Anda di halaman 1dari 24

WALK THROUGH SURVEY PERUSAHAAN

PT. ANEKA BUMI PRATAMA


11 SEPTEMBER 2019

KESELAMATAN KERJA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

dr. Alde Pitra Iztiawan


dr. Anggraini Pandu Winata. SY
dr. Ariyati
dr. Ayu Novita Sari
dr. Dini Yuhelfi Nuryanto
dr. Edwiq Restu Andillah
dr. Felicia Angga Rizki
dr. Floera Finalita
dr. Frizka Primadewi Fulendry
dr. Gita Tanbao Suselin
dr. Hj. Rahmi Mauliza Ayu
dr. Moh. Afifi Romadhoni
dr. Muhammad Subli
dr. Rosnida
dr. Steven
dr. Susan Fatika Sari
dr. Zikri Saputra

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA


KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
PERIODE 09 – 13 SEPTEMBER 2019
JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perkembangan industri yang semakin pesat berkorelasi dengan semakin
banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mendukungnya. Dampak positif
perkembangan industri selain membuka lapangan pekerjaan juga sebagai
penghasil produk-produk yang dibutuhkan oleh manusia untuk menunjang
kehidupan.Selain dampak positif, dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri
berupa pencemaran lingkungan, penyakit kerja, dan kecelakaan kerja apabila tidak
ada sistem yang mengelola hal tersebut dengan baik oleh pihak
perusahaan.Kewajiban tentang adanya Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) pada suatu perusahaan dengan kriteria tertentu menjadi
suatu tolok ukur bagi kinerja sebuah perusahaan terhadap keselamatan dan
kesehatan pekerjanya.
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) didefinisikan sebagai segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Menurut ILO (2003), setiap
hari rata-rata 6000 orang meninggal akibat sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta
orang per tahun meninggal akibat sakit atau kecelakaan kerja. Berdasarkan data
dari BPJS Ketenagakerjaan jumlah kasus kecelakaan kerja tahun 2015 terjadi
sebanyak 110.285 kasus, sedangkan tahun 2016 sejumlah 105.182 kasus.
Sedangkan sampai Bulan Agustus tahun 2017 terdapat sebanyak 80.392 kasus.
Banyak faktor yang dapat dimodifikasi untuk mengendalikan potensi bahaya
atau risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja sehingga dapat tercipta tempat
kerja yang nyaman, efisien dan produktif.Untuk meningkatkan efektivitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja tentunya melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh dan atau serikat pekerja dalam rangka mencegah dan
mengurangi kecelakaan kerja dan PAK.
I.2 Dasar Hukum
1. UU No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja. 

2. UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 
.
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
01/MEN/1980 tentang keselamatan dan kesehatan tenaga kerja pada
konstruksi bangunan.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan alat
pemadam api ringan.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per
01/MEN/1982 tentang bejana tekanan.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 04/MEN/1985 tentang
pesawat tenaga dan produksi.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 05/MEN/1985 tentang
pesawat angkat- angkut.
8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per 02/MEN/1989 tentang
pengawasan instalasi penyalur petir.
9. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 186/MEN/1999 tentang
penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
10. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 187/MEN/1999 tentang
pengendalian bahan kimia berbahaya.
11. Keputusan menteri tenaga kerja RI No. Kep 75/MEN/2002 tentang
pemberlakuan SNI No SNI 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum
instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat kerja.
12. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 113 ahun 2006 tentang pedoman dna pembinaan
teknis petugas K3 ruang terbatas
13. Surat keputusan direktur jenderal pembinaan dan pengawasan
ketenagakerjaan nomor 45/DJPPK/IX/2008 tentang pedoman keselamatan
dan kesehatan kerja bekerja pada ketinggian dengan menggunakan akses
tali (rope access).
14. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja.

