Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulilah atas Rahmat dan Hidayat dari Allah
SWT, akhirnya dokumen “ RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
SEGOROYOSO TAHUN 2014 - 2019“ dapat terselesaikan dengan baik sebagai amanah
Undang-undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Dalam penyusunan ini tentunya
melibatkan semua komponen masyarakat sebagai aspek partisipatit, demokratis dan
pemberdayaan mejadi dasar yang kami utamakan.
Dokumen RPJMDes yang telah di susun ini sebagai dasar program kerja Kepala
Desa selama periode tahun 2014 - 2019 dan ini merupakan mengejahwantahan dari Visi
dan Misi Kepala Desa dan juga sebagai tindak lanjut dari berbagai aspirasi yang
disampaikan masyarakat dalam menyampaikan permasalahan, potensi maupun
kebutuhan – kebutuhan pembangunan di lingkungannya dalam upaya perbaikan tingkat
kehidupan dan ekonomi masyarakat.
Penyusunan RPJM Desa Tahun 2014 - 2019 Desa Segoroyoso ini melibatkan
berbagai pihak dan lembaga terkait. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi
terhadap penyusunan RPJM Desa ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Partisipasi dan kerjasama yang telah terjalin selama ini diharapkan
dapat terus berlanjut dan berkembang pada berbagai pihak yang selama ini belum
terlibat. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi semua rencana dan upaya kita untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melibatkan dan partisipasi masyarakat
dalam menentukan arah kebijakan pembagunan baik secara fisik maupun non fisik agar
lebih transparan, terarah dan tepat sasaran sehingga harapan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud
MARDIYONO
SISTEMATIKA
Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Pengertian
D. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
B. Potensi
1. Sumber Daya Alam
2. Sumber Daya Manusia
3. Kelembagaan / Organisasi
4. Wibah sejati
5. Potensi Sumber Daya Sosial Budaya
6. Potensi Prasarana dan Sarana
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) adalah
untuk menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap proses
pembangunan di desa. Sehingga ketika patisipasi masyarakat itu muncul
maka akan melahirkan perasaan “ ikut merasa memiliki “ terhadap
pembangunan didesanya. Selanjutnya masyarakat akan “ ikut
bertanggungjawab “ terhadap hasil-hasil pembangunan tersebut untuk selalu
menjaga, merawat, memelihara dan melestarikannya.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance)
merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi
masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan negara. Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 telah mengamanatkan bahwa
dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa disusun perencanaan
pembangunan desa sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan
pembangunan daerah kabupaten. Lebih lanjut dijabarkan bahwa perencanaan
pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai
dengan kewenanganannya.
Didalam sudut pandang politik, Pemilihan Kepala Desa merupakan
proses penyusunan rencana, karena rakyat pemilih menentukan pilihannya
berdasarkan program-program yang ditawarkan oleh masing-masing calon.
Oleh karena itu, rencana pembangunan desa merupakan penjabaran lebih
lanjut dari agenda-agenda yang ditawarkan oleh Kepala Desa pada saat
berkampanye, menjadi rencana pembangunan jangka menengah desa.
Berkaitan dengan pembangunan Desa maka ada beberapa masalah yang
seringkali ditemui di berbagai Desa, perlu mendapat perhatian dan segera
diantipasi, diantaranya terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang
baik dan professional, terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan
yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan Desa itu sendiri (internal)
maupun sumber dana dari luar (eksternal) belum tersusunnya kelembagaan
sosial-ekonomi yang mampu berperan secara efektif, belum terbangunnya
sistem dan regulasi yang jelas dan tegas dan kurangnya kreativitas dan
partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional.
