Anda di halaman 1dari 24

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………...........................3


1.2 TUJUAN PENULISAN…………………………………………............................4
1.3 RUANG LINGKUP PENULISAN………………………………..........................4

1.4 METODE PENULISAN………………………………………………...................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian HIV/AIDS……………............................................................………..4


2.2 Patofisiologi..............................................................................................................5
2.3 Epidemiologi ..........................................................................................................12
2.4 Manifestasi klinik....................................................................................................12
2.5 Etiologi………………………………......................................................……..……15
2.6 Komplikasi…………………..................................................……………………15
2.7 Penatalaksanaan......................................................................................................18

2.8 Pencegahan AIDS………………....................................................……………..19

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN......................................................................................................21
B. SARAN..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................22

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 1


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
kekuatan, dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus
Penyakit HIV/AIDS.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini mengalami beberapa


kesulitan, namun karena bantuan, dukungan serta dorongan dari berbagai pihak
akhirnya dapat terselesaikan.

Dalam laporan ini kami menyadari banyak kesalahan dan masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga laporan ini dapat menjadi lebih baik. Semoga laporan ini dapat menjadi
lebih baik. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Akhirnya kami hanya bisa berharap agar laporan ini dapat berguna baik bagi
kami sebagai penulis pihak-pihak yang berkepentingan khususnya.

MEDAN,27 FEBRUARI 2013

PENULIS

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 2


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit yang
menunjukkan adanya sindrom defisiensi imun selular sebagai akibat infeksi human
immunodeficiency virus (HIV).1

Penyakit AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai HIV
yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh seseorang menurun sehingga mudah terjangkit
penyakit infeksi berat atau keganasan yang menyebabkan kematian.1

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang
HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada
disekitar kita. Sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit
yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau
yang lebih dikenal dengan dengan AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus1.

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan
tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit
antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita
itulah yang disebut AIDS.1

Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap
AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang
paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan
sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul
dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah
terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak
terinfeksi HIV. 1

Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah
tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah
sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 3


adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan)
sampai timbulnya penyakit. 1

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Meningkatakan kemampuan tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada


pasien HIV/AIDS.
2. Memberi gambaran pelakasanan asuhan keperawatan pada pasien dengan
HIV/AIDS.
3. Agar makalah ini dapat dipergunakan dalam proses keperawatan.
1.3 Ruang Lingkup Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kelompok hanya membahas tentang Asuhan
Keperawatan dengan pasien HIV/AIDS.
1.4 Metode penulisan
Metode penulisan yang di gunakan dalam makalah ini yaitu dengan menggunakan
metode studi kepustakaan dan bahan dari internet yaitu degnan mempelajari dan
membaca literature yang berhubungan dengan makalah ini.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 4


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
1. HIV
MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus) adalah
virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang dulu
disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV
(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini
menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam
ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA).
Menurut Muma et al (1997) Virus ini memiliki kemampuan unik untuk
mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA dengan menggunakan
enzim yang disebut reverse transcriptase, yang merupakan kebalikan dari proses
transkripsi (dari DNA ke RNA) dan translasi (dari RNA ke protein) pada
umumnya. 6

2. AIDS

Menurut Samsuridjal Djauzi (2004). AIDS (Acquired Immunodeficiency


Syndrome) adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV Centers for Disease Control
(CDC) merekomendasikan bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang
mengalami infeksi opportunistik, dimana orang tersebut mengalami penurunan
sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki
antibodi positif terhadap HIV. Kondisi lain yang sering digambarkan meliputi
kondisi demensia progresif, “wasting syndrome”, atau sarkoma kaposi (pada
pasien berusia lebih dari 60 tahun), kanker-kanker khusus lainnya (yaitu kanker
serviks invasif) atau diseminasi dari penyakit yang umumnya mengalami
lokalisasi (misalnya, TB) (Doengoes, 2000).6

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 5


Apa itu HIV?

