Air % b/b Maks. 8,0 Maks 6,0
5 Abu tanpa garam % b/b Maks. 1,0 Maks 1,0
6 Asam lemak bebas (dihitung % b/b Maks. 1,o Maks 0,5
sebagai asam laurat)
7 Cemaran logam :
a. Timbal (Pb) mg/kg Maks.2,0 Maks 2,1
b. Tembaga (Cu) mg/kg Maks.20,0 Maks 20,0
c. Seng (Zn) mg/kg Maks. 40,0 Maks 40,0
d. Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0 Maks 40,0
e. Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03 Maks 0,003
8 Arsen mg/kg Maks 1,0 Maks 1,0
9 Cemaran mikroba
a. Angka lempeng total koloni/kg Maks. 5 x 10 Maks 5 x 10
25
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

b. Colliform APM/g 3,0 3,0


c. Salmonella koloni/g negatif negatif
(Anonimous, 1996).

HAL-HAL YANG PERLU pabrik kulit tidak aman dikonsumsi.


DIPERHATIKAN. Dianjurkan untuk menggunakan kulit sapi
Konsumen kerupuk rambak kulit segar sebagai bahan baku kerupuk rambak
harus berhati-hati, karena bahan yang kulit dan alternatif untuk menurunkan
ditambahkan saat produksi kerupuk kadar Cr pada bahan baku kerupuk rambak
rambak kulit berbahaya bagi konsumen dari limbah pabrik kulit dengan cara
atau kulit sebagai bahan baku berasal dari merendam asam cuka pada proses
sisa industri penyamakan kulit yang masih pembuatannya
mengandung bahan kimia berbahaya
misalnya chromium (Cr). Penelitian Kulit lokal yang semakin sulit
Mirasa (2008) pada tahun 2004 di desa didapatkan karena persaingan permintan
Kauman dan desa Mejero Mojokerto Jawa untuk industry penyamakan kulit,
Timur, rata-rata kerupuk rambak dari kulit menyebabkan beberapa industri kerupuk
kerbau yang dihasilkan didaerah tersebut rambak kulit menggunakan kulit impor
mengandung chromium (Cr) maksimum sebagai bahan bakunya. Kulit impor
4,12 mg/kg yang tentunya berbahaya bila didatangkan dari Negara Korea dan China,
dikonsumsi 4 bungkus atau 80 g dalam dari pemasok dan pedagang besar yang
satu hari. Chromium mencemari melalui mampu mengimpor secara langsung dari
air sumur industri kerupuk rambak di luar negeri, yang umumnya perdagangan
daerah Kauman, yaitu sebesar 0,022 mg/l. kulit impor tersebut dilakukan secara
Penelitian ini menganalisa kadar sembunyi-sembunyi (tidak dilakukan
chromium darah dan urin masyarakat yang dipasar-pasar umum). Masalah yang
mengkonsumsi kerupuk rambak dengan timbul adalah jaminan kehalalan kulit
masyarakat yang tidak mengkonsumsi impor yang akan dijadikan kerupuk
kerupuk rambak. Pada masyarakat yang rambak kulit, karena dikhawatirkan berasal
mengkonsumsi kerupuk rambak rata-rata dari kulit babi atau dari kulit sapi yang
kadar Chromium darah (0,15-0,71 µg/l) dipotong secara tidak halal. Menurut KH.
dan kadar Chromium urine (0,36-0,98 Abdurrahman Navis, Ketua Bidang Fatwa
µg/l), sedangkan masyarakat yang tidak MUI Jatim, yang dimuat pada
mengkonsumsi kerupuk rambak rata-rata Tribunnews.com, kerupuk rambak kulit
kadar chromium darah 0,00-0,25 µg/l dan haram dikonsumsi jika terbuat dari kulit
kadar chromium urine (0,00-0,07 µg/l). yang tidak jelas kehalalannya, yaitu kulit
Kadar Cr dalam darah dan urine dari bangkai (disembelih tidak secara
masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk Islam), kulit impor dan kulit limbah. Kulit
rambak bila dibandingkan standar normal tersebut selain haram untuk dikonsumsi
WHO (Cr darah dan urin (0,5 µg/l), yang juga dapat mengakibatkan penyakit. Tetapi
sudah melebihi standart normal kadar Cr kerupuk rambak kulit yang terbuat dari
darahnya 43,3% dan urinenya 73%, hal ini kulit yang jelas kehalalannya maka halal
membuktikan bahwa kerupuk rambak untuk dikonsumsi. Fatwa haram rambak
yang bahan bakunya berasal dari limbah adalah salah satu dari 13 masalah yang
dibahas dalam komisi fatwa di
26
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

