Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Asuhan Kehamilan

Dari data subjektif dalam asuhan kehamilan didapatkan keluhan yang

dikatakan klien yaitu mengeluh sakit perut bagian bawah. Hal ini merupakan

ketidaknyamanan pada kehamilan, dan merupakan hal yang fisiologis karena

peregangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin

membesar.

Pada saat ini ibu telah mendapatkan imunisasi tetanus toksoid sebanyak

dua kali selama kehamilan. Hal ini dianjurkan pada ibu hamil karena

vaksinasi tetanus toksoid pada pemeriksaan antenatal dapat menurunkan

kemungkinan kematian bayi dan mencegah kematian ibu akibat tetanus.

Setiap ibu hamil yang belum pernah diimunisasi tetanus harus

mendapatkannya paling sedikit 2 kali suntikan selama kehamilan. Pada saat

masa kehamilan Ny. N rutin meminum obat penambah darah dan makan

beranekaragam serta tidak ada pantangan atau alergi. Selama kehamilan ini,

ibu 12 kali memeriksakan dirinya ke bidan dan pernah mengikuti kelas ibu

hamil.

Pada pengumpulan data objektif dalam asuhan kehamilan, penulis

melaksanakan pemeriksaan fisik dan ditemukan hasil tanda-tanda vital dalam

batas normal, berat badan ibu 53 kg, LILA 24,5 cm, TFU 28 cm, presentasi

janin kepala dan kesejahteraan janin baik. Pemeriksaan penunjang Kadar

111
112

hemoglobin dengan hasil 11,5 gr/dl, Protein urine (+), Glukosa urine (-). yang

dialami Ny. N merupakan hasil yang fisiologis. Dari data tersebut didapatkan

bahwa Ny. N 22 tahun G1P0A0 37-38 minggu fisiologis. Berikut pemeriksaan

yang telah dilakukan.

1. Keadaan Umum; tanda vital, pemeriksaan payudara, pemeriksaan

abdomen.

2. Inspeksi ; Bentuk dan ukuran abdomen, luka parut bekas operasi, tanda-

tanda kehamilan, gerakan janin, varises atau pelebaran vena, hernia, dan

oedema.

3. Palpasi ; Tinggi fundus, punggung bayi, presentasi, sejauh mana bagian

terbawah bayi masuk pintu atas panggul.

4. Auskultasi; DJJ : 142x/menit reguler.

5. Laboratorium; Analisis urine rutin, analisis tinja rutin, Hb, VCT

golongan darah, hitung jenis sel darah, gula darah, antigen Hepatitis B

Virus, HIV/VDRL.

(Saifuddin, 2010).

Dari riwayat obstetri yang didapatkan bahwa haid terakhir ibu yaitu 21-

12-2018, pergerakan janin sekitar usia kehamilan 4 bulan, maka penulis

menyimpulkan Ny. N 22 tahun G1P0A0 umur kehamilan 37-38 minggu

Fisiologis, dan taksiran persalinan 28-09-2019.

Analisa data ditegakkan berdasarkan nomenklatur kebidanan meliputi

nama, umur, kehamilan ke berapa, persalinan ke berapa, abortus ke berapa,

umur kehamilan (Yeyeh dkk, 2009).


113

Perencanaan asuhan yang dilakukan adalah menerangkan kepada ibu

bahwa hal tersebut merupakan suatu keadaan yang fisiologis dan

menganjurkan ibu agar melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama

tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat di anjurkan untuk melakukan

pekerjaan rumah dengan dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga

mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari kelelahan.

Asuhan yang dilakukan terhadap Ny. N agar dapat mengurangi

ketidaknyamanan yang terjadi di trimester III yaitu memberikan informasi

yang sesuai dengan keluhan serta cara mengatasinya.