Berdasarkan ketentuan Pasal 79 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Pemerintah Desa wajib menyusun perencanaan pembangunan
desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten. Keberadaan RPJM Desa adalah penting bagi
keberadaan dan arah pembangunan Desa 6 tahun kedepan. RPJM Desa
memberikan gambaran yang konkrit tentang program – program
pembangunan yang akan dilaksanakan selama 6 tahun. Dengan demikian
konsep penganggaran secara partisipatif yang diwujudkan dalam bentuk
partisipasi, dapat diartikan sebagai pembangunan demokrasi dengan mengacu
pada prinsip Good Governance (GG) yang mendorong adanya transparansi,
partisipasi dan tentu saja akuntabilitas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya
disebut RPJM Desa ini memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
rencana pelaksanaan pembangunan, rencana pembinaan kemasyarakatan, dan
rencana pemberdayaan masyarakat Desa yang didasarkan pada hasil
Pengkajian Keadaan Desa (PKD) dan mengacu pada RPJM Desa Kabupaten
Bantul. Proses penyusunan RPJM Desa ini dimulai dari tahap Pengkajian
Keadaan Desa (PKD) yang melibatkan semua pihak/pemangku kepentingan
secara aktif dalam proses pembahasan dan pengambilan keputusan. Selain itu,
RPJM Desa ini disusun dengan tingkat partisipasi yang cukup tinggi, dimana
proses penyusunannya dimulai dari musyawarah di tingkat dusun dan
kelompok yang difasilitasi oleh Tim Penyusun RPJM Desa. Sehingga diharapkan
RPJM Desa ini telah mencerminkan kondisi objektif Desa dan prioritas
pembangunan Kabupaten Bantul.
Rancangan RPJM Desa disusun oleh Pemerintah Desa, dibahas dan
disepakati oleh Pemerintah Desa, BPD dan masyarakat dalam Musrenbang
Desa, dan selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Desa. Peraturan Desa
ditetapkan oleh Kepala Desa selanjutnya diundangkan dalam Lembaran Desa
oleh Sekretaris Desa.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4221);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
246);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tatacara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 11 Tahun 2016 tentang RPJMD
Kab. Bantul.
C. Pengertian
1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
6. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal
yang bersifat strategis.
13. Pengkajian Keadaan Desa adalah proses penggalian dan pengumpulan data
mengenai keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, dan berbagai
informasi terkait yang menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi serta
dinamika masyarakat Desa.
14. Data Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi yang meliputi sumber
daya alam, sumber daya manusia, sumber dana, kelembagaan, sarana prasarana
fisik dan sosial, kearifan lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
permasalahan yang dihadapi desa.
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
17. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian dari
RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah
Desa kepada Pemerintah Daerah Kabupaten melalui mekanisme perencanaan
pembangunan Daerah.
18. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
19. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli
atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
perolehan hak lainnya yang sah.
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APBDesa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
22. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan yang
diterima kabupaten dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten
setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
23. Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalah lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat,
24. Lembaga adat Desa adalah merupakan lembaga yang menyelenggarakan fungsi
adat istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yang tumbuh dan
berkembang atas prakarsa masyarakat Desa.
26. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1. Maksud
Dokumen ini disusun dengan maksud untuk memberikan pegangan atau
pedoman pada Pemerintah Desa tentang kegiatan-kegiatan pembangunan yang
akan dan sedang dilaksanakan dalam jangka menengah, yakni selama 6 (enam)
tahun. Dokumen ini juga dimaksudkan sebagai visi, misi dan program strategis
yang akan dilaksanakan oleh Kepala Desa dalam menjalankan pemerintahan Desa
selama masa jabatannya.
2. Tujuan
Tujuan Penyusunan RPJM Desa adalah :
PROFIL DESA
Desa Segoroyoso salah satu dari 5 desa yang ada di Kecamatan Pleret yang
terletak kurang lebih 1,5 km kearah Barat dari Kecamatan Pleret, Desa Segoroyoso
mempunyai wilayah seluas : 5.080.930,0 ha dengan jumlah penduduk : ± 7887
dengan jumlah Kepala Keluarga : ± 2.453 dengan Batas – batas wilayah sbb :
1. Sejarah Desa
Pada masa kerajaan Maataram, pada masa bangkitnya perlawanan
terhadap penjajah Belanda di daerah ini merupakan laut buatan (SEGORO YOSO)
dimana laut buatan itu dibuat oleh Sultan Agung dengan membendung sungai
Opak untuk latihan tentara/prajurit mataram yang dipersiapkan untuk
penyerangan melawan Belanda ke Batavia ( JAKARTA DI MASA PENJAJAHAN
BELANDA ) bukti sejarah itu adanya tanggul (tambak) di Pedukuhan Trukan, di
masa kini tambak tersebut digunakan sebagai pemakaman warga pedukuhan
Trukan desa Segoroyoso.
