Anda di halaman 1dari 3

Spesimen urin porsi tengah

Bila spesiman urin diskrining secara spesifik untuk mengetahui adanya infeksi, penting untuk
mengesampingkan adanya bakteri dari vulva atau uretra, agar hasil pemeriksaan akurat. Untuk itu,
diperlukan pengumpulan urine porsi tengah, urine yang keluar lebih awal membersikan uretra dari
bakteri. Pembarsihan uretra juga diindikasikan, tetapi kurang praktis untuk dilakukan. Ibu perluh
mengkontraksikan otot

Diagnosis kehamilan

Kehamilan dibagi menjadi tiga semester, yaitu trisemester pertama (1-12 minggu), terisemester
kedua (13-27 minggu), dan terisemester ketiga (28-40 minggu).

Perubahan pada perkemihan wanita hamil

a. Ginjal bekerja lebih berat karena harus menyaring ampas dua orang, yaitu ibu dan janin
b. Ureter tertekan oleh uterus apabila uterus keluar dari rongga punggul. Ureter juga semakin
berkelok-kelok dan kendur sehingga menyebabkan perjalanan urin ke kandung kemih
melambat. Kuman dapat berkembang di kelokan itu dan menimbulkan penyakit

gangguan saluran kemih

1. Efek kehamilan pada fungsi ginjal normal


Volume hinjal meningkat sebesar 30% akibat hipertrofi selama kehamilan (pembesaran
sistem pengumpul ginjal) kemungkinan diperantarai oleh hormon. Sumbatan mekanisme
uretra pada pintu atas panggul meningkatkan tekanan pada tubulus di atas pinti atau
punggul. Ralaksasi otot polos turut berperan dalam peningkatan refleks vesikouretra.
Akibat peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan pembuluh darah perifer (dan
dengan demikian ginjal), yang terjadi pada kehamilan, kecepatan filtrasi glomerular
meningkat 50%, pada kehamilan normal yang dimulai sejak minggu kelima kehamilan. Kadar
Nitrogen Urea Darah (BUN), kreatinin serum, dan asam urat lenih rendah awal kehamilan,
dan meningkat mrnjelang akhir kehamilan. Glukouria umumnya terjadi ketika beban glukosa
meningkat, dan tubulus tidak siap mengabsorbsi glukosa.

Infeksi saluran kemih


Isk adalah infeksi pada salah satu atau lebih bagian saluran kemih dan meliputi bakteriuria, sifilis, pielonefritis
asimtomatik. Bakteri dapat berjalan melalui uretermenuju ginjal, masuk melalui rute hamatogen (jarang), atau
melalui saluran limfatik yang menghubungkan usus dengan saluran kemih.
Faktor prediposisi ISK
1. Isk sebelumnya
2. Kehamilan
3. Vulvovaginitis
4. Divertikula
5. Higiene buruk
6. Kateterisasi uretra
7. Pengosomgam kandung kemih tidak sering atau tidak tuntas
8. Sering segama
9. Penurunan tahanan uretra setelah menopause
10. Obstruksi mekanis (batu ginjal, struktur uretra)
11. Faktor-faktor sistemik seperti DM, galur sel sabit atau penyakit ginjal kistik

Bakteriuria asimtomatik: bakteri dalam urine tanpa disertai gejala.

Kultur urine
<10.000 tidak infeksi
20.000 suatu organisme patogenik pada piuria danpasien yang simtomatik: beberapa klinisi akan memberi
pengobatan.
25.000-100.000 membentuk koloni unit/ml, dari satu oeganismepatogenik bakteriuria simtomatik,
memerlukan pengobatan
>100.000 koloni bakteri patogenik > ISK, perlu pengobatan
>100.000 bakteri campuraan menunjukan kontaminasi.

Isk pada kehamilan : kehamilan meningkatkan perkembangan bakteriuria asimtomatik menjadi isk
simtomatik. Isk pada ibu selama kehamilan dikaitkan dengan kelahiran kurang bulan, ketuban pecah dini,
kematian janin, skor Apgar rendah, retardasi mental, PJT, dan paralisis serebral jika isk mengakibatkan
endotoksemia.