Semua perundang-undangan yang disebutkan pada dasarnya mengatur


tentang kewajiban dan hak Tenaga Kerja terhadap Keselamatan Kerja untuk:
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas
dan atau ahli keselamatan kerja;
2. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
4. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

I.3 Profil Perusahaan


1. Nama Perusahaan.
PT. Aneka Bumi Pratama
2. Alamat
Jl. Raya Jambi – Muara Bulian Km 42, Pemayung, Desa Simpang Kubu
Kandang, Kabupaten Batanghari, Jambi.
3. Sejarah
PT. Aneka Bumi Pratama Jambi merupakan perusahaan yang berfokus pada
produksi karet, berdiri pada tahun 2004 dibawah kepemilikan Perusahaan
Itochu, sebuah perusahaan Jepang yang bergerak dibidang industri tekstil,
makanan, kimia, logam, mesin, dan perkebunan. Walaupun didirikan pada
tahun 2004, PT. ABP baru mulai beroperasi tahun 2006.
4. Kegiatan Usaha
PT. Aneka Bumi Pratama memiliki kegiatan usaha dibidang produksi karet.
5. Jumlah Karyawan
Total karyawan di PT. Aneka Bumi Pratama Jambi adalah 775 orang, 73
diantaranya bekerja di bagian kantor, sementara sisanya adalah pekerja pabrik.
6. Jam Kerja Karyawan
PT. Aneka Bumi Pratama Jambi memiliki jam operasional berbeda-beda pada
setiap bagian produksi. Bagi pekerja di kantor, jam operasional di mulai dari
jam 08.00 hingga 16.00. Sementera untuk pekerja wet dan dry dibagi menjadi
seperti berikut:

WET :Terbagi menjadi 2 shift


● Hari Senin – Sabtu : pukul 08.00 - 16.00 WIB
● Istirahat siang : pukul 12.00 - 13.00 WIB
● malam : pukul 16.00 – 00.00 WIB
DRY :Terbagi menjadi 3 shift
 Hari Senin – Sabtu : pukul 08.00 - 16.00 WIB
 Istirahat siang : pukul 12.00 - 13.00 WIB
 Malam : pukul 16.00 – 00.00 WIB
pukul 00.00-08.00 WIB
Waktu libur kerja pekerja tergantung pada musim, pada musim kemarau
dimana produksi karet sedikit, pekerja libur pada hari sabtu dan minggu,
sementara jika produksi karet banyak, pekerja hanya libur pada hari minggu.
7. Jaminan Asuransi Kesehatan
PT.Aneka Bumi Pratama bekerja sama dalam memberikan jaminan kesehatan
pada setiap karyawan yaitu BPJS ketenagakerjaan.
8. P2K3
PT.Aneka Bumi Pratama telah memiliki menejemen P2K3 yang terstruktural
dan dikepalai oleh direktur utama. Dimana setiap departemen dan karyawan
diwajibkan sadar akan keselamatan kerja. PT.Aneka Bumi Pratama memiliki
P2K3 mandiri, dalam tiap bidang-bidang, dan safety crisis team. PT. Aneka
Bumi Pratama sudah membentuk HSE sejak 23 Oktober 2017 sebagai salah
satu bagian dari P2K3.

