Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
1
Hal ini jelas bahwa banyak pasangan yang harus didorong untuk
melakukan tes HIV untuk memastikan status mereka dengan asumsi
bahwa mereka mungkin terinfeksi karena pernah memiliki hubungan
seksual denga seseorang yang telah diuji dan ditemukan sero-positif HIV.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian HIV/AIDS pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui penyebab HIV/AIDS pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui penularan HIV/AIDS pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui patofisiologi HIV/AIDS pada ibu hamil
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis HIV/AIDS pada ibu hamil
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDS pada ibu hamil
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan HIV/AIDS pada ibu hamil
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan HIV/AIDS pada ibu hamil
2
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
2.1 Pengertian
AIDS adalah sindrom dengan gejala penyakit oportunistik atau
kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi
virus HIV (Brunner, 2001). AIDS adalah transmisi human imuno
defisiensi virus, suatu retrovirus yang terjadi terutama melalui pertukaran
cairan tubuh (Friedland, 1998). AIDS adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus HTL.
2.2 Etiologi
Virus HTL-HI (human T-cell Lymphotropic virus) atau yang lebih dikenal
dengan HIV.
2.3 Penularan
Penyebab dari penularan AIDS pada ibu dan bayi adalah cairan serviks
vagina, cairan amnion, jaringan plasenta dan air susu yang berasal dari ibu
yang darah darahnya terdapat virus HIV.
Cara penularannya secara :
1. Transmisi vertical
Melalui inutera, lewat plasenta
Dimana antigen HIV dapat dideteksi dalam cairan amnion dan jaringan
vetus yang terlihat dari terminasi kehamilan yang berusia 15 minggu
2. Transmisi horizontal
Transmisinya melalui air susu
3
2.4 Patofisiologi
Infeksi HIV dapat berasal dari wanita hamil pada anaknya dan
sejak hamil, saat kelahiran maupun saat menyusui. Jika virus HIV masuk
kedalam tubuh, akan meresap pada sel reseptor terhadap virus HIV yang
terdapat pada permukaan sel limfosit sel T helper, monosit, makrofag. HIV
merusak sel limfosit T helper secara bertahapan dengan cara RNA yang
ada dalam tubuh akan diubah menjadi DNA oleh enzyme transcrytase
yang di miliki HIV. DNA provirus itu kemudian diintegrasikan ke dalam
sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus.
HIV cenderung menyerang sel-sel tertentu yaitu sel –sel yang mempunyai
permukaan CD4, tertutama limfosit T4 yang memegang peranan penting
dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Selain
limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan makrofag, sel
langerhans pada kulit, sel retina, sel dendrite folikuler pada kelenjar limfe,
makrofag pada alveoli paru, sel serviks uteri, dan sel microglia otak. Virus
yang masuk pada limfosit T4 selanjutnya mengadakan replikasi sehingga
menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit itu sendiri.
4
11. Anoreksia
12. Mungkin menderita kandidiasis otot faring atau vagina
Pada masa perinatal :
1. Keletihan
2. Anoreksia
3. Diare kronik selama 1 bulan.
Kematian ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan disebabkan oleh
penyakit opourtunistik yang menyertai terutama pneumonitis carinitif
pneumonia.
5
9. Pemeriksaan parenteral juga dapat menunjukkan adanya gonorhoe,
kandidiasis, hepatitis B, Tuberkulosis, sitomegalovirus, dan
toksoplasmosis.
2.7 Penatalaksanaan
1. Penanganan infeksi yang berhubungan dengan HIV serta malignasi,
penghentian replikasi HIV lewat preparat antivirus dan penguatan serta
pemulihan sistem imun melalui penggunaan preparat imunimodulator.
2. Terapi farmakologi
a. Obat primer disetujui untuk terapi HIV yaitu azidodeoksimetidin
(zidovudine, AZT cretevir) berfungsi untuk memperlambat
kematian dan menurunkan frekuensi serta beratnya penyakit
oportunistik
b. Asitimidin terkendali pada wanita hamil mengurangi resiko
transmisi HIV dari wanita yang terinfeksi kejaninnya.
c. Perawatan suportif sangat penting karena infeksi HIV sangat
menurunkan keadaan imun pasien (mencakup kelemahan,
malnutrisi, imobilisasi, kerusakan kulit dan perubahan status
mental)
d. Memberikan perawatan kesehatan efektif dengan penuh kasih
sayang dan objektif pada semua individu (mencakup : nutrisi
optimum, istrahat, latihan fisik, dan reduksi stress).
6
ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS PADA IBU HAMIL
A. Pengkajian
1. Pengkajian fisik
a. Kepala
Sakit kepala, masalah penglihatan, nyeri, kehilangan pendengaran,
tinnitus, vertigo, frekuensi pilek, epistaksis, kepirauan dan
perubahan suara, tenggorokan nyeri, perdarahan, pembengkakan,
abses dan ekstraksi gigi, keterbatasan gerak leher, leher bengkak.
b. Gejala konstitusional umum
Tingkat energy, perasaan sehat, letih, keringat pada malam hari,
berat badan turun.
c. Integument
Ruam, erupsi, gatal, perubahan tekstur kulit
d. Musculoskeletal
Kaku sendi, nyeri, bengkak, kemerahan, kram otot
e. Kelenjar endokrin
Menstruasi : keteraturan, durasi, jumlah aliran, disminore, periode
menstruasi terakhir.
Kehamilan : jumlah keguguran, durasi, kehamilan setiap
komplikasi, penggunaan obat kontrasepsi.
