Anda di halaman 1dari 6

SISTEM BILANGAN

Beberapa jenis sistem bilangan yang digunakan dalam pengolahan data dalam sistem
digital adalah:

 Sistem Bilangan DESIMAL (DECIMAL).


 Sistem Bilangan BINER (BINARY).
 Sistem Bilangan HEKSADESIMAL (HEXADECIMAL).

Dalam metode digital, SISTEM BILANGAN BINER merupakan sistem bilangan yang
paling banyak digunakan.

 SISTEM BILANGAN DESIMAL

Sistem bilangan ini menggunakan 10 jenis simbol, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.


Untuk jumlah yang lebih dari 9, maka digunakan kombinasi dari 10 jenis simbol tersebut.

Contoh: 10 14 34 103 5690

Sistem bilangan ini disebut sebagai sistem bilangan dasar 10, karena menggunakan 10
jenis simbol dasar.

Secara umum, semua bilangan desimal dapat dinyatakan dalam bentuk umum seperti
berikut ini:

Y = dn x 10n + dn-1 x 10n-1 + dn-2 x 10n-2 + …. + d1 x 101 + d0 x 100

dengan:
Y = angka yang menunjukkan harga seluruh bilangan yang dimaksudkan.
dn = angka yang menunjukkan harga bilangan pada digit ke-n.
10 = angka dasar (disebut juga dengan istilah radix).

Contoh:

3582 = ( 3 x 103) + ( 5 x 102) + ( 8 x 101) + ( 2 x 100)


= 3000 + 500 + 80 + 2

158902 = ( 1 x 105) + ( 5 x 104) + ( 8 x 103) + ( 9 x 102) + ( 0 x 101) + ( 2 x 100)


= 100000 + 50000 + 8000 + 900 + 0 + 2

Sistem Bilangan - 1 of 6
 SISTEM BILANGAN BINER

Latar Belakang Adanya Sistem Bilangan Biner

Misalnya suatu bilangan dari 0 sampai dengan 9 akan ditansmisikan dari titik A
menuju titik B dengan cara analog, seperti gambar berikut ini.

A B

9 volt 9 volt

Misalkan di titik A angka 0 dinyatakan dengan tegangan 0 volt, angka 1 dinyatakan


dengan 1 volt dan seterusnya, maka akan diterima di titik B sebesar 0 volt, 1 volt
dan seterusnya dengan cara mengukur tegangan tersebut dengan menggunakan
voltmeter dengan asumsi sistem dalam keadaan ideal.

Cara lain yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik digital seperti
berikut ini.

1 1 Dalam cara ini digunakan 9 buah kawat


penghantar, 9 buah saklar (switch) dan 9
buah lampu yang berbeda untuk
2 2 melambangkan angka 1 s.d. 9.

3 3 Untuk menyatakan angka 7, maka switch di


titik A ditutup sehingga lampu di titik B akan
4 4 menyala. Untuk angka-angka yang lain
berlaku hal yang sama, dengan catatan dalam
satu saat paling banyak hanya 1 buah swicth
5 5 yang ditutup.

6 6 Keuntungan yang didapatkan dengan


menggunakan sistem digital adalah sebagai
7 7 berikut:

 Tidak ada gangguan (noise) medan


8 8
elektromagnetik.
 Perubahan tegangan kawat penghantar
9 9 tidak mempunyai pengaruh yang berarti
bagi sistem transmisi.
A B  Kesalahan yang terdapat pada alat ukur
tegangan tidak berpengaruh.

Sistem Bilangan - 2 of 6
Dalam sistem digital yang terpenting adalah apakah lampu di titik B menyala atau
tidak. Intensitas cahaya yang dihasilkan lampu tidak menjadi persoalan. Persoalan
jumlah kawat yang terlalu banyak dapat dikurangi dengan menggunakan teknik
pengkodean seperti berikut ini.

1 1

2 2

4 4

8 8

A B

Tabel pengkodean 4 buah lampu untuk menyatakan angka 0 s.d 15

Lampu 1 Lampu 2 Lampu 4 Lampu 8 Angka


- - - - 0
X - - - 1
- X - - 2
X X - - 3
- - X - 4
X - X - 5
- X X - 6
X X X - 7
- - - X 8
X - - X 9
- X - X 10
X X - X 11
- - X X 12
X - X X 13
- X X X 14
X X X X 15

Catatan: X lampu menyala; - lampau padam

Jadi dalam teknik digital hanya dikenal 2 simbol yaitu 0 dan 1 untuk menyatakan
angka. Pembacaan bilangan biner selalu dimulai dari bit terendah ke bit tertinggi
(bit terendah terletak paling kiri).

Contoh: angka desimal 14 bila dinyatakan dengan bilangan biner adalah 1110

Sistem Bilangan - 3 of 6
Mengubah Bilangan Biner Menjadi Bilangan Desimal

Bilangan biner dapat dinyatakan dalam suatu persamaan:

Y = dn x 2n + dn-1 x 2n-1 + dn-2 x 2n-2 + …. + d1 x 21 + d0 x 20

dengan:
Y = angka yang menunjukkan harga seluruh bilangan yang dimaksudkan.
dn = angka yang menunjukkan harga bilangan pada digit ke-n.
2 = angka dasar (disebut juga dengan istilah radix).

Contoh:
101112 = 1 x 24 + 0 x 23 + 1 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20

Bila dinyatakan dalam bentuk desimal menjadi: 101112 = 16 + 0 + 4 + 2 + 1 = 2310

Metode lain untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal adalam
metode Dibble-Dobble. Misalkan bilangan 101112 akan diubah menjadi bilangan
desimal, caranya adalah sebagai berikut:

 Ambil digit paling kiri : 1


 Kalikan 2 dan tambahkan dengan digit berikutnya : ( 2 x 1 ) + 0=2
 Kalikan 2 dan tambahkan dengan digit berikutnya : ( 2 x 2 ) + 1=5
 Kalikan 2 dan tambahkan dengan digit berikutnya : ( 2 x 5 ) + 1 = 11
 Kalikan 2 dan tambahkan dengan digit berikutnya : ( 2 x 11 ) + 1 = 23

Maka, 101112 = 2310

Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Biner

Metode pertama untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner adalah
dengan cara mencari harga 2n terdekat. Misalkan akan dicari bilangan biner untuk
2310, caranya adalah sebagai berikut:

 Cari harga 2n yang lebih kecil atau sama dengan 23, didapat: 16 = 24 = 100002
 Kemudian dicari selisih harganya: 23 – 16 = 7
 Cari harga 2n yang lebih kecil atau sama dengan 7, didapat: 4 = 22 = 1002
 Kemudian dicari selisih harganya: 7 – 4 = 3
 Cari harga 2n yang lebih kecil atau sama dengan 3, didapat: 2 = 21 = 102
 Kemudian dicari selisih harganya: 3 – 2 = 1
 Maka didapat 1 = 20 = 12

Bila dijumlahkan:
100002 + 1002 + 102 + 12 = 101112

Sistem Bilangan - 4 of 6
Metode yang kedua adalah metode yang merupakan kebalikan dari metode Dibble-
Dobble, yaitu membagi bilangan desimal dengan angka 2 dan kemudian berturut-
turut hasil pembagian tersebut dibagi lagi dengan angka 2.

Misalnya angka 2310 akan diubah menjadi bilangan biner.

Pembagian Sisa

23
2 1
11
2 1
5
2 1
2
2 0
1
2 1
0

Untuk pembagian terakhir, yaitu 1 : 2 = 1/2  0, maka dianggap 1. Kalau harga sisa
dibaca dari bawah, maka diperolah harga 2310 = 101112

 SISTEM BILANGAN HEKSADESIMAL

Sistem bilangan heksadesimal menggunakan 16 simbol dasar, yaitu:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A B C D E F

Perbadingan antara bilangan biner, heksadesimal dan desimal dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Biner Heksadesimal Desimal Biner Heksadesimal Desimal


0000 0 0 1001 9 9
0001 1 1 1010 A 10
0010 2 2 1011 B 11
0011 3 3 1100 C 12
0100 4 4 1101 D 13
0101 5 5 1110 E 14
0110 6 6 1111 F 15
0111 7 7 1 000 10 16
1000 8 8

Sistem Bilangan - 5 of 6
Mengubah Bilangan Heksadesimal Menjadi Bilangan Desimal

Bilangan heksadesimal dapat dinyatakan dalam suatu persamaan:

Y = dn x 16n + dn-1 x 16n-1 + dn-2 x 16n-2 + …. + d1 x 161 + d0 x 160

dengan:
Y = angka yang menunjukkan harga seluruh bilangan yang dimaksudkan.
dn = angka yang menunjukkan harga bilangan pada digit ke-n, nilainya 0 - 16
16 = angka dasar (disebut juga dengan istilah radix).

Contoh: ubahlah 2C916 menjadi bilangan desimal.

2C916 = ( d2 x r2 ) + ( d1 x r1 ) + ( d0 x r0 )
= ( 2 x 162 ) + ( 12 x 161 ) + ( 9 x 160 )
= 512 + 192 + 9
= 71310

Mengubah Bilangan Desimal Menjadi Bilangan Heksadesimal

Untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan heksadesimal, dilakukan dengan


cara membagi bilangan desimal dengan bilangan 16 secara berturut-turut. Sisa yang tidak
terbagi kemudian dituliskan dalam bilangan heksadesimal dan dibaca dari bawah untuk
mendapatkan bilangan heksadesimalnya.

Contoh: ubahlah 713 menjadi bilangan heksadesimal.

Pembagian Sisa Heksadesimal

713
16 9 9
44
16 12 C
2
16 2 2
0

Maka 71310 = 2C916

Sistem Bilangan - 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai