Anda di halaman 1dari 2

Liputan6.

com, California - Patahan San Andreas atau dikenal sebagai Sesar San Andreas
telah menjadi momok bagi warga California, Amerika Serikat, selama ratusan tahun.

Sesar San Andreas adalah patahan geser yang memiliki panjang 1.300 km. Patahan ini
membentuk batas tektonik antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

Sesar San Andreas pertama kali ditemukan di North California oleh profesor geologi,
Berkeley Andrew Lawson, pada 1895. Namun, pasca gempa bumi 7,9 SR mengguncang
San Francisco pada Rabu, 18 April 1906, Lawson menemukan bahwa Sesar San Andreas
ternyata membentang hingga ke South California.

Prediksi demi prediksi sudah dibuat oleh para ilmuwan. Mereka memperkirakan bahwa
patahan ini sanggup melepas energi goncangan gempa dengan kekuatan lebih dari 8 SR.

Tetapi penelitian baru menemukan patahan baru yang lebih berbahaya dari Sesar San
Andreas, yaitu Patahan Hayward yang ada di bawah East Bay, Amerika Serikat.

Sebuah laporan dari Survei Geologi AS memperkirakan 800 orang bisa terbunuh dan 18.000
lainnya terluka, apabila gempa berkekuatan 7 SR terjadi di Patahan Hayward yang berpusat
di bawah Oakland.

Sementara, ratusan orang lainnya bisa tewas karena kebakaran, setelah gempa
mengguncang patahan sepanjang 52 mil itu. Lebih dari 400 titik api di lokasi tersebut bisa
terbakar.

Selain itu, petugas pemadam kebakaran bisa kekurangan stok air untuk memadamkan si
jago merah, lantaran pipa-pipa saluran air bawah tanah hancur. Demikian seperti dikatakan
oleh ahli geofisika Ken Hudnut.

"Patahan ini kita sebut sebagai bom waktu tektonik," kata ahli geologi dan gempa bumi dari
USGS, David Schwartz, seperti dikutip dari LA Times, Rabu (18/4/2018).

Patahan Hayward dianggap sangat berbahaya karena melewati beberapa wilayah padat
penduduk di Bay Area, Amerika Serikat, yang membentang sepanjang East Bay dari San
Pablo Bay melalui Berkeley, Oakland, Hayward, Fremont, hingga Milpitas.

Dari 7 juta populasi yang mendiami area itu, 2 juta di antaranya hidup di atas patahan, kata
Schwartz.

Gempa Loma Prieta terjadi pada 1989 berpusat di Pegunungan Santa Cruz, di mana
penduduknya sangat jarang. Sama halnya dengan gempa bumi San Francisco tahun 1906,
yang tidak menelan korban jiwa karena berpusat di lepas pantai di Samudra Pasifik.

Lantaran semakin jelasnya bahaya akibat patahan dalam beberapa tahun terakhir, otoritas
setempat mulai mengambil tindakan.
Akses menuju Balai kota tua di Hayward dan Fremont telah ditutup karena berada tepat di
atas patahan. Di Memorial Stadium di UC Berkeley, tempat duduk penonton rusak karena
terbelah, namun sudah diperbarui.

Bagian barat stadion dilaporkan bergeser 6 kaki ke arah barat laut. Sedangkan menurut
prediksi, setengah dari Memorial Stadium ini akan bergerak 2 kaki ke arah barat laut apabila
gempa bumi mengguncang.

Meski telah mengambil tindakan pencegahan, banyak wilayah tetap rentan terkena
dampaknya, kata para ahli.

Sebanyak 2.500 orang bakal membutuhkan penyelamatan dari bangunan runtuh, begitu
pula dengan 22.000 orang yang terjebak di lift. Lebih dari 400.000 orang mengungsi dari
rumah mereka, dan beberapa penduduk East Bay mungkin kehilangan akses air bersih
selama enam bulan.

Skenario tersebut juga memprediksi kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi, yakni
sekitar 82 miliar dolar Amerika. Bila terjadi kebakaran, maka biaya pun bertambah lebih dari
30 miliar dolar Amerika.

Patahan Hayward bergerak cepat di California, dan rata-rata menghasilkan gempa besar
sekitar sekali setiap 150 hingga 160 tahun. Gempa besar terakhir di Patahan Hayward
berkekuatan 6,8 SR.

Guncangan kuat tidak hanya berdampak di East Bay saja, tetapi juga akan terasa di San
Francisco dan tempat-tempat seperti lembah San Ramon dan Livermore.

Anda mungkin juga menyukai