Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Dapatkah Anda membayangkan jika kehilangan udara?

Tidak akan ada angin, awan, hujan, dan api. Anda tidak dapat

melihat indahnya matahari. Begitupun tidak akan ada

tanaman atau hewan. Radiasi matahari akan menjadi sangat

berbahaya. Tanpa udara, suhu akan mengalami fluktuasi,

antara 110C pada siang hari dan -185C pada malam hari.

Jadi tanpa udara maka Anda pun tidak akan ada. Udaralah

yang mengatur lingkungan dan sifat-sifat dunia seperti yang

kita miliki sekarang ini.

Tetapi udara tidak pernah bersih, mungkin sebelum

manusia ada. Benda-benda asing seperti abu gunung api,

bakteri, tepung sari, spora, partikel garam dari laut, dan debu

kosmis dari luar angkasa. Partikel-partikel ini menjadi inti

tempat molekul air yang mengembun kemudian membentuk

tetes-tetes hujan.

Jika terlalu banyak partikel asing di atmosfer, maka

keseimbangan biosfer akan terganggu. Padahal setiap saat

makhluk hidup memerlukan oksigen untuk respirasi.

Akibatnya terjadilah pencemaran udara dengan jumlah

pengotoran cukup banyak sehingga tidak dapat di absorpsi

atau dihilangkan.

1
Umumnya pengotoran ini bersifat alamiah, misalnya gas

pembusukan, debu akibatnya erosi, dan serbuk tepung sari

yang terbawa angin. Namun akibat ulah hidup dari manusia,

jumlah dan kadar bahayanya semakin meningkat. Tanpa

gangguan ini alam biasanya menyediakan unsur-unsur dasar

yang diperlukan makhluk hidup dalam jumlah yang cukup dan

berkelanjutan.

Tetapi karena tambahan pengotoran manusia, udara tidak

dapat membersihkan dirinya lagi. Pencemaran udara ini

dapat tersebar ke mana-mana yang kepekatannya masuk ke

dalam air atau tanah, menyebabkan terjadinya polusi air dan

tanah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Pencemaran udara ialah adanya bahan atau zat-zat asing

yang terdapat di udara dalam jumlah yang dapat dapat

menyebabkan perubahan komposisi atmosfer dari keadaan

normal.

1.1 Pencemaran Udara

Pengertian tentang pencemaran udara diartikan sebagai

masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

dan komponen lain ke udara atau berubahnya tatanan udara

oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas

udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan

udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya.

3
Pencemaran udara memberikan dampak terhadap sistem

kehidupan makhluk hidup dan sistem yang tidak termasuk di

dalam sistem kehidupan. Pencemaran udara mempengaruhi

sistem kehidupan makhluk hidup seperti gangguan

kesehatan, ekosistem yang berkaitan baik dengan manusia

maupun yang tidak berkaitan dengan manusia, serta ekonomi

ekosistem. Apabila pencemaran udara tidak dapat

dikendalikan lagi dan melampaui ambang batas

normal, maka akan mempunyai dampak yang akan

merugikan baik terhadap kesehatan/kehidupan dan ekonomi.

Secara garis besar pencemaran udara dapat dibedakan

menjadi dua bagian yaitu pencemaran udara bebas dan

pencemaran udara di dalam ruangan (indoor air pollution).

Bahan atau zat yang dapat mencemari udara dapat

membentuk gas dan partikel.

Komposisi udara terutama uap air (H 2O) sangat

dipengaruhi oleh keadaan suhu udara, tekanan udara, dan

lingkungan sekitarnya. Udara adalah atmosfer yang berada di

sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk

kehidupan di muka bumi ini. Dalam udara terdapat oksigen

(O2) untuk bernapas, karbondioksida (CO2) untuk proses

fotosintesis oleh khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan

sinar ultra violet dari matahari.

