TP Evaporator
TP Evaporator
Contoh pabrik
1. PG Madukismo, Yogyakarta
Pada PG Madukismo Yogyakarta ini adalah industri yang memproduksi gula. Dan
salah satu alat yang digunakan dalam pembuatan gula adalah evaporator. Disini,
evaporator digunkan pada stasiun penguapan yang berfungsi untuk menguapkan air dari
nira, sehingga mengurangi beban di pan. PG Madukismo memiliki 5 badan evaporator,
yaitu kondensor, pompa kondenstat evaporator I, pompa kondenstat evaporator II dan
III, dan pompa kondenstat evaporator IV dan V (Yuniarti, 2012).
2. PG Rejo Agung Baru, Madiun
Pada PG Rejo Agung Baru bedasarka hasil pengamatan, menggunakan metode
forward-feed multiple-effect evaporators, dengan satu badan evaporator gula sebagai
cadangan. Metode operasi ini digunakan ketika masukan memiliki suhu panas atau
produk akhir cairan pekat dimungkinkan mengalami kerusakan pada temperature tinggi.
Titik didih akan mengalami pengurangan dari efek satu ke efek selanjutnya. Stasiun
penguapan di PG Rejo Agung Baru terdiri dari dua rangkaian evaporator yaitu
rangkaian evaporator barat dan rangkaian evaporator timur, dimana susunan
evaporatornya sama-sama menggunakan kuadraple-effect evaporator, dengan empat
badan evaporator yang bekerja (Hadianto, 2000).
3. PTP NUSANTARA XI PG.PRADJEKAN BONDOWOSO
Pada perusahaan ini proses evaporasi terletak pada tahap ketiga dari proses
pembuatan gula adalah proses penguapan dengan evaporator. Penguapan ini dilakukan
pada kondisi vacuum agar sukrosa yang terkandung dalam nira tidak rusak atau pecah.
Penguapan dilakukan dengan sistem quadruple effect yang dalam hal ini uap
darievaporator terdahulu digunakan sebagai pemanas bagi evaporator selanjutnya.
Setiap 1 kg uap yang digunakan dapat menguapkan4 kg air yang terkandung dalam
nira. Penguapan ini dengan menggunakan kembali uap dimana yang digunakan untuk
menguapkan nira evaporator 1 adalah uap bekas yang berasal dari mesin-mesin uapdan
uap baru sebagai tambahan. Uap nira evaporator 1 untuk penguapandi evaporator II dan
seterusnya sampai evaporator IV. Proses penguapan dilakukansecara kontinyudari
evaporator I sampai IV dan nira keluarsebagai nira kental. Pengisian nira ke dalam
evaporator hanya mencapai sepertiga tinggi pipa pemanas. Bila tinggi nira lebih dari
sepertiga dari pipa pemanas maka akan terjadi over spraten (pemuncratan nira)
sehingga nira akan terbawa uap.
4. PG TJOEKIR JOMBANG
Tujuan dari proses penguapan adalah untuk menguapkan kandungan air dalam
nira encer semaksimal mungkin sehingga didapatkan nira kentaldengan kadar 64-68
brix. Stasiun penguapan di PG.Tjoekir terdiri dari 6 buah evaporator yang tersusun
secara seri untuk unit 1,2,3 dan paralel untuk unit 4, 5, dan 5, 6 atau 4, 6, sedangkan 1
unittersisa dalam kondisi sedang dibersihkan.Dampak proses penguapanadalah adanya
kerak dalam pipa atau badan penguapan. Untuk menghilangkan kerak-kerak tersebut
maka pembersihan badan penguap dilakukan secara bergantian. Badan yang digunakan
untuk membersihkan BP I dan II, adalah soda (NaOH), sedangkan BP III, IV
digunakanVOLTABIO (pelunak kerak) selain itu juga penyekrapan di sertai
penyemprotan air untuk membersihkan sisa-sisa kerak.
Nomor 2
Metode lain yang sama dengan evaporator adalah
Nomor 3
Nomor 4
Tujuan dari praktikum evaporasi yang praktikan lakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengamati pengaruh variasi tekanan sistem terhadap laju evaporasi air.
2. Mengamati pengaruh variasi gradien suhu terhadap laju evaporasi air.
3. Membandingkan keekonomisan antara sirkulasi alami dan sirkulasi paksa.
4. Mendapatkan dan membandingkan neraca energi untuk operasi evaporator sirkulasi alami dan
sirkulasi paksa.
Nomor 5
1. Persiapan
Mengosongkan tangki kondensat (L2 dan L3) dan memastikan bahwa sumber listrik, steam, dan air pendingin telah tersedia.
a. Valve terbuka: V1, V4, V6, V8, C1, C4
b. Valve tertutup: V2, V3, V5, V7, C5, C6, C7, C9
2. Start Up
a. Menyalakan feed pump (5) dan S2 serta C8 dibuka penuh.
b. Menyalakan feed pre-heater (S3)
c. Ketika cairan telah terlihat di aliran F2, menyesuaikan C8 untuk mendapatkan laju feed yang diinginkan pada F2.
d. Membuka dan menyesuaikan C2 untuk mengatur aliran di F1, dimana F1 = 40 x F2.
e. C10 dapat digunakan untuk mengatur besar tekanan sistem yang diinginkan pada P2.
f. Menyalakan recirculation pump (S4) saat aliran terlihat pada level vessel (10).
g. Mengatur termostat pada feed pre-feater (S3) sehingga temperatur T6 dan T7 sedekat mungkin.
h. Menyalakan vacum pump (S5) untuk kondisi vakum lalu menyesuaikan C1 untuk mengatur tekanan sistem yang diinginkan pada
P1. untuk kondisi tekanan sistem pada tekanan atmosfer, C1 dibiarkan terbuka penuh.
3. Sirkulasi alamiah
Mengikuti prosedur persiapan dan start-up seperti di atas. Lalu membuka C5 sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan pada F3.
4. Sirkulasi paksa
Mengikuti prosedur pendahuluan dan start-up seperti di atas. Membuka V7 dan menyesuaikan C4 dan C5 sehingga menghasilkan laju
resirkulasi yang diinginkan pada F3.
5. Prosedur pengaturan variabel
a. Mengatur P1 = 0 mmHg; F2 = 10 L/h; F1 = 40 x F2; F3 = 5 L/h
b. Mencatat nilai:
L1, L2, dan L3 (L = tangki kondensat)
T3, T5, T7, dan T8
P2
Jumlah steam yang terkondensasi
c. Mengulangi prosedur di atas untuk sirkulasi alamiah dan sirkulasi paksa, untuk P1=0, 100, dan 200 mmHg. Data diambil setiap 2
menit sekali selama 10 menit
Sirkulasi Alami
Feed Circulation Evaporator Condenser Condensate Concentrate Volume P2
P1 Waktu
Condensate (kPa)
(mmHg) (menit) L1 (liter) T5 (⁰C) T8 (⁰C) T7 (⁰C) T3 (⁰C) L2 (mL) L3 (mL)
(mL)
0
2
4
(variasi)
6
8
10
Sirkulasi Paksa