Anda di halaman 1dari 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

DASAR TEORI

2. 1. Suspensi
Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang
terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat
meningkatkan kenyamanan berkendaraan dan mengendalikan kendaraan. Suspensi
pada kendaraan berawal pada abad XVI, pada saat itu suspensi dipergunakan pada
kereta kuda agar nyaman. Dimana jalan-jalan saat itu banyak yang bergelombang.
Sistem suspensi pada kendaraan digantung pada keempat tiang yang terkait ke
sasis atau rangka. Suspensi pada dasarnya merupakan bagian dari sasis. Sasis
terdiri atas rangka kendaraan, sistem suspensi, sistem kemudi, dan roda. Sistem
suspensi terdiri atas pegas, peredam (shock absorber), dan komponen lain seperti
lengan ayun, sambungan (joints),batang pengkaku (anti-roll bar atau stabilizer),
dan karet-karet.
Berkenaan dengan konfigurasi, terdapat dua jenis sistem suspensi, yakni
dependent dan independent. Suspensi dependent dapat dicirikan dari poros
penghubung roda kiri dan kanan yang merupakan satu kesatuan utuh serta kaku
(rigid). Biasanya,suspensi dependent dipakai di kendaran angkutan barang (truk).
Pegas yang digunakan untuk menumpu beban kendaraan biasanya dari jenis pegas
daun (leaf spring).
Suspensi independen, seperti jenis MacPherson atau double wishbone
umumnya digunakan di roda depan pada kendaraan jenis sedan atau kendaraan
penumpang (minibus) keluaran terbaru. Dari konstruksinya bahwa suspensi
independent memungkinkan roda kiri untuk bergerak bebas terhadap roda kanan,
meski hanya untuk kisaran gerak yang terbatas. Berdasarkan sistem
pengontrolannya, terdapat dua jenis sistem suspensi yakni suspensi pasif dan
suspensi aktif. Pada suspensi pasif (sistem yang umum diterapkan pada kendaraan
saat ini) kekakuan pegas dan konstanta redamannya bernilai konstan. Namun
pada suspensi aktif, pengontrolan kekakuan pegas dan redaman dapat diatur
commitpenumpangnya.
sehingga dapat menambah kenyamanan to user

4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id

2. 2. Suspensi pada Sepeda Motor

Sistem suspensi pada sepeda motor merupakan salah satu bagian pada chasis
sepedamotor yang berfungsi menyerap bantingan, kejutan maupun getaran dari
permukaan jalan dengan tujuan meningkatkan keamanan, kenyamanan dan
stabilitas berkendara. Selain itu sistem suspensi juga berfungsi untuk menopang
body & rangka sepeda motor untuk menjaga letak geometris antara body & roda-
roda. Prinsip kerja sistem suspensi adalah sebagai berikut :

1. Pada saat kendaraan melewati permukaan jalan yang tidak rata.


Kendaraan akan mengalami kejutan dan getaran yang diterima roda dari
permukaan jalan, kemudian kejutan dan getaran tersebut akan diteruskan oleh
roda ke sistem suspensi. Pegas suspensi bereaksi dengan cara melakukan
gerakan mengayun, kemudian dikembalikan lagi (rebound) ke roda, sehingga
kejutan dan getaran tidak langsung diterima oleh body / rangka.
2. Setelah kendaraan melewati permukaan jalan yang tidak rata.
Gerakan ayunan pegas tetap akan berlangsung beberapa saat walaupun
kendaraan telah melewati permukaan jalan yang tidak rata. Keadaan ini akan
mengakibatkan pengendaraan tidak nyaman dan berbahaya.
Untuk mengatasi hal ini, peredam kejut atau (shock absorber) dipasangkan
pada sistem suspensi, dimana peredam kejut akanbekerja menyerap kelebihan
ayunan (osilasi) pegas sehingga pengendalian akan terasa stabil. Oleh
karenanya, unit sistem suspensi biasanya merupakan 1 gabungan/kombinasi
antara pegas dan peredam kejut.

2. 3. Fungsi Suspensi

Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi


sebagai berikut:

1. Selama berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda, menyerap


getaran, dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini untuk melindungi
penumpang dan barang agar aman, serta menambah kenyamanan dan
stabilitas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

2. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan
roda-roda.

2. 4. Komponen Utama

Dalam sistem suspensi terdapat komponen-komponen utama agar sistem dapat


bekerja dengan baik. Komponen-komponen tersebut adalah:

