Statistik Kecelakaan
• Meliputi kecelakaan yang disebabkan atau diderita pada waktu
menjalankan pekerjaan yang berakibat kematian atau kelainan-
kelainan dan meliputi penyakit akibat kerja
• Satuan perhitungan kecelakaan adalah peristiwa kecelakaan
2
Statistik Kecelakaan
Memberi gambaran situasi secara lengkap mengenai:
1. Berapa banyak kecelakaan yang terjadi
2. Jenis kecelakaan
3. Seberapa parah
4. Golongan pekerja yang terkena
5. Mesin dan peralatan yang digunakan
6. Perilaku yang menyebabkan kecelakaan
7. Waktu dan tempat kecelakaan paling sering terjadi
8. Dan lain-lain
3
Penyusunan Statistik Kecelakaan
4
Untuk daat dilakukan evaluasi, maka statistik harus
mencerminkan beberapa hal, diantaranya :
• Trend dari tahun ke tahun
• Dapat dibandingkan antar industri sejenis
• Dapat dibandingkan antar wilayah
• Dapat dibandingkan antar negara
5
Asas Penyusunan Statistik
1. Statistik kecelakaan harus disusun berdasarkan suatu definisi yang
seragam untuk setiap kecelakaan dalam industri. Secara umum
harus disusun berdasarkan kerangka untuk upaya pencegahan
kecelakaan dan khususnya untuk penggambaran tingkat risiko.
Semua kecelakaan yang demikian harus dilaporkan dan
ditabulasikan secara seragam
2. Frekuensi dan tingkat keparahan (beratnya kecelakaan) harus
disusun atas dasar metoda yang seragam. Harus ada pembatasan-
pembatasan seragam tentang kecelakaan, cara-cara seragam untuk
mengukur waktu menghadapi resiko dan besarnya resiko.
6
3. Klasifikasi industri dan pekerjaan untuk tujuan statistik
kecelakaan harus seragam
4. Klasifikasi kecelakaan menurut keadaan terjadinya dan
menurut sifat dan letak luka atau kelainan harus seragam.
Dasar-dasar yang dipakai untuk menetapkan kriteria pemilihan
dalam setiap kasus harus selalu sama.
7
JENIS-JENIS PENERAPAN STATISTIKDALAM ASPEK K3
Contoh :
Suatu perusahaan:
Jumlah tenaga kerja: 500 orang
Waktu kerja : 50 minggu/tahun dan 48 jam/ minggu
Jumlah kecelakaan : 60 kali/tahun
Disebabkan penyakit, kecelakaan, dll tenaga kerja tidak masuk kerja sebanyak 5 % dari seluruh
waktu kerjanya 60.000 jam
12
Jam manusia keseluruhan:
(500 x 50 x 48) - ( 60.000) = 1.140.000
60 x 1.000.000
F 52,63
1.140.000
13
SOAL:
Suatu perusahaan dengan karyawan 1.000 tenaga kerja, yang
kegiatannya 50 minggu per tahun dengan 48 jam per minggu,
mengalami 60 kecelakaan dalam setahun. Akibat kecelakaan tersebut
tenaga kerja tidak masuk kerja 5% dari seluruh waktu kerjanya.
Berapa frequency rate-nya?
SEVERITY RATE
• Severity Rate (S) adalah angka beratnya/parahnya kecelakaan yang
dinyatakan dengan jumlah total hilangnya hari kerja setiap seribu jam-
manusia.
• Namun ada pula yang memperhitungkannya terhadap 1.000.000 jam-
manusia, ada yang menggunakan jumlah rata-rata tenaga kerja yang
diasuransikan atau tahun-tahun 360 hari-manusia sebagai pengganti
jam-manusia total.
Rumus Angka beratnya kecelakaan (S) :
Yaitu jumlah total hilangnya hari kerja per 1.000 jam manusia
Jadi :
Jumlah hilangnya hari kerja x 1.000
S
Jam manusia total
CONTOH:
Sebuah tempat kerja telah bekerja 365,000 jam orang. Selama setahun
telah terjadi 5 kasus kecelakaan kerja yang mengakibatkan 175 hari
kerja hilang.
Tentukan rate waktu kerja hilang akibat kecelakaan kerja tersebut.
1.200 x 1.000
S 1,053
1.140.000
Artinya: setiap tahun kira-kira 1 hari hilang pada setiap 1.000 jam manusia.
17
Soal :
Suatu perusahaan dengan karyawan 1.000 tenaga kerja, yang
kegiatannya 50 minggu dengan 40 jam per minggu, mengalami
60 kecelakaan dalam setahun. Akibat kecelakaan tersebut &
tenaga kerja tidak masuk kerja 5% dari seluruh waktu kerjanya.
Jumlah hari hilang adalah 1200 sebagai akibat 60 kecelakaan.
Berapa frequency rate & severity rate per 1.000 jam manusia ?
Penyelesaian
Jumlah tenaga kerja : 1.000 orang
Waktu kerja : 50 minggu/tahun dan 48 jam/ minggu
Jumlah kecelakaan : 60 kali/tahun
Disebabkan penyakit, kecelakaan, dll tenaga kerja tidak masuk kerja sebanyak 5 % dari
seluruh waktu kerjanya 120.000 jam
Jam manusia keseluruhan ((1.000 x 50 x 48) – 120.000 = 2.280.000)
60 x 1.000.000
F 26,315
2.280.000
1.200 x 1.000
S 0,526
2.280.000
Jika terjadi cacat menetap atau kematian, perhitungan hari
yang hilang:
1.400 x 1.000
S 0,615 (menurut hari yang sebenarnya)
2.280.000
8.700 x 1.000
S 3,815 (menurut ILO)
2.280.000
7.260 x 1.000
S 3,16 (menurut USA)
2.280.000
Angka frekuensi
Sector Angka
kegiatan Kematian dan beratnya
ekonomi Cacat Semua kecelakaan
cacat Cacat total
sebagian kecelakaan
menetap sementara
menetap dengan cacat
seluruhnya
Pertambangan
batubara di 0,64 1,45 20,98 23,07 5,770
bawah tanah
Jumlah kasus
IR 100%
Jam tenaga kerja terpapar
FREQUENCY SEVERITY INDICATOR (FSI)
• Frequency Severity Indicator adalah kombinasi dari frekwensi dan
severity rate
• Nilai FSI ini dapat kita jadikan rangking kinerja antar bagian di tempat
kerja
Tahun ini
15 kasus kecelakaan, dengan 10.000 jam orang kerja
Frekwensi Rate = 1.500
Safety Score :
1.500 1.000 500
Safe - T Score 1,58
1.000/0,01 317
CONTOH :
Lokasi B
Tahun lalu
1.000 kasus kecelakaan, dengan 1.000.000 jam orang kerja.
Frekwensi Rate = 1.000
Tahun ini
1.100 kasus kecelakaan, dengan 1.000.000 jam orang kerja
Frekwensi Rate = 1.100
Safety Score :
1.100 1.000 100
Safe - T Score 3,16
1.000 31,6
• Frequency Rate untuk lokasi A meningkat 50%, sedang pada B
hanya10%.
• SafeT-Score lokasi A = +1,58 tidak ada perbedaan atau tidak
bermakna
• Safe T-Score lokasi B = +3,16 kinerja K3 menurun, ada sesuatu yang
salah dalam pengelolaan K3
Artinya peningkatan 50% jumlah kasuspada lokasi A termasuk
peningkatan yang tidak bermakna, sedangkan peningkatan 10% jumlah
kasus pada lokasi B menunjukan perbedaan yang bermakna, artinya
ada sesuatu yang salah dalam pengelolaan K3, yang perlu mendapat
perhatian.
Catatan Penting :
1. Angka-angka Frequency Rate, Average Time Lost Ratedan Incidence Rate
merupakan tingkat pencapaian yang sifatnya spesifik pertempat kerja.
Artinya angka perhitungan dari suatu perusahaan bukan merupakan
standard yang dapat dibuat patokan, untuk tempat kerja yang lain. Ini
disebabkan karena jumlah tenaga kerja yang tidak sama dan kondisi yang
berlainan.
2. Angka-angka ini tidak cocok diterapkan untuk jumlah tenaga kerja yang
sedikit, karena akan kesulitan mencapai tingkat persejuta jam kerja orang
terpapar.
3. Rendahnya pencapaian angka ini tidak menggambarkan performa
penerapan K3 secara keseluruhan (hanyamempertimbangkan insiden-
insiden kecelakaan kerja saja). Tapi tidak menekankan upaya-upaya apa
saja yang telah dilakukan untuk pencegahan kecelakaan kerja.
4. Angka ini tidak memperhitungkan jenis-jenis kecelakaan minor
(tidak menyebabkan hilangnya hari kerja, termasuk didalamnya
‘nearmissess’ incident). Dengan demikian kecelakaan-kecelakaan
ringan seperti, lecet akibat terjatuh, tangan tergores, hampir
kejatuhan beban atau kejadian hampir celaka tidak masuk dalam
perhitungan.