a. Dusun Srumbung
b. Dusun Jembangan
c. Dusun Kloron
d. Dusun Segoroyoso I
e. Dusun Segoroyoso II
f. Dusun Trukan
g. Dusun Dahromo I
h. Dusun Dahromo II
i. Dusun Karanggayam
Para pejabat Bekel atau Kepala Desa Segoroyoso semenjak berdirinya
Desa Segoroyoso adalah sebagai Berikut :
2. Demografi
Desa Segoroyoso terdiri dari 9 dusun dengan jumlah penduduk sebesar
8.084 jiwa merupakan salah satu dari 5 desa di Kecamatan Pleret.
berikut :
1. Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Bawuran
Jumlah penduduk Desa Segoroyoso pada tahun 2015 mencapai 7887 jiwa
terdiri dari Laki-Laki 3927 jiwa dan Perempuan 3960 jiwa dengan 2.453 KK.
Adapun rincian tersebut sebagai berikut:
Jumlah
Golongan Umur Penduduk Jumlah Keterangan
L P
51 42 93
0 Bln – 12 Bln
139 126 265
13 Bln – 4 Thn
153 170 323
5 Thn – 6 Thn
191 141 332
7 Thn – 12 Thn
117 113 230
13 Thn – 15 Thn
223 210 433
16 Thn – 18 Thn
304 317 621
19 Thn – 25 Thn
654 580 1234
26 Thn – 35 Thn
810 795 1605
36 Thn – 45 Thn
359 313 672
46 Thn – 50 Thn
515 501 1016
51 Thn – 60 Thn
251 288 539
61 Tahun keatas
3767 3596 7363
JUMLAH
2 SD 650
3 SLTP 170
5 Perguruan Tinggi 80
4 Peternak 317
5 Pengrajin 121
7 Pensiunan 79
8 Pedagang/wiraswasta 134
9 Lain-lain 3
3. Keadaan Sosial
Mayoritas mata pencarian penduduk Desa Segoroyoso bergerak dibidang
pertanian. Permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan mata pencaharian
penduduk adalah tersedianya lapangan pekerjaan yang kurang memadai dengan
perkembangan penduduk sebagaimana tertuang dalam perencanaan
pembangunan daerah Kabupaten Bantul. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pembangunan desa adalah melakukan usaha perluasan kesempatan kerja dengan
melakukan penguatan usaha kecil pemberian kredit sebagai modal untuk
pengembangan usaha khususnya di bidang perdagangan.
KESEJAHTERAAN WARGA
No Uraian Jumlah
1. Jumlah Penduduk Sangat Miskin - KK
PENGANGGURAN
No Uraian Keterangan
1. Gedung TK 4 1. Pustu 1
2. Gedung SD 5 2. Posyandu 10
4. Gedung SLTA -
4. Keadaan Ekonomi
Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada di Desa Segoroyoso amat sangat
mendukung baik dari segi pengembangan ekonomi maupun sosial budaya.
Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa yang
dibukukan dalam APBDes setiap tahun anggaran. Menurut Peraturan Desa
Segoroyoso Nomor 3 Tahun 2014 bahwa Sumber Pendapatan Desa :
a. Prasarana kesehatan :
Posyandu : 10 unit
Pustu : 1 unit
Bidan Desa : 1 orang
b. Prasarana Pendidikan
Taman Kanak – kanak / TK : 4 unit
SD / MI : 5 unit
SLTP / MTs : 1 unit
SLTA / MA : - unit
TPA / TPQ : 10 unit
Hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai kesuksesan dalam tahapan ini
adalah:
Anggota BPD
10 Anggota
Kepala Urusan
No Nama Jabatan
1 Miyadiana Lurah Desa
2 H. Catur Wibowo Carik Desa
3 Rusgiyanti Kasie Pemerintahan
4 Sumunaryanto Kasie Pelayanan
5 Sriyanto Kasie Kesejahteraan
6 H. Suryanto Kaur Perencanaan
7 Mardiyono Kaur Keuangan
8 Mugiyono Kaur Umum dan Tata Usaha
9 Erna Widianingsih Staf
10 Afnan Nugroho Staf
11 Agus Prih Rahmanto Staf
12 Sri Nurkhayati Staf
13 Lisna Fatimah Staf
14 Dewi Mudrikah Staf
No Nama Jabatan
1 H. Jumadi, SH Ketua
2 Supriyanto Wakil Ketua
3 Nur Hidayanto Sekretaris
4 Sarjito Bendahara
5 Wahyudi Anggota
8 Suroso Anggota
9 Gunarto Anggota
11 Mustofa Anggota
4 Rohadi Sekertaris 2
5 H. Maryadi, S.Ag Bendahara 1
6 Sutrisno Bendahara 2
7 Sarwo Utomo Anggota
8 Sungkono Anggota
9 Aptriyono Anggota
10 Mustofa Anggota
11 Eko Priyadi, SPd Anggota
