Anda di halaman 1dari 131

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia
dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun
2014, maka berimplikasi bahwa madrasah harus memprsiapkan diri untuk
melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu
pedoman bagi madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen
KTSP pada setiap tahun pelajaran.
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan merupakan salah satu
target yang harus diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) pada sektor pendidikan. Perubahan kurikulum
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik
mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum
adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak
materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuat
para peserta didik terbebani. Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat
kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan
terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah
ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak semua guru memiliki dan dibekali
profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa
mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat
dan dirancang oleh pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat

1
2

Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat,
sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi
sebagai satuan pendidikan menengah di lingkungan Kementerian Agama perlu
menyusun dan mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Penyusunan dan Pengembangan
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon dimaksudkan untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tujuan Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru, dan Staff) dan pemangku
kepentingan lain (Yayasan, Komite Madrasah/Orang Tua Murid dan Konselor).
Melalui Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon ini diharapkan
pelaksanaan program-program pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon sesuai dengan potensi daerah dan lingkungan madrasah,
karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam mewujudkan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Madrasah merupakan pusat pengembangan budaya. Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di madrasah. Nilai-nilai

2
3

yang dimaksud di antaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan
lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam
seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya madrasah.

B. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Madrasah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Jawa Barat memiliki akar
budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam
menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang
dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi peserta
didik untuk menjadi pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan
penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan
kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri
khas pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya
melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata

3
4

pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan


dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu,
baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan
generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan
pendidikan madrasah dalam menyiapkan generasi mendatang yang
berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social
budaya.
d. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
e. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

4
5

dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik


dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.

5
6

2. Landasan Teoritis Kurikulum


Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan
b. Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
Dan Menengah
c. Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan
Menengah
d. Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian
e. Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti Dan Kopetensi
Dasar
f. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

6
7

h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
k. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
l. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian;
m. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses;
n. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
o. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi;
r. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses;

7
8

s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013


tentang Standar Penilaian;
t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
w. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
x. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
y. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Madrasah;
z. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Bahasa Arab;

C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM


Penyusunan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi ini bertujuan untuk mewujudkan kurikulum implementatif
sebagai :
1. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi ;
2. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu lulusan
yang berwawasan lingkungan, cerdas dan santun berbahasa berdasarkan

8
9

keimanan, ketaqwaan serta membentuk generasi muslim yang beriman,


bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran;
4. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
5. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan
pendidikan yang lebih berkualitas di Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.

D. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon terdiri dari dua
kurikulum yang dikembangkan yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IX. Prinsip
pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansi setiap kelompok
atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Sukabumi.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta berpedoman
pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, dan petunjuk teknis dari
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, serta memperhatikan
pertimbangan Komite Madrasah.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup:perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan
dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik.Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulummerupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan

9
10

hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya


melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di
dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua
peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan
dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan
prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang
digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip
– prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas;
(2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi;
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi
epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas;

10
11

Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan


memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas;
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar
jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi;
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara
optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas;
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan
tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa

11
12

membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

12
13

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional


dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon untuk kelas 7
dan kelas 8 (Kurikulum Nasional) sedangkan kelas 9 (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.

13
14

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda untuk kelas VII dan VIII
(Kurikulum 2013) memiliki latang belakang yang kemudian dijadikan prinsip
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

14
15

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan


pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran.
Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
b. Rasional Pengembangan
1) Tantangan Pengembangan
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar
dapat memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna
(kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah)
diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan
aspek kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan
efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan
mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat diperlukan sebagai alat untuk
mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama
Islam yang menggunakan Bahasa Arab terutama Mata Pelajaran Al-Qur’an
dan Hadis.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya
perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam
dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat,
bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-
batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh
kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan
kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa
terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam
kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah
menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional

15
16

serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota


masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring
dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya
pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink
(1995) mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis
dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi
terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan
tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam menatap
tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan
yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of
education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu
hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang
mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan
oleh Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi
di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik. Perubahan
yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi perubahan suatu
kurikulum di lingkungan madrasah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang berubah
cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum
madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas dasar
itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum
menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab ini, Kementerian Agama telah berupaya untuk
mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang
telah ada saat ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di
masa yang akan datang (what should be next) dalam suatu rancangan
kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.

16
17

Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus,


selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang
berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan
kurikulum satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide
kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi
kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran
teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan
kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa
konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai
kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian
Agama memperlihatkan arah yang jelas bahwa kurikulum baru yang
dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi manusia yang
terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang seimbang
dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada
pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh untuk
jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran
sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling
mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk
mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten
kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi
kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum,
direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi inti
dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan

17
18

eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan


zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
2) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan,
dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 - 64 tahun) lebih banyak
dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0 - 14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan
mencapai puncaknya pada tahun 2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai
70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
3) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat

18
19

terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast


Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International
Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999
juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum
Indonesia.
4) Penyempurnaan Pola Pikir
Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai
dengan kebutuhan, maka kurikulum 2013 dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains);

19
20

e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);


f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
5) Penguatan Tata Kelola
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan
kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum
2013 diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh
karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola
sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja
yang bersifat kolaboratif;
b) penguatan manajeman madrasah melalui penguatan
kemampuan manajemen kepala madrasah sebagai pimpinan
kependidikan (educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen
dan proses pembelajaran.
6) Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran
untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non
esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan
memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara
operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman
dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

20
21

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon disusun dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting

21
22

terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri
dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman

22
23

budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan.

F. PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA


1. Sejarah Madrasah
Pada tahun 1974 salah satu tokoh masyarakat Jampangkulon mendirikan
sekolah yang terletak di kampung Panglayungan Jampangkulon, pada awal
permulaan berdirinya lembaga pendidikan ini adalah PGA. Pada awal tahun 1997
sekolah mengalami kemajuan yang pesat sehingga memerlukan tempat yang lebih
luas dibandingkan tempat yang sebelumnya, sekolah kemudian dipindahkan ke
kampung Cibarusah.
Awal berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini diberi nama Madrasah
Tsanawiyah Al Ma’arif. Madrasah ini berdiri di bawah naungan Yayasan. Pada
tahun 1997 Madrasah berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon hal ini tersebut dikarenakan Madrasah tersebut dikelola oleh
Yayasan Pendidikan dan Sosial Islam (YAPSI) Al Huda. YAPSI Al Huda adalah
yayasan yang dimiliki oleh keluarga besar yaitu Mualim Ganda Al Huda (Alm).

2. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MTsS AL HUDA JAMPANGKULON
b NSM : 12123202009
. 1
b NPSN : 20277806
.
c. Alamat : Jalan : Raya Cibarusah

23
24

RT/RW : 24/08
Desa : Tanjung
Kecamatan : Jampangkulon
Kabupaten : Sukabumi
Provonsi : Jawa Barat
Kode POS : 43178
No. Telp : 0266 490246
E-mail : mts_alhudajampangkulon@yahoo.co.i
d
d Yayasa : YAYASAN AL HUDA JAMPANGKULON
. n
Alamat : Jalan : Raya Jampangkulon Kp.
Panglayungan
RT/RW : 24/08
Kelurahan : Jampangkulon
Kecamatan : Jampangkulon
Kabupaten : Sukabumi
Provonsi : Jawa Barat
Kode POS : 43178
E-mail : mts_alhudajampangkulon@yahoo.co.i
d

3. Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode


Tabel 1.1 Tabel Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No. Nama Kepala Madrasah Periode


1. Pan Supaendie 1976 – 2007
2. Oom Komariah, S.Pd. 2007 – 2011
3. Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I 2011 - sekarang

24
25

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al
Huda
Tabel 1.2. Tabel Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Status Fungsional
No Nama L/P Jabatan
Pendidikan Sertifikasi
1. Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I L S1/PAI Kamad Sertifikasi
2. Asep Abd. Aziz, S.Pd.I. L S1/PAI GMP Sertifikasi
3. Iis Maesaroh, S.IP. P S1/IAN GMP Sertifikasi
4. Dasep TH., S.Ag L S1/PAI GMP Sertifikasi
5. Ali Sadikin, S.Stat. L S1/STATISTIK GMP Sertifikasi
6. Iksan Kurniawan, S.Pd. L S1/PAI GMP Sertifikasi
7. Yunadi Citalaksana, S.Pd. L S1/MIPA GMP Sertifikasi
8. Laesaria, S.Pd. P S1/PAI GMP Sertifikasi
9. Saepudin, A.Md. L D3/akuntansi GMP -
10. Yuli, S.Pd. P S1/ekonomi GMP Sertifikasi
11. Endang Tristiani, S.Pd.I P S1/PAI GMP Sertifikasi
12. Sadam Anugrah, S.Pd. L S1/PJKR GMP fungsional
13. Acep Hamdan BZ., S.Pd.I L S1 GMP -
14. Sunandar, S.Pd.I L S1/PAI GMP -
15. Muroh Ratnasari, S.Pd.I P S1/PAI GMP -
16. Dudi Dacep S., S.Sos L S1/Sospol GMP -
17. Nasrudin, S.Pd.I L S1/PAI GMP -
18 Asep Purnama, S.Pd.I L S1/PAI GMP -
19 Neni Kartika, S.Pd.I P S1/PAI GMP -

b. Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga pendidik Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun
pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut :

25
26

Tabel 1.3. Tabel Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Jumlah dan Status Guru


Tingkat
No PNS / GT GTT Jumlah
Pendidikan
L P L P
1 S1 12 6 0 0 18
2 S2 0 0 0 0 0
3 D3 1 0 0 0 1
4 SMA 0 0 0 0 0
Jumlah 13 6 0 0 19

c. Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Kabupaten Sukabumi dan kualifikasinya pada tahun pelajaran 2017/2018
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4. Tabel Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No Tingkat Jumlah Staf Tata Usaha Jumlah


Pendidikan PNS / GT GTT
L P L P
1 S1 1 0 0 0 1
2 D3 0 0 0 0 0
3 D2 0 0 0 0 0
4 D1 0 0 0 0 0
5 SMA/Sederajat 1 1 0 0 2
Jumlah 2 1 0 0 3
Pada tahun 2016 diharapkan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten Sukabumi memiliki
jumlah dan kualifikasi akademik sebagai berikut :
a. sebanyak 100 % tenaga pendidik memiliki kualifikasi pendidikan S1;
b. sebanyak 30 % tenaga kependidikan memiliki kualifikasi pendidikan
S1;
c. jumlah guru sebanyak 19 orang.

5. Data Peserta Didik


a. Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun

26
27

Data Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon 5


Tahun Terakhir
Tabel 1.5. Tabel Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH


Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Pelajaran
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2013/2014 93 3 83 3 76 2 252 8
2014/2015 95 3 96 3 52 2 243 8
2015/2016 87 3 98 3 63 3 248 9
2017/2018 60 2 85 3 75 3 210 9
2017/2018

6. Sarana dan Prasarana


a. Profil Ruang Kelas
Tabel 1.6. Tabel Profil Ruangan Kelas
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Jumlah dan ukuran Jumlah


Ruang
Jumlah
lainnya
Kondisi Ruang
Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah yang
Ruang Seluruhnya
7x9 m² >63 m² <63 m² (d) = digunakan
Kelas yang
(a) (b) (c) (a+b+c) untuk
dipergunakan
ruang
kelas
Baik 7 - - 7 - 7
Rusak 2 - - 2 - 2
Ringan
Rusak - - - - - -
Sedang
Rusak - - - - - 2
Berat
Rusak - - - - - -
Total
Jumlah 9 - - 9 - 9

b. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia


Tabel 1.7. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

27
28

Jumlah keadaan, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)


Jumlah keadaan Kualitas Kondisi
25% 50% 75%
No Ruang Kuran
s/d s/d s/d
g dari S R R
50% 75% 100% K C B B
25% B B R
dari dari dari
keb
keb keb keb
1 Lab. IPA - - - - - - - - - - -

2 Lab. - - - - - - - - - - -
Bahasa
3 Lab. - - - 1 √ - - - - √
Komputer
4 Keterampil - - - - - - - - - -
an
5 Kesenian - - - - - - - - - - -

6. Multimedia - - - - - - - - - - -

c. Kondisi Sarana Prasarana Ideal


Pada tahun pelajaran 2017/2018 Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi diharapkan telah memiliki standar
sarana prasarana yang ideal untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan
minimal bagi madrasah standar nasional sebagai berikut :