Penatalaksanaan asuhan yag dilakukan terhadap Ny. N sesuai dengan

standar pelayanan antenatal yang mencakup 10T, yaitu : Timbang berat badan

dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, tentukan status gizi dengan lila,

ukur tinggi fundus uteri, menentukan presentasi dan kesejahteraan janin,

skrining TT, pemberian TT, pemberian tablet Fe, tes penyakit menular, dan

temu wicara (Depkes RI, 2010).

Adapun pada saat penyusunan penatalaksanaan rencana asuhan

disesuaikan dengan kebutuhan klien yaitu G1P0A0 37-38 minggu fisiologis.

Memberikan informasi dan penjelasan sesuai dengan yang ada pada data

subjektif dan objektif klien, diantaranya memberikan dukungan emosional

pada ibu dan keluarga, menginformasikan mengenai taksiran persalinan,

taksiran berat badan janin yang harus diketahui oleh klien, mendiskusikan

tentang kebutuhan nutrisinya, pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya

kehamilan trimester tiga perencanaan persalinan, tanda-tanda persalinan dan


114

pendidikan kesehatan tentang ketidaknyamanan trimester ketiga serta

penanganannya. Selalin itu ibu menyepakati untuk melakukan kunjungan

ulang pada tanggal 13 September 2019 atau bila ada keluhan. hal ini didasari

jika usia kehamilan sudah lebih dari 38 minggu ibu dianjurkan untuk datang

seminggu sekali sampai umur kehamilan 40 minggu (Yeyeh, dkk. 2009),

namun hal ini tidak dilakukan Ny. N karena sebelum tanggal tersebut ibu

telah masuk ke dalam fase inpartu.

B. Asuhan Persalinan

Klien datang ke PMB pada tanggal 09 September 2019 pukul 16.30

WIB dengan keluhan mules-mules sejak jam 05.00 WIB (09 September 2019)

dan keluar lendir bercampur darah.

Mules tidak hilang diajak berjalan karena semakin lama mules semakin

lama dan kuat. Keluhan klien ini sesuai dengan teori menyatakan bahwa

tanda mulainya persalinan diawali dengan mules yang semakin sering dan

keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir. Uterus mulai berkontraksi

diperkirakan karena adanya sinyal biomolekular dari janin yang diterima otak

ibu menyebabkan penurunan progesteron, estrogen, terjadi peningkatan

prostaglandin dan oksitosin sehingga terjadilah tanda-tanda persalinan

(Saifuddin, 2010). His pada persalinan mempunyai tanda dominan di daerah

fundus rahim, terasa sakit, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin

meningkat, juga menimbulkan perubahan dengan mendorong janin menuju

jalan lahir, menimbulkan pembukaan mulut rahim, memberi tanda persalinan


115

(pengeluaran lendir, pengeluaran lendir bercampur darah, atau pengeluaran

air/selaput janin pecah (Manuaba, 2009).

Hasil pemeriksaan fisik tanggal 10 September 2019 pukul 09.00 WIB

tanda-tanda vital dalam batas normal, presentasi kepala, sudah masuk pintu

atas panggul 3/5, DJJ 136 x/menit reguler. His 3x10’x30”.dan Pemeriksaan

Dalam : Genetalia v/v : v/t t.a.k portio tebal kaku, pembukaan 2 cm, ketuban

(+), penurunan kepala H1. Kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit. Maka Ny. N masuk ke masa

inpartu kala 1 fase laten fisiologis. Fase laten pada kala satu persalinan dari

pembukaan 4 cm sampai pembukaan lengkap (10 cm) dengan kecepatan rata-

rata 1 cm per jam pada primigravida, atau lebih dari 1 cm sampai 2 cm pada

multigravida.