Musyawarah Daerah MUI Jatim VIII di


Islamic Center, Surabaya pada tanggal 28 DAFTAR PUSTAKA
Desember 2010 (Anonymous, 2010).
Hal yang penting lainnya yaitu Amertaningtyas, D., Masdiana Ch. P.,
mengenai sisa minyak goreng setelah Manik E S., Abdul M, and Khothibul
digunakan untuk menggoreng kerupuk U. 2009. Perbedaan Teknik Buang
rambak kulit. Penelitian Rahayu dan Bulu (Pengapuran dan Perebusan)
Nurandani (2007), meneliti pada industry Terhadap Kualitas Kerupuk Rambak
pembuatan kerupuk rambak kulit Dwijoyo, Kulit Kelinci. DPP-SPP Th. Anggaran
Kendal, menghasilkan sisa minyak goreng 2009/2010. Fakultas Peternakan.
sekitar 500 kg tiap bulan yang tidak dapat Universitas Brawijaya. Malang.
digunakan untuk menggoreng kerupuk
Amertaningtyas, D., Masdiana Ch. P.,
rambak kulit lagi sehingga sisa minyak
Manik E S., Abdul M, and Khothibul
tersebut dibuang. Hal ini sangat berpotensi
U. 2010. KUALITAS
sebagai sumber polusi atau pencemaran
ORGANOLEPTIK
lingkungan karena mengandung besi (Fe)
(KERENYAHAN DAN RASA)
sekitar 26,806 mg/l. Treatment yang
KERUPUK RAMBAK KULIT
dilakukan untuk mengurangi masalah
KELINCI PADA TEKNIK BUANG
tersebut adalah metode adsorpsi dengan
BULU YANG BERBEDA. Fakultas
menggunakan zeolite. Efisiensi penyisihan
Peternakan. Universitas Brawijaya
Fe yang paling tinggi pada eksperimen
Malang. Jurnal Ilmu dan Teknologi
batch diperoleh pada zeolite dengan
Hasil Ternak (JITEK). Volume 5
ukuran 20-40 mesh dan berat media 8
Nomor 1 (18-22).
gram sebesar 73,59% dan konsentrasi
efluen sebesar 7,08 mg/l. Konsentrasi yang
Anonimous. 1996. Cara Uji Mutu Kerupuk
dihasilkan belum memenuhi baku mutu
Kulit. SNI 01-4308-1996. Badan
yang ditetapkan yaitu sebesar 5 mg/l.
Standarisasi Nasional. Jakarta.

Anonymous. 2009. KERUPUK KULIT.


KESIMPULAN
Halal Guide Info.
Kerupuk rambak kulit adalah
www.ujecentre.com. Diakses 19
kerupuk yang dibuat dari bahan dasar kulit
Agustus 2009.
ternak (sapi, kerbau, kambing, kelinci,
cakar ayam atau ikan) melaui tahap seleksi
Anonymous. 2009. Memanfaatkan Limbah
bahan, pencucian, perendaman (soaking)
Patin Menjadi Camilan. Guntingan
(apabila berasal dari kulit awetan/kulit
Berita JURNAL BOGOR. Rabu,4
kering), pengapuran (liming), buang kapur
februari 2009. Hal : 23.
(deliming), perebusan (boiling),
pemotongan, perendaman dalam bumbu,
Anonymous. 2010. Krupuk a.k.a Kerupuk.
pengeringan, penggorengan (frying) dan
Wikipedia, the free encyclopedia.
pengemasan. Beberapa hal yang harus
http://en.wikipedia.org/wiki/Kerupuk
diperhatikan dalam mengolah dan
. Diakses : 19 Maret 2010.
mengkonsumsi kerupuk rambak kulit,
antara lain kandungan gizi dan bahan baku
dan bahan tambahannya
27
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

Anonymous. 2010. Kerupuk Kulit Rambak stellatus) Sebagai Bahan Baku


Haram Bila. Tribunnews.com, Pembuatan Kerupuk Kulit. Skripsi.
Surabaya. Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Anonymous. 2011. KERUPUK.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Mirasa Yudied agung. 2008. Kadar
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerupuk. Chromium Darah Dan Urine
Diakses Januari 2011. Masyarakat Yang Mengkonsumsi
Dan Tidak Mengkonsumsi Krupuk
Cayana dan Sumang. 2008. Pengolahan Rambak, Tahun 2004. Buletin
Rambak Cakar Ayam Sebagai Human Media. Vol 03, No 01, Maret
Makanan Ringan. Jurnal Agrsistem, 2008. (65-69).
Juni 2008. Vol. 4, No. 1. 28-38)
Nadia Lula. 2006. Kandungan Non Nutrisi
Gumilar, Jajang. 2009. Production Dan Bilangan Peroksida Kerupuk
Identification and Economic Kulit ‘Kerupuk Jangek’. Jurnal
Analisys of Buffalo Hide Cracker at Matematika, Sains, dan Teknologi,
Producer in Centre of Leather Volume 7, Nomor 2, September
Industry Sukaregang, Garut. 2006, 111-120.
Proseding Seminar Nasional
Pembangunan Peternakan Rahayu Suparni Setyowati dan Nurandani
Berkelanjutan. Fakultas Peternakan., Hardyanti. 2007. Uji Kemampuan
Universitas Padjadjaran. Bandung. Zeolit Dalam Menyisihkan Logam
http://goemilar12.blogspot.com/2010 Fe Pada Limbah Cair Yang
_05_01_archive.html. Tercampur Minyak Goreng Bekas
(Studi Kasus Industri Kecil Krupuk
Hidayat, Nur. 2009. Analisis Permintaan Rambak Dwijoyo, Kendal).
Bahan Baku Krupuk Rambak Kerbau Jurnal.pdii.go.id/admin/jurnal/32071
Di Perusahaan Dwijoyo Kecamatan 11117.pdf. 111-117.
Pegandon Kabupaten Kendal.
(Demand Analysis of Raw Material Roemaf, Muhammad Faqih Nashuha.
of Buffalo “Rambak” Cracker at 2007. Introduksi Limbah Kulit Ikan
Dwijoyo Company in Pegandon Tengiri (Scomberomorus
subdistric Kendal Regency). Skripsi. commersonii) sebagai Bahan baku
Fakultas Peternakan. Universitas Rambak Dengan Lama Perendaman
Diponegoro. Semarang. Bumbu Yang Berbeda. Abstrak
Skripsi. Fakultas Perikanan.
Huda, N, A.A. Putra and R. Ahmad. 2010. Universitas Lambung Mangkurat
Physicochemical an Nutritional Banjarbaru.
Characteristics of Indonesian Buffalo
Skin Crackers. International Journal Sabtu Bastari, Soemitro djojowidagdo dan
of Meat Science., 1: 36-51. Soeharjono triajmojo. 2000. Kualitas
Kerupuk Kulit Stratum Papilare dan
Kartiwa U.M. 2002. Pemanfaatan Kulit Retikulare. Jurnal Agrosain 13(2),
Ikan Kambing-kambing (Abalistes Mei 2000. 211-224.
28
J. Ilmu-ilmu peternakan 21 (3):18 - 29

Susila Kristianingrum, Retno


Arianingrum, Sulastri dan Siti. 2006.
Pemanfaatan Limbah Kulit Ikan
menjadi Kerupuk (Rambak). Inotek :
Jurnal Inovasi dan Aplikasi
Teknologi. Universitas Negeri
Yogyakarta. Lembaga Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol. 10 No. 1
(13-25).
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/index.php/
Search.html?act=tampil&id=41884&
idc=44. Diakses Januari 2011.

Widati, A.S. 1988. Pengaruh Lama


Perebusan Terhadap Tingkat
Pengembangan Kerupuk Rambak
Kulit Kelinci Sesudah Digoreng.
Fapet. UB. Malang.

Widati, A.S., Mustakim dan Sri Indriana.


2007. Pengaruh Lama Pengapuran
Terhadap Kadar Air, Kadar Protein,
Kadar Kalsium, Daya Kembangf
Dan Mutu Organoleptik Kerupuk
Rambak Kulit Sapi. JITEK (Jurnal
Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak,
Februari 2007. Vol.2, No.1.(47-56).

29

Anda mungkin juga menyukai