Tabel 1.8. Kondisi Sarana Prasarana Ideal


Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Jumlah
No. Jenis Kebutuhan Satuan Keterangan
Kebutuhan
1 Ruang Kelas 9 Ruang
2 Ruang Serba Guna 1 Ruang
3 Ruang UKS 1 Ruang
4 Ruang Lab. Media 1 Ruang
5 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang
6 Ruang Lab. IPA 1 Ruang
7 Ruang Kesenian 1 Ruang

28
29

8 Ruang Pramuka 1 Ruang


9 Ruang PMR 1 Ruang
10 Ruang BP/BK 1 Ruang
11 Ruang Perpustakaan 1 Ruang
12 Ruang Toilet / WC 4 Ruang
13 Ruang Lab. Matematika 1 Ruang
14 Ruang Kantin Madrasah 2 Ruang
15 Ruang OSIS 1 Ruang
16 Ruang Wakasek / PKS 6 Ruang
17 Pemagaran 200 m
18 Kolam Relief 15 m2
19 Ruang Komite Madrasah 1 Ruang
20 Rumah Dinas 1 Ruang
21 Lahan Parkir 50 m2
22 Taman Bermain 25 m2
23 Lapang Olahraga 50 m2
24 Ruang Keterampilan 1 Ruang

d. Prestasi Akademik dan Non Akademik


Tabel 1.8 Tabel Prestasi Akademik dan Non Akademik
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No. Tahun Prestasi Akademik dan Non Akademik Keterangan


1 2012 Juara 1 Volley Ball MAN Surade
Juara 1 Volley Ball MA Al Bisriyah
Juara Umum 2 Hut Pramuka
2 2013 Juara 1 Marawis Darul Amal
3 2014 Juara 2 Hut Pramuka
4 2015 Juara Umum 2 LT Pramuka
Juara 2 Qasidah Rebana MA Nida Bahari
Juara 1 Volley Ball Putra MA Al Bisriyah
Juara 1 Pidato Bahasa Inggris KSM/Aksioma
5 2016 Juara 3 Lomba Singing Kontes
6 2017 Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris
Juara 1 Singing Kontes
Juara 1 MTQ
Juara 1 Volley Ball Putra

29
30

BAB II
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN MADRASAH

A. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL JENJANG DASAR


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

B. VISI MADRASAH DAN INDIKATOR VISI


Profil madrasah yang diinginkan di masa datang, tertuang melalui tujuan
yang ingin dicapai oleh Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi, dengan rumusan visi madrasah sebagai berikut :
“Mewujudkan kualitas pendidikan yang mampu mengantarkan pesrta didik ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mampu meanata diri hidup
bermasyarakat yang islami”
Indikator Visi Madrasah :
1. Terbentuk sikap dan perilaku yang baik antar warga madrasah
2. Terlaksananya interaksi social antar warga madrasah dan masyarakat sekitar
3. Terlaksananya pengembangan Standar Isi/Kurikulum
4. Terpenuhinya standar pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki
kualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP)
5. Terlaksananya standar proses pembelajaran secara optimal dan professional
6. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai sesuai standar pelayanan
minimal (SPM)
7. Menciptakan generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang akademik
maupun non akademik.

30
31

C. MISI MADRASAH
Untuk mewujudkan visi, Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi merumuskan beberapa misi madrasah sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional
2. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing dalam kebaikan
3. Memberdayakan umat dalam lingkungan pendidikan
4. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari

D. TUJUAN PENDIDIKAN MADRASAH


Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon adalah:
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa seluruh warga madrasah;
2. Menyusun dan mengembangkan RPP kelas 7, 8, dan 9 untuk semua mata
pelajaran;
3. Mengembangkan profesionalisme dan kopetensi tenaga pendidik dan
kependidikan;
4. Mengembangkan strategi pembelajaran;
5. Mengembangkan bahan dan sumber pelajaran;
6. Mengembangkan strategi penilaian;
7. Mengembangkan pola pembelajaran;
8. Mengembangkan media pembelajaran;
9. Menerapkan implementasi model evaluasi pembelajaran;
10. Mengembangkan instrumen atau perangkat-perangkat soal-soal untuk
berbagai model evaluasi;
11. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi,
bermasalah, dan kelompok siswa lainnya;
12. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan;
13. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
14. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar;
15. Meningkatkan KKM secara optimal;
16. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akdemik;

31
32

17. Mengembangkan perangkat administrasi madrasah;


18. Melaksanakan supervisi dan monitoring oleh kepala madrasah;
19. Mengembangkan madrasah menuju tercapainya Standar Pelayanan
Minimal (SPM);
20. Menggalang partisipasi masyarakat;
21. Mengembangkan jaringan informasi akdemik di internal madrasah;
22. Memberdayakan potensi madrasah dan lingkungan;
23. Melaksanakan jaringan kerja secara vertikal dan horizontal;
24. Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana;
25. Menciptakan usaha-usaha di lingkungan madrasah dan sekitarnya.

E. RENCANA STRATEGIS MADRASAH


Rencana strategis madrasah yang diharapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Al
Huda Jampangkulon adalah sebagai berikut:
1. Nilai Ujian Nasional (UN) mencapai rata-rata lebih dari 7,70
2. Nilai KKM semua mata pelajaran mencapai rata-rata 71,00
3. 80% lulusan melanjutkan sekolah
4. 90% siswa hafal Juz’amma
5. 100% siswa bisa Baca Tulis Al Qur’an
6. 100% siswa santun berbahasa dalam pergaulan
7. 30% siswa bisa berbahasa inggris
8. 100% siswa menguasai komputer dan menggunakan internet
9. 100% siswa mentaati peraturan madrasah
10. 100% siswa menerapkan pola hidup bersih
11. 100% siswa memiliki wawasan lingkungan yang baik
12. PBM 100 % terlaksana sesuai kalender pendidikan.
13. Penilaian harian, ujian semester, ujian akhir madrasah, ujian nasional
terlaksana 100 % sesuai kalender pendidikan.
14. KKM tersusun dan tersosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa.
15. Laporan hasil belajar dan pembagian rapor terlaksana sesuai ketentuan.
16. Dokumen prestasi akademik terdokumentasikan 100 % dengan tertib.

32
33

17. Pengembangan silabus oleh guru terlaksana 100 %.


18. Kinerja Guru dalam Penyusunan Administrasi KBM dan perangkat
Kurikulum K13 100 % baik.
19. Sikap positif guru untuk memajukan madrasah dan prestasi madrasah baik
akademis maupun non-akademis 100 % baik.
20. Minat memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 100% baik.
21. Pemanfaatan perpustakaan madrasah sebagai media dan sumber belajar
mencapai 100%.
22. Pemanfaatan masjid madrasah sebagai media pembelajaran mencapai
100%.
23. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar oleh pendidik secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
24. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.

33
34

BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan
atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum
mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan
seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain
Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan
Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas
mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan
Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai
dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan

34
35

Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran


integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin
ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan
kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan
sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada
pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas
masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan
wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas)
pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan
pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek
prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
Muatan kurikulum merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah. Kerangka dasar muatan kurikulum ditujukan seperti pada gambar di
bawah ini.

35
36

Gambar 3.1 Kerangka Struktur Kurikulum


Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

1. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum


a) Kompetensi Inti
Table 3.1. Tabel Kompetensi Inti
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran menghayati ajaran
agama yang agama yang agama yang
dianutnya. dianutnya. dianutnya.
2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan
menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, jujur, jujur,
disiplin, tanggungja disiplin, tanggungja disiplin, tanggungja
wab, peduli wab, peduli wab, peduli
(toleransi, gotong (toleransi, gotong (toleransi, gotong
royong), santun, royong), santun, royong), santun,
percaya diri, dalam percaya diri, dalam percaya diri, dalam
berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara
efektif dengan efektif dengan efektif dengan
lingkungan sosial lingkungan sosial lingkungan sosial

36
37

dan alam dalam dan alam dalam dan alam dalam


jangkauan jangkauan jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya. keberadaannya. keberadaannya.

3. Memahami 3. Memahami dan 3. Memahami dan


pengetahuan menerapkan menerapkan
(faktual, konseptual, pengetahuan pengetahuan
dan prosedural) (faktual, konseptual, (faktual, konseptual,
berdasarkan rasa dan prosedural) dan prosedural)
ingin tahunya berdasarkan rasa berdasarkan rasa
tentang ilmu ingin tahunya ingin tahunya
pengetahuan, tentang ilmu tentang ilmu
teknologi, seni, pengetahuan, pengetahuan,
budaya terkait teknologi, seni, teknologi, seni,
fenomena dan budaya terkait budaya terkait
kejadian tampak fenomena dan fenomena dan
mata. kejadian tampak kejadian tampak
mata. mata.
4. Mencoba, 4. Mengolah, menyaji 4. Mengolah, menyaji
mengolah, dan dan menalar dalam dan menalar dalam
menyaji dalam ranah konkret ranah konkret
ranah konkret (menggunakan, (menggunakan,
(menggunakan, mengurai, mengurai,
mengurai, merangkai, merangkai,
merangkai, memodifikasi, dan memodifikasi, dan
memodifikasi, dan membuat) dan ranah membuat) dan ranah
membuat) dan ranah abstrak (menulis, abstrak (menulis,
abstrak (menulis, membaca, membaca,
membaca, menghitung, menghitung,
menghitung, menggambar, dan menggambar, dan
menggambar, dan mengarang) sesuai mengarang) sesuai
mengarang) sesuai dengan yang dengan yang
dengan yang dipelajari di sekolah dipelajari di sekolah
dipelajari di sekolah dan sumber lain dan sumber lain
dan sumber lain yang sama dalam yang sama dalam
yang sama dalam sudut pandang/teori. sudut pandang/teori.
sudut pandang/teori.

b) Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran

37
38

dan alokasi waktu untuk kelas VII dan VIII Madrasah Tsanawiyah sebagai
berikut:
Table 3.2 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran K13
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelompok A Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. PPKn 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Arab 3 3 3
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
3. Bahasa Sunda 2 2 2
4. Prakarya 2 2 2
5. BTQ 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 50 50 50

c) Beban Belajar Mata Pelajaran Umum


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti
peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun
pembelajaran.
1) Beban belajar di Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu Kelas VII dan
VIII yaitu 50, dan IX adalah 50 jam pembelajaran. Durasi setiap satu
jam pembelajaran adalah 40 menit.

38
39

2) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester


paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 21 minggu.
3) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18
minggu dan paling banyak 21 minggu.
4) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14
minggu dan paling banyak 16 minggu.
5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
d) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti.
Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam
rangka menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab
a) Kompetensi Inti Kurikulum
Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan,
Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang Madrasah
Ibtidaiyah sampai pada jenjang Madrasah Aliyah. Kompetensi Inti (KI)
meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang
dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti,

39
40

integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang


berbeda dapat dijaga.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan
multidimensi, Kompetensi Inti juga memiliki multidimensi. Untuk
kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan
tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang beriman dan
bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan
nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri,
demokratis, dan bertanggung jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk
melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata
pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan
sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata
pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya
adalah Kompetensi Inti yang harus dimiliki oleh peserta didik pada
jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus mengacu pada
Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata
pelajaran yang diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus
berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang
dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang
diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti
adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan
dengan mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai
integrator horizontal antar mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata
pelajaran karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi
Inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata
pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi
inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)

40
41

kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti


merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
kompetensi dasar.
Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi
dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip
belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar
kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan
kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang
sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi:
1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi
Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan
(pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang
menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah
dirumuskan Madrasah Tsanawiyah (MTs) dipergunakan untuk
merumuskan kompetensi dasar (KD) yang diperlukan untuk
mencapainya. Mengingat standar kompetensi lulusan harus dicapai
pada akhir jenjang. Sebagai usaha untuk memudahkan operasional
perumusan kompetensi dasar, diperlukan tujuan antara yang menyatakan
capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas pada setiap jenjang
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Capaian kompetensi pada tiap akhir
jenjang kelas dari Kelas VII sampai dengan IX, disebut dengan
Kompetensi Inti. Adapun kompetensi inti Madrasah Tsanawiyah (MTs)
untuk kelas VII sebagai berikut:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;

41
42

2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung


jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
b) Mata Pelajaran Madrasah
Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian
kompetensi lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi
Dasar diorganisir ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya
berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang
dipergunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada
ketentuan yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada Pasal 37.
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk
kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per
semester atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan
ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Mata Pelajaran dan
beban belajar sesuai dengan point b) pada struktur muatan kurikulum
mata pelajaran umum.
c) Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di Madrasah
Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian
pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-
kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui

42
43

pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata


pelajaran. Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran sebagai pendukung pencapaian.
Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi
empat esuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya,
yaitu: 1). Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung
KI-1) atau kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial
(mendukung KI-2) tau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar
pengetahuan (mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok
kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4.
Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan
bahwa capaian pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja,
melainkan harus berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap.
Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya
memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan
proses yang berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga
memuat pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut
sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat
kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih
selalu berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari
kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada
dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi
dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah
untuk peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak
dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik
bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan
sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap
spiritual (mendukung KI-1) dan individual-sosial (mendukung KI-2)

43
44

dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada


waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3)
dan keterampilan (mendukung KI-4).
Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses
pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian
dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada
pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun
pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi
Dasar kelompok Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3
dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4.
Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan
untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses
berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut
ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat
yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan
utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan
dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam
setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi
digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar
Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

44
45

Lulusan Madrasah Tsanawiyah diharapkan memiliki sikap,


pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Kompetensi Lulusan
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Madrasah Tsanawiyah
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. Berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berkarakter, jujur dan peduli
3. Bertanggung jawab
4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. Sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara dan kawasan regional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dalam ilmu pengetahuan, metakognitif pada tingkat tekhnis
dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni, dan
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak:
1. Kreatif
2. Produktif
3. Kritis
4. Mandiri
5. Kolaboratif
6. Komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sesui dengan yang
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan:
a. Perkembang psikologis anak
b. Lingkup dan kedalaman
c. Kesinambungan

45
46

d. Fungsi satuan pendidikan


e. Lingkungan.
4. Standar Penilaian Pendidikan (Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016)
a. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah
kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan
ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik.