I.4 Denah Perusahaan

Gambar 1. Denah Kawasan Industri PT. Aneka Bumi Pratama

I.5 Alur Produksi


Proses pembuatan/alur produksi Crumb Rubber yang dilaksanakan oleh PT.
Aneka Bumi Pratama adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
Persiapan awal untuk proses Crumb Rubber adalah dimulai dari penerimaan
bahan baku awal karet yang didapat dari petani atau pengepul, yang
kemudian dimasukkan ke dalam gudang. Bahan baku yang telah diterima oleh
pabrik dan disimpan digudang selanjutnya akan diangkut ke proses WET, unit
pertama diproses WET adalah unit pencacahan.
2. Unit Pencacahan
Proses pencacahan adalah proses pembuatan atau penghancuran bahan baku
karet awal hingga menjadi crumb atau menjadi bentuk yang lebih kecil.
Proses pencacahan ini dilakukan secara otomatis oleh mesin pencacah yang
tidak memerlukan operator manual. Selanjutnya, crumbakan di distribusikan
ke unit penggilingan.
3. Unit Pencucian dan Penggilingan (crashing and washing)
Unit penggilingan ini adalah proses untuk menggiling bahan baku karet yang
sudah melalui proses pencacahan hingga menjadi bentuk yang lebih kecil
lagidan memisahkan dari kontaminasi atau bahan lain.
4. Unit Penggulungan (making blanket)
Unit penggulungan adalah proses menggulung bahan baku karet yang sudah
dipress sehingga membentuk lembaran yang kemudian bisa digulung yang
selanjutnya akan dibawa ke unit penjemuran.
5. Unit Penjemuran (natural drying)
Setelah melewati proses making blanket, kemudia bahan baku karet akan
melalui proses penjemuran diunit penjemuran, disini prosesnya alami
sehingga tergantung dengan kondisi cuaca, unit penjemuran ini terdiri dari
beberapa lantai dimana prosesnya terjadi secara manual, membutuhkan
pekerja yang akan meletakkan bahan baku karet ditempat-tempat penjemuran,
proses ini berlangsung sekitar 18-20 hari tergantung cuaca. Selanjutnya,
setelah melalui proses penjemuran, bahan baku karet akan dibawa ke unit
pemerasan (machine crying)
6. Mesin Pemerasan (machine crying)
Setelah melalui proses penjemuran, bahan baku selanjutnya akan tetap di
press lagi menggunakan machinecrying dimana bertujuan untuk memastikan
bahwa bahan baku tidak mengandung air lagi.
7. Weigthing
Selanjutnya bahan baku akan dilakukan penimbangan di unit ini, dengan berat
±35 kg, kemudian akan melalui proses inspeksi untuk memastikan bahwa
bahan baku karet berkualitas.
8. Inspecting
Di proses ini harus benar-benar dipastikan bahwa bahan baku karet sudah
memiliki kualitas yang baik, dengan tanda tidak memiliki warna putih,
bentuknya utuh dan padat. Sebagian bahan akan diambil sampel ke
laboratorium.
9. SIR
Bahan baku yang sudah melewati proses inspecting dan dipastikan berkualitas
baik akan dipacking dan disiapkan untuk pengiriman.

unit pencucian
unit
Persiapan dan making blanket
pencacahan
penggilingan

unit
natural drying machine crying weigthing
penjemuran

inspecting SIR

Diagram 1. Alur Produksi Crumb Rubber

I.6 Landasan Teori


Menurut Bennett N.B. Silalahi dan Rumondang (1991:22 dan 139)
menyatakan keselamatan merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap
perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan
sedangkan kesehatan kerja yaitu terhindarnya dari penyakit yang mungkin akan
timbul setelah memulai pekerjaannya. Sedangkan pendapat Leon C Meggison
yang dikutip oleh Prabu Mangkunegara (2000:161) bahwa istilah keselamatan
mencakup kedua istilah yaitu resiko keseamatan dan resiko kesehatan. Dalam
kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu Keselamatan kerja
menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau
kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari
lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik,
terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan,
dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan dengan perlengkapan perusahaan
atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan
pemeliharaan dan latihan.
Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja menyatakan
bahwa:
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan, meningkatkan produksi
serta produktivitas nasional.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempar kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan
efisien.
Perlu adanya upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja dengan
peraturan keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
industrialisasi, dan teknologi. Undang-undang ini mengatur keselamatan kerja
baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara
wilayah kekuasaan hukum republik indonesia. Adapun tempat kerja adalah
lapangan terbuka atau tertutup, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja
atau sering dimasuki tenaga kerja dimana terdapat sumber-sumber berbahaya
/hazard. Adapun syarat keslamatan kerja meliputi :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan pada waktu kebakaran atau
kejadian lain yang berbahaya
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan
6. Memberi alat pelindung diri pada tenaga kerja
7. Mencegah atau menyebar luasnya suhu, kelembaban debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin,cuaca, sinar, atau radiasi, suara dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan penyakit akibat kerja baik fisik, psikis,
keracunan, infeksi dan penularannya
9. Memperoleh penerangan suhu yang sesuai
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang baik
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman
atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengaman pada pekerjaan yang
berbahaya.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan K3 merupakan sebuah prosedur dalam


perusahaan untuk mencegah terjadinya kerugian yang disebabkan oleh
kecelakaan. Tujuan akhir dari penerapan K3 adalah tidak terjadinya kecelekaan
kerja/zero accident. Dalam hal ini, fungsi dokter perusahaan diperlukan dalam
promotif, pereventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan demikian, keselematan
kerja sama pentingnya terhadap produksi,kualitas, profit, dan kepercayaan stake
holder karena kelima aspek tersebut saling berkaitan.

