Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Model Sistem Informasi Internasional

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah sistem informasi manajemen


Dosen :
Nahar maganda saragih SE, M.SI

Di susun Oleh

Nama Kelompok :

1. Andi Yudha Erlangga 1744000054


2. Nurhalimah 1744000024
3. Nurmaya Sari 1744000026
4. Qhadila 1744000029

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS POTENSI UTAMA

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta Karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah ini pada tepat waktunya yang berjudul ‘Pengembangan
system informasi strategi dan system informasi konvenisonal

Makalah ini berisikan tentang ‘Pengembangan system informasi strategi


dan system informasi konvenisonal. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua bahwa sekarang ini internet merupakan suatu
kebutuhan dalam berbagi informasi ataupun mencari informasi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... 2

Daftar isi........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang.................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 definisi sistem informasi………………………………...........................7


2.2 pertumbuhan sistem informasi internasional…………………………...10
2.3 mengembangkan sebuah arsitektur sistem informasi internasional……10
2.4 lingkungan global penggerak bisnis dan tantangan……………………10
2.5 organisasi sistem informasi internasional……………………………....11
2.6 mengelola sistem global………………………………………………..13
2.7 masalah teknologi dan peluang untuk nilai rantai global……………....14
2.8 tantangan dalam mengembangkan sistem informasi global……………15

BAB VI PENUTUP

 Kesimpulan.......................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Informasi Manajemen merupakan penerapan sistem teknologi


informasi dan komunikasi pada organisasi bisnis. Pada abad 21 ini, peran dan
daya dukung teknologi informasi dan komunikasi pada organisasi bisnis sangat
penting. Hal ini disebabkan adanya arus perubahan atau transformasi yang
bersifat global yang digerakkan oleh teknologi informasi dan komunikasi.
Bahkan arus ini telah mengantarkan perekonomian dunia masuk pada
gelombang ke-4, yaitu gelombang ekonomi kreatif. Bab 1 merupakan
pendahuluan untuk memahami Sistem Informasi Manajemen. Pada Bab 1
terdapat tiga pokok bahasan, yaitu: (i) Empat Perubahan dalam Lingkungan
Bisnis, (ii) Pengertian Sistem Informasi, dan (iii) Sistem Informasi dalam
Perspektif Bisnis. Menurut Laudon dan Laudon (2006), terdapat empat
perubahan kuat di dunia telah mengubah lingkungan bisnis. Keempat
perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Munculnya Ekonomi Global
Salah satu hal yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi suatu
negara adalah aktivitas impor dan ekspor barang. Di kawasan ASEAN pada
tahun 2015 akan dimulai era pasar bersama dalam wujud Asean Economic
Community (AEC). Kondisi ini memberikan peluang kepada setiap negara di
kawasan ini untuk melakukan ekspansi kenegara lainnya secara intens,
mendistribusikan fungsi bisnis inti dalam desain produk, pemanufakturan,
finansial, dan dukungan pelanggan ke berbagai lokasi di negara – negara lain
dimana pekerjaan dapat Menurut Laudon dan Laudon (2006), terdapat empat
perubahan kuat di dunia telah mengubah lingkungan bisnis. Keempat
perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
2. Transformasi Ekonomi Industri
Dalam ekonomi berbasis pengetahuan dan informasi, informasi dan
pengetahuan adalah ramuan utama untuk menciptakan kesejahteraan.
Ekonomi dunia saat ini sedang berada di era keempat, yaitu era industri
kreatif. Era ekonomi industri secara perlahan sudah mulai bergeser ke arah
ekonomi kreatif. Pergeseran dari era pertanian lalu era industrialisasi,
disusul oleh era informasi dan ekonomi kreatif yang disertai dengan
banyaknya penemuan baru dibidang teknologi infokom serta globalisasi
ekonomi, telah menggiring peradaban manusia ke dalam suatu arena
interaksi sosial baru yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Ekonomi
kreatif lebih mengutamakan ide dan pengetahuan dalam membangun dan
memperkuat aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, saat ini, negara-negara
maju sedang melakukan transformasi ekonomi ke ekonomi kreatif.
Industrialisasi telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola
distribusi yang lebih murah dan lebih efisien. Penemuan baru di bidang
teknologi infokom seperti internet, email, SMS, Global System for Mobile
communications (GSM) telah menciptakan interkoneksi antar manusia yang