46
47

5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik


untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN,
dilakukan oleh satuan pendidikan
b. Tujuan Penilaian

47
48

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar


dan menengah didasarkan pada tujuan sebagai berikut:
1) Penilain hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajara, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara kesinambungan
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
penncapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.
c. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak
dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan
kepadapihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik,
prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang
didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan
pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar
yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

48
49

d. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian


1) Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses
2) Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a) Penilaian kompetensi sikap
a. Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas
untuk menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan karakter
setiap peserta didik.
b. Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk
sikap siswa agar mampu menghargai, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
c. Penilaian sikap Sosial dilakukan utk membentuk sikap sosial
siswa yang mampu menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
lingkungan alam dimana mereka berada

Gambar 3.2 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap

49
50

Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

Langkah-langkah membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap selama


satu semester:
a. Guru MP, wali kls, dan BK melakukan penilaian sikap selama
pembelajaran melalui pengamatan dengan mencatat setiap kejadian yang
menonjol
b. Catatan hasil pengamatan sikap yang dilakukan oleh guru MP , wali kls,
dan BK serta hasil catatan penilaian diri dan antar teman dikelompokkan
ke dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial.
c. Buat deskripsi pada kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap
sosial yang sesuai dengan pencapaian peserta didik berdasarkan catatan
observasi.
d. Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif
berdasarkan kumpulan hasil observasi (catatan) aspek yang menonjol.
e. Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum
mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai aspek yang perlu
pembimbingan.
f. Deskripsi sikap setiap siswa oleh guru MP diserahkan ke wali kelas
g. Wali kelas mengolah deskripsi setiap siswa asuhnya untuk menjadi
deskripsi sikap akhir
h. Wali kelas menulis deskrispsi sikap setiap siwa pada rapor

50
51

Gambar 3.3 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap


Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan
karakteristik tugas.
c) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai
dengan tuntutan kompetensi.
2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang
meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan
secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau

51
52

kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya


tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
e. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan,
Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
2) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
a) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali
sebelum ulangan harian.
c) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab
atau tema pelajaran.
d) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan
proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
e) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester,
dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
f) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan
pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas
VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5), dengan
menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian
tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX

52
53

(tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui


UN.
g) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode
survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV
(tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
h) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
i) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
3) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik
sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-
langkah:
a) menyusun kisi-kisi ujian;
b) mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c) melaksanakan ujian;
d) mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan
kelulusan peserta didik; dan
e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur
dalam Prosedur Operasi Standar (POS).
6) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik
sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang
belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
7) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan
dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada
orangtua dan pemerintah.
f. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
1) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik

53
54

Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara


berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
a) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan
dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal
semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik
memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan
mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai
dengan teknik penilaian yang dipilih.
b) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes.
Penelusurandilakukan dengan menggunakan teknik bertanya
untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi
dan tingkat kemampuan peserta didik.
c) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan
mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.
d) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui kmajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada
peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang
mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait
dandimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
e) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1. nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk
penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial.

54
55

f) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada


kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali
kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada
periode yang ditentukan.
g) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh
semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan
dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru
kelas.
2) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi
dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran;
b) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;
c) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan
POS Ujian Sekolah/Madrasah;
d) menentukan kriteria kenaikan kelas;
e) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku
rapor;
f) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang
terkait;
g) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada
orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan.

55
56

h) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui


rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
3. lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
4. lulus Ujian Nasional.
i) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN)
setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian
Nasional; dan
j) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian
Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
a) Ujian Nasional
1. Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh
suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
2. Hasil UN digunakan untuk:
a. salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan;
b. salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya;
c. pemetaan mutu; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan
mutu.

56
57

3. Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi


bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah,
sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang
ditentukan oleh Pemerintah.
4. Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun
oleh Pemerintah.
5. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah
menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan
menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
b) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah
pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan
dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta
didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu,
sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran.
3. Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat
Kompetensi mampu memberikan hasil yang komprehensif
sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.

B. MUATAN KURIKULUM
1. Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), maka muatan kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon memuat 5 (lima) kelompok mata pelajaran,
yaitu:
1. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia;

57
58

2. Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian;


3. Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Kelompok Mata Pelajaran Estetika;
5. Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut:
a. Pendidikan Agama Islam:
a) Al Qur’an Hadits
b) Akidah Akhlak
c) Fikih
d) Sejarah Kebudayaan Islam
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Arab
e. Bahasa Inggris
f. Matematika
g. Ilmu Pengetahuan Alam
h. Ilmu Pengetahuan Sosial
i. Seni Budaya dan Keterampilan
j. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
k. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Dengan rincian alokasi waktu beban mengajar untuk setiap mata pelajaran
sebagai berikut:
Table 3.3 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Kelas dan
Komponen Alokasi Waktu
Kelas IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al - Qur’an Hadits 2
b. Akidah Akhlak 2
c. Fikih 2

58
59

d. Sejarah Kebudayaan Islam 2


2. Pendidikan Kewarganegaraan 3
3. Bahasa Indonesia 6
4. Bahasa Arab 3
5. Bahasa Inggris 4
6. Matematika 5
7. Ilmu Pengetahuan Alam 5
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
9. Seni Budaya dan Keterampilan 3
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
11. Prakarya 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 2
2. BTQ 2
Jumlah 50

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran
lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.

a. Muatan Lokal Bahasa Sunda


Khusus di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi dalam satu tahun pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan ciri khas

59
60

dan potensi daerah yaitu mata pelajaran Bahasa Sunda. Muatan lokal Bahasa Sunda
merupakan muatan lokal wajib yang diberikan di kelas.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran
Bahasa Sunda:
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat
diajarkan terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
satuan pendidikan tersebut.
Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah merupakan
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini
Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah
diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai
berikut.
Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi
bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah
daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan
membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan
keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka

60
61

untuk Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi


wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk
pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi
Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata
pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa
Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No.
423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan
Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah
sebagai berikut.
Kedudukan muatan lokal dalam struktur kurikulum satuan pendidikan
SMP/MTs, tampak pada tabel berikut.
1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa
Sunda
a) Pengertian
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah
program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap
positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
b) Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-
guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap
berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan
kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra
Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa
Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana
peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan

61
62

pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan


sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4)
sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai
keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka
ragam budaya daerah (Sunda).
c) Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan
sastra Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.
a) Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.
b) Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa
daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian
besar masyarakatnya.
c) Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai
konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).
d) Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
e) Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda
(berbicara, menulis, dan berpikir).
f) Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,
mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.
g) Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Sunda.

3. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar


a. Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Sunda SMP/MTs
Tabel 3.4 Tabel KI / KD Mata Pelajaran Mulok
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017
Kelas VII
KI KD (HASIL REVIU)

62
63

7.1 menghayati dan 7.1.1 menghargai dan mensyukuri keberadaan


mengamalkan ajaran bahasa sunda sebagai anugerah tuhan yang maha
agama yang dianutnya esa sebagai sarana komunikasi
dalam percakapan, iklan layanan masyarakat,
karangan bahasan, pengalaman pribadi, kaulinan
barudak, dongeng, sajak, dan pupujian.

7.2 menghargai dan 7.2.1 menunjukkan perilaku jujur, tanggung


menghayati perilaku jujur, jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
disiplin, tanggung jawab, sunda untuk percakapan sehari-hari,
peduli (toleransi, gotong 7.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
royong), santun, percaya jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
diri, dalam berinteraksi menggunakan bahasa sunda untuk kaulinan
secara efektif dengan barudak.
lingkungan sosial dan alam 7.2.3 menunjukkan perilaku jujur, tanggung
dalam jangkauan pergaulan jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
dan keberadaannya sunda untuk membuat wawaran dan karangan
bahasan pengalaman pribadi
7.2.4 menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
sunda untuk mengapresiasi dan mengekspresikan
dongeng, sajak, dan pupujian
7.3 memahami 7.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan
pengetahuan (faktual, memahami teks percakapan tentang kehidupan
konseptual, dan sehari-hari sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
prosedural) berdasarkan 7.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
rasa ingin tahunya tentang memahami teks kaulinan barudak sesuai dengan
ilmu pengetahuan, kaidah-kaidahnya.
teknologi, seni, budaya 7.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan
terkait fenomena dan memahami teks wawaran sesuai dengan kaidah-
kejadian tampak mata kaidahnya.
7.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks bahasan pengalaman
pribadi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami dongeng sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami sajak sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami pupujian sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

63
64

7.4 mencoba, mengolah, 7.4.1 menyusun dan memperagakan percakapan


dan menyaji dalam ranah tentang kegiatan sehari-hari sesuai dengan kaidah-
konkret (menggunakan, kaidahnya.
mengurai, merangkai, 7.4.2 mengekspresikan dan menanggapi jenis
memodifikasi, dan kaulinan barudak
membuat) dan ranah 7.4.3 menyusun dan menggapi wawaran sesuai
abstrak (menulis, dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
membaca, menghitung, 7.4.4 menyusun dan menanggapi teks
menggambar, dan pengalaman pribadi sesuai dengan kaidah-
mengarang) sesuai dengan kaidahnya.
yang dipelajari di sekolah 7.4.5 menanggapi dan menyajikan isi serta nilai-
dan sumber lain yang sama nilai yang terkandung dalam dongeng sesuai
dalam sudut pandang/teori dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
7.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan sajak sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.4.7 menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan pupujian sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

Kelas VIII
KI KD (HASIL REVIU)
8.1 menghayati dan 8.1.1 menghargai, menghayati, dan mensyukuri
mengamalkan ajaran agama bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
yang dianutnya esa, melalui kegiatan memahami rumpaka
kawih, wacana kampung adat, mantra, dan surat.
8.1.2 menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
esa, sebagai sarana kegiatan paguneman (dialog),
memandu acara.
8.1.3 menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
esa, sebagai sarana dalam menulis narasi
pengalaman pribadi, dan aksara sunda
8.2 menghargai dan 8.2.1 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
disiplin, tanggung jawab, menggunakan bahasa sunda untuk memahami
peduli (toleransi, gotong rumpaka kawih, wacana kampung adat, mantra,
royong), santun, percaya dan surat.
diri, dalam berinteraksi 8.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan melakukan kegiatan paguneman (dialog) dan
dan keberadaannya memandu acara

64
65

8.2.3 menunjukkan prilaku jujur, tanggung


jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda untuk
menyusun bahasan pengalaman pribadi, dan
menulis aksara sunda
8.3 memahami 8.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan
pengetahuan (faktual, memahami rumpaka kawih sesuai dengan
konseptual, dan prosedural) kaidah-kaidahnya.
berdasarkan rasa ingin 8.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
tahunya tentang ilmu memahami wacana kampung adat sesuai dengan
pengetahuan, teknologi, kaidah-kaidahnya.
seni, budaya terkait 8.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan
fenomena dan kejadian memahami mantra sesuai dengan kaidah-
tampak mata kaidahnya.
8.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks surat sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks guguritan sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks sisindiran sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami paguneman (dialog) dan memandu
acara sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks pengalaman pribadi sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.9 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami aksara sunda sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

8.4 mencoba, mengolah, 8.4.1 menafsirkan, menanggapi, dan


dan menyaji dalam ranah mengekspresikan rumpaka kawih secara lisan
konkret (menggunakan, dan tulisan.
mengurai, merangkai, 8.4.2 menjelaskan informasi yang terdapat
memodifikasi, dan dalam wacana kampung adat secara lisan dan
membuat) dan ranah abstrak tulisan
(menulis, membaca, 8.4.3 menafsirkan, menanggapi, dan
menghitung, menggambar, mengekspresikan mantra dengan memperhatikan
dan mengarang) sesuai kaidah-kaidahnya.
dengan yang dipelajari di 8.4.4 menyusun teks surat dengan
sekolah dan sumber lain memperhatikan kaidah-kaidahnya.
yang sama dalam sudut
pandang/teori

65
66

8.4.5 menafsirkan, menanggapi, dan


mengekspresikan guguritan dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan menyusun
sisindiran dengan memperhatikan kaidah-
kaidahnya.
8.4.7 menyusun, menanggapi, dan
memperagakan teks paguneman (dialog) dan
memandu acara dengan memperhatikan kaidah-
kaidahnya.
8.4.8 menaggapi dan menyusun pengalaman
pribadi dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya
secara lisan dan tulisan.
8.4.9 membaca dan menulis kalimat sederhana
dengan menggunakan aksara sunda.

