Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL KERJA INDUSTRI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


APOTEK PODO SEHAT
KERTOSONO

Di susun oleh :

1. Agik Setiawan (01)


2. Maheswari Nadhila R (17)
3. Santi Ratnasari (27)
4. Vika Duwi Agustina (32)

YAYASAN YOHANES GABRIEL PUSAT SURABAYA SUB


PERWAKILAN JOMBANG SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
FARMASI KATOLIK WIYATA FARMA KERTOSONO
NSS : 34.2.0514.14.012
Jl. Puntodewo No. 12 , Telp.(0358)551387 Kertosono 64351
E-mail:wiyatafarma.kertosono@yahoo.co.id
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Di terima dan disahkan guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian
SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono Tahun pelajaran 2017/2018

Laporan praktik kerja industri ini telah di terima, di periksa dan disahkan oleh
pembimbing Instalasi Praktik Kerja Industri.

Hari :

Tanggal :

Bulan :

Tahun :

Pembimbing I Pembimbing II

Yustina Ratna Kesuma S.Si.,Apt Antonius Budiawan S.Farm.,Apt

Mengetahui

Kepala SMK Farmasi Katolik

Wiyata Farma Kertosono

ARIF WIJAYANTO, S.Farm, Apt


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkaan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkah dan petunjuknya kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lingkungan di
Apotek Podo Sehat pada tanggal 12 Juni – 5 agustus 2017, serta kami dapat
menyelesaikan penyusunan dari laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini kami juga mendapat bantuan dari berbagai
pihak oleh karena itu dengan segala kerendahan dan keiklasan hati kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Arif Wijayanto.S,Fram.,Apt selaku kepala SMK Farmasi Katolik Wiyata


Farma Kertosono.

2. Lucia Endang Surtini,S.Pd., selaku Ketua Kompetensi Keahlian Farmasi SMK


Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono.

3. Yustina Ratna Kesuma,S.Si.,Apt. Selaku pembimbing di Apotek Podo Sehat

4. Antonius Budiawan,S.Farm.,Apt. Selaku pembimbing dalam pembuatan


makalah.

5. Krisana Nunik Y.S.pd., selaku pembimbing sekolah.

6. Iwan Setiadi selaku pemilik Apotek Podo Sehat.

7. Indrasari Kustiningrum dan Tri Purwanti selaku Asisten Apoteker.

8. Dan semua pihak yang telah berperan serta baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita selanjutnya. Akhirnya, penulis
berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat.

Kertosono, Agustus 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................

Lembar Pengesahan Sekolah.......................................................................

Lembar Pengesahan Industri .......................................................................

Kata Pengantar ...........................................................................................

Daftar Isi..

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang

B Tujuan

C Ruang Lingkup

BAB II TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Apotek
B. Peraturan Perundang Undangan di Bidang Apotek Ruang Lingkup
kerja Kefarmasian
C. Pengelolaan Apotek
D. Persyaratan Izin Apotek
E. Pengelolaan Obat di Apotek
F. Pelayanan Resep
G. Penyimpanan dan Laporan Narkotika dan Psikotropika

BAB III APOTEK PODO SEHAT

A. Sejarah Singkat Apotek


B. Struktur Organisasi Apotek Podo Sehat
C. Pelayanan Apotek
D. Perencanaan dan Pengadaan Obat Perlengkapan Apotek

BAB IV KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

A. Kegiatan di Apotek Podo Sehat

BAB V

A. Kesimpulan
B. Saran

BAB VI

A. Penutup

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN
Prakerin adalah kependekan dari Praktek Kerja Industri yaitu kegiatan
pelatihandan pembelajaran yang dilaksanakan pada dunia usaha dalam dunia
usaha atau industri dalam upaya pendekatan atau untuk meningkatkan mutu para
siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kopetensi siswa sesuai
bidangnya dan untuk menambah jbekal masa-masa mendatang guna memasuki
dunia kerja yang semakin bansiswa sesuai bidangnya dan untuk menambah jbekal
masa-masa mendatang guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta
ketat dalam persaingan seperti masa sekarang.

Landasan hukum prakerin terdapat pada undang-undang no. 20 tahun 2003


tentang system pendidikan nasional yaitu pendidikan adalah usaha sadar terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi didrinya untuk memiliki kekuatan spiritua
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.

I.1 LATAR BELAKANG


Seiring berjalannya waktu dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin pesat tingkat perhatian masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan khususnya dibidang kefarmasian, maka dituntut juga kemampuan para
petugas dalaam rangka mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam
pelaksanaan pelayanan kefarmasian kepada masyarakaat. Hal ini menjadi sebuah
tantangaan bagi dunia farmasi khususnya dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono untuk
berhubungan langung dengan masyarakat sebagai sasaran dibidang farmasi
dengan cara melakukan praktek kerja indutri atau biasa disebut dengan
PRAKERIN.