Udara sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Udara

digunakan untuk pernapasan, menghirup gas oksigen ke

4
paru-paru yang kemudian diserap oleh darah, mengandung

hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan

darah mengangkut oksigen), lalu di angkut ke seluruh tubuh

sebagai pemasok oksigen bagi sel-sel tubuh. Udara juga

berfungsi untuk mempertahankan suhu tubuh agar dalam

keadaan normal dengan mekanisme secara fisik.

Di permukaan bumi saat ini, tidak ada udara yang tidak

tercemar oleh berbagai jenis polutan (bahan yang

mengakibatkan polusi) yang dapat berpotensi/berpengaruh

bagi kesehatan. Untuk itu diperlukan tindakan atau

usaha nyata untuk mencegah dan mengurangi dampak

negatif yang ditimbulkan oleh pencemaran udara.

1.2 Jenis-Jenis Pencemaran Udara

N Pencemaran Udara Jenisnya

o
1. Menurut bentuk 1. Gas

2. Partikel
2. Menurut tempat 1. Ruangan (indoor)

2. Udara bebas (outdoor)


3. Gangguan kesehatan 1. Iritansia

2. Aspeksia

3. Anestesia

4. Toksis
4. Susunan kimia 1. Anorganik

5
2. Organik
5. Menurut asalnya 1. Primer

2. Sekunder

1.3 Komposisi Udara

Komposisi udara terutama uap air (H2O) sangat

dipengaruhi oleh keadaan suhu udara, tekanan udara, dan

lingkungan sekitarnya. Udara adalah atmosfer yang berada di

sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk

kehidupan di muka bumi ini.

Komposisi udara bersih dan kering, pada umumnya

sebagai berikut:

- Nitrogen (N2) = 78,09%

- Oksigen (O2) = 20,94%

- Argon (Ar) = 0,93%

- Karbon dioksida (CO2) = 0,032%

Gas-gas lainnya yang terdapat dalam udara prosentasinya

relatif kecil diantaranya gas-gas mulia, nitrogen oksida,

hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia, dan

sebagainya.

Persediaan udara bebas di permukaan bumi tidak pernah

mengalami kekurangan jumlahnya. Dalam perkembangannya

kualitas udara sangat bervariasi tergantung dari ketinggian

tempat dan faktor lingkungan seperti tumbuh-tumbuhan, air,

industri, dan lingkungan lain yang berpengaruh. Hampir

semua makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan makhluk

6
hidup lainnya membutuhkan oksigen yang berasal dari

udarasesuai kualitas yang diperlukan. Makhluk hidup yang

tidak membutuhkan udara disebut anaerob yaitu bio

organisme yang dapat hidup secara baik tanpa oksigen

seperti bakteri.

Kegiatan manusia yang tidak mengindahkan dan

mempedulikan lingkungan merupakan penyumbang terbesar

pencemaran udara sehingga mengakibatkan menurunnya

kualitas udara. Lingkungan yang lestari dengan jumlah

tumbuh-tumbuhan yang seimbang akan berperan dalam

menjaga kualitas udara. Manusia dan tumbuh-tumbuhan

saling membutuhkan.

Pada saat manusia menarik napas memerlukan oksigen

dan pada saat menghembuskan mengeluarkan gas karbon

dioksida sebagai “udara kotor”. Sebaliknya, tumbuh-

tumbuhan pada suatu saat membutuhkan banyak karbon

dioksida.

Berkurangnya pohon-pohon karena berbagai kepentingan

manusia, berpotensi memberikan dampak pada kesehatan

maupun lingkungan lainnya. Untuk menjaga lingkungan yang

seimbang, aktivitas manusia dengan segala kegiatan

pembangunan seharusnya berwawasan lingkungan. Apabila

hal tersebut tidak dilakukan saat ini, maka kita akan

mewariskan lingkungan yang rusak pada generasi yang akan

datang.