Pada pukul 14.30 WIB ketuban pecah spontan dan pada pukul 19.00

WIB mules semakin sering dan ingin mengedan, serta sudah terdapat tanda

gejala kala II (Dorongan Meneran, Tekanan pada Anus, Perineum Menonjol

dan Vulva Membuka). Hasil pemeriksaan dalam batas normal, frekuensi dan

durasi his bertambah menjadi 5x10’x45”, DJJ : 146 x/menit reguler, letak

punggung kanan, presentasi kepala, divergen, perlimaan 2/5. Kandung kemih

penuh. Pemeriksaan Dalam : Vulva-vagina tidak ada kelainan, portio tidak

teraba, Ø lengkap, ketuban negatif, presentasi kepala, penurunan kepala

HIII+. Setelah dilatasi serviks lengkap, kala dua persalinan dimulai dan hanya

progresivitas turunnya bagian terbawah janin yang merupakan satu-satunya

alat ukur untuk menilai kemajuan persalinan (Saifuddin, 2010). Dari data
116

diatas jelas menunjukkan bahwa Ny. N telah memasuki kala II. Bayi lahir

pukul 20.37 WIB, bayi langsung menangis warna kulit kemerahan dan tonus

otot aktif.

Didapatkan hasil pemeriksaan bahwa konjungtiva merah muda, terdapat

luka laserasi perineum derajat II. Setelah penanganan yang sesuai pukul 21.00

WIB dilakukan pemantauan kala IV yang pertama dengan hasil tanda-tanda

vital Ny. N dalam batas normal, darah keluar normal, kontraksi baik,

kandung kemih tidak penuh.

Setelah 12 jam post partum dilakukan pemeriksaan kembali dengan

hasil TTV dan pemeriksaan fisik dalam batas normal, memberikan asuhan

yaitu KIE kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya nifas, ASI Eksklusif,

mobilisasi diri sedini mungkin.

Melakukan analisa data sesuai dengan nomenklatur kebidanan meliputi

nama, umur, kehamilan ke berapa, persalinan ke berapa, abortus ke berapa,

umur kehamilan, tahap persalinan ke berapa (Yeyeh dkk, 2009).

Asuhan yang diberikan terhadap Ny. N adalah memberikan dukungan

emosional pada ibu dan keluarga, observasi di lembar partograf, tanda-tanda

vital, kemajuan persalinan, DJJ, his. Asuhan lain yaitu kebutuhan nutrisi,

teknik relaksasi, kebutuhan eliminasi dan mobilisasi/posisi yang nyaman serta

memfasilitasi pijat endorphine. Pada kala I persalinan terjadi beberapa

perubahan fisiologi yaitu terjadinya perubahan hormon, perubahan pada

vagina dan dasar panggul dimana ketuban meregang vagina bagian atas,
117

perubahan serviks yang mengalami pendataran dan pembukaan, perubahan

pada uterus serta adanya penurunan janin (Clervo, dkk. 2009).

Penatalaksanaan asuhan kala II disesuaikan kebutuhan klien Asuhan

yang diberikan yaitu memfasilitasi ibu dalam pemenuhan nutrisi dan

pendamping persalinan serta posisi yang nyaman saat persalinan..

Penatalaksanaan manajemen aktif kala III yaitu memberikan suntik

oksitosin, melakukan PTT dan plasenta lahir spontan dan lengkap, kontraksi

uterus kuat, melakukan massase uterus.

Dalam teori pemberian suntik oksitosin yang diberikan segera satu

menit setelah bayi lahir dan dipastikan tidak ada janin kedua, penulis

melakukan penatalaksanaan ini sesuai dengan teori dan hasil pemeriksaan.

Kala III persalinan dimulai setelah kelahiran janin dan melibatkan pelepasan

dan ekspulsi plasenta.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan secara palpasi, yaitu setelah plasenta

lahir tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat.

Pada saat pengumpulan data kala III persalinan, penulis melakukan

pemeriksaan terhadap klien dan didapatkan hasil abdomen tidak ada janin

kedua, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih tidak penuh dan tampak tali

pusat didepan vulva. Pada saat pengumpulan data objektif kala IV persalinan,

penulis melakukan pemeriksaan pada jalan lahir klien. Jalan lahir terdapat

laserasi derajat II.

Robekan perineum derajat II yaitu mengenai mukosa vagina, komisura

posterior, kulit perineum, dan otot perineum. Dan harus di jahit menggunakan
118

teknik penjahitan laserasi perineum. Penjahitan dilakukan dengan teknik

jelujur dan subkutikuler.