Payudara : nyeri tekan, benjolan, putting susu.
f. Pernafasan
nyeri berhubungna dengan pernafasan, dispneu, sianosis, keringat
malam, frekuensi dan jenis infeksi.
g. Kardiovaskuler
Riwayat penyakit jantung bawaan, demam reumatik, hipertensi.
h. Hematologi
Golongan darah, anemia, mudah berdarah, kelainan darah yang
diketahui, imunitas.
i. Pencernaan
7
Nafsu makan, intoleransi makanan.
j. Gonirourinaria
Disuria, nyeri panggul, frekuensi nokturia
k. Neurologis
Sinkop, kejang, kelemahan, paralisis.
l. Psikistrik
Depresi, perubahan mood, kesulitan konsentrasi, kegelisahan.
2. Pengakjian nutrisi
Peningkatan berat badan saat hamil.
Evaluasi diet : apa yan dikonsumsi selama 24 jam, kebiasaan atletik
sebelum hamil dan kegiatan lain yang mengubah kebutuhan kalori.
Minuman : konsumsi minuman, kafein, alcohol.
3. Status psikososial
a. Respon terhadap kehamilan
b. Depresi
c. Kemampuan menyelesaikan masalah
d. Ketergantungan terhadap orang lain
4. Sistem pendukung
Dukungan keluarga
5. Data neonatus
a. Neonatus asimtomatik saat lahir
b. BBLR
c. Deficit neurologis
d. Mikrocepali
e. Prematuritas dan keterlambatan perkembangan
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi infeksi (progresi menjadi sepsis) berhubungan dengan
pertahanan primer tidak efektif, imunodefisiensi.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
8
3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
4. Nyeri berhubungan dengan infeksi penyakit oportunistik
5. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan output yang berlebihan
6. Kelemahan pertumbuhan dan perkembangan janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan perawatan, kurang stimulasi dari kebutuhan,
efek dari ketidakmampuan kronis
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
8. Berduka berhubungan dengan penyakit terminal
9. Gangguan interaksi sosial (menarik diri) berhubungan dengan penyakit
yang diderita
10. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemajanan,
kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.
C. Intervensi
1. Dx : Resiko tinggi infeksi (progresi menjadi sepsis) berhubungan
dengan pertahanan primer tidak efektif, imunodefisiensi.
Intervensi :
a. Beri pengetahuan untuk berhati-hati terhadap faktor kontaminasi
b. Jaga kebersihan diri dan lingkungan
c. Anjurkan untuk periksa rutin kesehatan
d. Jaga keseimbangan aktifitas dan istrahat
2. Dx : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient.
Intervensi :
a. Pantau intake makanan dan beri aktivitas yang sesuai
b. Timbang berat badan tiap hari
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan intervensi nutrisi
d. Kaji keadaan eliminasi konsistensi dan frekuensi
3. Dx : Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru
Intervensi :
9
a. Kaji pola napas pasien
b. Beri posisi yang nyaman
c. Beri penkes tentang teknik dan latihan pernafasan
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pengatasan gangguan nafas
4. Dx : Nyeri berhubungan dengan infeksi penyakit oportunistik
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri
b. Latih relaksasi
c. Ajar teknik distraksi dan relaksasi
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
5. Dx : Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan
Intervensi :
a. Pantau tanda-tanda vital
b. Pantau dan catat haluaran output
6. Dx : Kelemahan pertumbuhan dan perkembangan janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan perawatan, kurang stimulasi dari kebutuhan,
efek dari ketidakmampuan kronis
Intervensi :
a. Tentukan status individu dengan menggunakan alat skrinning
b. Cegah pemajanan infeksi sekunder
c. Jaga kesehatan/kondisi ibu
7. Dx : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Intervensi :
a. Gunakan teknik mendengar aktif
b. Kenalkan pasien dengan sumber support system
c. Berikan kesempatan agar pasien mengungkapkan perasaannya
d. Jalin hubungan saling percaya antara klien dan perawat
e. Waspadai terhadap tanda-tanda depresi
8. Dx : Berduka berhubungan dengan penyakit terminal
Intervensi :
10
a. Dengarkan ungkapan perasaan klien dan keluarga dengan sikap
empati
b. Dukung keluarga dalam mengambil keputusan saat masa sulit
c. Ciptakan suasana damai
d. Ikut sertakan keluarga dalam perawatan
e. Beri support keluarga dank lien selama fase terminal
9. Dx : Gangguan interaksi sosial (menarik diri) berhubungan dengan
penyakit yang diderita
Intervensi :
a. Dorongan agar pasien ikut aktivitas bersama
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi kekuatan pribadi
c. Dorong kunjungan terbuka
d. Beri waktu-waktu bicara dengan pasien selama perawatan
10. Dx : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemajanan,
kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber informasi.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien
b. Beri informasi tentang penyakitnya
c. Diskusikan tentang cara perawatan dan pengobatan
d. Tekankan perlunya perawatan lanjutan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita,
namun kehamilan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin
terutama pada kehamilan trimester pertama. Wanita hamil trimester
pertama pada umumnya mengalami mua, muntah, nafsu makan berkurang
dan kelelahan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat
kondisi klinis wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV-
AIDS.
Penyebab dari penularan AIDS pada ibu dan bayi adalah cairan
serviks vagina, cairan amnion, jaringan plasenta dan air susu yang berasal
dari ibu yang darah darahnya terdapat virus HIV.
Kematian ibu hamil dengan HIV positif kebanyakan disebabkan
oleh penyakit opourtunistik yang menyertai terutama pneumonitis carinitif
pneumonia.
3.2 Saran
Setiap perawat harus memiliki pengetahuan tantang pencegahan,
pemeriksaan, pengobatan, dan kronisitas dari penyakit dalam rangka untuk
memberikan perawatan yang berkualitas tinggi kepada orang-orang
dengan atau berisiko untuk HIV.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 1.
Yogayakarta : Mediaction
13