7
2. Penyebab Pencemaran Udara

Pencemaran udara dapat dirasakan semakin hari kian

meningkat terutama daerah yang kepadatan lalu lintasnya

cukup tinggi serta di lokasi industri yang kurang

memperhatikan dampak lingkungan. Semakin tinggi

penggunaan bahan bakar yang berasal dari fosil minyak,

maka potensi pencemaran udara semakin tinggi, karena

udara akan tercemar oleh gas-gas buangan hasil

pembakaran. Pada umumnya pencemaran udara disebabkan

oleh kegiatan manusia yang tidak mengindahkan dampak

lingkungan dan faktor alam.

Penyebab pencemaran udara oleh kegiatan manusia,

seperti:

 Debu/partikel dari kegiatan industri.

 Penggunaan zat kimia yang disemprotkan ke udara.

 Gas buang hasil pembakaran bahan bakar fosil.

Penyebab pencemaran udara oleh faktor alam, misalnya:

 Debu akibat letusan gunung berapi.

 Proses pembusukan sampah organik.

 Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan

sekitarnya dan berpotensi terganggunya kesehatan.

Lingkungan yang rusak berarti berkurangnya daya dukung

alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup

8
manusia. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu

dapat merupakan campuran berbagai bahan pencemar, baik

berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi

terurai ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan

sekitarnya. Kondisi geografi, suhu udara, dan tekanan udara

setempat akan mempengaruhi kecepatan penyebaran

pencemarannya. Kawasan yang daya dukung alamnya

berkurang, sering dijumpai berbagai penyakit yang erat

kaitannya dengan akibat pencemaran.

Unsur-unsur pencemar udara bisa secara parsial atau

dapat pula mencemari secara bersama-sama yang jumlahnya

tergantung dari sumbernya. Beberapa unsur pencemar udara

sebagai polutan udara primer dapat dikelompokkan menjadi:

 Karbon monoksida (CO)

 Hidrokarbon (HC)

 Nitrogen oksida (NOX)

 Belerang oksida (SOX)

 Partikel, dll

Sumber pencemaran udara terutama dari transportasi,

dihasilkan karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC).

Sumber-sumber pencemaran lainnya seperti pembakaran,

kegiatan industri, pembuangan limbah, dan sebagainya.

3. Pengaruh Pencemaran Udara

9
Pengaruh dari pencemaran udara pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi pengaruh terhadap manusia, hewan,

tanaman sebagai makhluk hidup, dan pengaruh terhadap

bukan makhluk hidup.

3.1 Terhadap Manusia

Pulutan udara dapat menjadi sumber penyakit virus,

bakteri, dan beberapa jenis cacing. Dampak yang diakibatkan

oleh polutan udara yang lebih buruk dapat mengakibatkan

seseorang menjadi alergi yang selanjutnya menjadi pintu

masuk bagi bakteri untuk dapat berpotensi terjadinya infeksi.

Polutan udara yang terjadi secara kronis berpotensi untuk

mendorong terjadinya penyakit kanker.

Polusi dengan udara panas dapat menimbulkan beberapa

jenis penyakit dan manusia tidak dapat mentoleransi suhu

udara di atas 50C. Kelembaban udara (mengandung kadar

uap air) melebihi normal akan mempercepat pertumbuhan

bakteri. Negara yang memiliki kelembaban udara tinggi

biasanya yang berada di daerah tropis seperti di Indonesia.

Udara yang telah tercemar oleh belerang oksida (SOX)

menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada

sistem pernapasan. Gas SOX yang mudah menjadi asam akan

menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan

saluran napas sampai ke paru-paru. Serangan gas SO X akan

menyebabkan iritasi (gangguan) pada bagian tubuh yang

10
terkena. Daya iritasi sulfur dioksida (SO2) pada setiap orang

tidaklah sama, ada yang sensitif dan ada yang lebih tahan

pada konsenterasi lebih tinggi. Gas SO 2 yang bersifat korosif,

tidak hanya merusak makhluk hidup melainkan akan merusak

pula benda-benda lain menjadi karat dan permukaannya

menjadi kusam.

