Anda di halaman 1dari 10

AUDITING

Dosen : Muhrom Ali Rozai, SE., M.E.Sy., M.Si., CRMO..

Oleh:

1. Nurlia Dwi Handayani (175221136)


2. Diyan Wijanarti (175221143)
3. Astik Dwi Arini (175221147)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Tanggung Jawab dan Tujuan Audit”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Auditing, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri Surakarta.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.


Karena itu penulis menerima saran dan masukan untuk memperbaiki makalah
yang telah kami buat. Penulis juga menyadari telah banyak dukungan, bimbingan,
dan dorongan dari berbagai pihak terhadapnya penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 27 Agustus 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


1.2 Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Audit Atas Laporan Keuangan


2.2 Tanggungjawab Managemen
2.3 Tanggungjawab Auditor
2.4 Asersi Managemen

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1. Apa tujuan audit atas laporan keuangan?
2. Apa tanggungjawab managemen?
3. Apa tanggungjawab auditor?
4. Bagaimana cara memahami asersi managemen?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Audit Atas Laporan Keuangan

Tujuan audit menurut Standar Audit 200 (Paragraf 3) adalah untuk


meningkatkan keyakina pengguna laporan keuangan yang dituju. Hal itu dicapai
melalui pernyataan suatu opini oleh auditor tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.

Pengauditan ini memiliki tujuan umum berupa gambaran yang benar dan
wajar sesuai kerangka pelaporan keuangan. Ditandai dengan pemberian opini oleh
auditor dengan pengumpulan bukti dari auditor apaka laporan keungan telah
disajikan secara wajar. Tahapan yang ditempuh auditor dalam mengembangkan
tujuan produk sbb:

1. Memahami tujuan dan tanggungjawab audit


2. Membagi laporan keungan menjadi siklus-siklus
3. Memahami asersi-asersi manajemen tentang laporan keungan
4. Memahami tujuan umum audit untuk golongan-golongan transaksi, akun-
akun, dan pengungkapannya
5. Memahami tujuan kasus secara spesifik audit untuk kelompok golongan
transaksi, akun-akun dan pengungkapannya

2.2 Tanggungjawab Managemen

B.Tanggung Jawab Manajemen

1.Tanggungjawab untuk mematuhi peraturan perundanga-undangan

Dengan pengawasan dari pihak yang bertanggungjawab atas tata


kelola,untuk memastikan bahwa operasi entitas dijalankan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan termasuk dalam peraturan perundang-
undangan yang menentukan jumlah dan pengungkapan yang harus
dilaporkan dalam laporan keuangan suatu entitas.

2.Manajemen bertanggungjawab mengadopsi kebijakan akuntansi yang


tepat,menerapkan pengendalian internal yang memadai,dan membuat
penyajian yang wajar dalam laporan keuangan.

3.Manajemen bertanggungjawab atas pembuatan dan isi laporan keuangan


yang dimuat dalam asersi atau pertanyaan manajemen.

C.Tanggung Jawab Auditor

1.Tanggungjawab Auditor untuk menemukan kesalahan dan kecurangan


material.

Kesalahan adalah salah saji dalam laporan keuangan yang tidak


disengaja sedangkan kecurangan adalah suatu tindakan yang disengaja
oleh individu untuk memperoleh keuntungan secara tidak adal dan
melanggar hukum.Auditor menghabiskan sebagian besar waktu dalam
perencanaan dan pelaksanaan auditnya untuk menemukan kekeliruan
tang tidak sengaja yang dilakukan oleh manajemen atau
karyawan.Standar auditing tidak membedakan antara tanggungjawab
auditor untuk mencari kesalahan dan kecurangan.Baik kecurangan
maupun kesalahan auditor harus mendapatkan keyakinan memadai
tentang laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material.

2.Tanggungjawab Auditor untuk pencegahaan dan pendeteksian kecurangan

Dalam tanggungjawab ini Auditor berada dalam dua pihak yaitu


yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas dan manajemen.Dua
pihak tersebuat merupakan hal yang penting bahwa manajemen,dengan
pengawasan oleh pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola,menekankan pencegahan kecurangan,yang dapat mengurangi
peluang terjadinya kecurangan dan pencegahan kecurangan.Hal ini
memerlukan komitmen untuk menciptakan budaya jujur dan perilaku etis
yang dapat ditegakkan dengan pengawasan aktif oleh pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola.(SA 240 PARAGRAF 4)

Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan SA


bertanggungjawab untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah
laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian
material yang desebabkan oleh suatu kecurangan atau
kesalahan.Ketentuan dalam SA yang dirancang untuk membantu auditor
dalam mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material
yang diakibatkan oleh kecurangan dan dalam merancang prosedur untuk
mendeteksi kesalahan penyajian tersebut . (SA 240 paragraf 5).

2.4 Asersi-Asersi Managemen

Asersi-asersi managemen adalah pernyataan yang dibuat managemen


secara eksplisit atau implisit tentang golongan transaksi dan saldo akun yang
bersangkutan serta pengungkapan dalam laporan keuangan. Sedangkan dalam
Standar Audit 315 (Paragraf 25) auditor harus mengidentifikasi dan menilai resiko
kesalahan penyajian material pada beberapa hal, sbb:

1. Tingkat laporan keuangan


2. Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan,
untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan, dan pelaksanaan
prosedur auditor lanjutan

Asersi managemen berkaitan langsung dengan kerangka pelaporan


keuangan yang digunakan perusahaan (SAKI atau IFRS) dikarenakan
merupakan bagian dari kriteria yang digunakan managemen untuk mencatat
dan mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan. Pengauditan
menyebut perbandingan antara informasi (Laporan Keuangan) dengan kriteria
yang telah ditetapkan (Asersi-asersi yang telah ditetapkan menurut standar
akuntansi). Pengelompokan asersi-asersi menrut Standar Auditing 315
(Paragraf A111) sbb:

1. Asersi-asersi tentang golongan transaksi dan kejadian untuk periode


yang diaudit

Asersi ini diterapkan pada kejadian yang tercermin dalam akuntansi,


seperti pencatatan depresiasi atau pengakuan kewajiban pensiun.

a. Kejadian
Asersi terjadi berhubungan dengan transaksi yang telah dibukukan
dan dicantumkan dalam laporan keuangan pada saat periode
berjalan.
b. Kelengkapan
Asersi kelengkapan mengarah pada dicantumkannya seluruh
transaksi dalam laporan keuangan yang telah dibukukan dan
mencakup, kejadian-kejadian yang berlawanan dengan asersi
keterjadiannya dengan kemungkinan penghilangan transaksi yang
seharusnya dicatat sehingga transaksi tersebut berhungan dengan
lebih saji akun.
c. Keakurasian
Asersi keakurasian berhubungann dengan apakah transaksi-
transaksi telah dibukukan dengan jumlah yang benar.
d. Penggolongan
Asersi penggolongan berhubungan dengan apakah transaksi telah
dibukukan dalam akun yang tepat.
e. Pisah Batas
Asersi pisah batas berhubungan dengan apakan transaksi-transaksi
dibukukan pada akhir periode dengan tepat.

2. Asersi-asersi tentang saldo akun pada akhir periode


Asersi-asersi ini berhungan dengan keberadaan, kelengkapan, penilaian
dan pengalokasian, dan hak dan kewajiban.

a. Keberadaan
Asersi ini berhubungan dengan apakah aset, liabilitas, dan ekuitas
yang ada pada neraca benar-benar ada pada tanggal neraca tersebut

b. Kelengkapan
Asersi ini berhubungan dengan apakah seluruh akun dan seluruh
jumlah yang seharusnya dicantumkan dalam laporan keuangan
sungguh-sungguh telah dicantumkan.
c. Penilaian dan Pengalokasian
Asersi ini berhubungan dengan aset, liabilitas, dan ekuitas telah
dimasukkan dalalm laporan keuangan dengan jumlah yang tepat
termasuk semua penyesuaian penilaian agar jumlah aset
mencerminkan nilai bersih bisa direalisasi.
d. Hak dan Kewajiban
Asersi ini berhubungan dengan apakah aset termasuk dalam hak
entitas dan liabilitas termasuk dalam kewajiban entitas pada
tanggal neraca.

3. Asersi-asersi tentang penyajian dan pengungkapan

Asersi-asersi ini berhungan dengan meningkatnya kompleksitas


transaksi dan semakin bertambahnya kebutuhan akan pengungkapan
atas transaksi-transaksi tersebut.

a. Keterjadian dan Hak & Kewajiban


Asersi ini berhubungan dengan apakah kejadian yang diungkapkan
telah terjadi dan merupakan hak seta kewajibandari entitas
b. Kelengkapan
Asersi ini berhubungan dengan pengungkapan yang disyaratkan telah
dicantumkan dalam laporan keuangan.
c. Keakurasian dan Penilaian
Asersi ini berhubungan dengan informasi keuangan yang telah
diungkapkan dengan wajar dan jumlah yang tepat.
d. Klasifikasi dan Keterpahaman
Asersi ini berhungan dengan jumlah-jumlah yang telah digolongkan
dengan tepat dalam laporan keuangan dan catatan kaki, dan penjelasan
atas saldo dan pengungkapannya agar dapat dipahami,

Auditor harus mempertimbangkan relevansi setiap asersi untuk


setiap golongan transaksi, saldo akun, dan penyajiandan
pengungkapan yang signifikan. oleh karena itu perlu adanya asersi
relevan. Asersi relevan merupakan pengaruh pada suatu akun
ditetapkan secra wajar dan digunakan dalam menetapkan resiko salah
saji material dan dalam merancang serta melaksanakan prosedur audit.
Setelah sersi-asersi relevan ditetapkan auditor dapat memutuskan
tujuan audit untuk setiap asersi dengan tujuan agar dapat mengikuti
dan berkaitan dengan asersi-asersi managemen. Tujuan audit bukan
menggunakan asersi untuk memberikan kerangka kerja bagi auditor
dalam mengumpulkan bukti komponen yang cukup dan menetapkan
bukti yang sesuai dengan keadaan penugasanyang dihadapi auditor.

Anda mungkin juga menyukai