HIV atau ’Human Immunodeficiency Virus’,

HIV adalah virus yang menyerang dan merusak


kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak
bisa melawan infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan dengan
AIDS adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I =
Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan), V = Virus.7

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan
tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit
antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah
yang disebut AIDS, yaitu:

A = Acquired (didapat), I = Immune (kekebalan tubuh),D = Deficiency (kekurangan), S


= Syndrome (gejala). Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya
mengidap AIDS. Namun penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah
sejenis radang paru-paru yang langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii
pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang langka yaitu kaposi’s sarcoma (KS). 7

Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem
kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir dan disebabkan oleh HIV atau Human
Immunodeficiency Virus. AIDS bukan penyakit turunan, oleh sebab itu dapat menulari siapa saja.
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-
benar bisa disembuhkan.7

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 6


Penyakit ini kadang disebut “infeksi oportunistik”, karena penyakit ini menyerang
dengan cara memanfaatkan kesempatan ketika kekebalan tubuh menurun sehingga kanker dan
infeksi oportunistik inilah yang dapat menyebabkan kematian. Biasanya penyakit ini baru muncul
dua sampai tiga tahun setelah penderita didiagnosis mengidap AIDS. Orang yang mengidap KS
mempunyai kesempatan hidup lebih lama dibandingkan orang yang terkena infeksi oportunistik.
Akan tetapi belum ada seorang pun yang diketahui benar-benar sembuh dari AIDS. Seseorang
yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit. Secara fisik dia akan sama dengan orang
yang tidak terinfeksi HIV. Apakah seseorang sudah tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui
melalui tes darah. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah
tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah
sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa
inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat
penularan) sampai timbulnya penyakit. 7

Apa Perbedaannya HIV dan AIDS?

Fase HIV adalah fase dimana virus masuk ke dalam tubuh dan tubuh mulai
melakukan perlawanan dengan menciptakan antibodi. Pada fase ini, sebagian besar orang tidak
merasakan gejalanya sehingga disebut fase tanpa gejala.8

Fase AIDS, adalah saat tubuh sudah tidak mampu melawan penyakit-penyakit yang
masuk dan menginfeksi tubuh. Biasanya dikatakan fase AIDS setalah muncul 2 atau lebih gejala.
Misal flu yang sulit sembuh diiringi mencret dan menurunnya berat badan hingga >10%.Untuk
memudahkan penjelasannya.8

Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) dibagi dalam 4 Stadium perkembangan, yaitu:

a. Stadium awal infeksi HIV, menunjukkan gejala-gejala seperti : demam, kelelahan, nyeri sendi,
pembesaran kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini menyerupai influenza/monokleosis.

b. Stadium tanpa gejala, yaitu stadium dimana ODHA nampak sehat, namun dapat merupakan
sumber penularan infeksi HIV. Masa ini bisa mencapai 5 hingga 10 tahun, bergantung
dengan kekebalan tubuh dan kesehatan seseorang.

c. Stadium ARC (AIDS Related Complex), memperlihatkan gejala-gejala seperti demam lebih dari
38oC secara berkala/terus-menerus, menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3
bulan, pembesaran kelenjar getah bening, diare/mencret secara berkala/terus-menerus

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 7


dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas, kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas
fisik, berkeringat pada waktu malam hari.

d. Stadium AIDS, akan menunjukkan gejala-gejala seperti terdapatnya kanker kulit yang disebut
sarkoma kaposi, kanker kelenjar getah bening, infeksi penyakit penyerta misalnya :
pneumonia yang disebabkan oleh pneumocytis carinii, TBC, peradangan otak/selaput otak.8

B. Patofisiologi

Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4.
Kelompok terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4 yang mengatur
reaksi sistem kekebalan manusia. Sel-sel target lain adalah monosit, makrofag, sel
dendrit, sel langerhans dan sel mikroglia. Setelah mengikat molekul CD4 melalui
transkripsi terbalik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling bergabung dan masuk ke
dalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat menghasilkan protein virus
baru, yang bekerja menyerupai pabrik untuk virus-virus baru. Sel target normal akan
membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan dalam proses ini provirus juga
ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara klinis, ini berarti orang tersebut terinfeksi untuk
seumur hidupnya.8

Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi diaktifkan.
Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen, sitokin (TNF alfa
atau interleukin 1) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus (CMV), virus Epstein-
Barr, herpes simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada saat sel T4 yang terinfeksi
diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan terjadi dan sel T4 akan
dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas ke dalam plasma darah dan
menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Karena proses infeksi dan pengambil alihan sel T4
mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan berkembangnya
neoplasma dan infeksi opportunistik.8

Sesudah infeksi inisial, kurang lebih 25% dari sel-sel kelenjar limfe akan terinfeksi
oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi HIV;
tempat primernya adalah jaringan limfoid. Kecepatan produksi HIV diperkirakan
berkaitan dengan status kesehatan orang yang terjangkit infeksi tersebut. jika orang

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 8


tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV berjalan dengan lambat.
Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau penderitanya sedang
menghadapi infeksi lain atau kalau sistem imunnya terstimulasi. Keadaan ini dapat
menjelaskan periode laten yang diperlihatkan oleh sebagian penderita sesudah terinfeksi
HIV. Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (65%) tetap menderita HIV/AIDS yang
simptomatik dalam waktu 10 tahun sesudah orang tersebut terinfeksi.8

Virus HIV menular melalui enam cara penularan, yaitu :

1. Hubungan seksualitas dengan pengidap HIV/AIDS


Hubungan seksual secara vaginal, anal, oral dengan penderita HIV tanpa
perlindungan bisa menularkan HIV. Selama hubungan seksual berlangsung, air
mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir vagina, penis, dubur,
atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan tersebut masuk kedalam
aliran darah. 9
2. Ibu pada bayinya
Penularan HIV dari ibu bisa terjadi pada saat kehamilan (in utero). Berdasarkan
laporan CDC amerika, prevelansi penularan HIV dari ibu kebayi adalah 0,01% -
0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS, kemungkinan bayi
terinfeksi sebanyak 20%-35%, sedangkan kalau gejala AIDS sudah jelas pada ibu
kemungkinannya mencapai 50% .9
3. Darah dan produk darah yang tercemar HIV/AIDS
Sangat cepat menularkan HIV karena virus langsung masuk ke pembuluh darah
dan menyebar keseluruh tubuh. 9
4. Pemakaian alat kesehatan yang tidak steril
Alat pemeriksaan kandungan seperti spekulum, tenakulum, dan alat-alat lain yang
menyentuh darah, cairan vagina atau air mani yang terinfeksi HIV, dan langsung
digunakan untuk orang lain yang tidak terinfeksi bisa menularkan HIV. 9
5. Alat-alat untuk menoreh kulit
Alat tajam dan runcing seperti jarum, pisau, silet, menyunat seseorang, membuat
tato, memotong rambut, dan sebagainya bisa menularkan HIV sebab alat tersebut
dipakai tanpa disterilkan terlebih dahulu.9

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 9


6. Menggunakan jarum suntik secara bergantian
Jarum suntik yang digunakan di fasilitas kesehatan, maupin yang digunakan oleh
para pengguna narkoba sangat berpotensi menularkan HIV. Selain jarum suntik,
pada para pemakai IDU (injecting drug user) secara bersama-sama juga
menggunakan tempat penyampur, pengaduk, dan gelas pengoplos obat, sehingga
berpotensi tinggi untuk menularkan. 9

HIV/AIDS menular melalui :

-melakukan hubungan seks dengan seorang ODHA

-melakukan hubungan seks (homo/hetero seksual)

-melakukan hubungan seks berganti-ganti pasangan tanpa kondom


-menggunakan satu jarum suntik secara bergantian atau menggunakan jarum bekas
-penularan terhadap bayi melalui kelahiran dari ibu dengan HIV/AIDS positif .

-penularan terhadap bayi melalui air susu ibu (ODHA) .


(Virus HIV hidup dan berkembang biak di dalam Darah,Cairan Sperma,Cairan Vagina dan ASI)
Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas
HIV.
ODHA sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau
bahwa dirinya telah tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah
satu-satunya cara mendapatkan kepastian tertular atau tidak. 10

Virus HIV Tidak Menular Melalui :

-Keringat, Air liur


-Makanan,Flu/influenza
-Berpelukan
-Makan dengan perabot yang sama
-Bersalaman
-Mandi bersama

-Digigit nyamuk
-Memakai toilet bersama
-Berhubungan Seks selain pasangan (suami/istri) jika diperlukan harus menggunakan kondom.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 10


- Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya. 10

.HIV dan Tubuh manusia Belum ada obat membasmi HIV

HIV masuk langsung ke aliran darah untuk dapat


hidup dalam tubuh manusia

* Di luar tubuh manusia HIV sangat cepat mati

* HIV mati oleh air panas, sabun, bahan pencuci


hama lain

* HIV tidak dpt menular lewat udara seperti virus


lainnya

* Ditubuh manusia HIV bersarang dalam sel darah


putih

tertentu yang disebut sel T4 (CD4 = Sel Thelper)