Identifikasi potensi bahaya


Dalam bekerja, selalu ada risiko dalam pekerjaan. Perlu dilakukan identifikasi
potensi bahaya di lingkungan kerja. Identifikasi potensi bahaya bertujuan untuk
mencegah dan meminimalisir risiko yang berpotensi menimbulkan kerusakan
atau kecelakaan. Adapun analisis risiko bahaya meliputi;
1. Identifikasi potensi bahaya dapat dilakukan dengan pengukuran lingkungan
kerja, pemeriksaan peralatan proses produksi atau investigasi kecelakaan.
2. Evaluasi risiko, apakah zat/peralatan cukup signifikan dalam menimbulkan
bahaya

Pengendalian risiko bahaya


Pengendalian risiko bertujuan meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh
suatu bahaya. Pengendalian risiko terbagi dua yakni, pengendalian teknis dan
pengendalian administratif.
Pengendalian teknis sendiri terdiri dari :
1. Eliminasi bahan/alat yang berisiko menimbulkan bahaya
2. Substitusi atau mengganti bahan dengan yang kurang berbahaya
3. Isolasi bahan yang berbahaya
4. Pemasangan pengaman pada mesin atau alat
5. Pemasangan ventilasi
Pengendalian teknis juga terdiri dari beberapa bagian :
1. Pengaturan waktu kerja
2. Rotasi kerja/mutasi kerja
3. Pemeriksaan kesehatan berkala sekali dalam setahun
4. Pelatihan K3
5. Pemeliharaan peralatan dan fasilitas kerja
6. Pelaksanaan SOP
7. Pemasangan rambu-rambu peringatan
8. Audit/inspeksi.

Manajemen Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri (APD) sebagai alternative pengendalian yang terakhir
merupakan perlengkapan wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko
kerja untuk meningkatkan keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekitarnya.
Adapun macam peralatan dari alat pelindung diri:
1. Safety helmet
Safety helmet berfungsi sebagai alat pelindung kepala dari benturan,
terantuk, atau kejatuhan benda-benda yang dapat melukai kepala.
2. Pelindung Mata dan Muka
Pelindung berupa kacamata pengaman, goggles, face shield, masker selam,
dan full face masker yang berfungsi sebagai pengaman mata ketika bekerja
dari percikan
3. Pelindung Telinga
Pelindung teliga berupa ear plug atau ear muff yang berfungsi untuk
melindungi alat pendengaran terhadap kebisingan dan terkanan.
4. Pakaian Pelindung
Safety belt sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat transportasi
5. Pelindung Pernapasan
Pelindung pernapasan berfungsi untuk melindungi organ pernapasan
dengan menyaring udara yang dihisap di tempat yang kualitas udaranya
kurang baik. Contoh: re-breather, airline respirator, SCUBA, dan
sebagainya.
6. Pelindung Tangan
Alat ini berfungsi untuk melindungi tangan dan jari tangan dari pajanan
api, suhu panas dan dingin dapat terbuat dari logam, kanin, karet atau
sarung tangan yang tahan bahan kimia.
7. Pelindung Kaki
Berfungsi melindungi kaki dari tertimpa atau berbenturan dengan benda-
benda berat atau bahan kimia berbahaya.
BAB II
PELAKSANAAN

2.1. Tanggal danWaktuPengamatan


Kunjungan perusahaan ke PT. Aneka Bumi Pratama dilakukan padahari Rabu
tanggal 11 September 2019,Pukul 10.00–12.30WIB

2.2 Lokasi Pengamatan


PT. Aneka Bumi Pratama, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
produksi karet, berlokasi diJl. Raya Jambi – Muara Bulian Km 42, Pemayung,
Desa Simpang Kubu Kandang, Kabupaten Batang Hari, Jambi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. MESIN, PESAWAT, DAN ALAT KERJA YANG DIGUNAKAN