4
membuat manusia menjadi semakin produktif. Globalisasi di bidang media
dan hiburan juga telah mengubah karakter, gaya hidup dan perilaku
masyarakat menjadi lebih kritis dan lebih peka atas rasa serta pasar pun
menjadi semakin luas dan semakin global.
Sisi lain yang muncul dari fenomena tersebut adalah kompetisi yang
semakin keras. Kondisi ini mengharuskan perusahaan mencarai cara agar
bisa menekan biaya semurah mungkin dan se-efisien mungkin. Konsentrasi
industri berpindah dari negara barat ke negara-negara berkembang di Asia
karena tidak bisa lagi menyaingi biaya murah di Republik Rakyat Tiongkok
(RRT) dan efisien industri negara Jepang. Negara-negara maju mulai
menyadari bahwa saat ini mereka tidak bisa mengandalkan supremasi
dibidang industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang
kreatif, sehingga kemudian pada tahun 1990-an dimulailah era ekonomi baru
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas, yang populer disebut
Ekonomi Kreatif yang digerakkan oleh sektor industri yang disebut Industri
Kreatif.
3. Transformasi Perusahaan-Perusahaan Bisnis
Pada perusahaan yang berbasis menerapkan manajemen tradisional,
masih tetap ditemukan adanya aturan-aturan yang ketat atau bahkan
cenderung kaku, formalitas rencana, hirarki yang sangat dijaga antara
pegawai senior dengan junior. Pada perusahaan-peusahaan baru lebih
menekankan pada hal-hal yang lebih flexible, tidak terjebak pada aturan-
aturan formal terhadap individu atau tim yang berkerja. Perusahaan-
perusahaan ini lebih berkomitmen pada hasil, tidak tergantung pada
perencanaan formal. Mereka juga memberikan perhatian yang besar kepada
pelanggan. Ciri lain dari perusahaan-perusahaan dengan manajemen baru ini
adalah menjadikan pengetahuan (knowledge) dan pembelajaran dalam
pengambilan keputusan.
Menurut Fiedman (2005) dalam bukunya The World is Flat, dalam
pembahasan The New Middlers (maksudnya adalah orang-orang generasi
baru yang mampu membuat dunia menjadi sangat dekat/flat) menyebut tujuh
kemampuan wajib yang harus disiapkan oleh orang-orang yang ingin
berlaga di arena pekerjaan apapun pekerjaan itu:
4. Lahirnya Perusahaan Digital
Istilah perusahaan digital (Digital Firm) berasal sebagai konsep dalam
serangkaian Sistem Informasi Manajemen (SIM) buku yang ditulis oleh
Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2004) dan memberikan cara baru
untuk menggambarkan organisasi yang beroperasi secara berbeda daripada
bisnis berbasis internet yang biasa-biasa saja. Hal ini terjadi sebagai akibat
dari perkembangan yang massive, luas dan perubahan yang besar dalam
teknologi, utamanya teknologi informasi, serta perubahan yang terjadi di
pasar global. Perusahaan digital menempatkan penekanan pada digitalisasi
proses bisnis dan jasa melalui teknologi dan sistem informasi yang canggih..
Adopsi teknologi baru merupakan hal yang terbesar yang mendorong
terjadinya era digital di perusahaan. Ketika perusahaan melakukan adopsi
teknologi baru pada bisnis intinya, selanjutnya perusahaan dapat melakukan
perubahan-perubahan pada bagian internalnya menyesuaikan dengan

5
perubahan yang terjadi pada bisnis inti. Tujuan dari perubahan-perubahan
yang terjadi pada internal perusahaan tersebut adalah adanya keterpaduan,
sinergi antar lini di perusahaan dan saling melengkapi, keunggulan
kompetitif, optimalisasi kinerja perusahaan, penghematan biaya yang ingin
dilakukan oleh perusahaan, perubahan yang terjadi pada rantai pasok dan
hubungan dengan para pelanggan Ada hal yang harus diantisipasi oleh
perusahaan digital yang melakukan percepatan adopsi teknologi, yaitu
terjadinya kesenjangan digital (didital devide). Bagi perusahaan digital itu
sendiri, teknologi baru adalah sesuatu yang harus diserap di berbagai lini
organisasi, karena perubahan ini merupakan bagian dari inovasi yang harus
dilakukan agar perusahaan dapat tetap eksis dan terus berkembang.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Informasi


Sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang disatukan
dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi diartikan
sebagai hasil pengolahan data yang digunakan untuk suatu keperluan, sehingga
penerimanya akan mendapat rangsangan untuk melakukan tindakan. Data adalah
fakta yang jelas lingkup, tempat dan waktu-nya. Data diperoleh dari sumber data
primer atau sekunder dalam bentuk berita tertulis atau sinyal elektronis.
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan definisi sistem, yaitu :
 Menurut (wiki, 2008) “Pengertian sistem diambil dari asal mula sistem yang
berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang
memiliki pengertian bahwa sutatu sistem merupakan suatu kesatuan yang
didalamnya terdiri dari komponen atau elemen yang berhubungan satu dengan
yang lainnya, yang berfungsi untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas
yang berinteraksi”.
 Menurut (Stoa, 2008) “Pengertian dari sistem merupakan gabungan dari
keseluruhan langit dan bumi yang saling bekerja sama yang membentuk suatu
keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi,
maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi kita sebut suatu sistem”.
 Menurut (Kerz, 2008) “Sistem yaitu gabungan dari sekelompok komponen
baik itu manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang saling
mendukung satu sama lain serta diatur menjadi sebuah kesatuan yang utuh
untuk mencapai suatu tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir”.
 Menurut (Hart, 2005) “Sistem mengandung dua pengertian utama yaitu: (a)
Pengertian sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya yaitu
sistem merupkan komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang saling
berinteraksi satu sama lain, dimana masing-masing bagian tersebut dapat
bekerja secara sendiri-sendiri (independent) atau bersama-sama serta saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem
tersebut dapat tercapai secara keseluruhan (b) Definisi yang menekankan pada

7
prosedurnya yaitu merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan, berkumpul bersama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelasaikan suatu sasaran tertentu”.
Terdapat berbagai macam pengertian Sistem Informasi menurut beberapa ahli,
diantaranya :
 Sistem informasi (Information System) adalah sekumpulan komponen yang
saling berhubungan, mengumpulkan atau mendapatkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan
keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi serta membantu manajer
dalam mengambil keputusan (Kent, 2008).
 Pengertian dari sistem informasi menurut Komunitas Mahasiswa Sistem
Informasi di Yogykarta memaparkan bahawa Sistem informasi adalah sebuah
aplikasi komputer yang digunakan untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi serta merupakan aransemen dari orang, data dan proses yang terjadi
di dalamnya yang berinteraksi satu sama lain dalam menudukung dan
memperbaiki organisasi serta mendukung dalam pemecahan masalah dan
kebutuhan pembuat keputusan (KAMI, 2008).
Sumber informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal
datum atau data item. Terdapat beberapa definis mengenai data dari para ahli,
yaitu:
 Data merupakan deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi serta
menggambarkan kesatuan nyata yang terjadi pada saat tertentu (Prabu, 2006).
 Data merupakan kumpulan objek-objek beserta atributnya yang menunjukan
karakteristik dari objek tersebut (Phil, 2006).
Informasi tanpa adanya data maka informasi tersebut tidak akan terbentuk. Begitu
pentingnya peranan data dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas.
Keakuratan data sangat mempengaruhi terhadap keluaran informasi yang akan
terbentuk.
Pengembangan sistem informasi sering disebut proses pengembangan sistem
(System Development). Terdapat beberapa definisi mengenai pengembangan
sistem informasi diantaranya adalah :

8
 Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk
menyelesaikan permasalahan (problem) organisasi atau memanfaatkan
kesempatan (opportunities) yang timbul.
 Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang
mengembangkan dan mengimlementasikan sistem informasi.
 Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi
 Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem
informasi dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan
tertentu.
Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada. Sistem Informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai
sekumpilan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan atau
mendapatkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi.
Selain menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan,
sistem informasi juga dapat membantu manajer dan karyawan menganalisis
permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari
pengembangan sistem, diantaranya :
1. Pengembangan sistem merupakan suatu proyek yang harus melalui suatu
proses pengevaluasian seperti pelaksanaan proyek lainnya. (Amsa, 2008)
2. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau untuk memperbaiki
sistem yang sudah ada. (KAMI, 2008)
3. Pengembangan sistem adalah metode/prosedur/konsep/aturan yang digunakan
untuk mengembangkan suatu sistem informasi atau pedoman bagaimana dan
apa yang harus dikerjakan selama pengembangan sistem (algorithm). Metode
adalah suatu cara, teknik sistematik untuk mengerjakan sesuatu (dinu, 2008).