Kelas IX
KI KD (HASIL REVIU)
9.1 menghargai dan 9.1.1 menghargai dan mensyukuri keberadaan
menghayati ajaran agama bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
yang dianutnya esa dalam memahami dan menyajikan pidato,
berita, bahasan, diskusi, wacana, carpon, puisi,
novel, wawacan, dan drama.
9.2 menghargai dan 9.2.1 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
disiplin, tanggung jawab, dalam menggunakan bahasa sunda untuk
peduli (toleransi, gotong memahami, menyusun dan menyampaikan teks
royong), santun, percaya pidato.
diri, dalam berinteraksi 9.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan memahami berita ilmu pengetahuan dan budaya
dan keberadaannya serta bahasan teknologi dan seni,
9.2.3 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda untuk
memahami teks diskusi budaya sunda,
9.2.4 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda untuk
memahami bahasan yang mengandung idiom.
9.2.5 menunjukkan prilaku jujur, dan percaya
diri dalam menggunakan bahasa sunda untuk
memahami dan menulis carpon.

66
67

9.2.6 menunjukkan prilaku jujur, percaya diri,


peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan
bahasa sunda untuk mengekspresikan drama dan
puisi.
9.2.7 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri dalam menggunakan bahasa
sunda untuk meringkas novel.
9.2.8 menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab dalam berbahasa sunda untuk
memahami wawacan.

9.3 memahami dan 9.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan


menerapkan pengetahuan memahami teks pidato sesuai dengan kaidah-
(faktual, konseptual, dan kaidahnya.
prosedural) berdasarkan 9.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
rasa ingin tahunya tentang memahami berita ilmu pengetahuan dan budaya
ilmu pengetahuan, serta bahasan teknologi dan seni, sesuai dengan
teknologi, seni, budaya kaidah-kaidahnya.
terkait fenomena dan 9.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan
kejadian tampak mata memahami diskusi tentang budaya sunda sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami bahasan yang mengandung idiom
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami carpon sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks drama dan puisi sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
9.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami novel sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks wawacan sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

9.4 mengolah, menyaji, 9.4.1 menyusun, menanggapi, dan menyajikan


dan menalar dalam ranah teks pidato sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara
konkret (menggunakan, lisan dan tulisan.
mengurai, merangkai, 9.4.2 menelaah, menanggapi, dan meringkas teks
memodifikasi, dan berita ilmu pengetahuan serta bahasan teknologi
membuat) dan ranah dan seni sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
abstrak (menulis, 9.4.3 menelaah, menanggapi, dan membicarakan
membaca, menghitung, budaya sunda dengan memperhatikan kaidah-
menggambar, dan kaidah bahasa sunda yang baik dan benar.

67
68

mengarang) sesuai dengan 9.4.4 menelaah, menanggapi, dan merangkum isi


yang dipelajari di sekolah bahasan yang mengandung idiom.
dan sumber lain yang sama 9.4.5 menanggapi dan menulis carpon sesuai
dalam sudut pandang/teori dengan kaidah-kaidahnya.
9.4.6 menanggapi dan memperagakan teks
drama dan puisi dengan memperhatikan kaidah-
kaidah bahasa sunda yang baik dan benar.
9.4.7 meringkas dan menanggapi novel dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya penulisannya.
9.4.8 menanggapi dan mengkonversi teks
wawacan ke dalam bentuk teks lainnya.

b. Muatan Lokal Baca Tulis Qur’an


Substansi muatan lokal yang ditentukan oleh Madrasah Tsanawiyah Al
Huda Jampangkulon, bentuk kegiatannya kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan ciri khas madrasah dan kompetensi yang disesuaikan potensi
lingkungan madrasah, termasuk keunggulan daerah yang materinya dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran.
Bahasa Sunda termasuk muatan lokal keunggulan daerah yang wajib
diadopsi oleh madrasah. Penyusunan dan pengembangan SK dan KD Bahasa Sunda
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Bahasa Sunda dari Provinsi Jawa Barat.
Untuk mengembangkan ciri khas madrasah, madrasah menetapkan muatan lokal
Baca Tulis Qur’an (BTQ) dimana Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
disusun berdasarkan hasil musyawarah madrasah dengan komite madrasah.
Kurikulum Baca Tulis Qur’an (BTQ) Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Jampangkulon merupakan kokurikuler atau kurikulum muatan
lokal. Penyusunannya diadopsi dari Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun
2008 khususnya Standar Kompetensi mata pelajaran Al Qur’an Hadits. Selanjutnya
dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:
1) menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi;
2) mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia di madrasah;
3) disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan madrasah.

68
69

Kurikulum BTQ pada Standar Kompetensi terbagi menjadi standar


kompetensi yang menyangkut teori dan standar kompetensi yang menyangkut
praktek. Sasarannya peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan Al
Qur’an dalam kehidupoan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan praktek dalam
diri peserta didik).
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu guru sebagai pelaksana
pendidikan karena dilengkapi dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar
sebagai acuan untuk mengembangkan peranan proses pembelajaran dan evaluasi
proses pembelajaran sesuai kebutuhan madrasah. Nilai karakter yang diharapkan
dari muatan lokal BTQ adalah sebagai berikut:
1) Religius artinya pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2) Jujur artinya perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
baik terhadap diri dan pihak lain.
3) Bertanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Alloh SWT.
4) Cinta Al Qur’an cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Al Qur’an.
5) Sadar akan hak dan kewajiban sebagai muslim yaitu fasih membaca Al Qur’an.
6) Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun
tata perilakunya ke semua orang.
Secara fungsional pelajaran BTQ memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi
cara membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
2) Sumber nilai, pengajaran BTQ dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan
dan akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
3) Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam
beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.

69
70

4) Pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik


melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal Al Qur’an dan Hadits),
sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
5) Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
6) Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam
mencegah segala hal yang dating dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat
membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya
menuju keimanan dan ketaqwaan.
7) Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan
pengembangan nilai-nilai Al Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk muatan lokal
disesuaikan dengan mata pelajaran Al Qur’an Hadits:
Standar Isi BTQ Kelas 8
Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Insyirah, Al lail, Al Balad dan Asy Syams
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari
Table 3.5 Tabel Standar Isi BTQ
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon

Kompetensi Materi Pokok Indikator Hasil Belajar


Dasar
Membaca, Surat Al Insyirah  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Insyirah Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Al Al Insyirah Dan Menyalin
Insyirah  Menyalin Surat Al Surat Al Insyirah
Insyirah
Membaca, Surat Al lail  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Hafal,
mengartikan dan lailMengartikan Mengartikan
Menyalin Surat Al Surat Al lail Dan Menyalin
lail Surat Al lail

70
71

 Menyalin Surat Al
lail
Membaca, Surat Al Balad  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Balad Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Al Al Balad Dan Menyalin
Balad  Menyalin Surat Al Surat Al Balad
Balad
Membaca, Surat Asy Syams  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Asy Syams Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Asy Syams Dan Menyalin
Asy Syams  Menyalin Surat Asy Surat Asy Syams
Syams
Menerapkan Qalqalah, lam,  Mendefiniskan Menerapkan
Hukum Bacaan dan ra pengertian hukum bacaan
Qalqalah, lam, Qalqalah, lam, dan Qalqalah, lam,
dan ra ra dan ra
 Mempraktikan
bacaan Qalqalah,
lam, dan ra
Mempraktikan Mad  Mendefiniskan Menjelaskan dan
hukum bacaan pengertian Mad Mempraktikan
Mad  Mempraktikan hukum bacaan
bacaan Mad dalam Mad
ayat-ayat pilihan
 Mempraktikan
bacaan Mim Mati
dalam ayat-ayat
pilihan

Standar Isi BTQ Kelas 9


Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Ghosyiyah dan Al ‘Ala
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari

Table 3.6 Tabel Standar Kompetensi BTQ


Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Kompetensi Materi Pokok Indikator Hasil Belajar


Dasar

71
72

Membaca, Surat Al  Membaca dan Hafal Membaca,


Menghafal, Ghosyiyah Surat Al Ghosyiyah Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Mengartikan
Menyalin Surat Ghosyiyah Dan Menyalin
Al Ghosyiyah  Menyalin Surat Al Surat Al
Ghosyiyah Ghosyiyah
Membaca, Surat Al ‘Ala  Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al ‘Ala Hafal,
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Mengartikan
Menyalin Surat ‘Ala Dan Menyalin
Al ‘Ala  Menyalin Surat Al Surat Al ‘Al
‘Ala
Mempraktikan Mad  Mendefiniskan Menerapkan
hukum mad silah pengertian mad silah hukum mad
 Mempraktikan silah
bacaan pengertian
mad silah

4. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Sedangkan untuk
kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan,
kepemimpinan, olah raga, dan kelompok ilmiah remaja.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran (equivalen 2 jam pelajaran). untuk megembangkan kompetensi siswa
berkaitan dengan materi yang diperoleh dalam kegiatan intra kurikuler dan
pengembangan minat dan bakat siswa. Pemilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler
didasarkan atas minat dan bakat siswa yang dikoordinir oleh Urusan Kesiswaan
bekerja sama dengan Wali Kelas. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Jampangkulon Kabupaten

72
73

Sukabumi antara lain: kepramukaan, palang merah remaja, UKS, keolahragaan,


kesenian, keagamaan, peningkatan kemampuan MIPA (kelompok ilmiah remaja).
Layanan bimbingan adalah merupakan tugas wajib guru-guru
pembimbing/Wali Kelas yang meliputi 4 (empat) bidang garapan yakni bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan bakat siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dengan cara layanan individual atau klasikal/kelompok.
Pengendalian kegiatan pembiasaan adalah salah satu upaya untuk
pengembangan disiplin dan pembentukan karakter siswa. Pengendalian dilakukan
terhadap kegiatan rutin, spontan, dan terprogram. Kegiatan rutin adalah kegiatan
yang dilakukan secara regular baik di kelas maupun di lingkungan madrasah.
Bertujuan untuk membiasakan peserta didik mengerjakan sesuatu dengan baik.
Misalnya upacara pada hari Senin, sholat Dhuha, sholat Dzuhur, pergi ke
perpustakaan, kehadiran dalam kegiatan pembelajaran, berdo’a sebelum dan
sesudah belajar, infaq dan lain-lain.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, dimana
saja, tanpa dibatasi ruang. Bertujuan untuk memberikan pendidikan pada saat itu
juga terutama dalam disiplin dan sopan santun dan kebiasaan baik lainnya.
Misalnya memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri,
membiasakan mengatasi silang pendapat dan lain-lain. Kegiatan terprogram adalah
kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan oleh madrasah yang bertujuan untuk
memberikan wawasan tambahan pada siswa dan mengembangkan bakat serta
minat siswa.
Dengan demikian kegiatan pengembangan diri dapat dikelompokan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pelayanan Konseling
1) Struktur Layanan Konseling
Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,

73
74

perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini


juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik.
a) Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b) Paradigma, Visi dan Misi
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-
kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas
dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya
lingkungan peserta didik.
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta
didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Misi pelayanan Konseling pada MTs Al Huda Jampangkulon sebagai
berikut:
1. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
2. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ madrasah,
keluarga dan masyarakat.
3. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
c) Pelayanan Konseling
Bidang pelayanan Konseling meliputi:

74
75

i. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan


yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik.
ii. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
iii. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah
dan belajar secara mandiri.
iv. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan karir.
d) Fungsi Konseling
Fungsi bimbingan konseling sebagai:
i. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
ii. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
iii. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
iv. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-
kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya.