12 Dwi Safriyanto Anggota
13 Sukamto Anggota
14 Paiman Anggota
15 Supardi Anggota
16 H. Komarudin, SPd Anggota
17 Nur Kholid Anggota
18 Sunarno Anggota
19 Afandi Anggota
No Nama Jabatan
1 Juniati Miyadiana Ketua
2 Hj. Sri Haryani Wakil Ketua
3 Hj. Daryati, SH Sekretaris I
4 Sri Nurkhayati, SH Sekretaris II
5 Wasiyati Bendahara I
6 Mujiyanti Bendahara II
7 Wasiyati Ketua Pokja I
8 Jamiyati Ketua Pokja II
9 Rusgiyanti Ketua Pokja III
10 Anti Sofiatun Ketua Pokja IV
Reformasi dan otonomi daerah telah menjadi harapan baru bagi
pemerintah dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai dengan
kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa,
otonomi adalah satu peluang baru yang dapat membuka ruang kreativitas bagi
aparatur desa dalam mengelola desa. Hal itu jelas membuat pemerintah desa
menjadi semakin leluasa dalam menentukan program pembangunan yang akan
dilaksanakan. Sayangnya kondisi ini ternyata belum berjalan cukup mulus.
Sebagai contoh, aspirasi desa yang disampaikan dalam proses musrenbang
senantiasa kalah dengan kepentingan pemerintah daerah (eksekutif dan legislatif)
dengan alasan bukan prioritas, pemerataan dan keterbatasan anggaran.
Dari sisi masyarakat, poin penting yang dirasakan di dalam era otonomi
adalah semakin transparannya pengelolaan pemerintahan desa dan semakin
pendeknya rantai birokrasi yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh positif terhadap jalannya pembangunan desa. Dalam proses
musrenbang, keberadaan delegasi masyarakat desa dalam kegiatan musrenbang
di tingkat kabupaten/kota gagasannya adalah membuka kran partisipasi
masyarakat desa untuk ikut menentukan dan mengawasi penentuan kebijakan
pembangunan daerah. Namun demikian, lagi-lagi muncul persoalan bahwa
keberadaan delegasi masyarakat ini hanya menjadi ‘kosmetik’ untuk sekedar
memenuhi ‘qouta’ adanya partisipasi masyarakat dalam proses musrenbang
sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang.
BAB III
A. Potensi
Desa Segoroyoso memiliki potensi yang sangat besar, baik sumber daya
alam, sumber daya manusia maupun kelembagaan / organisasi. Sampai saat ini,
potensi sumber daya yang ada belum benar-benar optimal diberdayakan.
1. Sumber Daya Alam
Desa : Segoroyoso
Kecamatan : Pleret
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DIY
2 Sumber air - -
4 Sungai 6000 M
Kecamatan : Pleret
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DIY
3. Kelembagaan / Organisasi
Desa : Segoroyoso
Kecamatan : Pleret
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DIY
1. BPD 1 Lembaga
2. LPMD 1 Lembaga
3. PKK 1 Lembaga
6. LKM 1
Desa : Segoroyoso
Kecamatan : Pleret
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DIY
a. Jalan 4489 M
b. Jembatan 4 Unit
b. Gedung TK 5 Unit
c. Gedung SD 5 Unit
a. Posyandu 10 Unit
b. PUSTU 1 Unit
….
…
5. Potensi Sumber Daya Sosial Budaya
Desa : Segoroyoso
Kecamatan : Pleret
Kabupaten : Bantul
Propinsi : DIY
B. Masalah
Daftar peta permasalahan ini didapat dari hasil musrenbangdes penyusunan
RPJM Desa Segoroyoso yang menghadirkan masing-masing perwakilan dusun yang
berkompeten dan mewakili unsur-unsur yang ada di dalamnya dengan
menggunakan alat kaji Potret Desa, Diagram Venn Hubungan Kelembagaan serta
Kalender Musim. Sebagai data tambahan, upaya observasi dan wawancara dengan
para pihak terkait juga dilakukan, sehingga dimungkinkan tidak ada masalah, potensi
dan usulan perencanaan pembangunan desa yang terlewatkan/tidak
terakomodasi.