3.2 Terhadap Hewan

Beberapa polutan udara mengakibatkan keracunan kronis

pada jenis hewan tertentu. Hewan yang keracunan polutan

udara biasanya melalui pakan yang dicemari polusi udara.

Seperti halnya manusia, hewan dan tanaman pun

membutuhkan udara yang baik. Di samping itu,

meningkatnya udara di atas normal juga berpotensi

menurunkan produksi hewan. Pda musim kering yang

berkepanjangan akan mengurangi pasokan rumput yang

dibutuhkan sebagai bahan pokok utama hewan memamah

biak.

Beberapa jenis polutan udara yang berbahaya bagi hewan

adalah sebagai berikut:

Arsen (As)

Rumput di sekitar lokasi pabrik peleburan yang

mempergunakan unsur As, berpotensi akan tercemar polutan

As. Gejala yang ditimbulkannya seperti gangguan saluran

pencernaan, konvulsi (kejang-kejang), dan syaraf.

11
Timah (Pb)

Pabrik yang mempergunakan timah dengan tidak

mengindahkan dampak yang ditimbulkannya dapat

mencemari udara disekitarnya. Timah dan logam polutan

udara lain dapat mengganggu kesehatan hewan ternak,

seperti gejala lumpuh. Unsur logam bersifat akumulatif

sehingga tidak dapat terurai.

Difenil Dikloro Trikhloroetana (DDT)

Penggunaan DDT yang berlebihan dengan tidak

mengindahkan dampak yang ditimbulkannya dapat

mencemari udara disekitarnya serta menyebabkan adanya

biaya ekologis dan kesehatan yang tinggi. Akibat dari

pencemarannya yaitu dapat berpengaruh terhadap

metabolisme kapur pada telur ayam.

Aerosol biologis

Dapat berupa bakteri, virus, jamur, dan protozoa, dengan

berbagai jenis penyakit yang ditimbulkan. Penularan melalui

udara menjadi penting bagi penyakit yang disebabkan oleh

virus.

3.3 Terhadap Tanaman

Meningkatnya suhu udara di atas normal akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sehingga akan

12
menurunkan produksi beberapa jenis pangan, sayuran, dan

buah-buahan. Pengaruh pencemaran udara terhadap

tanaman bukan hanya pada kerugian ekonomis, melainkan

juga memberikan efek terhadap manusia, terutama emisi

oleh flour (F), sulfur dioksida (SO2), ozon (O3), dan

peroksiacetil nitrat. Pengaruh utamanya pada daun

mengakibatkan gangguan proses asimilasi.

Pengaruh gas nitrogen oksida (NOX) pada tanaman seperti

timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Polutan gas

NOX pada konsenterasi tinggi dapat menyebabkan

nekrosis/kerusakan pada jaringan daun. Bila kondisi jaringan

pada daun rusak,maka daun tidak dapat berfungsi dengan

baik sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses

fotosintesis. Kondisi tersebut berakibat pada tanaman tidak

lagi dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Pengaruh gas

belerang oksida (SOX) yang terdispersi ke lingkungan dan

kontak dengan tanaman dalam waktu lama maka kerusakan

tanaman dapat terjadi seperti timbulnya bintik-bintik pada

permukaan daun. Kondisi tersebut dapat berakibat daun-daun

tanaman dapat berguguran sehingga produktivitas tanaman

akan menurun.

Aldehid

13
Bersumber dari emisi gas buang kendaraan bermotor,

dengan pengaruh sinar matahari menjadi bentuk lain yang

akan merusak tanaman di dalam rumah kaca (greenhouse).

Flourida

Bersumber dari kegiatan industri seperti pembuatan

pupuk, keramik, alumunium, dan peleburan logam. Dengan

0,1 ppb (part per billion) sudah merupakan toksis untuk

tumbuh-tumbuhan. Merusak daun dan akan mempengaruhi

proses asimilasi. Hidrogen sulfida (H2S), ozon (O3), nitrogen

dioksida (NO2), akan merusak daun sehingga mempengaruhi

pertumbuhan tanaman.

3.4 Terhadap Bukan Makhluk Hidup

Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan produksi.

Polutan udara dapat memasuki ruangan di antara butir-butir

tanah sehingga dapat menggangu pertumbuhan tanaman

dan berpotensi untuk menurunkan produksi. Pencemaran

udara dapat juga merusak peralatan rumah tangga lainnya.

Karbon dioksida, partikel dari polusi udara melalui

atmosfer berpotensi terhadap perubahan iklim an cuaca.

Sering kita alami perubahan musim yang biasanya musim

penghujan menjadi musim kemarau atau sebaliknya,

sehingga akan mengacaukan program pertanian.

14
Pengaruh pencemaran udara terhadap benda mati sangat

merugikan atau memberikan perubahan estetik seperti batu,

tanah liat, metal, kayu, cat, karet, bahan kulit, bahan tekstil,

dan makanan. Pencemaran udara dapat mengakibatkan

abrasi terutama akibat perubahan fisik atau kimia.

Pengaruh pencemaran udara dapat bersifat langsung

misalnya sulfur dioksida (SO2) diisap oleh bahan kulit dan

kontak dengan air membentuk asam sulfat (H2SO4) yang

merusak bahan dari kulit tadi. Adapun pengaruh tidak

langsung seperti cat dinding yang terkena polusi partikel

udara. Korosi dari bahan metal oleh polusi udara khususnya

udara yang banyak mengandung garam. Korosi pada kawat

listrik akan mengakibatkan hubungan pendek.

Pada bahan karet dan berbagai jenis bahan yang lain

dengan polusi udara ozon mengalami perubahan dengan

proses kerusakan tergantung dari polutan dan bahan yang

tercemar.

4. Pencemaran Udara Berupa Gas

4.1 Daftar Substansi Penyebab Polusi Udara

As (Arsenic) : berasal dari pembakaran batu bara dan

minyak, pabrik kaca --- dalam jangka panjang dapat

menyebabkan kanker paru-paru dan kanker kulit.


C6H6 (Benzene) : berasal dari kilang minyak, kendaraan

15
bermotor --- dalam jangka panjang dapat menyebabkan

leukimia (kanker darah)


Cd (Cadmium) : berasal dari pembakaran sampah, batu

bara, dan minyak bumi --- dalam jangka panjang dapat

merusak ginjal dan paru-paru serta kerapuhan tulang.


Cl2 (Chlorine) : berasal dari industri kimia; membentuk

HCl; menimbulkan gangguan sealput lendir.


CO (Carbon monoxide) : berasal dari kendaraan

bermotor, batu bara, pabrik baja --- merusak sistem oksigen

dalam tubuh dan jantung.


F (Ion fluoride) : berasal dari pabrik baja --- konsenterasi

yang tinggi merusak gigi pada anak-anak.


HC (Hydrocarbons) : berasal dari aroma bahan bakar

minyak yang belum terbakar --- bersenyawa dengan

nitrogen oksida dalam sinar matahari yang membentuk

kabut bercampur asap.


HCHO (Formaldehyde) : berasal dari kendaraan

bermotor, tumbuhan kimia --- menimbulkan gangguan pada

mata, hidung.
HCl (Hydrogen chloride) : berasal dari tempat-tempat

pembakaran --- menimbulkan ganguan mata, paru-paru.


HF (Hydrogen fluoride) : berasal dari pabrik-pabrik

pupuk --- menimbulkan gangguan pada kulit, mata, selaput

lendir.
Hg (Air raksa) : berasal dari pembakaran batu bara ---

menimbulkan getaran pada tubuh dan gangguan perilaku.


HNO3 (Asam nitric) : terbentuk dari NO2, komponen

utama dalam hujan asam --- menyebabkan penyakit yang

berhubungan dengan pernafasan.


HONO (Asam nitrous) : terbentuk dari NO2 dan air yang

16
bau --- menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan

pernafasan.
H2S (Hydrogen sulfide) : berasal dari kilang minyak,

pengolahan limbah, pabrik bubur kertas --- menyebabkan

rasa mual, gangguan pada mata.


H2SO4 (Asam sulfuric) : terbentuk dari sulfur dioksida dan

ion hidroksil di dalam matahari --- menyebabkan penyakit

pernafasan.
Mn (Manganese) : berasal dari pabrik baja, pembangkit

tenaga listrik --- dalam jangka panjang dapat menyebabkan

Parkinson.
Ni (Nikel) : berasal dari pembakaran batu bara dan minyak

--- pada kadar yang tinggi dapat menyebabkan kanker

paru-paru.
NO (Nitric Oxide) : dari kendaraan bermotor, pembakaran

batu bara, dan minyak bumi --- cepat teroksidasi dengan

NO2.
NO2 (Nitrogen Oxide) : terbentuk di dalam sinar matahari

dari NO, menghasilkan ozon --- menyebabkan bronkitis,

rentan terhadap influenza.


O3 (Ozon) : terbentuk di dalam sinar matahari dari

nitrogen oksida dan hidrokarrbon --- menimbulkan

gangguan mata dan asma.


OH (Hydroxyl radical) : terbentuk di dalam sinar

matahari dari hidrokarbon dan nitrogen oksida --- bereaksi

dengan gas-gas lain dalam membentuk asam.


PAN (Peroxyacetyl nitrate) : terbentuk di dalam sinar

matahari dari nitrogen oksida dan hidrokarbon ---

menimbulkan gangguan mata, asma.


Pb (Lead) : berasal dari kendaraan bermotor dan bau

17
minyak bumi --- menyebabkan kerusakan otak, tekanan

darah tinggi, dan pertumbuhan yang tidak normal.


SiF4 (Silicon tetrafluotride) : berasal dari pabrik kimia ---

menimbulkan gangguan paru-paru.


SO2 (Sulfur dioksida) : berasal dari pembakaran batu

bara dan minyak bumi --- menghambat pernafasan dan

menimbulkan gangguan pada mata.

4.2 Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah sebuah fenomena ketika energi

yang berasal dari radiasi matahari di serap oleh permukaan

bumi dan di lepas kembali sebagai energi infra merah yang

tidak dapat menembus ke luar angkasa karena terhambat

oleh berbagai macam gas yang ada di dalam atmosfer.

Fenomena ini mengakibatkan peningkatan temperatur bumi.

Efek rumah kaca adalah sebuah proses alamiah, dan

merupakan sistem yang diperlukan untuk mempertahankan

temperatur rata-rata bumi +15 C. Tanpa efek ini, bumi bisa membeku dan
tidak dapat dihuni. Akan tetapi, meningkatnya aktivitas gas-gas rumah kaca dapat

mengakibatkan peningkatan panas bumi. Gas-gas tersebut dapat di lihat pada tabel halaman

berikut:

Gas Sumber Umur Konstribusi

Rumah Hidup Terhadap Panas

Kaca Bumi
CO2 Bahan bakar 500 tahun 54%

fosil,

pembakaran

18
hutan.
CH4 Peternakan,

(Methane) Biomass, sawah, 7-10 tahun 12%

kebocoran gas
N2O Bahan bakar 140-190 6%

fosil, tahun

pengolahan

tanah

CFC Kulkas, AC, 65-110 21%

aerosol, bahan tahun

pelarut.
Ozon dan proses kimia beberapa

gas foto, jam sampai 8%

turunanny mobil,pembangk beberapa

a it listrik, hari

troposfir.

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change

(IPCC), temperatur udara permukaan bumi rata-rata telah

meningkat dari 0,3 menjadi 0,6C dalam 100 tahun terakhir.

Peningkatan ini sama dengan peningkatan jumlah CO 2 dan

gas-gas rumah kaca lain yang diamati pada periode sama.

Jika jumlah gas-gas rumah kaca tersebut terus membentuk di

dalam atmosfer, diperkirakan pada tahun 2030 temperatur

rata-rata permukaan bumi akan mengalami kenaikan 1,5

hingga 4,5C.

19
Temperatur setinggi itu diperkirakan akan menimbulkan

perubahan-perubahan iklim yang serius dan naiknya

permukaan laut. Perubahan-perubahan ini selanjutnya akan

menyebabkan pengasinan sumber-sumber air minum,

kegagalan panen, meluasnya padang pasir, dan terjadinya

banjir besar di pulau-pulau. Di samping itu, separuh dari

penduduk dunia tinggal di daerah pantai yang jika sedikit

saja permukaan laut naik akan menimbulkan banjir. Bencana

kelaparan tidak terhindarkan lagi karena daerah-daerah

pertanian akan musnah.

Negara-negara Utara merupakan sumbaer dari semua

masalh pemanasan global. Meskipun hanya di huni oleh 20%

penduduk dunia, negara-negara ini bertanggung jawab

terhadap 75-80% emisi gas-gas rumah kaca. Dampak

terburuk tidak hanya dirasakan negara-negara tersebut,

melainkan di negara-negara berkembang yang sebagian

besar tidak memiliki solusi finansial yang memadai.

4.3 Ozon

Gas Ozon adalah gas yang sangat reaktif dan merupakan

komponen alamiah yang terdapat dalam atmosfer, yang

terbentuk pada lapisan atas atmosfer, antara 15 sampai 55

km di atas permukaan dasar, yakni stratosfer. Ozon yang

terbentuk di bagian atmosfer bumi tersebut, yang paling

dekat dengan permukaan dasar (troposfer), lebih sering di

20
ganggu oleh aktivitas industri dan dapat merusak kesehatan

manusia serta tumbuhan.

Lapisan Ozon berfungsi sebagai pelindung kehidupan di

bumi dari sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker

kulit dan kerusakan pada sistem kekebalan manusia.

Gambaran yang diberikan oleh United Nations Environment

Programme (UNEP) menunjukkan bahwa setiap penurunan

1% lapisan ozon akan menyebabkan peningkatan 6% jumlah

penderita kanker kulit di seluruh dunia. Meningkatnya radiasi

ultraviolet juga akan menyebabkan gagalnya pertanian,

menurunnya hasil bumi, dan terjadinya perubahan-perubahan

besar dalam sejumlah ekosistem.

Ozon pada atmosfer akan rusak jika menyerap radiasi.

Namun, kondisi ini diimbangi oleh sejumlah proses lain yang

menghasilkan ozon di dalam stratosfer. Akibat dari semua

aktivitas ini adalah terbentuknya suatu kesetimbangan.

Walaupun demikian, proses alamiah ini dapat dikacaukan oleh

zat-zat penyebab polusi, seperti khlorine, yakni unsur utama

CFC,yang mempercepat kerusakan atau penguraian molekul-

molekul ozon yang pada gilirannya akan mengakibatkan

penipisan lapisan ozon.

5. Mencegah Pencemaran Udara

Pencegahan yang di tempuh terhadap pencemaran udara

tergantung dari sifat dan sumber polutannya. Pencegahan

21
yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu

menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari

terjadinya gangguan kesehatan.

Pencegahan disesuaikan dengan kebutuhan dengan

memperhatikan pengaruhnya terhadap kesehatan dan

peralatan yang digunakan.Tindakan yang dilakukan untuk

mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan

dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan polutan,

dan mendispersikan polutan.

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan

atau ion pada permukaan zat padat seperti karbon aktif dan

silikat. Adsorbsi mempunyai sifat dapat menyerap zat lain

sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia

serta memiliki daya kejenuhan yang bersifat disposal (sekali

pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian digunakan lagi.

Emisi hidrokarbon diadsorsi pada permukaan karbon aktif,

kemudian dihilangkan dengan cara melewatkan uap yang

selanjutnya dikondensasi menjadi cairan dan hidrokarbon

dapat diperoleh kembali penggunaan selanjutnya.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan

solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan

konsenterasinya. Cara yang mudah dan sederhana,

22
menggunakan air sebagai absorben, tetapi kadang-kadang

dapat juga tidak menggunakan air yang disebut dry

absorben. Metode absorbsi ini pada prinsipnya hampir sama

dengan metode adsorbsi, hanya bedanya emisi hidrokarbon

mengalmi kontak dengan cairan di mana hidrokarbon akan

larut. Kontak antara emisi hidrokarbon dengan cairan

absorbsi biasanya digunakan pada menara yang tinggi.

c.  Kondensasi 

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau

benda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah titik

embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi,

terutama pada polutan gas yang mempunyai titik kondensasi

tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon

dan gas organik lainnya. Cara kondensasi dalam

membersihkan polutan gas kurang praktis, untuk penggunaan

polutan gas yang mempunyai konsenterasi tinggi. Untuk lebih

praktisnya digunakan cara kombinasi, pada taraf awal

digunakan cara kondensasi, kemudian diikuti dengan cara

adsorbsi. Emisi hidrokarbon akan mengalami kondensasi

menjadi cairan pada suhu yang cukup rendah. Metode

kondensasi ini digunakan untuk menghilangkan gas buang

yang dilewatkan permukaan bersuhu rendah sehingga cairan

hidrokarbon yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat

dikumpulkan.

23
d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas

hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan

mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut

incineration. Hasil pembakaran berupa karebon diokasida

(CO2) dan air (H2O).Proses pembakarannya menggunakan

proses incineration, sedangkan alatnya incinerator atau

burner dengan berbagai tipe yang suhunya dapat mencapai

1800F.

Incineration merupakan salah satu metode dalam

pengolahanlimbah padat dengan menggunakan pembakaran

yang menghasilkan gas dan residu pembakaran. Metode ini

mempunyai bahaya yang cukup tinggi seperti bahaya

meledak. Cara pencegahan polusi gas dengan pembakaran ini

harus segera disingkirkan seperti menggunakan exhaust fan

atau pembuatan cerobong asap. Penurunan volume hasil

pembakaran dapat mencapai 70% dari limbah padat. Metode

insinerasi dapat menggunakan alat seperti:

 Menggunakan api untuk oksidasi lengkap hidrokarbon

menjadi CO2 dan air, dimana efisiensi penghilangan

hidrokarbon sangat tinggi.

 Menggunakan katalis sehingga oksidasi hidrokarbon

lengkap dapat terjadi pada suhu yang lebih rendah.

24
e.  Program Penghijauan 

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara

berupa karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen

(O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi

polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan

mengurangi jumlah polutan di udara.

Semakin banyak tumbuh-tumbuhan di tanam --- sebagai

paru-paru kota --- maka kualitas udara semakin sehat

sehingga akan mendukung program langit biru. Program

penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar

semua pihak dapat berpartisipasi aktif. Pemerintah dapat

memberikan contoh dan konstribusinya seperti penghijauan

sarana umum dan sarana sosial. Para industriawan juga turut

serta melakukan di lingkungan pabriknya. Masyarakat juga

tidak kalah pentingnya untuk berpartisipasi dalam program

penghijauan yaitu dengan menanam tanaman atau bunga

baik di pekarangan sekitar rumah maupun dalam pot.

---o0O0o---

25

Anda mungkin juga menyukai