* Sel T4 terdapat pd cairan tubuh maka HIV


ditemukan

terutama dalam: darah, air mani, cairan vagina

* HIV tidak terdapat dalam: urine, faeces, muntahan

* HIV tidak dapat menembus kulit utuh. 9

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 11


C. Epidemiologi
Kasus AIDS pertama di Indonsia ditemukan pada tanggal 5 April 1987 di Bali pada
seorang wisatawan Belanda. Hingga bulan November 1991 telah dilaporkan ke Departemen
Kesehatan sejumlah 16 kasus AIDS, yakni 12 dari Jakarta, 2 dari Bali dan 2 dari Surabaya.
Semua penderita adalah pria, sedangkan 6 diantaranya ialah orang berkewarganegaraan asing
(Belanda, Kanada, Perancis, Amerika Serikat, Jerman) 3
Di negara berkembang, epidemi AIDS terwujud cukup berbeda, baik karena
tanda-tanda dan gejala yang sulit untuk membedakan dari bersaing penyebab kesakitan
dan kematian, dan karena epidemi lebih umum, tampaknya bukan terbatas pada
kelompok "berisiko tinggi" tertentu. Di seluruh dunia, wanita sekarang mewakili 50%
dari seluruh orang dewasa yang hidup dengan HIV dan AIDS, dan proporsi ini telah
terus meningkat dari waktu ke waktu. 3,4

D. Manifestasi klinik

Gejala dini yang sering dijumpai berupa eksantem, malaise, demam yang
menyerupaiflu biasa sebelum tes serologi positif. Gejala dini lainnya berupa penurunan
berat badan lebih dari 10% dari berat badan semula, berkeringat malam, diare kronik,
kelelahan, limfadenopati. WHO membagi beberapa stadium HIV yaitu :

Stadium Klinis 1 Stadium Klinis 3

Tanpa gejala (asimtomatis) Kehilangan berat badan yang parah tanpa


Limfadenopati generalisata persisten alasan (>10% berat badan diperkirakan
atau diukur)
Stadium Klinis 2 Diare kronis tanpa alasan yang
berlangsung lebih dari 1 bulan
Kehilangan berat badani yang sedang tanpa Demam berkepanjangan tanpa alasan (di
alasanii (<10% berat badan diperkirakan atas 37,5°C, sementara atau terus-menerus,
atau diukur) lebih dari 1 bulan)
Infeksi saluran napas bagian atas yang Kandidiasis mulut berkepanjangan
berulang (sinusitis, tonsilitis, ototis media Oral hairy leukoplakia
dan faringitis) Tuberkulosis paru
Herpes zoster Infeksi bakteri yang berat (mis. pnemonia,
Kheilitis angularis empiema, piomiositis, infeksi tulang atau
Ulkus di mulut yang berulang sendi, meningitis atau bakteremia)
Erupsi papular pruritis Stomatitis, gingivitis atau periodontitis
Dermatitis seboroik nekrotising berulkus yang akut
Infeksi jamur di kuku Anemia (<8g/dl), neutropenia (<0,5109/l)
dan/atau trombositopenia kronis (<50 ×
109/l) tanpa alasan

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 12


Stadium Klinis 4iii Kriptokokosis di luar paru termasuk
meningitis
Sindrom wasting HIV Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
Pneumonia Pneumocystis Progressive multifocal
Pneumonia bakteri parah yang berulang leukoencephalopathy (PML)
Infeksi herpes simplex kronis (orolabial, Kriptosporidiosis kronis
kelamin, atau rektum/anus lebih dari 1 Isosporiasis kronis
bulan atau viskeral pada tempat apa pun) Mikosis diseminata (histoplasmosis atau
Kandidiasis esofagus (atau kandidiasis kokidiomikosis di luar paru)
pada trakea, bronkus atau paru) Septisemia yang berulang (termasuk
Tuberkulosis di luar paru Salmonela nontifoid)
Sarkoma Kaposi (KS) Limfoma (serebral atau non-Hodgkin sel-
Infeksi sitomegalovirus (retinitis atau B)
infeksi organ lain) Karsinoma leher rahim invasif
Toksoplasmosis sistem saraf pusat Leishmaniasis diseminata atipikal
Ensefalopati HIV Nefropati bergejala terkait HIV atau
kardiomiopati bergejala terkait HIV3

