Anda di halaman 1dari 10

ESTETIKA DLM ARSITEKTUR

Estetika berasal dari bahasa Yunani,


αισθητική, dibaca aisthetike yang artinya hal-
hal yang dapat dilihat dengan jelas oleh indera
dan kemungkinan bertentangan dengan
“noeta” ( sesuatu yang logis ). Aisthetiki juga
dapat dihubungkan secara halus dengan
aisthanome yang berarti merasa.
Ditinjau dari sejarahnya, estetika merupakan salah satu cabang filsafat yang mulai
dikembangkan sejak jaman yunani kuno yang diawali oleh munculnya teori keindahan
menurut Socrates ( keindahan bentuk berdasar pada fungsi ) , Plato ( keindahan bentuk
berdasar pada proporsi ) , Baum garten ( bentuk sempurna yang ada pada alam ) ada
perkembangan selanjutnya ruang lingkup estetika tidak hanya mencakkup teori keindahan
saja tetapi berkembang pula kea rah terapan .

Estetika dalam arsitekur menurut Ishar ( 1992:74-76) adalah nilai-nilai menyenangkan mata
dan pikiran yang berupa nilai bentuk dan ekspresi . Keindahan bentuk memiliki dasar tertentu
yang disebut prinsip estetika . estetika adalah sebuah bahasa visual yang tidak sama dengan
beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika meskipun
berkaitan dengan ‘rasa’ saat melihat bangunan juga dapat dibangun melalui aplikasi teori
arsitektur. Inilah mengapa estetika patut dibahasakan dan dibahas dalam alat yang bernama
komunikasi. Estetika dapat dimengerti dan dikembangkan melalui pemahaman berbagai hal
menyangkut teori estetika, menjadi dasar bagi banyak cabang seni. Estetika dalam arsitektur
memiliki banyak sangkut paut dengan segala yang visual seperti permukaan, volume, massa,
elemen garis, dan sebagainya, termasuk berbagai order harmoni, seperti komposisi, proporsi,
keseimbangan, dan seterusnya .

Dalam De Architectura , Vitruvius menekankan tentang 3 poin yang harus dimiliki bangunan
untuk menciptakan bangunan yang baik . Salah satunya adalah Venustas atau yang dikenal
dengan Estetika . Estetika merupakan bagian penting yang membedakan antara arsitektur
dengan bangunan pada umumnya . Untuk mengukur keestetisannya melibatkan rasa dan nalar
dari yang mengamati sehingga terdapat berbagai macam pendefinisian tentang keindahan
sendiri . Vitruvius mengatakan dua hal yang menyangkut estetika adalah :

1. 1. Pengaturan ( Arrangement )

Yaitu menempatkan objek sesuai pada tempatnya dan menghasilkan efek keindahan ,
dinyatakan dengan refleksi dan khayalan

1. 2. Eurythmy
Yaitu kecantikan den kebugaran

Namun melihat berbagai dimensi yang mempengaruhi bagaimana seorang manusia


mengapresiasi keindahan, estetika hanyalah sebuah media untuk mencoba menjelaskan apa
yang disebut indah, namun tidak pernah bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam
benak seseorang berkaitan dengan sensasi keindahan. Dalam teori tentang estetika, dicoba
dijelaskan berbagai sisi yang ‘tersentuh’ oleh keindahan sebuah obyek. .

Determinasi estetika dalam pikiran tidak melulu ditumbuhkan melalui faktor-faktor eksternal
yang hadir dari luar seorang subyek, namun juga hadir dari perangkat pengenalan dalam
dirinya. Karenanya arsitektur tidak selalu cukup hanya dipelajari melalui ilmu estetika yang
dangkal dan obyektif semata, perlu pendekatan subyektif untuk mengetahui sebuah
preferensi.

Keindahan memang subyektif, dalam diri setiap orang, pendapat tentang nilai estetika sebuah
bangunan dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain;

 subyektifitas diri sendiri. Sensasi hanya dimungkinkan bila fungsi biologis tubuh kita
yang berkaitan dengan fungsi sensasi dan persepsi dalam keadaan normal; misalnya
mata bisa melihat, hidung bisa mencium, pikiran dalam keadaan normal/perseptif.
Mampukah suatu obyek menggairahkan ‘limbic’ dalam otak kita sehingga merasa
adanya kenikmatan saat berkontak dengan sebuah obyek arsitektural. Kenikmatan
yang didapatkan itu menjadikan otak kita mengatakan sesuatu itu ‘indah’.