Konstruksi : Bangunan sesuai konstruksi Factory
Maintenance : Sesuai ?prosedur pemeliharaan dan perawatan
Tabel 1. Jenis Mesin Produksi
No JENIS MESIN PEMERIKSAAN BERKALA
1 Forclip Setiap minggu dan bulan
2 Timbangan Hidrolik Setiap minggu dan bulan
3 Granulator Setiap minggu dan bulan
4 Blower Setiap minggu dan bulan
5 Lift Setiap minggu dan bulan
6 Drier Setiap minggu dan bulan
7 Mincing machine Setiap minggu dan bulan
8 Ballpress Setiap minggu dan bulan
9 Bs karter Setiap minggu dan bulan
Note : Tidak ada rencana untuk penambahan mesin

B. BAHAN DAN PROSES KERJA TERKAIT K3


Terdapat jenis bahan yang digunakan berupa :
 Karet
Karet merupakan bahan baku untuk pembuatan Ban yang berasal dari
petani langsung atau pengepul disekitar pabrik.

C. LANDASAN KERJA
Landasan kerja pada pabrik ini adalah :
 Lantai semen, pada beberapa tempat terdapat genangan air berpotensi
mengalami kecelakaan kerja.
 Lantai kayu, pada tempat penjemuran karet yang sudah melewati proses
making blanket.
D. INSTALASI LISTRIK
PT. ABP Jambi dalam melakukan kegiatan produksi menggunakan sumber
listrik yang berasal dari PLN. PT.ABP menyediakan Generator Set (Genset) /
motor diesel sebagai cadangan listrik. Penerangan dalam kegiatan produksi
menggunakan 2 jenis penerangan yaitu penerangan sumber alami seperti
matahari dan sumber buatan seperti lampu.Jumlah penerangan seperti lampu
sudah cukup baik terpasang merata di berbagai tempat.

E. PRASARANA KERJA LAINNYA


Pengamatan Standar
Memiliki 3 penangkal petir pada “Pada bangunan yang tingginya kurang
setiap sisi gedungnya. dari 25 meter dan mempunyai bagian-
bagian yang menonjol ke samping harus
dipasang beberapa penghantar
penurunan.” Sesuai yang termuat
dalamPeraturan Menteri Tenaga Kerja
Nomor Per. 02/Men/1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Sebagian besar kipas angin di Roda gigi yang terbuka dari suatu pesawat
gedung letaknya sudah baik yaitu atau mesin yang bergerak harus diberi alat
2m dari permukaan pijakan, sudah perlindungan dengan salah satu cara
ada pengaman atau penutup nya.. sebagai berikut: untuk putaran cepat dengan
Namun, beberapa kipas angin di menutup keseluruhan.
gedung tidak ada pengaman atau
penutup nya, dan ada yang letak Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja
kipas berada di ketinggian 1m dari Nomor Per. 04/Men/1985 tentang pesawat
permukaan pijakan. tenaga dan produksi

Ada lift barang di dalam gedung Memiliki lift barang sesuai dengan
betingkat 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor
Per. 03/Men/1999 tentang syarat
keselamatan dan kesehatan kerja lift untuk
pengangkutan orang dan barang
Terdapat 4 buah Loader sebagai
pengangkut barang dari truk ke
gudang

F. KONSTRUKSI TEMPAT KERJA


KONTRUKSI
TEMPAT PENGAMATAN STANDART
KERJA
Akses keluar Satu Pintu Akses keluar masuk ruangan
masuk aman

Kebersihan dan Kebersihan dan kerapian Kebersihan dan kerapian tata


kerapian terjaga dan tidak ruang tidak berantakan dan
tataruang menghalangi akses jalan merintangi akses jalan

Jaminan Patrolidilakukan berkala Terdapat jaminan keselamatan


keselamatan setiap 3 bulan sekali oleh peralatan, bahan, dan benda –
peralatan, bahan risk management benda dalam ruangan
dan benda –
benda di dalam
ruangan
Tanda Tanda peringatan ada pada Terdapat tanda peringatan
peringatan setiap tempat, banyak pada daerah dengan resiko
spanduk K3 di tempat yang tinggi. Tersedia arahan jalur
mudah dilihat, ditemukan evakuasi penanggulangan
tanda arahan jalur evakuasi bencana.
bencana.

