Anda di halaman 1dari 5

Karakteristik Perawat yang Memfasilitasi

Hubungan Terapeutik
KARAKTERISTIK PERAWAT YANG MEMFASILITASI HUBUNGAN TERAPEUTIK

1. Definisi
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar yang
difokuskan unuk kesembuhan pasien yang dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan
lainnya.
Berikut ini pula beberapa pengertian komunikasi terapeutik menurut para ahli :

1. Northouse (1998): Komunikasi terapeutik adalah kemampuan perawat dalam membantu


klien untuk dapat beradaptasi dengan stress yang dialaminya.
2. Stuart G.W (1998): komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal
antara perawat dan pasiennya.
3. Sundeen (1990): hubungan terapeutik merupakan sebuah hubungan kerjasama. Hubungan
ini ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman antara
perawat dan pasien untuk membina hubungan intim yang terapeutik
4. Mahmud Machfoedz (2009): Komunikasi Terapeurik merupakan pengalaman interaktif
antara perawat dan pasien ya ng didapatkan secara bersama melalui komunikasi.
5. Wahyu Purwaningsih dan Ina Karlina (2010): komunikasi terapeutik berfokus pada klien
dalam memenuhi kebutuhan klien, serta memiliki tujuan spesifik, dan batas waktu yang
ditetapkan bersama.
2. Cara Perawat Agar Menjadi Terpeutik
Hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien akan merupakan pengalaman
belajar dan juga merupakan pengalaman koreksi terhadap emosi klien. Di sini perawat
sebagai penolong haruslah terapeutik dan kunci untuk menjadi terapeutik adalah dengan
penggunaan diri secara terapeutik.
Elemen yang mempengaruhi perawat untuk menjadi terapeutik, sebagai berikut:

Untuk menjadi terapeutik, elemen yang diperlukan perawat adalah:


a. Kualitas personal atau pribadi perawat
b. Fasilitas komunikasi
c. Dimensi respon
d. Dimensi tindakan
e. Pilihan terapeutik
f. Hasil terapeutik
3. Karakteristik Perawat Yang Memfasilitasi hubungan Teraupeutik
Menurut Roger terdapat beberapa karakteristik dari seorang perawat yang dapat
memfasilitasi tumbuhnya hubungan terapeutik :
a. Kejujuran (trustworthy) Kejujuran merupakan modal utama agar dapat melakukan
komunikasi yang bernilai terapeutik, tanpa kejujuran mustahil dapat membina hubungan
saling percaya.
b. Tidak membingungkan dan cukup apresiasif Dalam berkomunikasi hendaknya perawat
menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti oleh klien.
c. Bersikap positif Bersikap positif dapat diunjukkan dengan sikap yang hangat, penuh
perhatian dan penghargaan terhadap klien.
d. Empati bukan simpati Sikap empati sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan,
karena dengan sikap ini perawat akan mampu merasakan dan memikirkan permasalahan
klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan oleh klien.
e. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien Agar dapat membantu klien dalam
memecahkan masalah perawat harus memandang permasalahan tersebut dari sudut
pandang klien.
f. Menerima klien apa adanya Jika seseorang diterima dengan tulus, seseorang akan
merasa nyaman dan aman menjalin hubungan intim terapeutik.
g. Sensitif terhadap perasaan klien Tanpa kemampuan ini hubungan yang terapeutik sulit
terjalin dengan baik, karena jika tidak sensitif perawat dapat saja melakukan
pelanggaran batas, privasi dan menyinggung perasaan klien.
h. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri Seseorang
yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi di masa lalunya tidak akan mampu
berbuat yang terbaik hari ini. Sangat sulit bagi perawat untuk membantu klien, jika
perawat sendiri memiliki segudang masalah dan ketidakpuasan dalam hidupnya.
Daftar pustaka

http://103.15.241.30:8123/inlislite3/uploaded_files/dokumen_isi/Monograf/CHAPTER
%20II_080.pdf
Sheldon, Lisa Kennedy.2009.komunikasi untuk keperawatan. Jakarta : Erlangga.
Nurjannah intansari. 2005. Komunikasi keperawatan. Yogyakarta : MocoMedia.

Anda mungkin juga menyukai