 Pengaruh dari lingkungan atau masyarakat tentang apa yang disebut indah. Antara
lain:
o pendidikan, apa yang ditanamkan dunia edukasi tentang keindahan, mungkin
merupakan suatu pandangan yang ditekankan terus-menerus dan boleh jadi
mengakar pada diri kita, serta metode untuk mengapresiasi suatu obyek juga
merupakan suatu metode yang ditekankan secara terus-menerus.
o opini yang berkembang di masyarakat. Kebanyakan melalui media, estetika
diperkenalkan sebagai konsensus dalam skala tertentu, apakah regional,
kolonial, dan disebarluaskan dengan berbagai cara. Terkadang estetika yang
diperkenalkan dimaksudkan untuk mendukung sebuah industri terkait tren
arsitektur, seperti industri perumahan. Estetika yang merupakan ideal suatu
teritorial berbasis tradisi juga dapat memberi pengaruh teramat besar.
o pilihan yang diberikan oleh situasi, hanya pilihan yang memungkinkan akan
dipilih digunakan dalam rancangan

Paul Alan Johnson dalam the Theory of Architecture, Concepts, Themes, and Practice ( 1994
) menyatakan bahwa arsitektur merupakan penemuan dari ide-ide estetik. Hal ini
menunjukkan adanya kaitan yang sangat erat antara arsitektur dan estetika .

prinsip estetika
Azas atau prinsip estetik sering disebut pula prinsip disain dalam proses mencipta karya.
Karena selain unsur seni rupa juga ada unsur estetik, yaitu azas atau prinsip untuk mengubah
atau merencana dalam proses mencipta nilai-nilai estetik dengan penerapan unsur-unsur
senirupa.

Rumusan prinsip estetik merupakan hukum atau kaidah seni yang berfungsi sebagai sumber
acuan dalam berkarya seni Didunia ini setiap orang punya prinsip estetik yang berbeda-beda.
Yang dipengaruhi oleh beberapa factor. Baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungan.
Dari lingkungan individu tersebut dapat terpengaruh dengan zaman dan bangsanya. Seperti
yang terdapat dalam seni tradisional dan kesenian modern. Adapun rumusannya adalah:

1.Kesatuan (Unity)

dalam berkarya prinsip utama yang harus dipenuhi ialah prinsip kesatuan, untuk itu dalam
merancang secara sempurna perlu dipikirkan keutuhan dan kesatuan antara semua unsur
senirupa disamping keutuhan antara unsur seni dan gagasan (idea) sebagai landasan
mencipta. Sebagai contoh penampilan prinsip kesatuan dalam karya senirupa; disain dalam
arsitektur mencerminkan prinsip kesatuan apabila ada kesatuan antara bagian-bagian bentuk
dari struktur bangunan, ada kesatuan antara ruang-ruang dan penggunaan warna, ada
kesatuan antara bentuk bangunan dengan lingkungan, ada kesatuan antara bentuk dan fungsi
bangunan sesuai dengan ide dasar.

2.Keseimbangan (Balance)

keseimbangan merupakan prinsip dan penciptaan karya untuk menjamin tampilnya nilai-nilai
keselarasan dan keserasian yang mendukung prinsip kesatuan dengan menggunakan unsur-
unsur seni. Karena fungsinya yang menampilkan nilai-nilai keserasian dan keselarasan maka
prinsip ini juga sering disebut prinsip harmoni.

Ada tiga prinsip keseimbangan:

 keseimbangan formal; pada karya menampilkan nilai keindahan yang bersifat formal
atau resmi. Prinsip ini sering dipakai dalam karya seni yang berlandaskan agama atau
kepercayaan dan dalam lingkungan tertentu untuk mendukung nilai-nilai kejiwaan
seperti keagungan, kekhidmatan, kekhusukan dan sebagainya. Contoh penampilan
prinsip keseimbangan formal dalam karya senirupa ialah dalam pembuatan disain
yang simetris dan statis. Disain grafis untuk piagam atau ijazah yang simetris
memberikan kesan resmi dan formal. Disain simetris ini juga dapat dipakai untuk
mendirikan bangunan gereja seperti bagian atap, penempatan jendela dan tiang
dan lain sebagainya. Demikian pula dalam menyusun komposisi garis, bidang,
bentuk dan warna untuk karya-karya senirupa yang sifatnya resmi didasarkan
pada komposisi yang simetris dan statis.
 keseimbangan informal; pada karya menampilkan nilai kebalikan dari keseimbangan
formal yaitu menghendaki sifat lincah, hidup, penuh dengan dinamika dan pada
prinsip keseimbangan informal ini menghasilkan disain asimetris.
 keseimbangan radial; disamping prinsip keseimbangan formal dan prinsip
keseimbangan informal pada karya masih dapat ditemukan ciptaan yang berdasarkan
prinsip keseimbangan yang lain, seperti keseimbangan radial yaitu keseimbangan
yang memberikan kesan memusat atau sentral. Dalam prinsip keseimbangan radial
terdapat unsur penting yang diletakkan di pusat pada rancangan disainnya. Pada karya
senirupa dapat dikemukakan contoh yang banyak dijumpai pada arsitektur.
Penempatan bagian-bagaian dari tiap jenjang yang tampak pada denah Candi
Borobudur terasa adanya unsur utama dalam keseluruhan bangunan yang
dipentingkan, yaitu induk stupa di puncak candi. Secara keseimbangan radial semua
unsur dari candi itu secara fisik terpusatkan pada induk stupa di puncak.

3.Irama (Rhythm)
dalam penciptaan karya seni untuk menekankan keseimbangan yang mendukung gerak
(movement) atau arah (direction) dengan menggunakan unsur-unsur seni. Irama dapat
dihayati secara visual atau auditif jika ada gerak seperti yang dapat kita hayati pula di alam,
misalnya irama dari gelombang laut, gerakkan gumpalan awan, gelombang suara dari angin
dan lain sebagainya. Gerak atau arah tersebut dapat menggugah perasaan tertentu seperti
keberaturan, berkelanjutan, dinamika dan sebagainya. Sesuai dengan kehadiran gerak dan
arah tersebut maka irama yang tampil dalam karya meliputi:

 irama berulang (repetitif): dapat dijumpai pada penempatan jendela atau pintu pada
sebuah bangunan dengan jarak yang sama serta ukuran yang sama pula. Hal serupa
dapat kita jumpai pada susunan bagian-bagian dari suatu taman yang serba berulang
dan teratur sehingga menimbulkan kesan irama yang berulang.
 irama silih berganti (alternatif): dipakai dalam penciptaan karya senirupa untuk tidak
sekedar mengulang-ulang unsur-unsur seni dalam bentuk dan warna yang sama, tetapi
mencari kemungkinan lain dalam usaha untuk menimbulkan kesan irama.
 irama laju/ membesar atau mengecil (progresif): lebih mudah dapat dihayati dalam
seni gerak. Dalam penempatan unsur-unsur garis, bentuk dan warna pada komposisi
prinsip irama laju (progresif) dapat dicapai dengan jarak dan arah tertentu.
 irama lamban atau beralun/ mengalir atau bergelombang: prinsip ini kebalikkan dari
irama laju yang dapat dicapai dalam karya seni.

4. Proporsi

Adalah prinsip dalam penciptaan karya untuk menekankan hubungan satu bagian dengan
bagian lain dalam usaha memperoleh kesatuan melalui penggunaan unsur-unsur seni.

Proporsi sebagai prinsip dalam penentuan nilai estetik, oleh seniman dipakai untuk
memberikan kesan kesatuan bentuk ekspresi. Hal ini dapat dilaksanakan berdasarkan
perhitungan matetamtis dan ilmiah seperti pada seni patung Yunani dn arsitektur Mesir, tapi
juga berdasarkan emosi dan intusi sesuai dengan kebebasan seniman.

Hukum proporsi yang dikenal adalah golden section dari orang Yunani yang juga dipakai
kembali oleh pematung dan pelukis pada masa Rennaissance. Sejak awal masa filsafat
Yunani orang telah berusaha untuk menemukan hukum-hukum geometris didalam seni,
karena apabila seni (yang menurut mereka identik dengan keindahan) adalah harmoni,
sedangkan harmoni adalah proporsi yang cocok dari hasil pengamatan, tentulah masuk akal
untuk menganggap bahwa proporsi-proporsi tersebut sudah tertentu. Maka proporsi geometris
yang terkenal dengan nama golden section itu selama berabad-abad dipandang sebagai
jawaban dari misteri seni ini dan ternyata pemakaiannya amat universal, tidak sekedar
didalam seni tetapi juga di alam, yang pada suatu saat diperlakukan dengan menggunakan
pandangan keagamaan.

Seringkali golden section dipergunakan untuk menentukan proporsi yang tepat antara
panjang dan lebar pada empat persegi panjang pada jendela dan pintu-pintu, pigura-pigura
serta buku atau majalah.