2. 4. 1. Pegas

Dengan sifat pegas yang elastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran atau
goncangan roda akibat dari kondisi jalan yang dilalui dengan tujuan agar getaran
atau goncangan dari roda tidak menyalur ke bodi atau rangka kendaraan.
Pegas yang digunakan adalah pegas koil yang dibuat dari batang baja khusus.
Bila beban bekerja pada sebuah pegas koil, seluruh batang terpuntir. Dengan cara
ini energi disimpan dan kejutan diredam. Pegas koil memiliki beberapa
karakteristik yang unik jika dibandingkan dengan pegas lainnya, diantaranya
tingkat penyerapan energi pegas unit, pegas dapat dibuat lembut karena tidak ada
gesekan dalam pegas koil. Pegas koil selain memiliki beberapa karakteristik yang
unik pegas ini juga mempunyai fungsi-fungsi, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memberikan gaya pegas dan menahan beban tegak lurus, tetapi tidak dapat
menahan tekanan samping.
2. Menambah kemampuan cengkeram ban terhadap permukaan jalan, seperti
fungsi pegas yang lain.
3. Menyerap kejutan dari jalan dan getaran dan getaran roda-roda agar tidak di
teruskan ke bodi secara langsung; seperti pegas-pegas yang lain.
Pada pegas koil komponen yang berpegas yaitu diantaranya adalah batang
baja panjang yang digulung berulir, batang penopang dan batang lateral.
Sedangkan, komponen yang tidak berpegas diantaranya adalah dudukan pegas
yang dipasangkan dikedua ujung pegas dan batang penjamin.

2. 4. 2. Peredam Kejut (Shock Absorber)

Peredam kejut berfungsi untuk meredam beban kejut atau goncangan atau
commit to user
getaran yang diterima pegas. Peredam kejut (shock absorber) pada sepeda motor
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

memiliki komponen pada bagian bawahnya terhubung dengan piston dan


dipasangkan dengan swing arm kendaraan, bagian atasnya terpasang dengan
silinder bagian atas yang dipasangkan dengan rangka kendaraan. Fluida kental
menyebabkan gaya redaman yang bergantung pada kecepatan relatif dari kedua
ujung unit tersebut. Hal ini membantu untuk mengendalikan guncangan pada
roda.
Konstruksi shock absorber itu terdiri atas piston, piston rod dan tabung. Piston
adalah komponen dalam tabung shock absorber yang bergerak naik turun di saat
shock absorber bekerja. Sedangkan tabung adalah tempat dari minyak shock
absorber dan sekaligus ruang untuk piston bergerak naik turun. Dan yang terakhir
adalah piston rod adalah batang yang menghubungkan piston dengan tabung
bagian atas (tabung luar) dari shock absorber.

2. 4. 3. Lengan Ayun (Swing Arm)

Lengan ayun atau swing arm adalah tempat dimana shock absorber
ditempatkan padanya, terpasang pada bodi atau rangka kendaraan, berfungsi untuk
memegang rangka roda kendaraan.
2. 5. Sistem Suspensi Depan Sepeda Motor
Jenis sistem suspensi depan yang umum digunakan pada sepeda motor
diantaranya :

2. 5. 1. Suspensi Bottom Link/Pivoting Link

Jenis ini dipergunakan padasepeda motor tipe cub (Leading link) dan scooter
(Trailing Link) model lama, dan belakangan ini sudah tidak begitu populer.
Konstruksi suspensi bottom link dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
1. Keuntungan :
Pada saat pengereman, konstruksi link akan menaikkan bagian depan
kendaraan, sehingga gejala kendaraan menukik akibat pengereman dapat
diminimalisir.
2. Kerugian :
a. Adanya link dan engsel menyebabkan sistem suspensi ini memerlukan
perawatan dan pelumasancommit
rutin. to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

b. Keausan bushing pada bagian engsel link akan menyebabkan kedudukan


roda miring terhadap sumbu geometrinya.
c. Kurang nyaman digunakan pada kecepatan tinggi maupun offroad.

Gambar 2. 1. Suspensi tipe bottom link

2. 5. 2. Suspensi Telescopic

Jenis ini paling banyak dipergunakan pada sepeda motor CC kecil sampai
dengan CC sedang.
1. Keuntungan :
a. Tidak memerlukan perawatan ekstra seperti halnya pada sistem suspensi
bottom link.
b. Kenyamanan dan keamanan pada kecepatan tinggi tetap terjaga.
2. Kerugian :
Bagian depan kendaraan cenderung menukik pada saat pengereman, sehingga
kemungkinan pengendara terjungkal pada saat pengereman mendadak lebih
besar.
3. Prinsip kerja suspensi telescopic :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

Gambar 2. 2. Konstruksi & Prinsip Kerja Suspensi Telescopic

a. Langkah Menekan (Kompresi)


Pada saat garpu telescopic (fork tube) bergerak pada posisi menekan
(langkah kompresi), oli pada ruang B mengalir melalui lubang orifice
pada pipa garpu menuju ruang C. Sementara itu, oli di dalam ruang B
juga menekan free valve dan kembali ke atas menuju ruang A. Tahanan
oli yang mengalir akan meredam gerakan kejut (shock absorber) pada
saat gerakan menekan. Untuk kejutan yang besar atau saat garpu
mendekati tekanan yang maksimal, maka bagian bawah dari ujung garpu
akan tersumbat oleh “oil lock piece”, sehingga terjadi tahanan gerakan
garpu secara hidrolis sebelum garpu menyentuh bagian bawah.
b. Langkah Naik (Rebound)
Pada langkah naik (rebound stroke), oli dalam ruang A mengalir menuju
commit to user
ruang C melalui lubang orifice yang berada pada bagian atas fork piston
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

sehingga mengakibatkan tahanan aliran oli. Tahanan oli tersebut akan


berfungsi sebagai tenaga redam (damping force) untuk mengontrol gerak
naik pegas suspensi. Rebound spring akan bekerja meredam gerakan
kejut dari garpu pada saat terjadi gerakan rebound yang lebih kuat. Pada
saat tersebut terjadi aliran oli dari ruang C menuju ruang B, melalui
lubang orifice yang berada pada bagian bawah piston fork.

