Anda di halaman 1dari 5

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

drg. Lia Anggraeni

PERAWATAN KESEHATAN GIGI ANAK


Perawatan kesehatan gigi anak adalah perawatan dengan menjaga kebersihan dan kesehatan
gigi untuk mencegah timbulnya masalah pada gigi dan jaringan sekitar gigi. Perawatan gigi anak (gigi
susu) tidak boleh diremehkan. Gigi susu yang baik menentukan kualitas gigi permanen yang akan
tumbuh. Selain itu gigi susu yang sehat membantu proses pengunyahan menjadi lebih baik, sehingga
memaksimalkan penyerapan nutrisi dan ini membantu proses tumbuh kembang anak.
Beberapa fungsi dan peran gigi susu adalah :
1. Fungsi pengunyahan (mastikasi)
 Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah makanan, hal ini berdampak
pada asupan gizi yang tentunya sangat dibutuhkan anak-anak mengingat masa anak-anak
adalah masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu berdampak pula terhadap
pertumbuhan rahang, rahang tidak akan bertumbuh maksimal karena fungsi pengunyahan yang
juga tidak maksimal, mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya kekurangan ruang
sehingga gigi berjejal, posisi gigi depan maju.
2. Fungsi bicara (fonetik).
 Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti F,V,S,Z,Th. Ketika gigi,
terutama gigi depan hilang/rusak berat maka pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat
(cedal).
3. Fungsi kecantikan (estetik).
 Anak dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan. Yang perlu dicermati
adalah beban psikologis anak ketika teman-temannya mengolok dengan sebutan ompong
karena giginya gigis(rampant) dan tinggal akar.
4. Fungsi mempertahankan ruang dalam lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi
permanen sekaligus menentukan arah pertumbuhan gigi permanen.
 Gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya, maka gigi yang terletak di
depan/ belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut, hal ini mengakibatkan
gigi permanen kekurangan ruang untuk tumbuhnya kelak. Gigi permanen akan kehilangan
penuntun arah, akibatnya gigi tumbuh dengan arah yang salah.
Beberapa orangtua beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena mereka
akan tanggal dalam beberapa tahun. Ini adalah pemahaman yang keliru. Gigi susu sangat
berperan terhadap perkembangan rahang, otot-otot wajah dan kesehatan gigi permanen.
Meskipun gigi susu akan digantikan oleh gigi permanen, hal itu harus terjadi di usia yang
tepat. Jika gigi susu hilang terlalu awal, gigi-gigi permanen cenderung tidak diposisikan
dengan benar, tumbuh miring atau bahkan terhalang gigi lain. Kerusakan dan penyakit pada
gigi susu juga dapat dengan mudah berpindah ke gigi permanen. Sebagian gigi susu masih
bertahan sampai usia 10 – 12 tahun sehingga banyak kesempatan untuk menularkan

1
MATERI TALKSHOW
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
drg. Lia Anggraeni

pembusukan ke tetangga baru mereka yang permanen. Oleh karena itu, penting sekali bagi
para orangtua untuk memerhatikan kesehatan gigi anak mereka.
Cara menjaga kesehatan gigi susu
1. Gigi susu membutuhkan perawatan yang sama dengan gigi permanen. Mereka membutuhkan
perhatian dari infeksi atau cedera langsung maupun tidak langsung. Pengobatan cepat dan tepat
harus diberikan pada gigi susu yang membusuk atau terluka karena jatuh atau trauma.
2. Segera setelah gigi susu pertama muncul, Anda harus mulai menyikat gigi anak Anda. Pada
awalnya, Anda cukup menggunakan jari atau kapas untuk membersihkan gigi anak. Pada usia
sekitar satu tahun, Anda dapat mulai menyikat gigi anak dan kemudian mengawasi dan
membimbing anak untuk menyikat gigi. Bimbinglah anak untuk menyikat gigi sampai usia 3-4
tahun atau sampai anak mampu menyikat sendiri dengan baik. Kemudian, Anda cukup
mengawasinya.
3. Pilihlah sikat gigi anak yang baik, yang memiliki bulu bulat dan lembut. Kepala sikat harus kecil
agar dapat menjangkau semua sudut. Gagangnya harus cukup tebal namun cocok, nyaman dan
aman di tangan anak. Setiap anak memiliki sikat gigi sendiri-sendiri.
4. Bilaslah sikat gigi dengan baik dan keringkan di udara setelah selesai pemakaian. Gantilah sikat
gigi setiap tiga bulan sekali.
5. Gunakan pasta gigi khusus anak-anak dengan bahan yang tidak berbahaya bila tertelan. Carilah
pasta gigi dengan kandungan flouride maksimum 600 ppm. Mulai usia sekolah, anak-anak dapat
beralih ke pasta gigi orang dewasa, dengan kadar fluorida sebesar 0,1% atau 1.000 ppm
(maksimum 1.500 ppm). Fluoride sangat penting untuk pembentukan gigi yang sehat.
6. Gunakan pasta gigi secukupnya saja, hanya sebesar kacang tanah sudah cukup. Jangan termakan
pengaruh iklan yang menunjukkan penerapan pasta gigi sampai menutupi semua permukaan
sikat gigi. Overdosis flouride pada saat pembentukan gigi dapat mengakibatkan masalah yang
disebut fluorosis. Gigi anak menjadi berwarna coklat dengan bintik-bintik putih permanen.
Anak-anak di bawah usia enam tahun rentan terhadap masalah ini.
7. Berikan contoh kebiasaan menyikat gigi yang baik pada anak. Sikatlah gigi Anda di pagi dan
sore hari. Hal ini memotivasi anak-anak untuk meniru Anda. Sikatlah gigi dalam waktu yang
cukup (sekitar tiga menit) sehingga seluruh permukaan gigi Anda betul-betul bersih.
8. Kunjungi dokter gigi secara rutin minimal sekali dalam 6 bulan. Perawatan gigi tidak hanya
dilakukan terhadap kerusakan atau cedera, tetapi juga bila ada maloklusi gigi anak. Kunjungan
berkala memungkinkan dokter gigi untuk mendeteksi dan mengoreksi masalah lebih awal.
9. Hentikan kebiasaan buruk.
 Mengisap jempol adalah normal sampai usia sekitar 3 – 4 tahun. Jika mengisap jempol terus
berlanjut setelah usia ini, sebaiknya dilakukan upaya untuk menghentikannya karena dapat

2
MATERI TALKSHOW
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
drg. Lia Anggraeni

berakibat buruk pada gigi. (Cara tradisional untuk menghentikan kebiasaan ini adalah dengan
penerapan sesuatu yang pahit (misalnya brotowali) di jempol anak).
 Meminum susu menggunakan botol. Kebiasaan ini sebaiknya segera dihentikan sejak gigi susu
tumbuh semua dikarenakan akumulasi sisa-sisa susu didalam mulut memicu gigi berlubang.
Minum susu sebaiknya menggunakan gelas agar sisa-sisa susu tidak terakumulasi di dalam
mulut.
Beberapa masalah gigi susu yang sering dijumpai pada anak dan cara mengatasinya:
1. Gigi Berlubang
Lubang gigi, disebut juga karies gigi, disebabkan karena infeksi bakteri. Jika tidak dirawat,
lubang gigi akan semakin besar dan dalam hingga akhirnya infeksi mencapai persyarafan gigi.
Lama kelamaan gigi menjadi mati (non-vital)
Jika ada gigi yang berlubang, anak pun akan mengalami kesulitan mengunyah makanan. Apabila
kejadian ini berlanjut, bisa berujung pada penurunan nafsu makan dan dalam jangka panjang
anak dapat mengalami kurang gizi. Selain itu infeksi gigi yang berlanjut ke jaringan lunak dapat
menyebabkan terjadinya abses (seperti bisul berisi nanah).
Penanganan:
 Segera periksakan ke dokter gigi agar dapat ditangani oleh dokter Anda sedini mungkin.
Meski akan digantikan dengan gigi tetap/permanen, gigi susu yang berlubang harus tetap
dirawat karena gigi susu berfungsi sebagai panduan untuk pertumbuhan gigi tetapnya nanti.
 Dokter akan menjelaskan berbagai alternatif yang sesuai dengan masing-masing kasus untuk
penanganan lubang gigi pada anak. Bergantung pada tingkat keparahan kasus, perawatannya
dapat berupa tindakan pencegahan, penambalan, atau perawatan syaraf jika infeksi sudah
mencapai rongga syaraf gigi (pulpa gigi). Jika gigi sudah tidak dapat dipertahankan lagi maka
terpaksa dilakukan pencabutan.
2. Gigi Tidak Rata
Gigi bisa menjadi tidak rata jika ada gigi susu yang tanggal secara dini sebelum waktunya, dan
mengakibatkan gigi tetap/permanen yang menggantikannya kehilangan panduan untuk tumbuh.
Akhirnya gigi tumbuh diluar posisi yang normal. Selain itu bisa juga terjadi gigi tetap tumbuh di
belakang/depan gigi susu yang seharusnya sudah tanggal. Gigi menjadi berjejal dan makanan
yang terjebak sulit dibersihkan. Jika tidak dibersihkan dengan baik, daerah ini beresiko
mengalami karies gigi.
Penanganan:
 Jika ada salah satu gigi susu yang tanggal secara dini, ruangan bekas gigi yang dicabut harus
tetap dipertahankan untuk tempat pertumbuhan gigi tetapnya nanti. Dokter gigi akan mencetak
gigi pasien dan membuatkan alat yang disebut “space maintainer”. Gigi yang posisinya tidak
rata juga dapat diperbaiki dengan perawatan orthodontik yaitu menggunakan kawat gigi

3
MATERI TALKSHOW
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
drg. Lia Anggraeni

(awam menyebutnya behel). Namun untuk pasien anak-anak sebaiknya perawatan orthodontik
dilakukan oleh dokter gigi spesialis gigi anak (drg. Sp.KGA).
3. Gigi Susu Tinggal Akar
Anak yang terbiasa minum susu botol, terutama sebagai pengantar tidur, umumnya mengalami
karies yang disebut karies rampan. Ciri khasnya adalah hampir seluruh mahkota gigi depan rusak
dan tinggal akarnya saja. Akar gigi rusak tersebut sebaiknya dicabut, sebab berpotensi menjadi
tempat berkumpulnya kuman penyebab infeksi yang menyebabkan terjadinya pembengkakan
atau tonjolan seperti bisul di gusi (abses). Abses ini berisi nanah penuh kuman yang sangat
mungkin menyebar lewat pembuluh darah menuju organ-organ vital seperti ginjal, jantung,
hingga ke otak (focal infection).
Penanganan:
 Pasien anak yang mengalami karies rampan biasanya diobservasi oleh dokter gigi. Apabila
dilakukan pencabutan, dokter gigi menganjurkan dibuatkan space maintainer untuk mencegah
terjadi pertumbuhan gigi tetap yang tak beraturan.
4. Bengkak pada gusi
Pembengkakan yang terjadi pada gusi dapat disebabkan adanya peradangan pada gigi maupun
gusi. Infeksi yang terjadi pada gigi dapat menjalar pada gusi, yang bahkan dapat sampai ke pipi.
Penanganan:
 dilakukan perawatan saraf gigi
 pemberian antibiotik dan anti bengkak
5. Warna putih pada lidah akibat air susu
Warna putih pada lidah sering dijumpai pada bayi yang minum susu. Sisa susu yang menempel
pada lidah akan mengalami fermentasi sehingga merangsang untuk timbulnya jamur, hal ini
dapat menimbulkan bau tidak sedap.
Penanganan:
 lidah disikat menggunakan sikat lidah
 pemberian anti jamur
6. Gigi Maju (Tonggos)
Anak dengan kebiasaan buruk tertentu seperti menghisap jari, bibir bawah atau dot lebih beresiko
untuk memiliki gigi tonggos. Pada saat anak melakukan gerakan menghisap, jari akan memberi
tekanan pada langit-langit mulut serta menyebabkan gigi terdorong ke depan. Namun tingkat
keparahannya sangat bergantung pada durasi (berapa lama kebiasaan dilakukan setiap harinya),
posisi jari, dan jangka waktunya apakah dilakukan secara terus menerus. Jika kebiasaan buruk ini
cepat dihentikan, masih ada kemungkinan posisi gigi akan baik dengan sendirinya (self-
correction). Makin lama kebiasaan ini dilakukan, makin sulit untuk baik dengan sendirinya dan
mungkin membutuhkan perawatan khusus.
Penanganan:

4
MATERI TALKSHOW
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
drg. Lia Anggraeni

 Diperlukan analisa dan observasi untuk menentukan perawatan yang tepat, namun gigi yang
tonggos memang disebabkan kebiasaan buruk seperti mengempeng maka sebisa mungkin
diusahakan untuk menghentikan kebiasaan tersebut. Setelah pemeriksaan yang menyeluruh
baru dapat dipastikan apakah diperlukan perawatan, semisal perawatan orthodontik untuk
memperbaiki posisi gigi depan yang maju
Tujuan mengajak anak ke dokter gigi
Ajaklah anak anda untuk mengunjungi dokter gigi secara rutin guna memelihara kesehatan giginya
 Kebiasaan ini juga akan mengurangi ketakutan anak akan dokter gigi.
 Dengan pemeriksaan teratur maka kelainan atau penyakit yang terjadi pada gigi akan dapat
terdeteksi secara dini sehingga pengobatan dapat dilakukan dengan baik.
 Melakukan perawatan dasar untuk mencegah kerusakan pada gigi susu.

5
MATERI TALKSHOW

Anda mungkin juga menyukai