Di Bali kita kenal Hasta Kosala-Kosali yang berasal dari unit tubuh manusia untuk
mengukur proporsi bangunan.
5. Aksentuasi/Dominasi (Emphasis)

Merupakan prinsip dalam penciptaan karya yang mengikat unsur-unsur seni dalam kesatuan.
Prinsip aksentuasi menampilkan pusat perhatian dari seluruh kesatuan karya. Ada beberapa
cara dalam menempatkan aksentuasi, yaitu:

 pengelompokan yaitu dengan mengelompokkan unsur-unsur yang sejenis. Misalnya


mengelompokkan unsur yang sewarna, sebentuk dan sebagainya.
 Pengecualian yaitu dengan cara menghadirkan suatu unsur yang berbeda dari lainnya.
 Arah yaitu dengan menempatkan aksentuasi sedemikian rupa sehingga unsur yang
lain mengarah kepadanya.
 Kontras yaitu perbedaan yang mencolok dari suatu unsur di antara unsur yang lain.
Misalnya menempatkan warna kuning di antara warna-warna teduh.

The Centre Le Corbusier

The Centre Le Corbusier atau Heidi Weber Museum adalah sebuah museum
seni di Zürich ( Swiss ) yang didedikasikan untuk karya arsitek Swiss Le Corbusier . Pada
tahun 1960, Heidi Weber memiliki visi untuk membangun sebuah museum yang dirancang
oleh Le Corbusier. Gedung ini harus menunjukkan karyanya seni dalam lingkungan yang
ideal diciptakan oleh arsitek sendiri.
“Space and light and order. Those are the things that men need just as much as they need
bread or a place to sleep.”
*–Le Corbusier–

Location:

on the shore of the Lake Zürich nearby Zürichhorn in the Seefeld quarter

Date:

1963 to 1967

Building Type:

museum, exhibition pavilion

Construction System :

site-cast concrete

Climate :

cold temperate

Style:

Modern

SOSOK
Bangunan modern dengan mengusung tinggi nilai-nilai seni estetik yang dipadupadakan
dengan perkembangan desain jaman modern. Menghasilkan karya tidak biasa tetapi bisa
mudah diterima oleh semua.

BAHAN
Bahan-bahan pabrikasi sederhana seperti potongan baja besi dan kaca menjadi
pelindung bangunan ini. Dan beton sederhana yang biasanya merupakan unsur modern
minimalis.

WARNA

Perpaduan warna putih merah hijau kuning dan abu yang berasal dari tiap material bangunan
dapat konsisten memberikan efek pengulangan yang harmonis. Apalagi beberapa material
yang dibiarkan apa adanya dan juga kaca memberi kesan bahwa keharmonisan bisa
diciptakan dari bahan material olahan atau alami.

TEKSTUR

alas atau dasar dan beberapa bagian dari bangunan yang berupa plesteran beton sederhana
tanpa perlu diwarnai dan sedikit dihaluskan memang menjadi tanda bahwa ini desain
minimalis modern. Dengan beberapa olahan lapisan atau potongan-potongan baja, besi dan
kaca yang simple dan apa adanya member kesan halus dan tegas.

BENTUK

Bentuk minimalis dengan pengulangan yang harmonis. Tetapi tetap 1 atau unite. Dan tidak
lupa tetap memperhitungkan struktur dan standarisasi yang ada. Hal ini bisa dilihat dari tiap
kolom dan struktur penopang atap yang sangat kokoh

EKSPRESI
Corbusier yang mengawali trend Post Modern dikala jaman-jamannya arsitektur klasik
memberikan kesan inovatif dan berani. Dapat dilihat dari permainan warna, bentuk, bahan
material yang sudah ada. Dan tak lupa unsure keselarasan dengan alam dan pemanfaatannya,
seperti pencahayaan dan penghawaa dari alam.

Dan tak lupa unsur estetika berupa pengulangan yang apik dibeberapa aksen seperti atap dan
pemasangan lempeng-lempeng kaca dan baja. Tetapi tetap satu atau unite.

Daftar Pustaka:

http://en.wikipedia.org/wiki/Centre_Le_Corbusier

http://www.lecorbusier-center.com/

http://www.greatbuildings.com/buildings/Centre_Le_Corbusier.html

http://blogprinsip.blogspot.com/2012/…/prinsip-perancangan-arsitektur.html

http://id.scribd.com/doc/50994483/Estetika-Bentuk-Arsitektur-Teori

http://arsitekturbicara.wordpress.com/2012/06/16/estetika-art-deco-dalam-karya-schoemaker/

Anda mungkin juga menyukai