Dianggap AIDS bila tes HIV positif dengan strategi pemeriksaan yang sesuai (2 kali positif
dengan reagen yang berbeda) dengan minimal 2 gejala mayor dan 1 gejala minor, gejala ini
bukan disebabkan oleh keadaan lain yang tidak berkaitan dengan infeksi HIV.
Gejala Mayor :
 BB turun >10% dalam 1 bulan
 Diare kronis > 1 bulan
 Demam >1 bulan
 Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
 Demensia/ HIV enselopati
Gejala Minor :
 Batuk menetap > 1 bulan
 Dermatitis generalisata
 Herpes zoster multisegmental dan berulang
 Kandidiasis orofaringeal
 Herpes simpleks kronis progresif
 Limfadenopati generalisata
 Infeksi jamur berulang pada wanita
 Retinitis CMV

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 13


Pemeriksaan laboratorium untuk tes HIV
Prosedur pemeriksaan lab untuk HIV sesuai dengan panduan nasional yang berlaku
pada saat ini,yaitu dengan menggunakan ELISA 3 metode dan selalu didahului dengan
konseling pratest. Kriteria test tersebut dapat menggunakan reagen test cepat atau dengan
ELISA. Untuk pemeriksaan pertama A1 harus digunakan test dengan sensitifitas yang
tinggi,sedangkan A2 dan A3 menggunakan test dengan spesifitas yang tinggi.12

Alur pemeriksaan lab infeksi HIV

TES antibodi HIV A1


Ya,adakah masalah
klinis ??
Ya ,tes antibodi Antibodi HIV +?
Antibodi HIV + ?
HIV A2

Tidak,ulangi tes
A1 dan A2 YA,antibodi HIV positif
pada keduanya
Tidak,antibodi
HIV positif pada Tidak,tes
salah satu ? antibodi HIV A3

A1 +A2+A3 ??

Tidak,A1 +,dan salah


satu A2 / A3 + ???

Tidak, A1 + A2+ A3??


Tidak,A1 +,A2 +,A3+
???

Ya,berati
Tidak,anggap tidak Ya,DIAGNOSA PASTI
intermedinnate
ditemukan HIV HIV

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 14


Faktor Risiko tinggi :

 Pemakaian narkoba suntikan


 Hubungan seks tidak aman (sering ganti pasangan, pasangan ODHA)
 Riwayat infeksi menular seksual
 Riwayat transfusi
 Pemakaian tatto
 Kerja di tempat hiburan (prostitusi)
Ketentuan Terapi ARV:
1. CD4 <200/mm3, tanpa melihat stadium penyakit
2. Secara klinil stadium IV, tanpa melihat jumlah CD4
3. Stadium II atau III dengan limfosit total <1200/mm3 11

TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV/AIDS

Gejala-gejala utama AIDS.

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus


yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV,
karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu
yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai
masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam
darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala
penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila
seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan
kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah,
maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat
dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini
disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk
antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period
(periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di
dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan
HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi 12

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 15


Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki
sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus,
fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang
dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS HIV mempengaruhi hampir
semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma
Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.12

Biasanya penderita AIDS memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,


berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa
lemah, serta penurunan berat badan.[8][9] Infeksi oportunistik tertentu yang diderita pasien
AIDS, juga tergantung pada tingkat kekerapan terjadinya infeksi tersebut di wilayah
geografis tempat hidup pasien.12

E. Etiologi

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV.
Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral
yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap
limfosit T .8

F. Komplikasi

1. Oral Lesi

Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis,


peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia
oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat. 13

2. Neurologik

a. kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human


Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian,
kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 16


b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia,
ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit
kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
c. Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik
endokarditis.
d. Neuropatikarena imflamasi demielinasi oleh serangan Human
Immunodeficienci Virus (HIV)13

3. Gastrointestinal

a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal,


limpoma,dansarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anorksia,
demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal,
alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam
atritis.
c.
Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-
gatal dan siare.13

4. Respirasi

Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,


pneumococcus, dan strongyloides dengan efek
nafaspendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.13

5. Dermatologik

Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa
terbakar,infeksi skunder dan sepsis.13

6. Sensorik

a. Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 17


b. Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengarandengan efek nyeri.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 18


Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu :

a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik

Bertujuanmenghilangkanmengendalikan, dan pemulihan


infeksiopurtunistik,nasokomial, atau sepsis.Tindakan pengendalian infeksi yang
aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.5

b. Terapi ARV (anti retroviral theraphy)

ARV dapat menghentikan replikasi HIV, memulihkan sistem imun dan


mengurangi terjadinya infeksi opportunistik. Obat ARV terdiri ats beberapa
golongan antara lain

1) nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI), obat ini dikenal sebagai


analog nukleosida yang menghambat proses perubahan RNA virus menjadi
DNA, contoh obat golongan ini adalah zidovudine (ZDV), stavudine (d4T),
dan lamivudine (3TC).
2) nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI), yang termasuk golongan
ini adalah tenofovir (TDF).
3) protease inhibitor (PI) menghalangi kerja enzim protease yang yang berfungsi
memotong DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk
memproduksi virus baru, contoh obat golongan ini adalah Indinavir (IDV),
nelvinavir (NFV), squinavir (SQV), ritonavir (RTV), amprenavir (APV), dan
loponavir/ritonavir(LPV/r).
4) Fusion inhibitor, yang termasuk obat golongan ini adalah enfuvirtide (T-20).5

c. Vaksin dan Rekonstruksi Virus

Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,
maka perawat unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang
proses keperawatan dan penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan
terapi AIDS.5

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 19


d. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat terlarang, makan-makanan
sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang mengganggu
fungsi imun.5
e. Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan
mempercepat reflikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV).5

Terapi ARV tahun 2007 dan 2012 12

Populasi target` Pedoman terapi ARV 2007 Pedoman terapi ARV 2011

Indikasi mulai terapi ARV

ODHA tanpa gejala klinis (ST. 1) dan CD4 < 200 cell/mm3 CD4 < 350 cell/mm3
belum pernah mendapat terapi ARV

ODHA dengan gejala klinis dan belum Semua pasien CD4 <200 Stadium Klinis 2 bila CD4 < 350 sel/mm3
pernah mendapatkan terapi ARV sel/mm3 Atau
Stadium klinis 3 atau 4, Stadium klinis 3 atau 4, berapapun jumlah CD4
beberapapun jumlah CD4

Perempuan hamil dengan HIV Stadium klinis 1 atau 2 dan Semua ibu hamil berapapun jumlah CD4 atau apapun stadium
CD4 <200 sell/mm3 klinis
Stadium klinis 3 dan CD4 <350
sell/mm3
Stadium klinis 4 beberapapun
jumlah CD4

ODHA dengan koinfeksi TB dan belum Adanya gejala TB aktif dan Mulai terapi berapapun jumlah CD4
pernah mendapat terapi ARV CD4 <350 sell/mm3

ODHA dengan koinfeksi HBV yang Tidak ada rekomendasi ODHA dengan koinfeksi Hepatitis B (kronis aktif), berapapun
belum pernah mendapat terapi ARV jumlah CD4.

Panduan Terapi ARV

ODHA yang belum pernah mendapat AZT atau d4T + 3TC (atau FTC) Menggunakan TDF sebagai lini pertama
terapi ARV +EFV atau NVP Perlunya memulai phase-out d4T dan memulai terapi dengan
AZT atau TDF, mengingat efek samping

Perempuan hamil HIV+ AZT + 3TC + NVP AZT atau TDF sebagai lini pertama

Koinfeksi TB-HIV AZT atau d4T + 3TC (atau FTC) TDF menggantikan d4T sebagai lini pertama
+ EFV

Koinfeksi HIV-Hepatitis B (kronis aktif) TDF + 3TC (atau FTC)+ EFV Diperlukan panduan NRTI yang berisi TDF + 3 TC (atau FTC)

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 20


E. Pencegahan HIV/AIDS

Bagi yang belum terinfeksi

Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau
mengobati HIV AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk
melakukan pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu, pemahaman terhadap proses penularan merupakan kunci
dari pencegahannya. Disini saya sampaikan tindakan-tindakan untuk
mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi HIV AIDS.

Tindakan-tindakan untuk mencegah penularan HIV AIDS jika anda belum terinfeksi
HIV AIDS. Yaitu :

 Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV AIDS dan bagaimana virus ini
ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegahan
 Ketahui status HIV AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarang orang
menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui
status HIV AIDS patner seks sangatlah penting.
 Gunakan jarum suntik yang baru dan steril. Penyebaran paling cepat HIV AIDS adalah
melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang yang memiliki status HIV
positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi pada IDU ( injection drug user).
 Gunakan Kondom Berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan kondom
saat berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV AIDS melalui seks.
 Lakukan sirkumsisi / khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes of
Health (NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53 % lebih
kecil daripada mereka yang tidak melakukan sirkumsisi.
 Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi, sebaiknya
melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali. 5

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 21


BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
HIV MenurutPrice & Wilson, 1995 HIV (Human immunodeficiency virus)
adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). HIV yang
dulu disebut sebagai HTLV-III (Human T cell lympothropic virus Tipe III) atau LAV
(Lymphadenopathy Virus), adalah virus sitopatik dari famili retrovirus. Hal ini
menunjukkan bahwa virus ini membawa materi genetiknya dalam asam ribonukleat
(RNA) dan bukan dalam asam deoksiribonukleat (DNA). AIDS

Menurut Samsuridjal Djauzi (2004). AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)


adalah sekumpulan gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV Centers for Disease Control (CDC) merekomendasikan
bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yang mengalami infeksi opportunistik,
dimana orang tersebut mengalami penurunan sistem imun yang mendasar (sel T
berjumlah 200 atau kurang) dan memiliki antibodi positif terhadap HIV.

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II, LAV, RAV.
Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa agen viral
yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap
limfosit T

B. SARAN

Buat Para remaja jangan mudah terpengaruh dengan zaman sekarang karena
kita harus jaga-jaga terhadap lingkungan ini. Jangan pernah mencoba nikmatnya
dunia terutama pergaulan bebas.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 22


Daftar Pustaka

1. Maulanusantara.files.wordpress.com
2. Djoerban Z, Djauzi S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: Pusat

Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN-CM; 2006;1803-8.

3. World Health Organization.Scale Up of HIV-related Prevention, Diagnosis, Care and

Treatment for Infants and Children: A Programming Framework. 2008. Geneva,

Switzerland: World Health Organization, 2008. Didapat dari:

http://www.unicef.org/aids/index_documents.html

4. World Health Organization. Buku saku pelayanan kesehatan anak di Rumah Sakit.
Jakarta: WHO Indonesia: 2009;222-49Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kurang Perhatian Terhadap Pencegahan AIDS . Diakses dari http://www.depkes.go.id
tanggal 19 November 2009.
5. Health Protection Agency; UK National Screening Committee. Infectious Diseases
in Pregnancy Screening Programme 2007/08 Annual Report and 2005–2007
Surveillance Data. London: HPA; 2009. Available at:
www.hpa.org.uk/web/HPAwebFile/HPAweb_C/121446464688.

6. Health Protection Agency. HIV in the United Kingdom: 2009 Report. London:
HPA; 2009 . Available at :
www.hpa.org.uk/web/HPAweb&HPAwebStandard/HPAweb_C/1227515299695.

7. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit/ Sylvia Anderson Price, Lorraine


McCarty Wilso; editor edisi bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto dkk- ed.6-Jakarta:
EGC, 2005;224-46.
8. Parwati Merati Tuti, Djauzi Samsuridjal, Penyunting. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Indonesi; 2006. h. 272-6.
9. Garna Baratawidjaja Karnen. Imunologi dasar. Edisi ke-7. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI; 2006.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 23


10. .Diagnoses of HIV/AIDS — 32 states, 2000–2003. MMWR Morb Mortal Weekly

Rep 2004;53:1106-10.

11. Yogem Ram, Chadwick Ellen Gould. Acquired Immunodeficiency Syndrome


(Human Immunodeficiency Virus). Dalam : Kliegman Robert M, Behrman Richard
E. Nelson Textbook of Pediatrics 18th Edition. Philadelphia : Saunders ; 2007.
12. Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
pada Orang Dewasa dan Remaja. Jakarta: Kementrian Kesehatan 2012.

RS.HAJI MEDAN [Type text] Page 24

Anda mungkin juga menyukai