TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keputihan
yang keluar dari alat genitalia wanita yang tidak berupa darah. Pada kondisi
normal, kelenjar pada serviks menghasilkan suatu cairan jernih yang keluar,
bercampur dengan bakteri, sel-sel vagina yang terlepas dan sekresi dari
kelenjar bartolin. Selain itu, sekret vagina juga disebabkan karena aktivitas
bakteri normal yang hidup di vagina. Pada wanita, sekret vagina ini
merupakan hal yang alami dari tubuh untuk membersihkan diri, sebagai
cairan dari alat genital selain darah di luar kebiasaan yang berupa cairan
bening, kekuningan, berbusa atau putih seperti susu, baik berbau ataupun
berupa mukus yang banyak mengandung epitel dan sedikit lekosit, warna
jumlah banyak, terus menerus, warna berubah (bisa hijau, kuning, abu-abu,
bahkan menyerupai susu) dan disertai adanya keluhan gatal, panas, nyeri
http://repository.unimus.ac.id
6
7
(neoplasma) pada alat genitalia, iritasi dan penyakit yang lain pada organ
keputihan dapat berasal dari vulva, cairan vagina, serviks, uterus atau tuba
normal berkisar antara 3,8–4,2 maka sebagian besar bakteri yang ada adalah
http://repository.unimus.ac.id
8
B. Penyebab Keputihan
sebagai berikut (Iswati, 2010): (1). Keputihan yang berbusa dan cair, warna
kuning kehijauan atau keputih-putihan, rasa gatal dan berbau busuk. Jika
tidak ditangani lebih lanjut maka vagina akan terasa sakit dan bengkak. (2).
Cairan keputihan yang warnanya putih seperti keju lembut dan berbau
seperti ragi roti atau jamur. Infeksi ini disebabkan oleh jamur. (3). Cairan
keputihan yang berbau anyir atau amis dan kental seperti susu. Keadaan ini
Keputihan encer seperti air, warna keabu-abuan atau coklat, dengan bercak
darah dan berbau busuk. Ini merupakan tanda-tanda infeksi yang lebih parah
yang dapat ditemukan antara lain pada: (a). bayi yang baru lahir sampai usia
plasenta terhadap uterus dan vagina bayi, (b). waktu disekitar menarche
http://repository.unimus.ac.id
9
(d). waktu disekitar ovulasi karena sekret dari kelenjar serviks uteri menjadi
lebih encer, (e). pada wanita dengan penyakit menahun, (f). kelelahan fisik
a. Bakteri
keluarnya duh tubuh uretra atau vagina, nyeri waktu buang air
http://repository.unimus.ac.id
10
2010).
http://repository.unimus.ac.id
11
berikut ini:
bakterial.
http://repository.unimus.ac.id
12
Monaidi, 2015).
(d). dapat kambuh kembali dan (e). dapat ditularkan dari ibu ke
http://repository.unimus.ac.id
13
http://repository.unimus.ac.id
14
http://repository.unimus.ac.id
15
http://repository.unimus.ac.id
16
b. Jamur
http://repository.unimus.ac.id
17
2012).
c. Parasit
Pada wanita, parasite ini hidup di vagina dan servik dan bisa juga
sehingga parasit ini tidak dapat hidup pada vagina yang asam yaitu
http://repository.unimus.ac.id
18
d. Virus
ada dua tipe yaitu tipe I dan tipe II yang merupakan virus DNA.
e. Benda Asing
http://repository.unimus.ac.id
19
2008).
f. Neoplasma
sebagai nutrisi bagi sel kanker tersebut. Pada keadaan ini terjadi
C. Patogenesis
http://repository.unimus.ac.id
20
dan pertumbuhan bakteri anaerob lain yang berlebihan, Bacterioides spp dan
menjadi sedikit atau hilang sama sekali sehingga produksi asam laktat
menurun dan pH vagina meningkat antara 5,0 dan 5,5. Suasana basa ini
yang berperan sebagai flora normal vagina. Peran tersebut dilakukan dengan
http://repository.unimus.ac.id
21
menjadi asam laktat, sehingga vagina tetap dalam keadaan pH asam (pH
daerah vagina. Sistem imun tubuh akan bekerja membantu fungsi dari
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Kultur
aerob dan jamur yang terdapat pada sekret vagina yang ditanam
pada media MRS agar (deMann Rogosa Sharpe agar), BAP (Blood
http://repository.unimus.ac.id
22
Dextrose agar).
pseudohifa.
2. Pengecatan Gram
dengan Air Fuchsin selama 30–60 detik. Cuci dengan air mengalir
http://repository.unimus.ac.id
23
E. Kerangka teori
Keputihan
Sekret vagina
Fisiologis Patologis
F. Kerangka Konsep
http://repository.unimus.ac.id