9
2.2 Pertumbuhan system informasi internasional
kami menggambarkan kemunculan sistem ekonomi global dan tatanan dunia
global yang didorong oleh jaringan dan sistem informasi tingkat lanjut. Tatanan
dunia baru ini menyapu banyak perusahaan nasional, industri nasional, dan
ekonomi nasional yang dikendalikan oleh politisi dalam negeri. Banyak
perusahaan lokal akan digantikan oleh perusahaan jaringan bergerak cepat yang
melampaui batas-batas nasional. Pertumbuhan perdagangan internasional telah
secara radikal mengubah ekonomi domestik di seluruh dunia. Saat ini, produksi
dan desain banyak produk elektronik dibagi ke beberapa negara yang berbeda.

2.3 MENGEMBANGKAN SEBUAH ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI


INTERNASIONAL
Bab ini menjelaskan bagaimana membangun sebuah arsitektur sistem informasi
internasional yang sesuai dengan strategi internasional Anda. Arsitektur sistem
informasi internasional terdiri dari sistem informasi dasar yang dibutuhkan oleh
organisasi untuk mengkoordinasikan perdagangan di seluruh dunia dan kegiatan
lainnya. Strategi dasar yang harus diikuti saat membangun sistem internasional
adalah memahami lingkungan global tempat perusahaan Anda beroperasi. Ini
berarti memahami keseluruhan kekuatan pasar, atau pembalap bisnis, yang
mendorong industri Anda menuju persaingan global. Pengemudi bisnis adalah
kekuatan di lingkungan yang harus ditanggung bisnis dan yang mempengaruhi
arah bisnis.

2.4 LINGKUNGAN GLOBAL: PENGGERAK BISNIS DAN TANTANGAN

mencantumkan penggerak bisnis di lingkungan global yang memimpin semua


industri menuju pasar global dan persaingan. Penggerak bisnis global dapat dibagi
menjadi dua kelompok: faktor budaya umum dan faktor bisnis yang spesifik.
Faktor budaya budaya yang dikenal dengan baik telah mendorong
internasionalisasi sejak Perang Dunia II. Teknologi informasi, komunikasi, dan
transportasi telah menciptakan sebuah desa global di mana komunikasi (melalui
telepon, televisi, radio, atau jaringan komputer) di seluruh dunia tidak lebih sulit
dan tidak jauh lebih mahal daripada komunikasi di blok. Biaya memindahkan
barang dan jasa ke dan dari lokasi yang tersebar secara geografis telah menurun
drastis. Perkembangan komunikasi global telah menciptakan sebuah desa global
dalam arti kedua: Budaya global yang diciptakan oleh televisi, internet, dan media

10
bersama lainnya seperti film sekarang memungkinkan budaya dan masyarakat
yang berbeda untuk mengembangkan harapan bersama tentang benar dan salah,
diinginkan dan tidak diinginkan, heroik dan pengecut.

Meskipun kemungkinan globalisasi untuk kesuksesan bisnis adalah signifikan,


kekuatan fundamental beroperasi untuk menghambat ekonomi global dan
mengganggu bisnis internasional. Pada tingkat budaya, partikularisme, membuat
penilaian dan mengambil tindakan berdasarkan karakteristik sempit atau pribadi,
dalam segala bentuknya (agama, nasionalistik, etnis, regionalisme, posisi
geopolitik) menolak konsep budaya bersama global dan menolak penetrasi pasar
domestik oleh barang dan jasa asing. Misalnya, negara-negara Eropa memiliki
undang-undang yang sangat ketat mengenai arus data dan privasi transborder.
Aliran data transborder didefinisikan sebagai pergerakan informasi melintasi batas
internasional dalam bentuk apapun.

KEADAAN SENI

Orang mungkin berpikir, diberi kesempatan untuk mencapai keunggulan


kompetitif seperti yang digariskan sebelumnya dan minat pada aplikasi masa
depan, bahwa kebanyakan perusahaan internasional telah secara rasional
mengembangkan sistem-sistem internasional yang mengagumkan. Tidak ada yang
bisa lebih jauh dari kebenaran. Ternyata, ada kesulitan yang signifikan dalam
membangun arsitektur internasional yang sesuai. Kesulitannya melibatkan
perencanaan sistem yang sesuai dengan strategi global perusahaan, penataan
organisasi sistem dan unit bisnis, memecahkan masalah implementasi, dan
memilih platform teknis yang tepat. Mari kita bahas masalah ini secara lebih rinci.

2.5 ORGANISASI SISTEM INFORMASI INTERNASIONAL

Tiga masalah organisasi menghadapi korporasi yang mencari posisi global:


memilih strategi, mengatur bisnis, dan mengatur area pengelolaan sistem. Dua
yang pertama saling terkait erat, jadi kita bahas bersama-sama.