Di bawah ini adalah daftar masalah yang secara kualitatif dirasakan oleh
masyarakat yang bersumber dari potret desa, kalender musim dan bagan
kelembagaan yang dikelompokkan menurut bidang penyelenggaraan pemerintahan,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan
masyarakat desa.
No Bidang Masalah
Demikian potensi dan masalah yang berhasil dihimpun dalam tahap pengkajian
keadaan desa. masalah dan potensi ini kemudian akan menjadi dasar dalam
merumuskan visi, misi dan kebijakan pembangunan di Desa Segoroyoso selama 6
tahun kedepan.
BAB IV
2. Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak, langkah dan
tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara pemerintahan tanpa
mengabaikan mandat yang diberikannya.
Hakekat misi merupakan turunan dari visi yang akan menunjang keberhasilan
tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain Misi merupakan penjabaran lebih operatif
dari Visi. Penjabaran dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi
setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di masa yang akan datang
dari usaha-usaha mencapai Visi desa selama masa enam tahun.
Untuk meraih Visi Kepala Desa / Lurah desa Segoroyoso seperti yang sudah
dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik internal
maupun eksternal, maka disusunlah Misi desa Segoroyoso sebagai berikut:
Kebijakan Pembangunan
Sesuai dengan amanat UU No. 6/2014 tentang Desa, tujuan
pembangunan desa adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal , serta pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Oleh karena itu,
pada periode tahun 2014-2019, rencana pembangunan jangka
menengah desa diarahkan untuk peningkatan aparatur pemerintah desa
dan BPD, penguatan peran dan fungsi kelembagaan kemasyarakatan
serta penguatan masyarakat desa.
Disamping itu, pembangunan diarahkan pada pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan untuk mendorong pengembangan perdesaan
berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi
serta mendorong keterkaitan desa-kota. Untuk mengetahui kebijakan
pembangunan ini secara detail mengenai startegi di masing-masing
dusun / Lingkungan dapat dilihat dalam lampiran.
3. Pembinaan kemasyarakatan:
a. Meningkatkan rutinitas masyarakat miskin dan rentan dalam
pengembangan usaha berbasis potensi lokal;
b. Memberikan dukungan bagi masyarakat miskin dan rentan melalui
penyediaan lapangan usaha, dana bergulir, kewirausahaan, dan
lembaga keuangan mikro.
C. Strategi Pencapaian
Upaya untuk merealisasikan program pembangunan desa dilakukan tindakan
strategis yang bersifat internal dan eksternal.
PENUTUP
Bahwa dalam rangka peningkatan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan maka diperlukan kerangka kebijakan yang mampu mewadai dan
menampung aspirasi masyarakat. Dalam hal ini aspirasi masyarakat yang dimaksud adalah
dalam bentuk keterlibatan warga (masyarakat) dalam setiap tahapan proses penyusunan
prioritas pembangunan. Untuk itu dalam setiap tahapan penyusunan perencanaan
pembangunan haruslah dilakukan dengan metode pemberdayaan masyarakat serta
dilakukan secara partisipasi.
Metode perencanaan partisipasi adalah satu upaya peningkatan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan pembangunan. Dalam perencanaan partisipasi masyarakat
ditempatkan menjadi pelaku utama kegiatan sejak perumusan ide sampai perumusan
akhir perencanaan pembangunan. Pada intinya pendekatan partisipasi merupakan
kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat serta diawasi
oleh masyarakat. Hal ini dimaksudkan bahwa yang tahu kebutuhan masyarakat adalah
masyarakat itu sendiri, pemerintah hanya memfasilitasi masyarakat dalam menjawab
kebutuhan yang masyarakat butuhkan.
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah ini merupakan dokumen
perencanaan untuk periode 6 tahun yang memuat arah kebijakan umum desa dan
program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Bantul, lintas SKPD dan
program prioritas kewilayahan disertai dengan rencana kerja.
Demikian RPJM Desa, Desa Segoroyoso ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam
melaksanakan pembangunan di Desa Segoroyoso Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul
tahun 2014 – 2019 yang selanjutnya setiap tahun akan dijabarkan dalam RKP desa.