Selanjutnya dilakukan pemantauan kala IV selama 2 jam dan hasilnya

semua dalam batas normal serta pendokumentasian terlampir di partrograf.

C. Asuhan Masa Nifas

Klien sudah pulang dari BPS pada tanggal 11 September 2019. Pada

saat pengumpulan data subjektif asuhan nifas dimulai dari 2 jam post partum,

10 jam dan sampai KF3, penulis tidak menemukan permasalahan apapun

yang didapat dari keluhan ibu.

Dilakukan pemeriksaan dengan hasil TTV dalam batas normal, hasil

pemeriksaan fisik juga dalam batas normal.

Berdasarkan data yang didapatkan dari data subjektif dan data objektif,

klien tidak mengalami keluhan apapun dan pemeriksaan fisik head to toe

dalam batas normal, maka analisa data dapat disimpulkan P1A0 2 hari post

partum fisiologis (Yeyeh dkk, 2009).

Asuhan yang diberikan yakni pola istirahat untuk ibu nifas, memotivasi

ASI eklusif, mengevaluasi senam nifas dan cara perawatan tali pusat serta

tanda bahaya nifas serta cara memandikan bayi baru lahir. Sesuai dengan

kebijakan program nasional masa nifas 2-6 hari (KF-2) yaitu memastikan

involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi, fundus di bawah

umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai adanya

tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal, memastikan ibu


119

mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui

dengan baik dan tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit, memberikan

konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap

hangat, dan merawat bayi sehari-hari (Sulistyawati, 2009).

Sesuai dengan Kepmenkes RI nomor 1464/MENKES/PER/2010 bidan

dalam memberikan pelayanan berwenang untuk memberikan penyuluhan dan

konseling kepada setiap ibu yang membutuhkan. Dalam pemberian asuhan

penulis juga memberikan informasi dan membimbing ibu untuk melakukan

senam nifas. Senam nifas berfungsi untuk mengembalikan fungsi otot-otot

perut dan panggul kembali normal. (Yeyeh. 2009).

Pada asuhan nifas terdapat 3 kunjungan yang harus dilakukan oleh

bidan yaitu pada saat 6-48 jam setelah persalinan, 2-28 hari setelah persalinan

dan 28-42 hari. Asuhan yang dilakukan penulis terhadap masa nifas Ny. N

sesuai dengan teori dari kunjungan pertama tanggal 11 September 2019 pada

hari pertama masa nifas, tanggal 19 September 2019 hari ke 9 masa nifas dan

tanggal 10 Oktober hari ke 30 hari masa nifas.

Pada kunjungan ketiga yang dilakukan pada 4 minggu setelah bersalin,

penulis mendapatkan hasil TTV dan pemeriksaan fisik dalam batas normal,

dengan demikian analisa untuk Ny. N P1A0 28 hari postpartum fisiologis.

Adapun asuhan yang dilakukan penulis sama dengan asuhan yang dilakukan

pada kunjungan sebelumnya. Penulis memotivasi ibu untuk memberikan ASI

Esklusif 6 bulan, cara menjaga kondisi kesehatannya dari pola istirahat dan
120

nutrisinya dan menganjurkan untuk segera ke fasilitas kesehatan jika terdapat

keluhan terhadap dirinya maupun bayinya.

D. Asuhan Pada Bayi Baru lahir

Pada pukul 20.37 WIB bayi lahir spontan, langsung dilakukan penilaian

awal dengan hasil bayi langsung menangis, warna kulit kemerahan dan tonus

otot aktif. Bidan melakukan asuhan pada bayi baru lahir sesuai dengan

kewenangan 1464/MENKES/PER/2010, dan melakukan pemeriksaan fisik

dari 1 jam setelah lahir sampai dengan KN3. Didapatkan hasil pemeriksaan

dalam batas normal dan bayi merespon dengan baik.

Penilaian awal pada bayi baru lahir dilakukan segera setelah bayi lahir

secara cepat dan tepat (0-30 detik) yang dinilai adalah usaha nafas dengan

tanda apakah bayi menangis keras, warna kulit apakah kemerahan atau

sianosis akibat gagal bernafas, dan gerakan aktif atau tidak guna menilai

fungsi tonus otot (Clervo, dkk 2009). Setelah dilakukan penilaian terhadap

bayi baru lahir, seluruh tubuh bayi dikeringkan kecuali bagian telapak tangan

dan bayi melakukan IMD selama 1 jam.

Kunjungan KN1 dilakukan pada hari kedua 10 jam setelah bayi

dilahirkan. Bayi lahir dengan BB : 2800 gram, PB : 49 cm, Lingkar kepala 32

cm, Lingkar dada 33 cm, Sudah diberikan salep mata, Vit K dan Imunisasi

Hb0. Sudah dimandikan. Hasil pemeriksaan bayi dalam kondisi baik dan

normal, Ciri-ciri bayi baru lahir adalah berat badan 2500 gram-4000 gram,
121

lingkar kepala 33-35 cm, lingkar dada 30-38 cm, dan panjang badan 48-52

cm.

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena

keadaan pasien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik subjektif

maupun objektif dan sering diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses

pengkajian adalah suatu proses yang dinamik.

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : diagnosa atau masalah,

antisipasi masalah lain atau diagnosa potensial, perlunya tindakan segera oleh

bidan atau dokter, asuhan secara mandiri, kolaborasi maupun rujukan.

Menggambarkan langkah 2, 3 dan 4 varney.

Kunjungan neonatus ini dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia

28 hari dengan dibagi 3 kali kunjungan yaitu Kunjungan neonatus yang

pertama dilakukan 6-48 jam setelah lahir, kunjungan kedua pada hari ketiga

sampai ke tujuh setelah lahir, kunjungan ketiga dilakukan pada hari ke 3

sampai hari ke 28 setelah lahir. (Yulifah, dkk. 2014).

Asuhan yang diberikan pada KN1 yaitu pemberian imunisasi Hb0.

Pemberian terapi ini sesuai dengan Kepmenkes RI nomor

1464/MENKES/PER/2010 bidan dalam memberikan pelayanan berwenang

untuk melakukan imunisasi pada bayi normal. Selain itu asuhan yang

diberikan dengan menginformasikan cara menyusui dan cara perawatan


122

payudara sesuai keluhan, memotivasi ASI eklusif, perawatan tali pusat dan

perawatan kebersihan setiap harinya dan cara memandikan bayi yang benar.

KN-2 dilakukan pada saat bayi berusia 9 hari dan keadaan bayi dalam

batas normal. KN-3 dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2019, hasil

pemeriksaan bayi dalam keadaan baik ditambah dengan imunisasi BCG dan

Polio 1.

E. Asuhan Keluarga Berencana

Saat kunjungan ANC ibu diberikan konseling KB mengenai alat

kontrasepsi apa yang akan ibu gunakan setelah melahirkan. Ibu sudah

memilih menggunakan KB suntik 3 bulan. Dan saat kunjungan nifas pada

minggu kedua ibu diberi konseling KB kembali dan ibu tetap memilih

menggunakan metode suntik 3 bulan. Pada tanggal 10 oktober 2019 Ny. N

sudah melakukan suntik KB 3 bulan di PMB Hj. Elsye Agustin, S.Tr. Keb

Keuntungan atau kelebihan dari metode kontrasepsi suntik 3 bulan antara

lain:

1. Sangat efektif

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang

3. Tidak memiliki pengaruh pada ASI

4. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

5. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause


123

Kerugian atau Efek Samping kb suntik 3 bulan :

1. Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali

2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

4. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.

F. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan

Dalam pembuatan dokumentasi asuhan kebidanan, penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dengan praktik. Apa yang ditulis

kedalam asuhan adalah asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayi.

Anda mungkin juga menyukai