STRATEGI GLOBAL DAN ORGANISASI BISNIS

Empat strategi utama global membentuk dasar bagi struktur organisasi perusahaan
global. Ini adalah eksportir dalam negeri, multinasional, franchisor, dan
transnasional. Masing-masing strategi ini diupayakan dengan struktur organisasi
bisnis yang spesifik. Strategi eksportir dalam negeri dicirikan oleh sentralisasi
aktivitas korporasi yang berat di negara asalnya. Strategi multinasional
mengkonsolidasikan pengelolaan dan pengendalian keuangan dari basis rumah
pusat sementara mendesentralisasi operasi produksi, penjualan, dan pemasaran ke
unit di negara lain. Franchisers adalah perpaduan yang menarik antara yang lama
dan yang baru. Di satu sisi, produk dibuat, dirancang, dibiayai, dan awalnya

11
diproduksi di negara asal, namun untuk alasan khusus produk harus sangat
bergantung pada personil asing untuk produksi, pemasaran, dan sumber daya
manusia lebih lanjut. Dalam strategi transnasional, hampir semua aktivitas
penambahan nilai dikelola dari perspektif global tanpa mengacu pada perbatasan
nasional, mengoptimalkan sumber penawaran dan permintaan di manapun mereka
berada, dan memanfaatkan keunggulan kompetitif lokal. Perusahaan transnasional
menguasai dunia, bukan negara asal, sebagai kerangka acuan manajemen mereka.

SISTEM GLOBAL UNTUK MENYATAKAN STRATEGI

Teknologi informasi dan perbaikan di bidang telekomunikasi global memberi


fleksibilitas lebih bagi perusahaan internasional untuk membentuk strategi global
mereka. Konfigurasi, pengelolaan, dan pengembangan sistem cenderung
mengikuti strategi global yang dipilih. Gambar 15-3 menggambarkan pengaturan
yang khas.

Dengan sistem, kita menggunakan berbagai aktivitas yang terlibat dalam


membangun dan mengoperasikan sistem informasi: konsepsi dan keselarasan
dengan rencana bisnis strategis, pengembangan sistem, dan operasi dan
pemeliharaan yang berkelanjutan. Sistem terpusat adalah sistem dimana
pengembangan dan operasi sistem terjadi secara total di basis rumah domestik.
Sistem duplikat adalah sistem dimana pembangunan terjadi di rumah tetapi
operasinya diserahkan ke unit otonom di lokasi asing. Sistem desentralisasi adalah
sistem di mana masing-masing unit asing merancang solusi dan sistem uniknya
sendiri. Sistem jaringan adalah sistem pengembangan dan operasi sistem yang
terjadi secara terpadu dan terkoordinasi di semua unit.

REORGANISASI BISNIS

Bagaimana seharusnya sebuah perusahaan mengatur dirinya sendiri untuk


melakukan bisnis dalam skala internasional? Untuk mengembangkan struktur
pendukung sistem pendukung dan perusahaan global, perusahaan perlu mengikuti
prinsip-prinsip ini:

1. Atur aktivitas penambahan nilai di sepanjang garis keunggulan


komparatif. Misalnya, fungsi pemasaran / penjualan harus ditempatkan di
tempat yang terbaik untuk dilakukan, dengan biaya dan dampak maksimal;
Demikian juga dengan produksi, keuangan, sumber daya manusia, dan
sistem informasi.
2. Mengembangkan dan mengoperasikan unit sistem di setiap tingkat
aktivitas perusahaan – regional, nasional, dan internasional. Untuk
melayani kebutuhan lokal, harus ada unit sistem negara tuan rumah
dengan besaran tertentu. Unit sistem regional harus menangani
pengembangan telekomunikasi dan sistem melintasi batas-batas nasional
yang terjadi di wilayah geografis utama (Eropa, Asia, Amerika). Unit
sistem transnasional harus dibentuk untuk menciptakan keterkaitan di

12
wilayah regional utama dan mengkoordinasikan pengembangan dan
pengoperasian pengembangan sistem telekomunikasi dan internasional
(Roche, 1992).
3. Membangun di kantor pusat dunia sebuah kantor tunggal yang
bertanggung jawab atas pengembangan sistem internasional – sebuah
posisi kepala informasi petugas global (CIO).