75
76

v. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik


memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang
kurang mendapat perhatian.
e) Jenis Layanan Konseling
i. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar
peran peserta didik di lingkungan yang baru.
ii. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
iii. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi,
program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
iv. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau
kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga,
dan masyarakat.
v. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
vi. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
vii. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi
melalui dinamika kelompok.

76
77

viii. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-
cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
masalah peserta didik.
ix. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antarmereka.
2) Program Pelayanan Konseling
i. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/madrasah.
ii. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
iii. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
iv. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
v. Program Harian,yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan
pendukung (SATKUNG) konseling.
3) Perencanaan Kegiatan
i. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran,
bulanan serta mingguan.
ii. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan

77
78

SATKUNG yang masing-masing memuat: (a) sasaran


layanan/kegiatan pendukung; (b) substansi layanan/kegiatan
pendukung; (c) jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu
yang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan
pihak-pihak yang terlibat; dan (d) waktu dan tempat.
iii. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan
di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta
didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
iv. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran.
v. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu
minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di
sekolah/ madrasah.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Setiap sekolah tentunya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu
kegiatan ekstrakurikuler di dalam Kurikulum 2013 adalah pramuka, dan ini
adalah contoh kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh pemerintah. Ada
beragam lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah-sekolah,
seperti kegiatan ekstrakurikuler seni musik, seni lukis, paskibra, peraturan
baris-berbaris (PBB), olahraga basket atau futsal, kelompok ilmiah remaja
(KIR), dan sebagainya. Nah, tulisan kali ini akan mencoba menguraikan perihal
mendasar mengenai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, baik jenjang
pendidikan dasar maupun menengah.
c. Kegiatan Pembiasaan
Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
membiasakan perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-
ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal
tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi. Pengembangan karakter

78
79

melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal
baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri
atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
1) Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu
dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin adalah
sebagai berikut :
a. Berdoa sebelum memulai kegiatan.
b. Hormat Bendera Merah Putih.
c. Sholat Dhuhur Berjamaah
d. Berdoa di akhir pelajaran
e. Infaq Siswa
f. Kebersihan Kelas
2) Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi
oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap terpuji
lainnya. Contoh:
a) Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,
karyawan dan sesama siswa
b) Membiasakan bersikap sopan santun
c) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
d) Membiasakan antre
e) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
f) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
g) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
h) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.
i) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.

79
80

3) Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara
bertahap disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah
ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan
personil sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan
kemampuan dan bidang masing-masing. Contoh :
a) Kegiatan Class Meeting
b) Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c) Kegiatan Karyawisata
d) Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran (KATP)
e) Kegiatan rutin pembiasaan
f) Kegiatan ini dilakukan setiap hari sekolah sebelum pembelajaran
dimulai.Tujuannya adalah untuk membiasakan diri dan meningkatkan
kedisiplinan siswa.
4) Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-
hari yang dapat dijadikan contoh. Contoh:
a) Membiasakan berpakaian rapi
b) Mebiasakan datang tepat waktu
c) Membiasakan berbahasa dengan baik
d) Membiasakan rajin membaca

5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas
(tingkat kesukaran), Daya Dukung (guru dan sarana prasarana), intake siswa sesuai
dengan indikator dan rentang nilai komponen Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM):
Table 3.7 Tabel Indikator dan Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No Komponen Katagori Rentang Rentang


Penilaian Kasar Halus

80
81

1 Kompleksitas (Tingkat Kesukaran)


Rendah 1 54 – 64
Sedang 2 65 – 80
Tinggi 3 81 – 90
2 Daya Dukung (Guru dan Sarpras) Tinggi 3 81 – 100
Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64
3 Tingkat Kemampuan Rata-rata Tinggi 3 81 – 100
(intake) Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64

Nilai KKM masing-masing mata pelajaran adalah sebagaiberikut:


Table 3.8 Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

Kelas
Mata Pelajaran
1 2 3
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al - Qur’an Hadits 75 76 77
b. Akidah Akhlak 76 78 80
c. Fikih 75 76 77
d. Sejarah Kebudayaan Islam 75 76 77
2. Pendidikan Kewarganegaraan 75 76 78
3. Bahasa Indonesia 76 78 80
4. Bahasa Arab 75 77 80
5. Bahasa Inggris 75 77 79
6. Matematika 75 78 80
7. Ilmu Pengetahuan Alam 75 76 78
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 75 77 80
9. Seni Budaya dan Keterampilan 76 78 80
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 75 78 80
11. Prakarya 75 75 80
12. Bahasa Sunda 78 79 80
13. BTQ 75 78 80

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kriteria kenaikan kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila :
1) Berkelakuan baik sesuai dengan standar penilaian madrasah, yaitu : tidak
merokok, tidak pernah terlibat/menggunakan narkoba dan obat-obat

81
82

psikotropika, tidak terlibat tindak kriminal, tidak melakukan aksi vandalis,


tidak melakukan ”pergaulan bebas”;
2) Prosentase kehadiran dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya 90% dari
jumlah hari efektif dalam satu tahun pelajaran, dengan jumlah
ketidakhadiran tanpa keterangan maksimal 6 hari dan ketidakhadiran
dengan keterangan izin maksimal 15 hari. Kehadiran kurang dari 90% harus
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti sakit dibuktikan
dengan surat keterangan Dokter;
3) Telah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh madrasah
pada semua mata pelajaran dengan mencakup seluruh standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pada masing- masing mata pelajaran;
4) Memiliki nilai rapor semua aspek pada semua mata pelajaran sampai
dengan semester 2 pada kelas yang bersangkutan;
5) Siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar minimal, baik
seluruh maupun sebagian aspek pada masing-masing mata pelajaran terkait,
harus mengikuti pembelajaran dan penilaian remedial (perbaikan).
Pembelajaran dan penilaian remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan dan harus selesai sebelum pelaksanaan sidang verifikasi
kenaikan kelas.
b. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga dan kesehatan;
3) lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.

82
83

c. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional dapat
merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, jenis kegiatan
pengembangan diri, dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus
pada jenis pengembangan diri tertentu atau pada mata pelajaran mulok (mulok
kerajinan) tertentu.
Di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon pelaksanaan life skill
(kecakapan hidup) mencakup :
1. Kecakapan hidup personal meliputi :
a. terampil membaca dan menulis Al Qur’an;
b. rajin beribadah (terintegrasi pada mata pelajaran agama);
c. jujur disiplin kerja keras (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
2. Kecakapan Sosial meliputi:
a. terampil memecahkan masalah di lingkungannya;
b. memiliki sikap sportif;
c. membiasakan hidup sehat;
d. sanggup bekerjasama (terintegrasi pada semua mata pelajaran);
e. sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis;
f. terampil menjadi pewara (MC) (terintegrasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Sunda, dan Bahasa Inggris).
3. Kecakapan Akademik meliputi:
a. terampil dalam penelitian ilmiah seperti merencanakan dan melakukan
penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan
membuktikan variable;
b. terampil menerapkan teknologi sederhana (terintegrasi pada kelompok mata
pelajaran iptek) Kecakapan berpikir rasional (terintegrasi pada semua mata
pelajaran).
4. Kecakapan vokasional:
a. terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris;

83
84

b. terampil membawakan acara;


c. terampil menulis karangan ilmiah/popular;
d. kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran;
e. Bahasa Inggris, TIK, dan Bahasa Indonesia.

d. Pendidikan Keunggulan Berbasis Global dan Lokal


Perkembangan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, maka banyak negara maju dan sekolah maju
menerapkan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal
ini yang menjadikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon berupaya untuk
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber pembelajaran
di madrasah dengan cara fasilitas TIK (khususnya layanan internet) yang tersedia
dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Selain dari pada itu, Bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional
dan bahasa pengetahuan maka Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
berupaya mengembangan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan pendidikan di
madrasah dengan konsep “English Community”, serta Bahasa Arab yang digunakan
dilingkungan sekitar peserta didik.

84
85

BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. BEBAN BELAJAR DIATUR DALAM SISTEM PAKET ATAU SISTEM


KREDIT SEMESTER.

1. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari BAN S/M. Beban belajar
setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks).
Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada
satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka, 40
menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.
b. Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan tatap
muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.

B. BEBAN BELAJAR MENURUT KURIKULUM 2013


Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1
jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan
mandiri.

85
86

1. Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013


a. Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas
definisinya adalah sebagai berikut :
b. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara siswa dengan guru.
c. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru
untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh guru.
d. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya
diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.
2. Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013
Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester
(sks) untuk SMP/MTs adalah sebagai berikut:
a. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
SMP/MTs berlangsung selama 40 menit;
b. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa
pada SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang
menggunakan SKS dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus
ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks yaitu sebagai berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu minimal
114 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling
lama 5 tahun (10 semester).
4. Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum
2013

86
87

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah


sebagai berikut:
a. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk
menentukan beban belajar pada setiap semester.
b. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing
Akademik.Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar
bagi siswa yaitu: (a) pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester
berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh
pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib menyelesaikan mata
pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum; (c)Satuan
pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas
dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan
hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan
kompetensi pada setiap semester.
5. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut
Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan
kelulusan adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini. Penilaian setiap mata
pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan
kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi ikap
menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K)
yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A–D Ketuntasan minimal untuk
seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap
adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan
melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi
berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan,
dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester
berikutnya.

87
88

6. Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013


Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang
mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai
ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak diperbolehkan
untuk mengikuti semester pendek. Kelulusan siswa dari satuan pendidikan
yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir
semester. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di
SMP/MTs setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran;
c. lulus ujian sekolah/madrasah; dan
d. lulus Ujian Nasional.

C. BEBAN BELAJAR TAMBAHAN


Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan/atau
daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.

88
89

BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender Pendidikan Madrasah Tsanawiyah AL Huda Jampangkulon


Tahun Pelajaran 2017/2018 disusun dengan berpedoman Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Barat Nomor 157 Tahun 2017 tentang
Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah di Provinsi Jawa Barat
Tahun Pelajaran 2017/2018. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan
hari libur.

A. PERMULAAN TAHUN AJARAN


Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun Pelajaran 2017/2018
pada Madrasah dimulai pada hari senin tanggal 17 Juli 2017.
Tabel 5.1. Tabel Kegiatan Awal Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No Tanggal Keterangan
1 2 Mei – 31 Mei 2017 Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta Didik Baru
(PPDB)
2 12 Juni – 17 Juni 2017 Cinta Ramadhan 1438 H
3 19 Juni – 15 Juli 2017 Liburan Idul Fitri 1438 H
4 15 Juli – 18 Juli 2017 Pendaftaran Ulang Peserta Didik Baru
5 17 Juli 2017 Hari Pertama Masuk Madrasah
6 19 Juli – 21 Juli 2017 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

B. MINGGU EFEKTIF BELAJAR


Menentukan jumlah minggu efektif setiap Tahun Ajaran baru adalah sesuatu
hal yang wajib dilakukan oleh guru. Rincian Minggu Efekti digunakan untuk
menghitung berapa jumlah jam tatap muka dalam satu semester, rincian minggu
efektif dibuat dalan dua kali yakni pada semester gasal dan juga pada semester
genap dalam satu tahun ajaran.

89
90

Rincian Minggu Efektif Tahun Ajaran 2017/2018 ini terhitung memiliki


jumlah minggu efektif dalam semester gasal sebanyak 24 Minggu efektif. Cara
penghitungan atau cara menentukan berapa banyak jumlah minggu efektif dalam
satu semester adalah dengan menghitung banyaknya jumlah minggu yang tersedia
dalam satu semester Tahun Ajaran 2017/2018 dikurangi dengan jumlah minggu
yang tidak efektif.
Setelah menentukan jumlah banyaknya minggu efektif daam satu semester,
maka yang dilakukan selanjutnya adalah mengalikan dengan jumlah jam tatap
muka pada mata pelajaran yang guru ampu, misalnya anda mengajar bahasa jawa
dan memiliki tatap muka sebanyak 2 Jam Pelajaran, hitungannya adalah sebagai
berikut Jumlah Minggu Efektif x Jumlah Jam Tatap muka.
Pada Rincian Minggu Efekti Tahun Ajaran 2016/2017, semester Gasal ini
memiliki jumlah minggu 24 Minggu, dan memiliki jumlah minggu yang tidak
efektif 2 Minggu.
Tabel 5.3 Tabel Perincian Minggu Efektif
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No Bulan HK MTE ME HL HE
SEMESTER I
1 JULI 2017 31 2 2 16 15
2 AGUSTUS 2017 31 0 4 5 26
3 SEPTEMBER 2017 30 0 4 6 24
4 OKTOBER 2017 31 0 4 5 26
5 NOPEMBER 2017 30 0 4 4 26
6 DESEMBER 2017 31 2 2 18 13
Jumlah 184 4 20 54 130
SEMESTER II
7 JANUARI 2018 31 1 3 5 26
8 PEBRUARI 2018 28 0 4 5 23
9 MARET 2018 31 0 4 6 25
10 APRIL 2018 30 0 4 6 24
11 MEI 2018 31 1 3 10 21
12 JUNI 2018 30 3 1 24 6
Jumlah 181 5 19 56 125
Jumlah Total 365 9 39 110 255

90
91

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun


pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu :
Tabel 5.4 Tabel Perincian Waktu Belajar Jam Efektif Tiap Minggu
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

NO HARI WAKTU BELAJAR


1 Senin 07.00 – 14.00
2 Selasa 07.00 - 13.50
3 Rabu 07.00 - 13.50
4 Kamis 07.00 - 13.50
5 Jum’at 07.00 - 11.50
6 Sabtu 07.0 - 13.50

C. PENGATURAN WAKTU BELAJAR EFEKTIF


1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain
yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

91
92

92
64

Tabel 5.4 Tabel Alokasi Waktu Kegiatan Belajar Mengajar


Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

HARI JAM KE WAKTU JADWAL HARI JAM KE WAKTU JADWAL


07.00 - 07.30 Sholat Dhuha 07.00 - 07.30 Sholat Dhuha

SELASA, RABU, KAMIS


07.30 - 08.00 Upacara 1 07.30 - 08.10 KBM
1 08.00 - 08.40 KBM 2 08.10 - 08.50 KBM
2 08.40 - 09.20 KBM 3 08.50 - 09.30 KBM
09.20 - 09.40 Istirahat Dhuha 4 09.30 - 10.10 KBM
SENIN

3 09.40 - 10.20 KBM 10.10 - 10.30 Istirahat Dhuha


4 10.20 - 11.00 KBM 5 10.30 - 11.10 KBM
5 11.00 - 11.40 KBM 6 11.10 - 11.50 KBM
6 11.40 - 12.00 KBM 11.50 - 12.30 Sholat Dhuhur
12.00 - 13.20 Sholat Dhuhur 7 12.30 - 13.10 KBM
7 13.20 - 14.00 Kitab Kuning 8 13.10 - 13.50 KBM
HARI JAM KE WAKTU JADWAL HARI JAM KE WAKTU JADWAL
07.00 - 07.30 Sholat Dhuha 07.00 - 07.30 Sholat Dhuha
1 07.30 - 08.10 KBM 1 07.30 - 08.10 KBM
2 08.10 - 08.50 KBM 2 08.10 - 08.50 KBM
3 08.50 - 09.30 KBM 3 08.50 - 09.30 KBM
JUM’AT

SABTU
4 09.30 - 10.10 KBM 4 09.30 - 10.10 KBM
10.10 - 10.30 Istirahat Dhuha 10.10 - 10.30 Istirahat Dhuha
5 10.30 - 11.10 KBM
KBM
5 10.30 - 11.50 6 11.10 - 11.50 KBM
11.50 - 12.30 Sholat Dhuhur
7 12.30 - 13.10 KBM
6 11.50 - 12.30 Shalat Jum’at
8 13.10 - 13.50 KBM
7 13.00 – 15.00 Pengembangan Diri

64
1

C. PENGATURAN WAKTU LIBUR


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.
Tabel 5. 5 Tabel Waktu Libur Keagamaan dan Libur Nasional
Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No. Bulan Tanggal Keterangan


1 Juli 2017 1 – 16 Libur Khusus sesudah Idul Fitri 1436 H
18 Lomba Peringatan HUT RI
2 Agustus 2017
17 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
3 September 2017 1 Hari Raya Idul Adha 1438 H
4 Oktober 2017 21 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram1439 H)
25 Natal
5 Desember 2017
1 Peringatan Maulid Nabi Muhammad
1 Tahun Baru 2018 M
6 Januari 2018
3 HAB Kemenag RI ke-72
7 Februari 2018 16 Tahun Baru Imlek
8 Maret 2018 17 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1940)
30 Wafat Isa Al Masih
9 April 2018 13 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW
1 Hari Buruh Internasional
10 Mei 2018
10 Kenaikan Isa Al Masih
29 Hari Raya Waisak 2018
11 Juni 2018 1 Hari Lahir Pancasila

1. Ujian
Waktu ujian adalah waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Kalender
Pendidikan RA dan Madrasah Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
meliputi Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS),
Ulangan Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), Ulangan Akhir
Madrasah (UAM), Ujian Nasional (UN), dan Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK).

1
2

Tabel 5.6 Tabel Rincian Ujian


Sumber Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

No. Bulan Tanggal Keterangan


1 September 2017 25 – 30 Penilaian Tengah Semester 1
2 Desember 2017 4–9 Penilaian Akhir Semester 1
16 Pembagian Raport Semester Ganjil
3 Maret 2018 19 – 24 Penilaian Tengah Semester 2
4 April 2018 16 – 21 UAMBN dan USBN
23 – 26 UAM
5 Mei 2018 7–9 Prakiraan Ujian Nasional 2018
21 – 31 Penilaian Akhir Tahun(PAT)
6 Juni 2018 7 Pembagian Raport Semester Genap

D. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN PENDIDIKAN


Rencana Kerja MTs Al Huda Jampangkulon disusun dengan
mempertimbangkan keadaan madrasah, harapan pemangku kepentingan, dan
tantangan dalam lingkungan strategis pendidikan di madrasah agar sasaran dan
program pengembangan madrasah dalam 4 tahun ke depan lebih realistis dan
konsisten dengan prinsip-prinsip pengelolaan pendidikan yang efektif, efisian,
akuntabel, dan demokratis.
Dalam bab ini dikemukakan hasil pengembangan program madrasah, yang
mencakup telaah mengenai: (1) sasaran, (2) program, (3) indikator keberhasilan, (4)
kegiatan, (5) penanggung jawab, dan (6) jadwal kegiatan.
Sasaran digunakan sebagai panduan dalam menyusun program dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam waktu 4 tahun guna merealisasikan alternatif
pemecahan tantangan yang telah dirumuskan pada tahap II (lihat tabel B kolom 2).
Dalam menetapkan sasaran, madrasah telah melakukan analisis kesiapan madrasah
untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain dengan melihat kesiapan sumber daya
manusia, sarana & prasarana, keuangan, dan situasi serta kondisi sekolah.
Rumusan sasaran pengembangan madrasah dalam kurun waktu 4 tahun ke depan
dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 1.

2
3

Setelah sasaran dirumuskan, sekolah menetapkan program-program yang


perlu dikembangkan di madrasah. Program merupakan pernyataan yang berisi
kesimpulan dari beberapa alternatif pemecahan tantangan utama yang memiliki
karakteristik yang saling mendukung, saling tergantung, atau saling berkaitan untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan
tantangan utama tersebut, maka program-program yang akan dikembangkan di
MTs Al Huda Jampangkulon sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
2. Perbaikan Administrasi & Manajemen Sekolah.
3. Pengembangan Organisasi & Kelembagaan.
4. Perbaikan Sarana dan Prasarana.
5. Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan).
6. Peningkatan Pembiayaan dan Pendanaan Madrasah.
7. Peningkatan Peran Serta Masyarakat.
8. Peningkatan Prestasi Peserta Didik.
9. Peningkatan kualitas Lingkungan dan Budaya Madrasah.
Untuk mengetahui keberhasilan apakah program/sasaran yang ditetapkan
berhasil atau tidak, maka Madrasah telah merumuskan indikator keberhasilan.
Indikator keberhasilan yang dirumuskan, berkaitan dengan proses dan/atau hasil
akhir. Rumusan indikator keberhasilan dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 3.
Setelah indikator keberhasilan ditetapkan, langkah berikutnya adalah
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di madrasah. Kegiatan pada
dasarnya merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program
untuk memecahkan tantangan yang dihadapi madrasah. Kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan di madrasah dapat dilihat pada tabel 5.1 kolom 4. Sedangkan
penanggung jawab program dan kegiatan dapat dilihat di kolom 5.

3
4

TABEL 5.1
PROGRAM PENGEMBANGAN MADRASAH
MTS AL HUDA JAMPANGKULON
Indikator Penanggun
Sasaran Program Keberhasilan Kegiatan g jawab
Tersedianya Pengembang Sekolah belum Rapat komite Kepala
ruang kelas yang an Sarana memiliki ruang kelas dan dewan madrasah
presentatif guna prasarana yang sesuai dengan guru dan Waka
kelancaran KBM jumlah siswa (masih Sarpras
pinjam)
Tersedianya alat Pengembang Sekolah sudahmemili Rapat Kepala
praktik an kurikulum ki alat praktik Komite dan Madrasah/
komputer yang dan komputer yang bisa Dewan Guru Komite
bisa menunjang pembelajaran menunjang
pengetahuan pengetahuan
siswa dibidang siswadibidang
TIK TIK namun belum
memenuhi seluruh
siswa
Sosialisasi Kepala
program Madrasah
kepada wali
murid
Menjalin Komite
kerjasama Madrasah
dengan masy
arakat
Tersedianya Pengembang Madrasah tersedia Pengadaan Kepala
buku BSE Kelas an kurikulum buku BSE Kelas 7s.d buku melalui Madrasah
7s.d 9dan buku dan 9 dan buku Agama. : dan
Agama. pembelajaran Kerja sama Bendahara
dengan BOS BOS Buku
Buku
Terciptanya Pengembang Peserta Didik Pembentukan Kepala
keberanian an kurikulum mengaplikasikan study club Madrasah
Speaking English, dan kemampuan dan Guru
kecakapan pembelajaran Speaking English, Bidang
berdiskusi, dan kecakapan Studi
kecakapan berdiskusi, dan Bahasa
memecahkan soal kecakapan Inggris
memecahkan soal
Pengadaan
Tourisme
Pengadaan
kegiatan
dengan nativ
e speaker

4
5

(pembicara
asli)
Pengadaan
lomba speak
Contest
lokal, tingkat
KKM.
Terbentuknya Pengembang Peserta didik siap Pengadaan Kepala
peserta didik yang an kurikulum dalam kecakapan kerja sama Madrasah
terampil dan hidup dengan MTs dan Kabag
pembelajaran terdekat Humas
Terbentuknya Pengembang Tenaga pendidik Peningkatan Kepala
tenaga pendidik an kurikulum berkualitas kecakapan Madrasah
yang profesional dan pendidik
pembelajaran melalui
pelatihan
PAKEM
Peningkatan
kecakapan
PTK
Terlaksananya Pengembang Tenaga pendidik Pembuatan Kepala
kegiatan studi an kurikulum berwawasan luas rincian / Madrasah
banding dalam dan rancangan
rangka upaya pembelajaran studi banding
peningkatan mutu dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu dalam
hal
keadministra
sian,
kelengkapan
sarana
prasarana
Rapat
sosialisasi
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Pelaksanaan
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Tersusunnya job Perlengkapan Sekolah memiliki job Penyusunan Kepala
description yang organisasi description yang baru job Madrasah
baru untuk untuk Komite description

5
6

Komite dan Madrasah, Kepala yang baru


Madrasah, Kepala kelembagaan Madrasah, Guru dan untuk
Madrasah, Guru Staf Komite
dan Staf di awal Madrasah,
semester genap Kepala
tahun pelajaran Madrasah,
2016/2017 Guru dan
Staf
Terbentuknya Sekolah menjalin 1. Pengadaan1. Kabag
kerja sama kerja sama dengan kegiatan Kesiswaan
dengan lembaga lembaga pendidikan lomba 2. Kabag
pendidikan lain di lain di luar olahraga Kurikulum
luar kecamatan untuk (bola kaki –
kecamatan untuk mengembangkan Bola voli)
mengembangkan sekolah dalam hal antar
sekolah dalam hal peningkatan kualitas madrasah
peningkatan peserta didik 2. Pengadaan
kualitas peserta kerja sama
didik dengan MTs
Di wilayah
sekitar untuk
mengadakan
study
banding

1. Kalender Kegiatan Madrasah Tsanawiyah


Kalender kegiatan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Tahun
Pelajaran 2017/2018 adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2. Tabel Rincian Kalender Kegiatan MTs Al Huda Jampangkulon


Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber: Arsip MTs Al Huda Jampangkulon, 2017

NO Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan


1 PPDB 2 Mei-30 Juni 2017
2 Daftar Ulang Peserta Didik Baru 15-19 Juli 2017
3 Rapat persiapan dan pembagian tugas mengajar 15 Juli 2017
4 Hari Pertama Masuk Madarash 17 Juli 2017
5 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 19-21 Juli 2017
6 Libur Idul Ftri 1438 H 24-15 Juli 2017
7 HUT RI Ke 72 17 Agustus 2017

6
7

8 Lomba Peringatan HUT RI Ke 72 18 Agustus 2017


9 Hari Raya Iedul Adha 1438 H 1 September 2017
10 LPJ OSIS dan Pergantian Pengurus OSIS 4 September 2017
11 Penilaian Tengah Semester 1 25-30 September 2017
12 Gebyar 1 Muharram 1439 H 21- 23 September 2017
13 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram 1439 H) 21 September 2017
14 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1 Desember 2017
15 Penilaian Akhir Semester 1 4 – 9 Desember 2017
16 Class Meeting 11 – 15 Desember 2017
17 Pembagian Buku Laporan Pendidikan Semester 1 16 Desember 2017
18 Libur Semester 1 18 – 30 Desember 2017
19 Natal 25 Desember 2017
20 Libur Semester 1 1-3 Januari 2018
21 Tahun Baru Masehi 2018 M 1 Januari 2018
22 Hari Pertama Masuk Madrasah Semester 2 2 Januari 2018
23 Tahun Baru Imlek 2569 16 Pebruari 2018
24 Penilaian Tengah Semester 2 19 – 24 Maret 2018
25 Class Meeting Semester 2 26 – 29 Maret 2018
26 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938) 17 Maret 2018
27 Wafat Isa Al Masih 30 Maret 2018
28 UAM Kelas 9 16 – 21 April 2018
29 UAMBN dan USBN Kelas 9 23 – 26 April 2018
30 Prakiraan Ujian Nasional (UN) 7 – 9 Mei 2018
31 Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 13 April 2018
32 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW 13 Mei 2018
33 Hari Buruh Internasional 1 Mei 2018
34 Kenaikan Isa Al Masih 10 Mei 2018
35 Penilaian Akhir Tahun (PAT) 21 – 26 Mei 2018
36 Perbaikan Nilai 28 – 31 Mei 2018
37 Class Meeting 2 – 6 Juni 2018

7
8

38 Kenaikan Kelas dan Pembagian Raport 7 Juni 2018


39 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2017/2018 9 – 21 Juni 2018
40 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2017/2018 22 - 30 Juni 2018

E. KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH


1. Penetapan Kalender Pendidikan
Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan /atau Keputusan Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya Keagamaan. Bupati atau Kepala Dinas
Pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten dapat menetapkan hari libur
serempak untuk satuan - satuan Pendidikan. Kalender Pendidikan untuk setiap
satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan
alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen standart isi dengan
memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/ Pemerintah daerah.
Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul – betul digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum. Jumlah hari belajar
efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 301 (tiga ratus satu hari) hari, sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-
betul digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas VII adalah 50 JP, Kelas VIII
adalah 50 JP dan Kelas IX 50 JP.

8
9

BAB VI
PENUTUP

Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan


pedoman ini dalam kegiatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 KTSP
Kurikulum 2013 di madrasah di lingkungan Kementerian Provinsi Jawa Barat. Hal-
hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan
perkembangan peraturan dan tuntutan kebutuhan. Semoga dokumen KTSP pada
madrasah yang tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan
regulasi dan kebutuhan.
Dokumen ini disusun berdasarkan kebutuhun Madrasah dengan merujuk
kepada Visi, Misi dan Tujuan Madrasah dengan harapan bahwa tujuan dan visi
Madrasah tersebut dapat terwujud dalam kurun waktu yang ditentukan.
Dalam implementasinya, dokumen kurikulum ini sangat membutuhkan
dukungan berbagai pihak yang terlibat, oleh karena itu diharapkan semua pihak
yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya serta pembagian tugas yang telah ditentukan di MTs Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho
Allah SWT. Amiin..

Sukabumi, 10 Juli 2017


Kepala Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon,

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

9
10

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon
KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/006/VII/2017

TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH
MTs AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON


KABUPATEN SUKABUMI

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menentukan arah dan langkah


serta meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi, maka perlu mengembangkan Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah;
b. bahwa dalam rangka pengembangan kurikulum
Madrasah Tsanawiyah sebagaimana point “a”, maka
perlu membentuk Tim Pengembang Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah yang dituangkan dalam Surat
Keputusan Kepala Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;
c. bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran
surat keputusan ini dipandang cakap dan mampu
menjadi Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi Tahun Pelajaran 2017/2018;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah

10
11

denganUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2014


tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan

11
12

Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang


Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39
Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta
Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi
Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali terahir
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
17. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah;

12
13

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi
Informasi dan Komunikasi dan Guru Keterampilan
Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam
Implementasi Kurikulum 2013 sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun
2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi dalam Implementasi
Kurikulum 2013;

13
14

23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Dan
Konseling Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan
Menengah;
26. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Sekolah Ramah Anak;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi
Pekerti;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
29. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014
tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab;
30. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014
tentang Kurikulum Madrasah;
31. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
1696 Tahun 2013 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pendidikan Anti Korupsi di Madrasah;
32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun
2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan
Aksara Daerah;

14
15

33. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun


2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
34. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2013
tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan
Sastra Daerah pada jenjang Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
35. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 33 Tahun 2008
tentang Standar Isi Pembiasaan Akhlak Mulia di
Sekolah dan Madrasah;
36. Rencana Kerja Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2017

Memperhatikan : Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan


Komite Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi tanggal 10 Juli 2017 Bertempat di
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH
TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN PELAJARAN
2017/2018.

KESATU : Mengangkat nama-nama tersebut dalam lampiran Surat


Keputusan ini sebagai Tim Pengembang Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2017/2018;
KEDUA : Tugas dan tanggung jawab Tim Pengembang Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi adalah :

15
16

1. Menganalisis potensi Madrasah Tsanawiyah sebagai


bahan penyusunan dan pengembangan kurikulum
untuk satu tahun ke depan;
2. Menyusun Dokumen 1, 2 dan 3 kurikulum dan
mengembangkannya setiap tahun sesuai dengan
perkembangan pendidikan dan kemajuan Madrasah
Tsanawiyah;
3. Mensosialisasikan kurikulum yang telah disahkan
pemberlakuannya pada setiap awal tahun pelajaran;
4. Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum pada akhir
tahun pelajaran sebagai dasar bagi pengembangan
kurikulum tahun pelajaran berikutnya;
5. Melaporkan seluruh kegiatan pengembangan
kurikulum madrasah kepada Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017

Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I


NIP

16
17

Lampiran : Surat Keputusan Kepala MTs Al Huda Jampangkulon


Kabupaten Sukabumi
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/006/VII/2017
Tanggal : Juli 2017

SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON
KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

JABATAN
JABATAN
NO NAMA DALAM
DALAM TIM
KEDINASAN
1 Oom Komariah, S.Pd. Yayasan Pembina
2 H. Dadih, S.Pd.I Pengawas Madrasah Pengarah
3 Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I Kepala MTs Ketua
4 Dede Sumarna Ketua Komite MTs Wakil Ketua
5 Yunadi Citalaksana, S.Pd. Operator Sekretaris
6 Asep Abdullah Aziz, S.Pd.I Wakamad. Sarpras Anggota
7 Dasep Taogiqul H., S.Ag Wakamad. Kesiswaan Anggota
8 Iis Maesaroh, S.IP. Wakamad. Kurikulum Anggota
9 Ali Sadikin, S.Stat. Bendahara Anggota
10 Iksan Kurniawan, S.Pd. Kaur TU. Anggota
11 Saepudin, A.Md. Guru Anggota
12 Yuli, S.Pd. Guru Anggota
13 Ending Tristiani, S.Pd.I Guru Anggota
14 Neni Kartika., S.Pd.I Guru Anggota
15 Sunandar, S.Pd.I Guru Anggota
16 Wida Wati, S.Pd.I Guru Anggota
17 Sinta Nurazizah Guru Anggota
18 JR. Effendi Mitra Kerja Nara Sumber
19 Asep Sukirman, S.Pd.I Mitra Kerja Nara Sumber

Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017
Kepala MTs Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

17
18

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

BERITA ACARA
RAPAT WORKSHOP KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Pada hari ini Senin tanggal Sepuluh bulan Juli s.d. hari Selasa tanggal Sebelas
bulan Juli tahun dua ribu tujuh belas, bertempat di Gedung Madrasah Tsanawiyah
Al Huda Jampangkulon telah dilaksanakan Rapat Penyusnan Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Semester Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan susunan
acara sebagai berikut :
1. Pembukaan : MC
2. Sambutan : Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
3. Rapat penyusunan kurikulum : Iis Maesaroh, S.IP (Ketua tim pengembang)
4. Do’a : Ketua Yayasan

Demikian berita acara ini kami buat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jampangkulon, Juli 2017


Notulen Rapat, Pimpinan Rapat,

Yunadi Citalaksana, S.Pd Iis Maesaroh, S.IP.

Mengetahui;

Komite Madrasah Kepala Madrasah

Asep Sukirman, S.Pd.I Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

18
19

DAFTAR HADIR WORKSHOP KURIKULUM

Hari/Tanggal : Senin, 10 Juli 2017


Tempat : Gedung MTs Al Huda Jampangkulon
NO NAMA JABATAN PARAF
1 Oom Komariah, S.Pd Ketua Yayasan 1 2

2 Asep Sukirman, S.Pd Komite


3 H. Dadih, S.Pd.I Pengawas 3 4

4 Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I Kepala Madrasah


5 Asep Abdul Aziz, S.Pd.I Wakil Sarpras 5 6

6 Iis Maesaroh, S.Pd.I Waka Kurikulum


7 Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag Waka Kesiswaan 7 8

8 Ali Sadikin Bendahara


9 Yunadi Citalaksana, S.Pd Operator 9 10

10 Iksan Kurniawan, S.Pd KAUR TU


11 Sunandar, S.Pd.I GMP 11 12

12 Saepudin, S.Pd GMP


13 Sadam Anugrah, S.Pd GMP 13 14

14 Endang Tristiani, S.Pd GMP


15 Widawati, S.Pd.I GMP 15 16

16 Neni Kartika, S.Pd.I GMP


17 Nasrudin, S.Pd.I GMP 17 18

18 Sinta Nurazizah, S.Pd.I GMP

Jampangkulon, Juli 2017


Kepala Madrasah,

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

19
20

DAFTAR HADIR WORKSHOP KURIKULUM

Hari/Tanggal : Selasa, 11 Juli 2017


Tempat : Gedung MTs Al Huda Jampangkulon
NO NAMA JABATAN PARAF
1 Oom Komariah, S.Pd Ketua Yayasan 1 2

2 Asep Sukirman, S.Pd Komite


3 H. Dadih, S.Pd.I Pengawas 3 4

4 Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I Kepala Madrasah


5 Asep Abdul Aziz, S.Pd.I Wakil Sarpras 5 6

6 Iis Maesaroh, S.Pd.I Waka Kurikulum


7 Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag Waka Kesiswaan 7 8

8 Ali Sadikin Bendahara


9 Yunadi Citalaksana, S.Pd Operator 9 10

10 Iksan Kurniawan, S.Pd KAUR TU


11 Sunandar, S.Pd.I GMP 11 12

12 Saepudin, S.Pd GMP


13 Sadam Anugrah, S.Pd GMP 13 14

14 Endang Tristiani, S.Pd GMP


15 Widawati, S.Pd.I GMP 15 16

16 Neni Kartika, S.Pd.I GMP


17 Nasrudin, S.Pd.I GMP 17 18

18 Sinta Nurazizah, S.Pd.I GMP

Jampangkulon, 11 Juli 2017


Kepala Madrasah,

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

20
21

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

BERITA ACARA
RAPAT REVIEW KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Pada hari ini Selasa Tanggal Sebelas Tahun dua ribu tujuh belas bertempat di
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon telah dilaksanakan rapat untuk
mereview penetapan kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada hari senin tanggal
sepuluh tahun dua ribu tujuh belas yang dihadiri oleh, Ketua Yayasan, Kepala
Madrasah, Dewan Guru dan Komite Madrasah serta narasumber pada tahun ajaran
2017/2018

Dalam rapat kali ini telah dicapai keputusan sesuai dengan hasil rapat pada
tanggal sepuluh bulan juli dua ribu tujuh belas Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon dalam proses Belajar mengajar menggunakan Kurikulum 2013.

Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama penetapan
Kurikulum 2013 sebagai landasan bagi Madrasah untuk dapat melaksanakan
dengan sebaik – baiknya.

dengan susunan acara sebagai berikut :


1. Pembukaan : MC
2. Sambutan : Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
3. Rapat penyusunan kurikulum : Iis Maesaroh, S.IP (Ketua tim pengembang)
4. Do’a : Ketua Yayasan

Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2016

Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

21
22

Lampiran
DAFTAR HADIR
RAPAT REVIEW KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

NO NAMA JABATAN PARAF


1 Oom Komariah, S.Pd Ketua Yayasan 1 2

2 Asep Sukirman, S.Pd Komite


3 H. Dadih, S.Pd.I Pengawas 3 4

4 Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I Kepala Madrasah


5 Asep Abdul Aziz, S.Pd.I Wakil Sarpras 5 6

6 Iis Maesaroh, S.Pd.I Waka Kurikulum


7 Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag Waka Kesiswaan 7 8

8 Ali Sadikin Bendahara


9 Yunadi Citalaksana, S.Pd Operator 9 10

10 Iksan Kurniawan, S.Pd KAUR TU


11 Sunandar, S.Pd.I GMP 11 12

12 Saepudin, S.Pd GMP


13 Sadam Anugrah, S.Pd GMP 13 14

14 Endang Tristiani, S.Pd GMP


15 Widawati, S.Pd.I GMP 15 16

16 Neni Kartika, S.Pd.I GMP


17 Nasrudin, S.Pd.I GMP 17 18

18 Sinta Nurazizah, S.Pd.I GMP

Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

22
23

DOKUMENTASI KEGIATAN WORKSHOP K13 2017


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

23
24

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON


KABUPATEN SUKABUMI
Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/007/VII/2017

TENTANG
PENETAPAN MATA PELAJARAN MULOK
MTs AL HUDA JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA JAMPANGKULON


KABUPATEN SUKABUMI

Menimbang : Bahwa untuk memperlancar proses belajar mengajar


di MTs Al Huda Jampangkulon perlu menetapkan
Mata Pelajaran Muatan Lokal.
Mengingat : 1. Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar
Kopetensi Lulusan
2. Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar Dan Menengah
3. Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar
Pendidikan Dasar Dan Menengah
4. Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar
Penilaian
5. Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti
Dan Kopetensi Dasar
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;

24
25

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan


Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal
Kurikulum 2013;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada
pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
10. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014
tentang Kurikulum Madrasah;
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5
Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan
Aksara Daerah;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7
Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
13. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 69 tahun 2013
tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan
Sastra Daerah pada jenjang Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
14. Rencana Kerja Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi Tahun 2017

Memperhatikan : Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan


Komite Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi Madrasah Tsanawiyah Al Huda
Jampangkulon Kabupaten Sukabumi;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : MATA PELAJARAN MUATAN LOKA
MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018.

25
26

KESATU : Mata pelajaran Muatan Lokal yang ada pada Kurikulum


Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon K13
sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini;
KEDUA : Kriteria Ketuntasan Belajar dicantumkan pada Mata
Pelajaran Muatan Lokal sepenuhnya diserahkan kepada
Guru Mapel tersebut
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diperbaiki sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017

Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I


NIP

26
27

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

BERITA ACARA
WORKSHOP PENETAPAN MULOK
MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Pada hari ini Sabtu Tanggal dua puluh delapan Tahun dua ribu enam belas
bertempat di Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon telah melaksanakan
workshop penetapan Mata Pelajaran Muatan Lokal yang dihadiri oleh, Ketua
Yayasan Kepala Madrasah, Dewan Guru dan Komite Madrasah serta narasumber
pada tahun ajaran 2017/2018

Dalam workshop ini telah dicapai kesimpulan sesuai dengan hasil visi, misi dan
tujuan pada RKAS dan KTSP sebagaimana terlampir

Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama workshop
penetapan Mata Pelajaran Muatan Lokal sebagai landasan bagi Madrasah untuk
dapat melaksanakan dengan sebaik – baiknya.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal Juli 2017

Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I


NIP

27
28

Lampiran
DAFTAR HADIR
WORKSHOP PENETAPAN MULOK
MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

NO NAMA JABATAN PARAF


1 Oom Komariah, S.Pd Ketua Yayasan 1 2

2 Asep Sukirman, S.Pd Komite


3 H. Dadih, S.Pd.I Pengawas 3 4

4 Bilal Abd. Mukarom, S.Pd.I Kepala Madrasah


5 Asep Abdul Aziz, S.Pd.I Wakil Sarpras 5 6

6 Iis Maesaroh, S.Pd.I Waka Kurikulum


7 Dasep Taofiqul Hikmah, S.Ag Waka Kesiswaan 7 8

8 Ali Sadikin Bendahara


9 Yunadi Citalaksana, S.Pd Operator 9 10

10 Iksan Kurniawan, S.Pd KAUR TU


11 Sunandar, S.Pd.I GMP 11 12

12 Saepudin, S.Pd GMP


13 Sadam Anugrah, S.Pd GMP 13 14

14 Endang Tristiani, S.Pd GMP


15 Widawati, S.Pd.I GMP 15 16

16 Neni Kartika, S.Pd.I GMP


17 Nasrudin, S.Pd.I GMP 17 18

18 Sinta Nurazizah, S.Pd.I GMP

Kepala Madrasah
Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

28
29

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246
SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON


NOMOR : MTs.I/04.006/PP.05/008/VII/2017

TENTANG
PENETAPAN KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL (KBM)
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
MTs AL HUDA JAMPANGKULON
KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON

Menimbang : 1. MTs Al Huda Jampangkulon sebagai sebuah Institusi Penyedia Jasa


Pendidikan perlu menjalin dan menciptakan berbagai peluang yang
akan mendorong organisasi tetap eksis;
2. Langkah yang diambil MTs Al Huda Jampangkulon secara aktif dan
proaktif adalah mencari peluang untuk meningkatkan diri, baik
kualitas maupun kuantitas sumber daya yang ada;
3. Kualitas produk tercermin pada pola bagaimana penetapan kriteria
ketuntasan minimal.

Mengingat : 1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,


pasal 31 ayat (1) dan ayat (2);
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990
tentang Pendidikan Menengah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
0490/U/1992, tentang Sekolah Menengah Kejuruan;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
129.a/U/2004, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2005, tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan TK/RA, SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, SLB, Pendidikan Non Formal, UKS,
Kepemudaan, Olahraga dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah;
9. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
dikeluarkan Depdiknas dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Tahun 2007’
10. Rapat dewan guru dan yayasan Al Huda Jampangkulon Tanggal Juli
2017

Memperhatikan : 1. Program Kerja Madrasah Tsanawiyah Al Huda Tahun 2017/2018


2. Hasil Rapat Staf Pimpinan MTs Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi

29
30

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Mata Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang


ada pada Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
(KTSP) sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini;
Kedua : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan pada Mata
Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar
sebagaimana dimaksud dalam diktum PERTAMA seperti pada lampiran
keputusan ini:.
Ketiga : Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dibuat berdasarkan hasil analisis
dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) pada masing – masing
kelompok mata pelajaran/kompetensi produktif.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
Kelima : Jika dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam keputusan
ini akan diadakan perbaikan atau pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Juli 2017
KEPALA MADRASAH

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

30
31

Lampiran 1 : Surat Keputusan Kepala MTs Al Huda Jampangkulon


Nomor : MTs.I/04.006/PP.05/008/VII/2017
Tentang : Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2017/2018
Mata Pelajaran dan Kompetensi Keahlian MTs Al Huda Jampangkulon.

1.1. Kelas VII, VIII dan IX

Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk kelas VII,
VIII dan IX Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
Alokasi Waktu Per Minggu
Mata Pelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Kelompok A
Pendidikan Agama Islam
e. Al Qur’an Hadits 2 2 2
f. Akidah Akhlak 2 2 2
g. Fikih 2 2 2
h. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
9. PPKn 3 3 3
10. Bahasa Indonesia 6 6 6
11. Bahasa Arab 3 3 3
12. Matematika 5 5 5
13. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
14. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
15. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
6. Seni Budaya 3 3 3
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
8. Bahasa Sunda 2 2 2
9. Prakarya 2 2 2
10. BTQ 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 50 50 50

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada tanggal : Juli 2017
KEPALA MADRASAH

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

31
32

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246

SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

SURAT KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON


NOMOR: MTs.I/04.006/PP.05/009/VII/2017

TENTANG
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PENGEMBANGAN DIRI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Menimbang a. Bahwa proses belajar Mengajar merupakan inti proses
: penyelenggaraan pendidikan pada satuan Pendidikan.
b. Bahwa untuk Menjamin kelancaran proses Belajar perlu
ditetapkan pembagian tugas tambahan bagi guru
c. bahwa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa bagi peserta didik maka perlu
adanya kegiatan ekstrakurikuler dan Pengembangan Diri.

Mengingat: a. UU Nomor 20 Tahun 2003


b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
c. UU No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
d. Permendikbud. No. 63 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler
Wajib Pendidikan Kepramukaan
e. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan
f. PP Nomor 55 Tahun 2007 Tentang pendidkan Agama dan
pendidikan keagamaan

32
33

g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun


2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri
MEMUTUSKAN
Menetapkan NAMA PEMBINA, JENIS KEGIATAN, TUGAS
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN
:
PENGEMBANGAN DIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Pertama: Nama Pembina dalam melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler


tersebut tertuang dalam daftar nama Pembina ekstrakurikuler
terlampir.

Kedua: Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler dan pengembangan diri tersebut


tertuang dalam jadwal kegiatan terlampir

Ketiga: Tugas Pembina dalam melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler


dan pengembangan diri tersebut tertuang dalam jadual kegiatan
terlampir

Keempat: Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Juli 2017
MTs Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom,


S.Pd.I

33
34

34
35

35
36

YAYASAN PENDIDIKAN DAN SOSIAL ISLAM AL HUDA


MADRASAH TSANAWIYAH AL HUDA
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Cibarusah Jampangkulon Sukabumi Telp. ( 0266 ) 490246

SK. Kanwil Depag Prov Jabar No Wi/PP.03.2/108/1995, NSM. 12.1.23.20.20.091 # NPSN : 20277806
Emamts_alhudajampangkulon

SURAT KEPUTUSAN KEPALA MTs AL HUDA JAMPANGKULON


NOMOR: MTs.I/04.006/PP.05/010/VII/2017

TENTANG
KEGIATAN PEMBIASAAN DIRI MTs AL HUDA JAMPANGKULON
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Kepala MTs Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat
Menimbang a. Bahwa proses belajar Mengajar merupakan inti proses
: penyelenggaraan pendidikan pada satuan Pendidikan.
b. bahwa setiap sekolah seharusnya menjadi tempat yang
nyaman dan inspiratif bagi siswa, guru, dan/atau
tenaga kependidikan;
c. bahwa pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah
adalah cerminan dari nilai- nilai Pancasila dan seharusnya
menjadi bagian proses belajar dan budaya setiap sekolah;
d. bahwa pendidikan karakter seharusnya menjadi gerakan
bersama yang melibatkan pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, dan/atau orangtua;
e. Bahwa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa bagi peserta didik maka perlu
adanya kegiatan Pembiasaa Diri di Madrasah

Mengingat: a. UU Nomor 20 Tahun 2003


b. Permendikbud) Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015
Tentang Penumbuhan Budi Pekerti

36
37

c. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan


Kesiswaan
d. PP Nomor 55 Tahun 2007 Tentang pendidkan Agama dan
pendidikan keagamaan
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 kita mendapati rumusan tentang pengembangan diri
f. Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan Komite
Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon Kabupaten
Sukabumi Madrasah Tsanawiyah Al Huda Jampangkulon
Kabupaten Sukabumi;

MEMUTUSKAN
Menetapkan KEGIATAN PEMBIASAAN DI MTs AL HUDA
JAMPANGKULON KAB. SUKABUMU
:
TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Pertama: Penumbuhan Budi Pekerti yang selanjutnya disingkat PBP adalah


kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang
dimulai sejak dari hari pertama sekolah.
Kedua: Jenis Pembiasaan diri tersebut tertuang dalam jadwal kegiatan
terlampir
Ketiga: Pembiasaan Diri adalah tugas semua tenaga pendidik dan
kependidikan di Lingkungan MTs Al Huda Jampangkulon
Keempat: Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan

Ditetapkan di : Sukabumi
Pada Tanggal : Juli 2017
MTs Al Huda Jampangkulon

Bilal Abdullah Mukarom, S.Pd.I

37
38

38

Anda mungkin juga menyukai