G. SARANA PENANGGULANGAN KEBAKARAN


PENGAMATAN STANDAR
Alat pemadam api ringan ( APAR ) jumlahnya sudah Memiliki tim
cukup pada beberapa tempat. penanggulangan
kebakaran yang
terlatih
Namun adapun yang belum sesuai denganMemiliki system
Permenakertrans No. Per-04/MEN/1980, adalah tidak proteksi kebakaran.
terdapat lemari atau peti untuk penyimpanan tabungDan terdapat APAR
tersebut. yang pemasanganya
sesuai dengan
Permenakertrans
no. Per-
04/MEN/1980
Pemeriksaan dan pengujian komponen yang berkaitan Melaksanakan
dengan penanggulangan komponen kebakaran pemeriksaan dan
dilaksanakan 1 tahun sekali. pengujian
komponen yang
berkaitan dengan
penanggulangan
kebakaran minimal
6 bulan 1 kali.

H. ALAT PERLINDUNGAN DIRI


LOKASI WAJIB
Wet Line Memakai earmuff
Memakai safety shoes
Memakai masker
Memakai baju seragam sesuai jadwal
Kamar Jemur Memakai safety shoes
Memakai masker
Dry Line Memakai safety shoes
Memakai masker

APD CIRI CIRI PENGAMATAN STANDART


Pekerja menggunakan
Helm Beberapa pekerja tidak helm sesuai dengan
Berwarna putih
menggunakan helm risiko kerja tertimpa
benda berat.
Berbahan kain Beberapa pekerja tidak Pekerja menggunakan
Masker
katun menggunakan masker. masker.
Beberapa pekerja Pekerja menggunakan
Sebagai alat menggunakan respirator sesuai
Respirator pelindung respirator di tempat dengan risiko kerja
pernapasan dengan potensi bahaya (cemaran bahaya
cemaran kimia kimia).
Pekerja menggunakan
Sarung Beberapa pekerja tidak
Berbahan kain sarung tangan sesuai
Tangan menggunakan sarung
kanvas dengan risiko kerja
tangan.
(paparan bahan
berbahaya).

Sepatu yang
digunakan
berwarna coklat,
berbahan kanvas Beberapa pekerja tidak
Sepatu dengan alas karet. menggunakan sepatu Semua pekerja
Berguna untuk yang sesuai dengan menggunakan sepatu.
melindungi kaki lingkungan kerja.
dari bahaya panas,
dan benturan, dan
luka.
Pekerja menggunakan
Sebagian besar pekerja
ear muff/ear plug di
Sebagai pelindung tidak menggunakan ear
Ear muff tempat dengan
dari kebisingan. muff pada tempat
kebisingan >85 Db
dengan kebisingan
lebih 7 jam.
Pekerja menggunakan
Sebagian besar pekerja goggle sesuai dengan
Safety Sebagai pelindung tidak menggunakan risiko kerja (pancaran
Goggle mata dan muka safety goggle pada saat cahaya,percikan
mengelas. benda-benda kecil,
panas dll)

I. TANGGAP DARURAT DAN JALUR EVAKUASI


Tanggap
Darurat & PENGAMATAN STANDART
Evakuasi
Terdapat sistem alarm kebakaran yang Terdapat di semua ruangan, dan
Fire Alarm baik di dalam maupun di luar ruangan juga terdapat di luar ruangan, di
pada keseluruhan lokasi unit perusahaan setiap lorong
Emergency Terdapat Emergency Lamp di
Terdapat Emergency Lamp
Lamp semua ruangan
Rambu – Terdapat rambu-rambu yang Rambu – rambu yang
Rambu menunjukan lokasi jalur evakuasi menunjukan lokasi jalur
Jalur berwarna hijaudisetiap lokasi yang evakuasi cukup jelas, berwarna
Evakuasi mengarahkan kepada titik kumpul yang hijau dengan kondisi yang cukup
berada di lapangan parker di depan baik.
kantor pabrik. Peta jalur evakuasi juga jelas
terdapat di setiap ruangan.
Tempat berkumpul Titik Point
berada pada lahan yang kosong.
Terdapat APAR di setiap ruangan dari Terdapat di setiap 2 tiang, dalam
masing-masing departemen dan keadaan baik,mudah dijangkau.
APAR (Alat dilengkapi tata cara penggunaannya. terdapat cara penggunaan,
Pemadam Letak apar baik dan strategis dengan maintenance dilaksanakan sesuai
Api Ringan) jumlah lebih dari satu di setiap masing- aturan, sesuai dengan seharusnya
masing unit pengecekan dilakukan 1 tahun
sekali