Pada dasarnya kegiatan ini merupakan pelatihan di lapangan yang di rancang


untuk memberikan pengalaman, pengetahuan, dan keahlian praktis kepada siswa
mengenai obat-obatan.
I.2. TUJUAN
1.Memberikan pengalaman kerja kepada siswa untuk membandingkan materi
yang di pelajari disekolah dan di lapangan kerja.

2. Melengkapi tugas sekolah sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir tahun
pelajaran 2017 / 2018.

3. Meningkatkan efesiensi penyelenggarakan pendidikan menengah kejuruan


melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja.

4. Menghasilkan tamatan yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap


yang terjadi bakat dasar pengembangaan dirinya secara berkelanjutan.

5. Menambah kreativitas siswa – siswi untuk mengembangkan bakat dan minat.

I.3.RUANG LINGKUP
1. Tempat pelaksanaan

Sebagai syarat memenuhi kurikulum program pendidikan 3 tahun di SMK


Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono, maka di laksanakan prakrin yang
dilaksanakan masing-masing tempat yang berbeda dan tempat pelaksanaan kami
di prakrin ini adalah APOTEK Podo Sehat Kertosono.

2. Waktu pelaksanaan

Wakru pelaksanaan prakrin di apotek podo sehat kertosono adalah selama


kurang lebih 4 inggu terhitung sejak tanggal :

a. Gelombang pertama : 13 Juni 2017 s/d 9 Juli 2017


b. Gelombang kedua : 11 juli 2017 s/d 5 Agustus 2017

Dimana setiap harinya masuk pada pukul 07.00 WIB s/d 12.30

3. Unit Kerja

Pada prakrin yang kami jalani adalah instalasi farmasiyang di kepalai oleh
seorang Apoteker Pengelola Apotek, yaitu Yustina Ratna K.S.Si.,Apt Yang di
bantu oleh 2 asisten apoteker yaitu Indrasari kustiningrum dan Tri Purwanti
BAB II

TINJAUAN UMUM

II.1 PENGERTIAN APOTEK


Menurut peraturan menteri kesehatan republik Indonesia Nomor
35/MENKES/per/V/2014 yang menyatakan bahwa apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukannnya pekerjaan kefarmasian dan
penyatuan sediaan farmasi dan bembekalan farmasi kepada masyarakat
Menurut PP Nomor 51 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 13 Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
Apoteker.

II.2 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG


APOTEK
Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/X/2002 adalah sebagai
berikut :

A. Apotekr adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker, mereka berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di
Indonesia sebagai Apoteker.
B. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang di berikan oleh Menteri
kepada Apoteker atau Apoteker bekerjasama dengan pemlik sarana
Apotek (PSA) untuk menyelenggarakan Apotek disuatu tempat tertentu.
C. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah di beri
surat izin apotek.
D. Apoteker pendamping adalah apoteker yang bekerja di apotek di samping
apoteker pengelola apotek dan menggantkannya pada jam-jam tertentu
pada hari buka apotek.
E. Apoteker penganti adalah Apoteker pengelola apotek selama apoteker
pengelola apotek tersebut tidsk berada di tempat lebih dari tiga bulan secar
terus-menerus. Telah memiliki surat izin kerja dan tidak bertindak sebagai
Asisten apoteker.
F. Asisten apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekrjaan kefarmasian sebagai
Asisten apoteker.
G. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dan dokter
hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita dengan perundang-undangan yang
berlaku.
H. Sediaan FARMASI adalahobat, bahan obat, obat asli Indonesia, alat
kesehatan dan komestika.
I. Alat kesehatan dalah instrumen , appartus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang di gunakan untuk mencegah , mendiagnosis,
menyembuhkan, dan meringankan penyakit, dan membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
J. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang di perlukan
untuk menyelenggarakan semua peralatan yang di pergunakan untuk
melaksanakan pengelola apotek.

Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek, apoteker pengelola apotek


di bantu oleh asisten apoteker yang telah memiliki surat izin kerja. Peraturan
menteri kesehatan republik indonesia nomor 30 tahun 2014 tentang standart
pelayanan kefarmasian sebagai berikut :

a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di puskesmas


yang berorientasi pada pasien diperlukan suatu standart yang dapat di
gunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian :
b. Bahwa berdasarkan pertimabangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan untuk melaksanakan ketentuan pasal 21 ayat (4) Peraturan Pemerintah
Nomor 51 Thun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian., perlu menetapkan
peraturan menteri kesehatan tentang standart pelayanan kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika (Lemabaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 125, Tanbahan Lemabaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3671).
d. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 (Lembaran Negara Repulik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5062).
II.3. Ruang Lingkup Pekerjaan Kefarmasian
1. Pekerjaan Kefarmasian

Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian


mutu sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan,dan
pendistribusian atau penyaluran obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan
obat tradisonal.

2. Tugas Seorang Apoteker


a. Memimpin seluruh kegiatan Apotek, baik kegiaataan teknis
maupun non teknis kefarmasiaan sesuai dengan ketentuan maupun
perundangan yang berlaku.
b. Mengatur, melaksanakan, dan mengawasi administrasi.
c. Mengusahakan agar Apotek yang di pimpinnya dapaat
memberikan hasil yang optoimal sesuai dengan rencana kerja
dengan cara
d. Meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang dan penekanan
biaya serendah mungkin.
e. Melakukan pengembangan usaha Apotek.

II.4. Pengelolaan Apotek


Pengelolaan Apotek meliputi :

a. Pembuatan pengolahan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran,


penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan pembekalan farmasi
lainnya.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan,
perbekalan,farmasi lainnya.
c. Pelayanan informasi tentang mengenai perbekalan farmasi, yang
meliputi:
1. Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan lainnya yang di
berikankepada Dokter dan Tenaga Kesehatan lainnya maupun
kepada masyarakat.
2. Pengamatan dan pelaporan informasi mengenai khasiat, keamanan,
dan bahaya.
3. Pelayan informasi yang dimaksud di ataas wajib di dasarkan pada
ke pentingan masyarakat.

II.5. Persyaratan Izin Apotek


A. Kelengkapan Bangunan Apotek
a. Bangunan Apotek
Bangunan Apotek sekuat-kuatnya memiliki ruangan untuk:
1. Penerimaan resep dan penyerahan obat.
2. Ruang racik.
3. Ruang administrasi dan ruang Apoteker.
4. Ruang tempat pencucian alat / wastafel.
5. WC
b. Kelengkapan bangunan Apotek terdiri atas:
1. Sumber Air : bisa berasal dari sumur/ PAM/ Sumur Pompa
2. Penerangan : cukup menerangi ruangan Apotek.
3. Alat pemadam kebakaran.
4. Ventilasi: harus memenuhi persyaratan hygiene.
5. Sanitasi : harus memenuhi persyaratan hygiene.
B. Perlengkapan Apotek
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan.
Terdiri dari mortir, stamfer, timbangan, batang pengaduk kaca,
erlemeyer, kertas perkamen, gelas ukur, corong, cawan, dll.
b. Perlengkapan dan alat perbekalan Farmasi.
Terdiri dari lemari pendingin, rak obat, botol, salep, dll.
c. Wadah pengemas dan pembungkus.
Terdiri dari etiket, wadah pengemas dan pembugkus untuk obat.
d. Perlengkapan administrasi.
Blangko pesanan obat, blanko kartu stok, blanko salinan resep,
blanko faktur, buku kas, buku penerimaan dan pengeluaran narkotika
dan psikotropika, form laporan-laporan obat serta alat tulis kantor
lainnya.
e. Buku standart yang di wajibkan
Misalnya Farmakope Indonesia IV, ISO edisi terbaru, MIMS, serta
kumpulan buku-buku standart lainnya.
f. Tempat penyimpanan narkotika.
C. Tenaga Apotek
Tenaga apotek terdiri atas Apoteker, Asisten apoteker, bagian administrasi dan
keuangan, pembantu umum dan keuangan, juru racik dan tenaga lain yang
diperlukan.

II.6 PENGELOLAAN OBAT DI APOTEK


1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
menyusun daftar kebutuhan obat yang berkaitan dengan suatu
oedoman atas dasar konsep kegiatan yang sistematis dengan urutan
yang logis dalam mencapai sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan.
Proses perencanaan terdiri dari perkiraan kebutuhan, menetapkan
sasaran dan menentukan strategi, tanggung jawab dan sumber yang di
butuh kan untuk mencapai tujuan. Perencanaan dilakukan secara
optimal sehingga perbekalan farmasi dapat digunakan secar efektif
dan efisien.
a. Tujuan perencanaan obat
1. Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah
program dapat mencapai tujuan dan sasaran.
2. Persyaratan barang meliputi : kualitas barang, fungsi barang,
pemakaian satu merk dan untuk jenis obat narkotika harus
mengikuti peraturan yang berlaku.
3. Kecepatan beredar barang dan jumlah peredaran barang.
4. Pertimbangan barang dan prioritas.

b. T ahap perencanaan
A. Tahap perencanaan kebutuhan obat meliputi :
1. Tahap persiapan
Perencanaan obat merupakan suatu kegiatan dalam
ramngka menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan
pola penyakit serta kebutuhan pelayanan kesehatan, hal ini
dapat dilakukan dengan membentuk tim perencanaan
pengadaan obat yang bertujuan meningkatkan efisien dan
efektifitas penggunaan dana obat melalui kerja sama antar
isntansi yang terkait dengan masalah obat.
2. Tahap pemilihan obat.
Tahap ini menentuka obat-obat yang sangat di perlukan
susuai dengan kebutuhan, dengan prinsip
dasarmenentukan jenis obat yang akan digunakan atau
dibeli.
c. Tahap perhitungan kebutuhan obat
Tahap ini untukmenghindari masalah kekosongan obat atau
kelebihan obat. Dengan koordinasi dari proses perencanaan dan
pengadaan obat diharapkan obat yang dapat tepat jenis, tepat
jumlah dan tepat waktu. Metode yang biasa digunakan dalam
perhitungan kebutuhan obat , yaitu :
1. Metode konsumsi
Secara umum metode konsumsi menggunakan konsumsi obat
individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang akan
datang berdasarkan analisa data konsumsi obat tahun
sebelumnya.
2. Metode Morbiditas
Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran
pasien, kejadian penyakit yang umum, dan pola perawatn
standart dari penyakit yang ada
3. Metode penyesuaian konsumsi
Motede ini menggunakan data pada insiden penyakit,
konsumsi penggunaan obat. Sistem perencanaan pengadaan di
dapat dengan mengekstrapolasi nilai konsumsi dan
penggunaan untuk mencapai target sistem suplai berdasarkan
pada cakupan populasi atau tingkat pelayanan yang di
sediakan.
4. Metode proyeksi tingkat pelayanan dari keperluan anggaran
Metode ini di gunakan untuk menaksir keuangan keperluan
pengadaan obat berdasarkan biaya per pasien yang di obati
seyiap macam-macam level dalam system kesehatan yang
sama.
2. Pengadaan
a. Pengadaan barang baik obat-obatan dan perbekalan farmasi
lainnya dilakukan oleh karyawan di bidang perencanaan dan
pengadaan dalam hal ini di lakukan oleh asisten apoteker yang
bertanggung jawab kepada Apoteker Pengelola Apotek.
Pengadaan barang dilakukan berdasarkan data yang tercatan pada
buku defecta dan perkiraan kebutuhan konsumen dengan arahan
dan kendali APA. Kebutuhan barang tersebut di masukan pada
surat pemesanan barang.
1. Bagian pembelian membuat surat pesanan yang berisi nama
distributor, nama barang, kemasan, jumlah barang dan
potongan harga yang kemudian di datangi oleh bagian
pembeli dan Apoteker Pengelola Apotek.
2. Setelah membuat surat pesanan, bagian pembelian langsung,
memesan barang ke distributor. Bila ada pesanan mendadak
maka bagian pembelian akan melakukan pemesanan melalui
telepon dan surat pesanan akan di berikan pada saat barang di
antarkan.
3. Pedagang besar farmasi akan mengantar langsung barang yang
dipesan
4. Pembelian obat dan perbekalan farmasi lainnya tidak saja
berasal dari Pedagang Besar Farmasi atau distributor lainnya.
Adapun dasar pemilihan Pedagang Besar Farmsi atau
distributor adalah resmi (terdaftar), kualitas barang yang
dikirim dapat dipertanggung jawabkan, ketersediaan barang,
besarnya potongan harga (diskon) yang diberikan, kecepatan
pengiriman barang yang tepat waktu, dan cara pembayaran
(kredit atau tunai) penerimaan
Setelah barang datang maka dilakukan penerimaan dan
pemeriksaan barang. Petugas kemudian mencocokkan barang
dengan surat pesanan, apabila sesuai dengan surat pesanan, maka
surat tanda penerimaan barang di tandatangani oleh petugas
apotek, untuk pembayaran itu tergantung kesepakatan antara PBF
dan pihak pembelian di apotek, bisa secara tunai, kredit, atau
konsiyasi dan lain lain

3. Penyimpanan

Penyimpanan obat atau pembekalan farmasi dilakukan oleh


Asisten Apoteker. Setiap pemasukan dan penggunaan obat atau
barang diinput kedalam sistem komputer dan dicatat pada kartu stok
yang meliputi tanggal penambahan dan pengurangan, nomor
dokumennya, jumlah barang yang diisi atau diambil, sisa barang dan
paraf petugas yang melakukan penambahan dan pengurangan barang.
Kartu stok ini diletakkan di masing masing obat atau barang. Setiap
Asisten Apoteker bertanggung jawab terhadap stok barang yang ada
di lemari. Penyimpanan barang disusun berdasarkan jenis sediaan,
bentuk sediaan dan alphabetis untuk obat obat ethical, serta
berdasarkan farmakologi untuk obat obat OTC ( Over The Counter )
penyimpanan obat atau barang disusun sebagai berikut :

1. Lemari penyimpanan obat ethical atau prescription drugs


2. Lemari penyimpanan obat Narkotik dan Psikotropik dengan
pintu rangkap dua dan terkunci
3. Lemari penyimpanan sediaan sirup, suspense dan drops
4. Lemari penyimpanan obat tetes mata dan salep mata
5. Lemari penyimpanan salep kulit
6. Lemari es untuk penyimpanan obat yang termo labil seperti
suppositoria, insulin dan lain lain
7. Lemari penyimpanan obat bebas, obat bebas terbatas dan alat
alat kesehatan

4. Pendistribusian

Pada pendistribusian obat yang baik dan benar,perlu dokumentasi


barang yang jelas dan mudah diketahui stok persediaan.
Pelaksanaan pengadaan dan distribusi obat yang sesuai UU adalah
persediaan data & info yang akurat, tingkat stok pada kondisi yang
menjamin kelancaran pelayanan, penerimaan produk yang benar,
penyimpanan yang tepat serta dokumentasi obat yang benar &
lengkap.
Prosedur tetap dari pendistribusian obat yang baik dan
benar dibuat oleh orang yang kompeten, kemudian ditandatangani
dan dilegalisasi oleh penanggung jawab perusahaan dagang yang
bergerak dibidang farmasi tadi. Isi dari prosedur tetap distribusi ini
adalah antara lain judul, nomer, dokumentasi, revisi, jumlah
halaman, dokumen acuan, nama berikut tanda tangan penanggung
jawab laporan dan yang terakhir adalah uraian proses.

II.7 Pelayanan Resep

A. Dalam resep harus membuat :


1. Nama, Alamat, dan Nomer izin praktek dokter.
2. Tanggal penulisan resep
3. Tanda R/ pada bagian kiri pada setiap penulisan resep, nama setiap
obat atau komposisi obat (invecatio)
4. Aturan pakai (signatura)
5. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep atau sesuai dengan
perundang undangan yang berlaku (subcriptio)

Resep yang mengandung narkotik harus ditulis tersendiri yaitu tidak boleh
iter (pengulangan), ditulis nama pasien tidak boleh m.i = mihi ipsi = untuk
dipakai sendiri, alamat harus jelas dan aturan pakai harus jelas, tidak boleh
ditulis cara pakai diketahui (usus cognitus)

Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter akan


memberi tanda pada resep seperti : cito, statim, urgent, P.I.M = periculum
in mora = berbahaya bila ditunda. Resep ini harus dilayani terlebih dahulu

B. Copy resep atau Salinan resep


Copy resep ialah salinan tertulis dari suatu resep, istilah lain copy
resep ialah apograph, exemplum, atau afschrift. Salinan resep selain
memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli harus
memuat pula :
1. Nama dan alamat apotek.
2. Nama apoteker dan nomor S.I.K apotekr pengelola apotek.
3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotek.
4. Tanda det = detur untuk obat yang telah di serahkan, atau tanda
nedet = ne detur untuk obat yang belum di serahkan.
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan.

Pada pemusnahan resep harus dibuat dengan berita acara


pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan dalam
rangkap empat dan di tanda tangani oleh apoteker pengelola apotek
dan petugas apotek yang ikut memusnahkan.

II.8 Penyimpanan dan Pelaporan Narkotika dan Psikotropika

Penimpanan dan pelaporan narkotika psikotropika.

1. Pengertian Narkotika
Narkotika adalah Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Pengertian Psikotropika.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah atau sintetis, bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada sistem
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
3. Peraturan Narkotika dan Psikotropika.
a. Pengaturan narkotika dan psikotropika bertujuan untuk:
- Menjamin ketersediaan narkotika dan psikotropika untuk
kepentingan pelayan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
- Mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika.
- Memberantas peredaran gelap narkotika dan psikotropika.
b. Narkotika dan psikotropika hanya dapat dipergunakan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
c. Narkotika dan psikotropika golongan 1 hanya dapat dipergunakan
untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan dilarang untik kepentingan
lain.
4. Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika.
Narkotika dan psikotropika yang berada dalam penggunaan
importir, eksportir, pabrik obat, Pedagan Besar Farmasi,
sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah, Apotek,
Rumah sakit, Puskesmas, Dokter dan lembaga ilmu
pengetahuan wajib di simpan secara khusus.

Pabrik farmasi, importir, dan PBF yang menyalurkan


narkotika dan psikotropika harus memiliki gudang khusus
untuk menyimpan narkotika dan psikotropika dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Dinding terbuat dari tebok dan hanya memiliki satu pintu dengan dua
buah kunci yang kuat dengan merk yang berlainan.
b. Langit-langit dan jendela di lengkapi dengan jeruhi besi.
c. Dilengkapi dengan lemari besi yang beratnya tidak kurang dari 150kg
serta serta harus mempunyai kunci yang kuat.

Apotek dan rumah sakit harus memiliki tempat khusus


untuk menyimpan narkotika dan psikotropika dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Harus terbuat dari kayu dan bahan lain yang kuat (
tidak boleh terbuat dari kaca )
b. Harus mempunyai kunci yang kuat.
c. Dibagi dua bagian, masing-masing dengan kunci yang
berlainan.

Bagian pertama di gunakan untuk penyimpanan


morfin, petidin, serta persediaan narkotika, sedangkan
bagian kedua digunakan untuk menyimpan narkotika
dan psikotropika yang sering keluar.
Bila lemari ukuran kurang dari 40cm x 80cm x 100cm
di letakan pada tembok atau lantai. Lemari khusus
tidak boleh menyimpan obat lain, kunci lemari harus di
kuasai oleh penanggung jawab atau pegawai lain yang
di kuasakan, tempat penyimpanan harus aman dan
tidak boleh dilihat oleh umum.

5. Pelaporan Narkotika dan Psikotropika

Importir, eksportir, pabrik obat, PBF, sarana penyimpanan sediaan farmasi


pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, dokter dan lembaga ilmu
pengetahuan wajib membuat, menyampaikan, dan penyimpanan laporan berkala,
pemasukan dan oengeluaran narkotika dan psikotropika.

Laporan ini dibuat secara rutin setiap bulan oleh pabrik, PBF, apotek dan rumah
sakit yang dikirimkan/ di tunjukan kepada kepala Dinas Kesehatan Kota/
Kabupaten/ Dati II dengan Tebusan kepada :

1. Kepala BPOM setempat.


2. Kepala Dians Kesehatan Tingkat Provinsi.
3. Arsip yang bersangkuatan.

6. Penyerahan Narkotiak dan Psikotropika


a. Penyerahan narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan oleh
apotek, Rumah Sakit, puskesmas, balai pengobatan dan dokter.
b. Apotek dapat menyerahkan narkotika kepada rumah sakit, puskesmas,
apotek, balai pengobatan, dokter dan pasien.
c. Rumah sakit, apotek, puskesmas, balai pengobatan hanya dapat
menyerahkan narkotika kepada pasien yang berdasarkan rsep dokter.
Penyerahan narkotika dan psikotropika oleh dokter hanya dapat
dilaksanakan dalam hal :
a. Menjalankan praktik dokter dan diberikan dengan suntikan.
b. Menolong orang sakit dalam keadaan darurat melalui suntikan.
c. Atau menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek.
Narkotiak dalam bentuk injeksi.

7. Pemusnahan Narkotika dan Psikotropika.


Pemusnahan narkotika dan psikotropika dilakukan apabila :
a. Di produksi tanpa memenuhi standart atau persyaratan yang berlaku
dan tidak dapat digunakan dalam proses produksi.
b. Kadaluwarsa.
c. Tidak memnuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan atau
untuk pengembangan ilmu kesehatan.
d. Berkaitan dengan tindak pidana.

Pemusnahan narkotika dan psikotropika dilaksanakan oleh orang


atau badan yang bertanggung jawab atas produksi yang di saksikan
oleh pejabat yang berwenang dan membuat berita acara
pemusnahan yang memuat antara lain :
a. Hari, tanggal bulan, dan tahun.
b. Nama pemegang izin khusus ( APA/ Dokter ).
c. Nama saksi ( satu orang dari pemerintah dan satu orang dari
badan/ instansi yang bersangkutan ).
d. Nam dan jumlah narkotika yang di musnahkan.
e. Tanda tangan penanggung jawab apotek ? pemegang khusus /
dokter pemilik narkotik dan saksi-saksi
f.
BAB III

APOTEK PODO SEHAT

III.1. SEJARAH SINGKAT APOTEK

Apotek podo sehat berdiri pada tanggal 26 Juni 1997. Apotek podo sehat adalah
apotek milik swasta atau perorangan yang didirikan berdasarkan surat keputusan
Bupati kepada Daerah tingkat II Nganjuk.

Nomor : 503.08/77/sito/426/1997

Alamat : Jl.A.Yani No.56 Kertosono

PSA : Iwan Setiadi

APA : Yustina Ratna K. S.Si.Apt

AA : Indrasari dan Tri Purwanti

Apotek ini juga bekerja sama dengan dokter-dokter yang membuka praktek di
wilayah Kertosono.

III.2 STRUKTUR ORGANISASI APOTEK PODO SEHAT

PSA APA

Iwan Setiadi Yustina Ratna


Kesuma S,Si.,Apt

AA

Indrasari K

Tri Purwanti

NON AA
III.3. Pelayanan apotek
1. Pelayanan obat ada dua jenis yaitu :
a. Pelayanan dengan resep dokter.
Ialah resep masuk di terima, unntuk mencegah kejadinya kekeliruan
diperjelas nama dan alamatnya, kemudian di beri harga, dilayani, di
periksa kembali, dan di serahkan kepada pasien dengan memberi
informasi tentang cara penggunaan dan khasiat obat tersebut.
b. Pelayanan obat tanpa resep dokter.
Pelayanan obat termasuk dalam golongan obat bebas dan obat bebas
terbatas yang disertai informasi cara penggunaannya.

III.4. Perencanaan dan Pengadaan Obat


1. Perencanaan
Perencanaan merupakan dasar tindakan manager untuk dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dalam perencanaan pengadaan
sediaan farmasi seperti obat-obatan yang akan di tulis dalam buku defecta.
Sebelumnya perencanaan di tetapkan, umumnya di dahulukan oleh
prediksi atau ramalan tentang peristiwa yang akan datang.
2. Pengadaan biasanya di lakukan berdasarkan perencanaan yang telah di
buat dan di sesuaikan dengan anggaran keuangan yang ada. Pengadaan
barang meliputi : pemesanan, cara pemesanan, mengatasi kekosongan dan
pembayaran.
 Pemesanan barang atau order dilakukan oleh asisten apoteker
berdasarkan catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan barang-
barang yang hampir habis atau yang sudah habis di apotek.
 Cara pemesanan barang yang di lakukan dengan menuliskan surat
pesanan (SP). Selain narkotika dan psikotropika meliputi tanggal,
nomor pesanan, kode supplie, nama barang, satuan barang, dan jumlah
barang. SP akan di ambil selesman dari masing-masingPBF, apabila
selesman PBF tidak datang order bisa dilakukan melalui telepon.
 Mengatasi pemesanan obat akibat waktu antara pemesanan dan
kedatangan barang yang lama.
 Pembayaran dapat dilakukan dengan cara COD (Cas on Delivery)
3. Penerimaan Obat.
Penerimaan barang harus dilakukan dengan mengecek kesesuaian barang
yang datang dengan faktur dan SP, kesesuaian meliputi : nama barang,
jumlah barang, satuan, harga, diskon, dan nama PBF serta mengecek masa
kadaluwarsanya. Faktur di periksa tanggal pesan dan tanggal jatuh
temponya, lalu di tanda tangani dan dicap oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA) atau Asisten Apoteker (AA) yang mempunyai STRTTK. Kemudian
faktur yang di tanda tangani tersebut di masukan ke dalam format
pembelian.
4. Pencatatan Keuangan dan Perbekalan Farmasi.
Keuangan meliputi administrasi untuk uang masuk, uang keluar, buku
harian penjualan. Catatan mengenai uang masuk meliputi laporan
penjualan harian sedangkan uang yang keluar tercatat dalam buku
pengeluaran apotek.
5. Penataan dan Penyimpanan Obat.
Obat dan bahan obat harus di simpan dalam wadah yang cocok dan harus
memnuhi ketentuan pengemasan dan penandaan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Penyimpanan obat di golongkan berdasarkan bentuk bahan baku seperti :
bahan padat di pisahkan dari bahan yang cair. Hal ini bertujuan untuk
menghindari zat-zat yang bersifat higroskopis demikian pula halnya
terhadap barang-barang yang mudah terbakar dan obat-obat yang mudah
rusak dan meleleh pada suhu kamar. Penyimpanan di lakukan dengan
cara/berdasarkan jenis penyakit, khasiat obat, dan nama generik dan paten
untuk memudahkan obat saat di perlukan.

III.5. Perlengkapan Apotek


a. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan obat seperti mortir, stamper,
blender dan press.
b. Perlengkapan dan pembekalan farmasi seperti : botol, lemari atau rak
penyimpan obat, dan lemari pendingin.
c. Wadah pengemas atau pembungkus antara lain : etiket, wadah pengemas,
atau pembungkus dengan jenis ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
d. Alat administrasi seperti : kartu stock obat, salinan resep, kwitansi, blanko
faktur dan nota penjualan, buku pembelian, buku pengeluaran dan
pemasukan apotek.
e. Buku standart yang ada seperti : ISO, buku daftar obat JPK.
BAB IV
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

IV.1 Kegiatan di apotek podo sehat

Selama praktik di apotek podo sehat banyak sekali kegiatan yang


dinlakukan serta banyak sekali ilmu-ilmu pengetahuan baru yang kami
peroleh seperti mengetahui tugas seorang asisten apoteker serta kewajiban
dan larangannnya.
1. Melakukan pelayanan resep.
a. Pelayanan dengan resep dokter.
Ialah resep yang di terima, untuk mencegah terjadinya kekeliruan
diperjelas nama dan alamatnya, kemudian di beri harga, di layani,
di periksa kembali dan di serahkan pada pasien dengan cara
memberi informasi tentang cara penggunaan dan khasiat obat
tersebut.
b. Pelayanan obat tanpa resep dokter.
Pelayanan obat yang termasukdalam golongan obat bebas dan obat
bebas terbatas yang di sertai denagn informasi dan cara
penggunaannya.
2. Mengisi kartu stock obat.
Lketiak ada obat yang keluar dilakukan pencatatan sejumlah obat yang
di keluarkan, begitu juga dengan adanya barang masuk dilakukan
pencatatan juga. Hal ini bertujuan agar kita dapat mudah tanpa harus
menghitung jumlah obatnya. Pengisian kartu stock ini dilakukan
berdasarkan tanggal keluar atau masuknaya barang, dan keterangan
lainnya yang di anggap penting serta mengisi kolom paraf bagi siapa
saja yang melakukan pengeluaran dan pemasukan barang.
3. Meracik obat.
Setiap ada resep yang menggunakan resep racikan, maka dilakukan
peracikan obat tersebut. Obat yang diracik jumlahnya harus benar serta
dilakukan perhitungan bahan agar mengetahui jumlah obat yang di
racik.
4. Menulis Etiket.
Setiap selesai mengambil obat atau peracikan obat maka harus disertai
dengan penulisan etiket, tujuan dari pemberian etiket adalah untuk
informasi pada pasien agar pasien mengetahui car penggunaan obat
tersebut.
5. Menyusun obat.
Penyusunan obat di lakukan berdasarkan tempat yang telah di tentukan
dalam apotek ini, peletakan obat di suusun berdasarkan Alfabeth.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Dari hasil praktik kerja industri di apotek podo sehat kertosono selama
kurang lebih satu bulan yang dapat di simpulkan adalah tenaga ahli
yang mempunyai kewenangan di bidang kefarmasian dengan keahlian
yang di peroleh selama pendidikan di bidang farmasi.
Lingkup pekerjaannya meliputi semua aspek obat, mulai menyediakan
bahan baku obat dalam arti luas, membuat sediaan jadi sampai
pelayanan kepada pasien.

V.2. Saran

Sebagai dari penulis ini maka kami ingin menyampaikan saran-saran


kami yaitu agar apotek podo sehat dan SMK farmasi katolik wiyata
farma kertosono Bekerja sama dan mempertahankan itu untuk tahun-
tahun yang akan datang.
BAB VI

PENUTUP

Demikian hasil dari prakerin kami memperoleh banyak sekali ilmu


selama kami praktek di apotek podo sehat kertosono, hasil dari
prakerin kami menambah pengalaman di dunia kefarmasian serta kami
mengetahui tugas AA saat bekerja, selain itu juga kami memperoleh
pengetahuantentang menghadapi pasien dan cara mengatasinya.
Semoga makalah bermanfaat unruk pembaca, di lingkungan sekolah
untuk masyarakat, sehingga kami merasa bahwa apa yang telah di
lakukan menguntungkan bagi keperluan pelaksana prakerin dan tempat
pelaksanaan prakerin.
DAFTAR PUSTAKA

http;//farmasismk.blogspot.com/2011/11pengertian-apotek.html?m=1

https://www.vebma.com/pendidikan/contoh-makalah/15323

makalah PRAKERIN th 2016/2017


LAMPIRAN
RAK OBAT ETICHAL

RAK NARKOTIKA
TEMPAT MERACIK

BUNGKUS PUYER

BELAJAR MENULIS COPY RESEP


MENYETOK OBAT

MEMBUNGKUS PUYER
MENEMPELKAN ETIKET

Anda mungkin juga menyukai