2.6 MENGELOLA SISTEM GLOBAL


SKENARIO JENIS: DISORGANISASI PADA SKALA GLOBAL

Mari kita lihat skenario umum. Sebuah perusahaan barang konsumsi


multinasional tradisional yang berbasis di Amerika Serikat dan beroperasi di
Eropa ingin memperluas ke pasar Asia dan tahu bahwa ia harus mengembangkan
strategi transnasional dan struktur sistem informasi yang mendukung. Seperti
kebanyakan perusahaan multinasional, perusahaan ini telah menyebarkan
produksi dan pemasaran ke pusat regional dan nasional sambil mempertahankan
kantor pusat dan manajemen strategis dunia di Amerika Serikat. Secara historis,
telah memungkinkan masing-masing divisi asing untuk mengembangkan
sistemnya sendiri. Satu-satunya sistem terpusat yang terkoordinasi adalah kontrol
dan pelaporan keuangan. Kelompok sistem sentral di Amerika Serikat hanya
berfokus pada fungsi dan produksi domestik.

Pertama, anggap tidak semua sistem harus dikoordinasikan secara transnasional;


hanya beberapa sistem inti yang benar-benar layak untuk dibagi dari segi biaya
dan kelayakan pandang. Sistem inti mendukung fungsi yang sangat penting bagi
organisasi. Cara untuk mengidentifikasi proses bisnis inti ini adalah dengan
melakukan analisis proses bisnis. Dengan mengidentifikasi proses bisnis inti yang
penting, Anda mulai melihat peluang untuk sistem transnasional. Langkah ketiga
adalah memilih sebuah pendekatan. Hindari pendekatan sedikit demi sedikit. Ini
pasti akan gagal karena kurangnya visibilitas, tentangan dari semua orang yang
kehilangan kendali dari pembangunan transnasional, dan kurangnya kekuatan
untuk meyakinkan manajemen senior bahwa sistem transnasional layak dilakukan.

SOLUSI MANAJEMEN: IMPLEMENTASI

Membentuk daftar pendek proses bisnis inti dan sistem pendukung inti akan
memulai proses perbandingan rasional di banyak divisi perusahaan,
mengembangkan bahasa yang sama untuk mendiskusikan bisnis, dan secara alami
mengarah pada pemahaman tentang elemen umum (dan juga kualitas unik yang
harus tetap lokal). Keberhasilan Anda sebagai agen perubahan akan bergantung
pada legitimasi, wewenang, dan kemampuan Anda untuk melibatkan pengguna
dalam proses perancangan perubahan. Legitimasi didefinisikan sebagai sejauh
mana otoritas Anda diterima atas dasar kompetensi, visi, atau kualitas lainnya.
Pilihan strategi perubahan sangat penting untuk masalah ini. Pada tingkat global

13
ada terlalu banyak kompleksitas untuk mencoba strategi perancangan grand
perubahan. Perusahaan dapat melembagakan prosedur untuk memastikan bahwa
semua unit operasi beralih ke pembaruan perangkat lunak baru pada saat
bersamaan sehingga perangkat lunak semua orang kompatibel. Kunci dari
masalah ini adalah melibatkan pengguna dalam pembuatan desain tanpa
melepaskan kendali atas pengembangan proyek untuk kepentingan paroki. Taktik
keseluruhan untuk menangani unit lokal yang resisten di perusahaan transnasional
adalah kooptasi. Cooptation didefinisikan sebagai membawa oposisi ke dalam
proses merancang dan menerapkan solusinya tanpa melepaskan kendali atas
arahan dan sifat perubahan tersebut.

2.7 MASALAH TEKNOLOGI DAN PELUANG UNTUK RANTAI NILAI


GLOBAL
Begitu perusahaan mendefinisikan model bisnis dan strategi sistem global, mereka
harus memilih standar perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan beserta
aplikasi sistem utama untuk mendukung proses bisnis global. Perangkat keras,
perangkat lunak, dan jaringan menimbulkan tantangan teknis khusus dalam
lingkungan internasional. Salah satu tantangan utama adalah menemukan
beberapa cara untuk membakukan platform komputasi global bila ada begitu
banyak variasi dari unit operasi ke unit operasi dan dari satu negara ke negara lain.
Tantangan utama lainnya adalah menemukan aplikasi perangkat lunak khusus
yang user friendly dan yang benar-benar meningkatkan produktivitas tim kerja
internasional. Penerimaan universal Internet di seluruh dunia telah mengurangi
masalah jaringan.
MEMBUAT PLATFORMS DAN SISTEM INTEGRASI

Pengembangan arsitektur sistem informasi transnasional berdasarkan konsep


sistem inti menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana sistem inti baru sesuai
dengan rangkaian aplikasi yang ada yang dikembangkan di seluruh dunia oleh
berbagai divisi, orang yang berbeda, dan berbagai jenis perangkat keras
komputasi. . Tujuannya adalah untuk mengembangkan sistem global, terdistribusi,
dan terpadu untuk mendukung proses bisnis digital yang mencakup batas-batas
nasional.

14
KONEKTIVITAS

Sistem global yang benar-benar terintegrasi harus memiliki konektivitas –


kemampuan untuk menghubungkan bersama-sama sistem dan orang-orang dari
sebuah perusahaan global ke dalam satu jaringan terpadu seperti sistem telepon
namun mampu melakukan transmisi suara, data, dan gambar. Internet telah
menyediakan landasan yang sangat kuat untuk menyediakan konektivitas di antara
unit perusahaan global yang terdispersi.

LOKALISASI PERANGKAT LUNAK

Pengembangan sistem inti menimbulkan tantangan unik untuk perangkat lunak


aplikasi: Bagaimana sistem lama akan berinteraksi dengan yang baru? Seluruh
antarmuka baru harus dibangun dan diuji jika sistem lama disimpan di area lokal
(yang umum). Antarmuka ini bisa mahal dan berantakan untuk dibangun. Jika
perangkat lunak baru harus dibuat, tantangan lain adalah membangun perangkat
lunak yang dapat digunakan secara realis oleh beberapa unit bisnis dari berbagai
negara mengingat unit bisnis terbiasa dengan proses bisnis dan definisi data
mereka yang unik.

2.8 Tantangan dalam mengembangkan sistem informasi global


Dalam mengembagkan sistem informasi global, tentunya hal ini jauh lebih sulit
dibanding hanya dalam ruang lingkup lokal, selain karena cakupan negara yang
luas, pengembangan sistem informasi global di suatu negara bisa berbeda-beda
tantangannya dengan negara lainnya, berikut ini ialah tantangan-tantangan yang
akan dihadapi dalam mengembangkan Sistem Informasi Global (SIG) :
Kendala budaya
Perusahaan multinasional dalam menawarkan produk atau jasanya bisa terjadi
adanya berbenturan budaya di dalam daerah operasionalnya dan ini merupakan
masalah yang besar yang bisa menjadi penghambat bagi para perusahaan dalam
memasarkan produknya, kendala ini merupakan hubungan antara perusahaan
dengan konsumen. Kendala kendala tersebut apabila tidak dapat diatasi oleh para
perusahaan maka akan berpengaruh terhadap pemasaran dari produknya yang
hanya dapat dilakukan dalam wilayah tertentu sehingga tidak dapat memasarkan
produk secara luas, serta juga mengakibatkan perusahaan multinasional tersebut
tidak bisa berinteraksi serta bekerjasama dengan perusahaan lokal di wilayah
tersebut, sehingga akan mengancam keberlangsungan dari perusahaan tersebut

15
yang bisa mengurangi fungsi dari perusahaan atau organisasi itu sendiri. Untuk itu
setiap perusahaan harus mempunyai ide yang kreatif serta dinamis untuk
mengatasi kendala tersebut, dan perusahaan harus memenuhi kebutuhan berikut
ini :
Selain kebutuhan global, perusahaan multinasional juga harus memenuhi
kebutuhan lokal
Kemampuan multi-bahasa juga harus dipenuhi, karena setiap negara/wilayah
operasi mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, salah satunya ialah Bahasa

Perusahaan juga tetap menetapkan standarisasi yang telah ditetapkan oleh pusat,
serta
Melakukan penetapan-penetapan jadwal kegiatan global, supaya kegiatan
operasionalnya tetap terukur dan rapi.
Kendala politik
Kendala-kendala politik biasanya muncul akibat adanya kebijakan-kebijakan yang
akan menghambat kegiatan kegiatan perusahaan dalam memasuki pasar lokal,
seperti misalnya :

Pemerintah menghambat pembelian atau impor perangkat keras, dikarenakan


pemerintah berusaha untuk melindungi perusahaan lokal dari investasi asing yang
akan mengancam keberlangsungan dari perusahaan lokal tersebut untuk
berkembang, sehingga hanya barang-barang produksi dalam negeri saja yang
boleh digunakan.

Pemerintah membatasi pemrosesan data, sehingga data yang akan dikirimkan ke


luar negeri diproses terlebih dahulu oleh pemerintah, hal ini dilakukan untuk
mencegah rahasia-rahasia negara diketahui oleh pihak luar.