2. 5. 3. Suspensi Telescopic Model Up-Side Down


Suspensi Telescopic model up-side down banyak diaplikasikan pada sepeda
motor off road dan on road dengan CC besar. Secara prinsip kerja hampir sama
dengan suspensi telescopic, hanya saja posisi tabung suspensi dibalik.
Keuntungan sistem suspensi model up-side down adalah konstruksinya jauh lebih
kuat daripada kedua jenis sistem suspensi di atas. Oleh karenanya, sistem suspensi
model ini sangat cocok digunakan pada sepeda motor off road maupun on road
ber-CC besar.

2. 6. Sistem Suspensi Belakang Sepeda Motor

Sistem suspensi belakang yang umum digunakan pada sepeda motor


menggunakan swing arm pivot sebagai penunjang dan penahan rear axle.
Penggunaan swing arm pivot memberikan reaksi yang cepat pada roda untuk
bervariasi di berbagai kondisi jalan, disamping itu memiliki kemampuan
mengontrol gerakan roda dengan baik sehingga memberikan kenyamanan dan
keamanan berkendara.
Prinsip kerja shock absorber pada suspensi belakang :
1. Shock absorber jenis friction damper
Prinsip kerjanya sangat sederhana, dimana untuk pengganti oli sebagai
peredam gerakan pegas dan suspensi dilakukan oleh piston yang memiliki
ring non metalik (biasanya dari bahan plastik) yang dipasangkan pada bagian
atas piston. Ring piston dari bahan non metalik tersebut berfungsi meredam
gerakan rod yang menekan dinding bagian dalam silinder yang dilapisi oleh
gemuk (grease). Friction damper umumnya digunakan pada sepeda motor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

sederhana dengan CC yang kecil, dan belakangan ini sudah tidak umum
digunakan.

Gambar 2. 3. Shock Absorber Jenis Friction Damper


2. Shock absorber jenis oil damper
Oil damper berfungsi mengontrol gerakan pegas suspensi (naik maupun
turun) melalui lubang-lubang saluran yang terdapat pada piston damper.
Gerakan menahan yang dilakukan oleh piston damper didapatkan dari oli
yang meredam gerakan pegas, melalui perubahan lubang keluar masuknya oli
pada saat piston bergerak turun naik. Pada saat piston bergerak turun
(menekan), oli menahan gerakan tersebut melalui sebagian besar aliran oli
yang masuk melalui damping orifice, reaksi ini terjadi akibat gerakan roda
yang menyentuh secara tiba-tiba bagian jalanan yang menonjol. Pada saat
tekanan pegas mengembalikan rod bergerak ke atas (memanjang) gerakan
tertahan dengan lembut, karena adanya tekanan oli dari damping oil melalui
sebagian kecil aliran oli yang mengalir melalui lubang-lubang kecil orifice.

Gambar 2. 4. Shock Absorber Jenis Oil Damper


Jenis-jenis sistem suspensi belakang
commitsepeda
to usermotor diantaranya :
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

2. 6. 1. Suspensi Conventional Dual Spring (Damper Type)

Jenis ini pada umumnya dipergunakan pada sepeda motor on road dengan CC
kecil. Jenis ini mempunyai dua spring damper unit yang mendukung bagian
belakang framebody dan bagian belakang swing arm.
Keuntungan yang dimiliki sistem suspensi ini adalah sangat sederhana dalam
proses pemasangannya, serta memiliki sistem dasar yang ekonomis.
Kelemahannya adalah sistem ini memerlukan keseimbangan kondisi kerja dari
kedua shock absorber. Kerusakan/penurunan kinerja salah satu shock absorber
akan menyebabkan sistem suspensi bekerja pincang sehingga membahayakan
pengendaraan terutama pada saat kendaraan menikung dengan kecepatan tinggi.

2. 6. 2. Suspensi Monoshock

Sistem suspensi monoshock menggunakan sebuah shock absorber sebagai


peredam, sehingga kinerja sistem suspensi menjadi lebih baik dibandingkan
dengan tipe conventional dual spring. Karena dengan monoshock, maka saat
motor bermanuver beban hanya tertumpu pada satu titik sehingga motor lebih
stabil. Sebaliknya, jika motor menggunakan shockbreaker ganda maka beban
tumpuan dalam ukuran yang sama pada kedua shock hanya didukung oleh single
shock saat menikung dan berliuk-liuk. Sistem suspensi jenis ini banyak digunakan
pada sepeda motor off road dan on road kecepatan tinggi dengan CC sedang-
besar.
Beberapa model suspensi monoshock diantaranya :
1. Suspensi Monoshock Konvensional.
2. Suspensi Monocross.
3. Suspensi Unitrack.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai