Ringkasan Proposal
Ringkasan Proposal
Oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi. Musrenbang juga sebagai forum untuk konsultasi
publik yang digelar sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan nasional. Proses
Musrenbang yang menganut pendekatan bottom-up harus melibatkan partisipasi masyarakat dari
semua golongan termasuk difabel. Dengan demikian Musrenbang akan menghasilkan rancangan
pembangunan yang sesuai kehendak dan kebutuhan masyarakat. Selama ini pelaksanaan
kebutuhan difabel. Keterlibatan difabel dalam Musrenbang hanya formalitas tanpa pernah diberi
kesempatan bersuara atau didengar suaranya. Partisipasi sebagai good governance bukan hanya
soal kehadiran, melainkan bagaimana hak - hak dan tindakan warga masyarakat menyampaikan
golongan termasuk difabel. Sebagai warga negara, difabel tentunya juga memiliki hal – hak
seperti warga negara lainnya. Keterlibatan difabel dalam proses perencanaan pembangunan
untuk memastikan hak-hak dasar mereka terpenuhi.Menurut data dari PPRBM Solo jumlah
difabel di kota Surakarta pada tahun 2012 sebanyak 2.293 jiwa. Jumlah ini menyumbang sekitar
0,5% dari jumlah penduduk Kota Surakarta yang pada saat ini menembus angka mencapai 500
ribu jiwa, dan sudah selayaknya difabel memperoleh hak seperti masayarakat pada umumnya. Di
kota Solo sendiri sebenarnya sudah ada regulasi yang mengatur tentang kesetaraan dan
kesejahteraan difabel. Tetapi tetap saja masih ada permasalahan dalam implementasinya
Surakarta merupakan kota yang menerima Piagam Kebijakan Inovatif Tahun 2014 dari
Zero Project International selaku penyelenggara aksesibilitas bagi difabel dan ramah difabel
maka Surakarta sebenarnya telah memberikan ruang kepada difabel dalam prosess perencanaan,
Seperti yang dilansir oleh Solider.or.id, bahwa Musrenbang Kelurahan Serengan Surakarta yang
berlangsung pada 13 Februari 2015 lalu melibatkan difabel sebagai peserta. Dan perlu diketahui,
bahwa pelaksanaan Musrenbang yang melibatkan difabel tersebut merupakan hal yang pertama
dilakukan di Solo Raya dan merupakan pilot project. Akan tetapi, keberjalanan Musrenbang
Maka dari itu penelitian ini dilakukakan untuk mengetahui bagaimana partisipasi difabel
dalam musyawarah perencanaan pembangunan di Kelurahan Serengan , Surakarta dan faktor apa
sajakah yang mempengaruhinya serta seberapa pentingkah kaum difabel yang notabene kaum
minoritas di dalam masyarakat diberi ruang untuk menyatakan pendapat dalam perumusan
kebijakan pembangunan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana partisipasi difabel dalam musyawarah perencanaan pembangunan Kelurahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian partisipasi
Partisipasi menurut Huneryear dan Hecman adalah sebagai keterlibatan mental dan emosional
individual dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan
kelompok serta membagi tanggung jawab bersama mereka.
Dalam patisipasi masyarakat terdapt dua dimensi, menurut Cohen dan Uphoff, dimensi pertama
adalah siapa yang berpartisipasi dan dimensi yang kedua adalah bagaimana berlangsungnya
partisipasi. Untuk itu, Cohen untuk dimensi pertama mengklsifikasikan masyarakat berdasarkan
latar belakang dan tanggung jawabnya. Sedangkan untuk dimensi kedua, yaitu bagaimana
partisipasi itu berlangsung, dimensi ini sangat penting untuk mengetetahui hal – hal berikut ini:
setempat.
b. Apakah dorongan partisipsi itu sukarela atau paksaan.
c. Saluran partisipasi itu, apakah berlangsung dalam berisi individu atau
adalah:
a. Cakupan
b. Kesetaraan dan kemitraan
c. Transparasi
d. Kesetaraan kewenangan
e. Kesetaraan tanggung jawab
f. Pemberdayaan
g. Kerjasama
Menurut Plumer (dalam Suryawan, 2004:27), beberapa faktor yang mempengaruhi masyarakat
a.Faktor internal
1. Pengetahuan dan keahlian.
2. Pekerjaan masyarakat.
3. Tingkat pendidikan dan buta huruf.
4. Jenis kelamin.
5. Kepercayaan terhadap budaya tertentu.
b. Faktor-faktor Eksternal
Menurut Sunarti (dalam jurnal Tata Loka, 2003:9), faktor-faktor eksternal adalah
stakeholder, yaitu semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai pengaruh terhadap
program ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
PPRBM Kota Surakarta, Difabel yang berpartisipasi dalam Musrenbang, Ibu Astuti,
aktivis difabel dan contributor berita online solider, Ibu Ida Puji Astuti, aktivis difabel
dan contributor berita online solider, Anggota Self Help Group Solo )
2. Data sekunder : peraturan perundang – undangan terkait
d. Teknik pengumpulan data : wawancara, dokumentasi, penelusuran online
e. Teknik pengambilan sampel : purposive sampling
f. Validitas data : triangulasi sumber data
g. Teknik analisis data : reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan
KERANGKA BERPIKIR
Landasan hukum :