Pembatasan komunikasi data, pembatasan komunikasi data yang paling umum


dilakukan pemerintah ialah, pembatasan arus data lintas-batas (transborder data
flow/TDF) atau perpindahan data yang dapat dilakukan oleh mesin (machine-

16
readible data) yang melintasi batas negara, transborder data flow/TDF dapat
dibagi menjadi empat jenis:
Data operasional, data transaksi pembelian dan penjualan barang, data arus kas
yang masuk dan keluar
Data pribadi, yang mengenai individu tertentu, data pemesanan tiket kereta api,
pemesanan tiket pesawat, pemesanan kamar hotel
Transfer data elektronik antar negara
Data teknik dan ilmiah.
Kendala geoeconomic
Kendala ini sering ditemui oleh perusahaan-perusahaan multinasional dalam
memasarkan produknya karena behubungan langsung dengan perekonomian yang
berbatas di wilayah operasional di sebuah negara, seperti misalnya ketidaksamaan
mata uang di setiap negara yang menjadi masalah apabila suatu nilai mata uang di
negara operasional lebih tinggi dibanding negara asal yang dapat berpengaruh
pada pengeluaran dana dalam memenuhi kebutuhan perusahaan.
Kendala kurangnya dukungan dari anak perusahaan
Beberapa manajemen anak perusahaan juga sering merasa bahwa anak perusahaan
bisa tetap beroperasi tanpa adanya bantuan serta arahan dari arahan pusat, mereka
mengaggap bahwa anak perusahaan tetap mampu berdiri sendiri tanpa intervensi
dari perusahaan induk. Hal ini bisa menjadi masalah karena hal ini bisa
menyebabkan anak perusahaan berjalan tidak sesuai dengan standarisasi yang
telah ditetapkan manajemen pusat dan bisa memicu konfilik.

17
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Ada banyak manfaat dalam mengembangkan Sistem Informasi Global (SIG),


salah satunya bisa memperluas jaringan bisnis sampai pada tingkat global yang
berpengaruh terhadap besarnya jumlah pendapatan, dan kita tahu bahwa
perusahaan-perusahaan besar yang produknya banyak kita nikmati saat ini
kebanyakan sudah sampai pada tingkat global, namun seperti yang pernah
disebutkan bahwa dalam mengembangkan Sistem Informasi Global (SIG)
bukanlah perkara yang mudah. Ada berbagai macam strategi yang biasanya
mereka terapkan dalam mengembangkan Sistem Informasi Global (SIG) mereka
yang telah dikelompokan oleh para ahli : strategi multinasional, strategi dunia
global, Strategi Internasional, Serta Strategi Antar- Negara, Eksportir Domestik,
Waralaba, dan transnasional. Selain itu, perusahaan juga perlu mengumpulkan
informasi-informasi yang dibutuhkan dalam memasuki pasar global, serta
perusahaan akan menemui bermacam-macam kendala yang bisa berasal dari
pihak eksternal perusahaan seperti kebijakan pemerintahan lokal yang kurang
mendukung, dan adanya perbenturan antar budaya juga berasal dari faktor
internal perusahaan itu sendiri, seperti adanya perbedaan kepentingan antara
manajemen perusahaan cabang dengan perusahaan induk.

18
DAFTAR PUSTAKA

Djumiarti, T. 2008. Buku Ajar Sistem Informasi Manajemen. FISIP


Universitas Diponegoro.

Hartono, J. 2013. Sistem Teknologi Informasi Bisnis: Pendekatan Strategis.

Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

http://www.dhldiscoverlogistics.com/cms/en/course/tasks_functions/or
derproc essing/system.jsp

Laudon, K.C dan Laudon, J.P. 2009. Management Information System:


Managing The Digital Firm, 9th Edition. Prentice Hall: USA.

Laudon, K.C dan Laudon, J.P. 2012. Management Information System:


Managing The Digital Firm, 12th Edition. Prentice Hall: USA.

Rofiq, A. 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) Terhadap


Partisipasi Pelanggan E-Commerce (Studi Pada Pelanggan E-Commerce di
Indonesia). Master Tesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya,
Malang.

Rouse, Margaret. "ERP (enterprise resource planning)". TechTarget.

Retrieved July 14,2015.

Rustiyanto, E. 2011. Sistem Informasi Manajemen, Edisi Revisi. Gosyen


Publising, Yogyakarta.

Shaul, L. and Tauber, D. 2012. CSFs along ERP life-cycle in SMEs: a field
study. Industrial Management & Data Systems, 112(3), 360-384.

19

Anda mungkin juga menyukai