Urolitiasis
Batu dalam saluran kemih meripakan penyulit 1 dalam 90-3800 kehamilan. Tanda dan gejalanua meliputi
nyeri pinggang berat, sering kali menjalar ke abdomen bawah, mual, muntah, sering berkemih atau
urgensi,dan batu uria. Isk dan persalinan kurang bulan dapat menyertai litisiasis. Diagnosa ditegakan
berdasarkabhasil peneriksaan ultrasonografi.

Infeksi alat kehamilan pada kehamilan


Dekatnya anus dengan muara uretra menyebabkan sering terjadi infeksi kandung kemih, yang disertai
gejala atau hanya terdapat bakteri dalam urine. Bakteri dalam urin memerlukan pengobatan karena
memerlukan pengobatan karena dapat emnimbulkan penyakit sisitis dan pielonepritis. Pielonepritis pada
ginjal kanan lebih sering karena terjadi hambatan aliran urine tekanan rahim. Kehamilan memberikan
tekanan pada kandung kemihsehingga mengubah kedudukannya dan menimbulkan “residu air seni” dan
memudahkan terjadinya infeksi.
Terjadinya peningkatan berkemih pada kehamilan dikatakan bahaya jika: (a) adanya tesiko untuk saluran
kemih, pielonefritis karena ginjal, dan kantung kemih berubah; (b) disuria: (oligouria); (d) asimtomatik
bakteriuria yang umum dijumpai pada kehamilan (Hidayati R, 2009)
Infeksi Bakteri
Infeksi traktus urinarius merupakan infeksi bakteri yang paling sering ditemukan pada kehamilan.
Perubahan fisiologik dalam kehamilan seperti dilatasi saluran kemih yang diinduksi hormon, hidroureter,
dan refluks vesikoureteral menjadi predidposisi baagi bakteriuria asimtomatik, dan sepertiga pasien
dengan keadaan ini megembangkan pielonegritis, biasanya selama trimester terakhir. Karenah lebih dari
75% kasus pielonefritis akut yang terkait kehamilan dapat dihindari dengan mengobati bakteriuria
asimtimatik, pemeriksaan skrining perlu dinjurkan untuk mrndeteksi bakteriuria pada kunjungan antenatal
yang pertama. Escherichia coli merupakan organisme yang paling sering ditemukan, dan pengobatan
untuk bakteriuria asimtomatik selama 3 hari dengan ampisilin, sefaleksin, nitrofurantoin, ataupun
sulfisoksazol adalah tindakan yang tepat, sekalipun obat yang terakhir ini tidak boleh diberikan pada
kehamilan bulan terakhir mengingat pemberiannya dapat menimbulkan ikterus pada bayi.
Infeksi intauteri terjadi pada 4% kehamilan dan disertai dengan peningkatan angka morbiditas serta
mortalitas dengan periode pranatal. Infeksi intraamniom paling sering dijumpai dengan menyertai infeksi
asenden yang terjadi setelah ketuban pecah, tetapi keadaan ini juga dapat ditemukan pada ketuban yang
utuh, kususnya pada persalinan praterm. Infeksi biasanya bersifat polimikrobal, yang meliputi kuman
aerob serta anaerob, mikoplasma genitalis, Gardnerella vaginalis, dan sterptococcus group B. Karena
tanda klinis yang dini mungkin tidak jelas, penegakan diagnosis memerlukan derajat kecurigaan yang
tinggi. Tanda klinis menunjukan infeksi mencakup panas, takikardia matenal atau fetal, nyeri tekan uterus,
cairan ketubam yang berbau busuk, dan leukositosis. Dalam keadaan ini, bayi harus dilahirkan. Tetapi
antibiotik harus dimulai pada saat persalinan. Antibiotik yang berspektrum luas, seperti ampisilin dan
gemtamisin, diperlukan untuk mengatasi infeksi intrauteri.

Anda mungkin juga menyukai