J. KEJADIAN KECELAKAAN KERJA


PENGAMATAN STANDART
Angka kejadian Menurut keterangan
kecelakaan kerja dokter perusahaan PT.
(saat ditanyakan ke Aneka Bumi Pratama,
pihak PT. Aneka Bumi terdapat beberapa kasus
Pratama) kecelakaan kerja yang
terjadi paling sering
malam hari. Kasus
tersering berupa luka
terkena alat pemotong, dan
kasus paling parah adalah
patah kaki hingga harus
diamputasi karena terjepit
mesin yang terjadi pada
tahun 2019.
Angka kejadian Spanduk dan poster
kecelakaan kerja tentang keselamatan kerja
(setelah dilakukan dan peraturan tentang
kunjungan perusahaan) penggunaan alat pelindung
diri di setiap bidang sudah
ada dan ditempatkan pada
lokasi yang strategis.
Serta dilakukannya
simulasi yang bertujuan
untuk meningkatkan
kesadaran pekerja
terhadap K3

K. PERSONEL KESELAMATAN KERJA


Pada perusahaan PT. Aneka Bumi Pratama, personil yang bertanggung jawab
dalam keselamatan kerja disebut dengan leader.Leader melakukan
penanganan awal serta membawa pekerja yang mengalami kecelakaan kerja
ke klinik perusahaan yang beroperasi mulai dari jam 08.00 – 16.00, sementara
jika terdapat kecelakaan kerja pada malam hari, leader dibantu oleh driver
perusahaan akan membawa pekerja ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Para leader juga bertugas memberikan briefing mengenai tata tertib dan
keselamatan kerja setiap hari kepada para pekerja.
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

No Unit Kerja Permasalahan Dasar hukum Saran


1. PT. Aneka Pegawai yang tidak Peraturan menteri tenaga Lebih sosialisakan
Bumi Pratama – taat menggunakan kerja dan transmigrasi penggunaan
Pekerja karet APD berupa helm, RI No. APDserta bahaya
ear muff, masker, PER.08/MEN/VII/2010 yang terjadi untuk
sarung tangan, tentang Alat Pelindung jangka panjang.
sepatu, dan safety Diri Briefing untuk
google. UU no 1 tahun 1970 mengecek
tentang keselamatan kelengkapan APD
kerja pasal 2 sebelum memulai
kerja
2 Kecelakaan Masih terdapat Pasal 86 (2) UU Meningkatkan
Kerja beberapa pekerja Ketenagakerjaan (UU supervise
yang mengalami No. 13/2003); Pasal 9, pengawasan
kecelakaan kerja di 12 dan 14 UU keselematan dan
lingkungan kerja, Keselamatan Kerja (UU kesehatan kerja.
terutama di malam No. 1/1970) yang
hari. menyatakan perusahaan
wajib memiliki rencana
keselamatan dan
kesehatan kerja.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk
menciptakan perlindungan dan keamanan dari risiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan,
masyarakat dan lingkungan. Dari hasil pengamatan, secara keseluruhan PT.
Ajinomoto Indonesia sudah menjalankan program K3 dengan cukup baik,
memenuhi standar, dan memiliki angka kejadian yang kecil. Namun, ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki masih terdapat pegawai yang tidak taat
menggunakan ear muff dan tidak menggunakan masker dengan benar pada
bagian pengemasan Masako.

B. SARAN
Dari pemaparan makalah di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan
untuk PT. Aneka Bumi Pratama adalah:
1. Lebih mensosialisasikan penggunaan APD mulai dari helm, google, sarung
tangan, ear muff, dan sepatu,serta bahaya yang terjadi untuk jangka panjang
jika pegawai tidak menggunakannya.
2. Diadakan briefing untuk mengecek kelengkapan APD sebelum memulai kerja
di setiap shift.
3. Meningkatkan supervise pengawasan keselematan dan kesehatan kerja.
BAB VI
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak selalu berkaitan dengan masalah fisik
pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan
perundang-undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan
keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut sebagai bahaya
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan
kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan
keselamatan kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak.
Tidak hanya bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan
lingkungan sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan
produktivitas nasional.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai