Anda di halaman 1dari 15

Mobile Computing

CDMA
(Code Division Multiple Access)

DISUSUN OLEH :

Kelompok 4

Zulfikri (170170075)

Aditya dwi handoko (170170116)

Hajrul azmi (1701700117)

Yuni sulistiya wati (170170028)

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Komputasi Bergerak

Dosen : Ilham Syaputra S.T.,M.Cs


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INFORMATIKA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan segala
rahmat-Nyalah akhirnya kami bisa menyusun makalah yang berjudul “CDMA (Code Division
Multiple Access)” ini tepat pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ilham Syaputra S.T., M.Cs. selaku dosen pembimbing kami yang telah memberikan
tugas ini kepada kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya
dalam materi“CDMA (Code Division Multiple Access)”
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan
banyak manfaat serta menambah pengetahuan terutama dalam hal wawasan perkembangan
teknologi informasi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
yang membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan
dari para pembaca.

Penulis
Daftar Isi
1 BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Di Era teknologi telekomunikasi, kecepatan, dan faktor ekonomis menjadi fokus utama dalam
proses penyampaian informasi. Hal inilah yang memprakarsai para ilmuwan untuk membuat
suatu teknologi telekomunikasi yang cepat, murah, dan jangkauannya luas. Perkembangan ini
mulai terlihat dengan adanya teknologi 1G. Selang beberapa waktu, teknologi 1G sudah
dianggap mulai ketingggalan zaman, maka munculah teknologi 2G yang dibagi kedalam dua
jenis, teknologi GSM dan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA).
Code Division Multiple Access atau sering disingkat dengan CDMA adalah sebuah
pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama
yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti
pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang
diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat – sifat interfensi kontruktif
dari kode – kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. CDMA mengacu pada sistem
telepon seluler digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini seperti yang
diprakarsai QUALCOMM.
Teknologi wireless ini pada dasarnya lahir karena adanya teori tentang gelombang
elektromagnetik yang dikemukakan oleh Maxwell di tahun 1850-an. Adanya gelombang
elektromagnetik ini kemudian dibuktikan oleh H.Hertz pada tahun 1888. Kemudian pada tahun
1895 Guilermo Marconi mentransmisikan gelombang radio untuk pertama kalinya. Pada tahun
1901 Marconi menggunakan gelombang radio untuk transmisi jarak jauh (transatlantik) dengan
kode morsenya. Seiring berkembangnya teknik elektronika sejak tahun 1906 gelombang
elektromagnetik mulai dipakai untuk system siaran (broadcasting). Dalam sistem broadcasting
ini gelombang elektromagnetik merupakan syarat pembawa informasi dan hiburan.
Selanjutnya terjadi perkembangan penyiaran secara cepat di tahun 1920-an, ketika di rumah-
rumah telah ada pesawat penerima wireless.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sejarah dari CDMA
2. Bagimana cara kerja dari CDMA
3. Bagaimana prospeknya CDMA di Indonesia

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dari CDMA
2. Menjelaskan cara kerja dari CDMA
3. Mampu menjelaskan Prospeknya CDMA di Indonesia
2 BAB II Pembahasan
2.1 Jejak Perkembangan CDMA

1. Pada Tahun 1988. Qualcomm sebagai salah satu perusahaan di Amerika Utara yang terkemuka
membuat konsep CDMA selular.
2. Kemudian pada tahun 1989. Qualcomm mengadakan demonstrasi memperkenalkan CDMA
pertama kali di San Diego, Amerika.
3. Tahun 1991. Qualcomm berhasil mengadakan tes skala besar di San Diego, Amerika.
4. Tahun 1992. CDMA soft hand off dari perusahaan Qualcomm dipatenkan oleh pemerintah
Amerika.
5. Tahun 1993. CDMA market trial pertama kali mulai dipasarkan. Telecommunications
Industry Association ( TIA ) di Amerika Serikat menggunakan CDMA sebagai standar
komunikasi digital. Korea Selatan juga sudah mulai mempelajari dan mencoba
mengimplementasikan CDMA teknologi.
6. Tahun 1994. Perusahaan Qualcomm bersama perusahaan terkemuka yaitu Sony Electronics (
saat ini dikenal dengan nama Sony Co. Ltd ) mendirikan sebuah perusahaan patungan ( joint
venture ) dengan nama Qualcomm Personal Electronics ( QPE ) untuk mengembangkan dan
memproduksi handphone berbasis teknologi CDMA.
7. Tahun 1995. Jaringan CDMA yang menjangkau beberapa negara di dunia untuk pertama kali
diluncurkan. Qualcomm meluncurkan CDMAOne handset pertama kali.
8. Tahun 1997. Jaringan CDMA sudah mulai masuk ke wilayah Jepang. IS-95B standard
completed untuk CDMA system ( meliputi penambahan kemampuan transmisi data menjadi
64 Kbps ).
9. Tahun 1998. Telecommunication Industry Association menyarankan konsep CDMA2000
sebagai solusi komunikasi 3G untuk International Telecommunication Union. Perusahaan LG
Telecom merilis data service CDMA untuk pertama kali.
10. Tahun 1999. Perusahaan handphone terkemuka, Ericsson bersama perusahaan Qualcomm
mencapai kesepakatan bersama untuk mendukung standard 3G CDMA dan ditandai dengan
dijualnya divisi infrastruktur wireless milik Qualcomm kepada Ericsson. Data statistik sampai
tahun ini menyatakan bahwa sudah ada 83 operator dari 35 negara.
11. Tahun 2000. Japan’s IDO dan DDI mulai mengembangkan 64 Kbps CDMA packet data
service. Qualcomm, Samsung, dan Sprint PCS adalah 3 perusahaan terkemuka secara bersama-
sama merilis 3G CDMA voice call. Dua perusahaan yaitu Qualcomm dan Lucent melengkapi
perilisan 153 Kbps 3G CDMA2000 data call. Qualcomm menjual peralatan bisnis handset
CDMA kepada Kyocera Wireless Corp. Perusahaan terkemuka SK Telecom meluncurkan 3G
CDMA2000 pelayanan komersial kelas dunia untuk pertama kali di dunia.
12. Tahun 2001. Qualcomm memperkenalkan BREW system. QCT dan Nortel Networks
memperkenalkan mobile IP call pertama. Ketiga perusahaan terkemuka dunia yaitu QCT,
SchlumbergerSema dan Samsung mendemonstrasikan CDMA roaming menggunakan R-UIM-
enabled CDMA handset. GpsOne diperkenalkan pertama kali oleh perusahaan terkemuka milik
Jepang yaitu SECOM.
13. Tahun 2005. Sampai tahun ini, data statistik menunjukkan bahwa sudah ada 143 operator
penyedia layanan CDMA2000 di 67 negara. Kemudian ada 64 perusahaan penghasil maupun
pendukung peralatan layanan CDMA2000 baik handset maupun aksesoris tambahan lainnya.

2.2 Pengertian CDMA

CDMA (Code Division Multiple Access), menggunakan teknologi spread-spectrum untuk


mengedarkan sinyal informasi yang melalui bandwith yang lebar (1,25 MHz). CDMA juga
merupakan sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah
metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada
TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan
sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan mengunakan sifat-sifat
interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan.Teknologi
ini asalnya dibuat untuk kepentingan militer, menggunakan kode digital yang unik, lebih baik
daripada channel atau frekuensi RF.
Saat ini teknologi CDMA sedang hangat dibicarakan, khususnya dengan masuknya PT.
TELKOM dengan produk TelkomFlexi-nya. Dari aspek teknologi baik GSM maupun CDMA
merupakan standar teknologi seluler digital, hanya bedanya GSM dikembangkan oleh negara-
negara eropa dan bersifat ‘open source’, sedangkan CDMA dari kubu Amerika dan Jepang.
Yang perlu diperhatikan bahwa teknologi GSM dan CDMA berasal dari jalur yang berbeda,
sehingga perkembangan ke generasi 2,5G dan 3G berikutnya akan berbeda terus.
Teknologi CDMA didesain tidak peka terhadap interfensi, dan sejumlah pelanggan dalam satu
sel dapat mengakses pita spektrum frekuensi secara bersama karena mempergunakan teknik
pengkodean tertentu. Ponsel CDMA ada dua jenis, tanpa kartu sehingga nomer panggilnya
harus di program oleh petugas operator yang bersangkutan, dan satu lagi ponsel CDMA yang
dilengkapi dengan RUIM (Removal User Identification Module) atau dalam istilah GSM
dikenal dengan SIM Card.
2.3 Komponen CDMA

Dari bagan diatas dapat dianalisa bahwa :

Komponen fisik dari sistem cdma adalah:


• User cdma mobile device. Dapat berupa mobile phone, nonmobile phone, computer, dan dll.
• BTS ( Base Transceiver Station ). Merupakan alat/devices yang mengatur alur komunikasi
disuatu luasan tertentu.
• Operator CDMA. Bertugas untuk mengatur lalu lintas dari alur lalu lintas data informasi
• Satelit Dash. Fungsi sebagai penghubung antara pengiriman sinyal dari bumi ke satelit untuk
suatu luasan yang sangat besar
• Satelit. Fungsi sebagai penghubung antara daerah-daerah yang jauh yang tak terjangkau oleh
BTS dan stasiun-stasiun pemancar bumi.
Komponen teknis dari alur spreading dan desperading pada sistem CDMA:
• Data source merupakan sinyal informasi yang akan dikirim.
• Spreading code merupakan proses perluasan media informasi dengan mengkode suatu sinyal
informasi dengan sandi tertentu pada waktu dan frekuensi yang sama.

2.4 Konsep Spreading


• Carrier merupakan sinyal pembawa dari sinyal informasi. Pada langkah ini sinyal informasi
dimodulasi dengan carrier yaitu gelombang elektromagnetik.
• Channel merupakan suatu kanal yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal informasi yang
telah dikode dan dimodulasikan.
• Synchronization circuit merupakan alat yang berfungsi untuk dispreading kode yang
dilakukan saat pengiriman data dan sebagai demodulasi sinyal informasi dan carrier.

2.5 Proses Kerja CDMA

1. Pengertian Seluler
Komunikasi CDMA merupakan salah satu komunikasi seluler. Oleh karena itu sebelum
membahas CDMA, kami akan membahas sedikit tentang komunikasi seluler. Komunikasi
seluler maksudnya, kawasan yang dilayani dibagi menjadi wilayah kecil-kecil. Masing-
masing wilayah kecil ini disebut sel, dan diliput oleh sebuah stasion basis (base station, BS).
Stasion bergerak (mobile station, MS) dilayani oleh BS yang pada umumnya terdekat
dengannya. Secara fisis, MS hanya berhubungan dengan BS, dan BS itulah yang
meneruskannya ke elemen
lain pada jaringan. Oleh karena itu, hubungan antara BS dengan elemen lain pada jaringan
dapat melalui kabel atau gelombang elektromagnetik, sedangkan hubungan antara MS dengan
BS harus menggunakan gelombang elektromagnetik.
2. Prinsip Kerja CDMA
Suatu area memuat banyak sekali sel. Setiap area dikelola oleh sebuah pusat penyambungan
bergerak (mobile switching centre, MSC). Sebenarnya, beberapa sel secara teknis dikendalikan
oleh pengendali stasion basis (base station controller, BSC) yang tak ditampakkan pada gambar
ilustrasi, barulah MSC mengelola BSC-BSC itu.
Perpindahan MS ke sel lain dalam satu area MSC disebut alih-tangan (handover), dan
perpindahan antar area disebut jelajah (roaming). Hubungan MS ke area lain atau jaringan lain
(misalnya: PSTN, internet) dilakukan melalui MSC.
Pada CDMA, pengalihan tangan (handover) disebut metode soft handoff. Dikatakan demikian
karena CDMA bekerja di frekuensi yang sama maka perpindahan base station a ke b ini akan
berjalan halus (soft). Proses terjadinya perpindahan base station pada CDMA ialah sewaktu
mobile station berpindah, maka mobile station akan mencari base station terdekat. Sedangkan
base station awal tidak akan melepaskan sinyal sampai base station tujuan dapat memberikan
sinyal secara baik. Sehingga kemungkinan terjadi lose connection atau bad signal akan dapat
diminimalisasi.
Dalam CDMA setiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu bersamaan
tetapi menggunakan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini membedakan antara
pengguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang besar, dalam bidang
frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari pengguna sehingga interferens akan
meningkat. Kondisi ini akan menurunkan unjuk-kerja sistem. Ini berarti kapasitas dan kualitas
sistem dibatasi oleh daya interferens yang timbul pada lebar bidang frekuensi yang digunakan.
CDMA merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar.
Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat dengan lebar
bidang yang besar yang disebut sebagai isyarat penyebar (spread spectrum).
3. Prinsip Dasar Spread Spectrum
Spread spectrum adalah teknik memancarkan sinyal pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar
dari pita frekuensi yang dibutuhkan pada transmisi standard (misal; TDMA, FDMA). Sebagai
contoh adalah CDMA IS-95 menggunakan lebar pita frekuensi 1.25 MHz, sedangkan AMPS
hanya 30 kHz untuk menyalurkan sinyal suara. Proses pelebaran pita frekuensi ini disebut
dengan spreading. Terdapat 2 teknik utama dalam spread spectrum yaitu frequency hopping
dan DS-CDMA (yang lebih dikenal sebagai CDMA saja diperlihatkan pada Gambar 1).
Frequency hoping diperoleh dengan merubah-rubah frekuensi pembawa berdasarkan waktu
dengan pola yang mendekati acak, pseudorandom. Sedangkan CDMA diperoleh dengan
memodulasi sinyal informasi dengan spreading sequence yang dikenal sebagai pseudonoise
(PN) sinyal digital yang menjadikan sinyal informasi berpita lebar dan berbentuk seperti derau
(noise). Di bawah ini merupakan gambar (diagram) tentang frequency hoping dan CDMA.
a. frequency hopping
b. CDMA

4. Proses Transmitting CDMA


Setiap kanal/pengguna (user) pada CDMA menggunakan waktu dan frekuensi secara bersamaan.
Untuk membedakan setiap kanal/pengguna maka digunakan kode yang unik yang juga
digunakan untuk melebarkan sinyal. Kode ini disebut Pseudo Random Noise (PN Code) yang
merupakan deretan data berkecepatan tinggi yang berharga polar (-1 & +1) atau non polar (0 &
1) Operasi dari ujung ke ujung pada CDMA dapat dijelaskan sebagai berikut : pada sisi pancar,
sinyal dengan bit laju rendah (misal 9,6 kbps) disebar dengan mengalikannya dengan deretan
kode PN yang memiliki bit laju tinggi (misal 1,2288 Mbps). Pada prose ini terjadi penyebaran
energi pada pita frekuensi yang besar. Sinyal tersebar ini kemudian dimodulasi dengan pembawa
RF tertentu dan kemudian dipancarkan.
Pada sisi terima, sinyal terima didemodulasi dengan mengalikannya dengan pembawa RF yang
sama. Kemudian sinyal ini di-despread dengan mengalikannya dengan deretan kode PN yang
sama seperti pada sisi kirim. Sinyal yang telah di-despread ini kemudian dilewatkan pada
detektor bit untuk memperoleh speech digital asal.
5. Ilustrasi Kerja CDMA
Ilustrasi kerja CDMA secara menyeluruh bisa dilihat di gambar di bawah ini :
Cara kerja CDMA ini dapat dianalogikan dengan cara berkomunikasi dalam satu ruangan yang
besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama tetapi dengan bahasa yang
berbeda, sehingga pembicaraan pasangan satu bisa dianggap seperti suara kipas bagi pengguna
yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Pada saat banyak yang berkomunikasi maka
ruangan menjadi bising. Kondisi ini membuat ruangan menjadi tidak kondusif lagi untuk
berkomunikasi. Oleh karena itu, jumlah yang berkomunikasi harus dibatasi. Agar jumlah yang
berkomunikasi bisa maksimal maka kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu keras. Analogi
dan cara kerja sistem ini digambarkan seperti Gambar :
6. Ponsel CDMA lebih cepat panas dan tarif CDMA lebih murah
Ternyata kemungkinan panas pada handset CDMA adalah karena proses pada CDMA lebih
banyak dibandingkan GSM. Proses yang tidak ada pada GSM adalah proses mengurai sandi dan
menyandikan setiap percakapan dan meruba-rubah frekuensi karena CDMA berbasis spread
spectrum (Spektrum Tersebar). Sehingga handset CDMA butuh lebih banyak tenaga dalam
operasinya karena tidak hanya memancar dan menerima percakapan namun juga menyandikan
dan mengurai sandi setiap percakapan. Jadi biar tidak kepanasan waktu nelpon, solusinya adalah
kita bisa memakai headset.
Banyak orang berpikir bahwa CDMA lebih murah dibandingkan GSM tetapi tidak bisa semobile
GSM. Kenyataan bahwa CDMA lebih murah dari pada GSM memang benar. Namun bergantung
pada operatornya. Jika operatornya memakai lisensi fixed wireless (Flexi, StarOne, Esia, dll)
memang biaya pulsanya akan lebih murah (bila menelpon PSTN lokal). Tetapi apabila
operatornya memakai lisensi wireless (Fren, dll) biaya pulsanya bisa sama dengan biaya pulsa
operator GSM. Kemudian salah pengertian yang kedua adalah masalah mobilitas dari CDMA.
Sekali lagi itu soal lisensi apa yang dipakai. Kalau memakai lisensi fixed wireless yang tidak
semobile GSM karena sebenarnya lisensi fixed wireless hampir sama dengan PSTN. Hanya
bekerja di wilayah atau kode area tertentu, apabila keluar dari wilayahnya maka akan langsung
mati. Tetapi kalau memakai lisensi wireless akan sama seperti GSM, bisa dibawa kemana aja
asalkan masih ada sinyal.
F. Kelebihan dan Kekurangan CDMA
Pada akhirnya teknologi CDMA itu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan
penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangan CDMA di antaranya
adalah sebagai berikut :
1. Kelebihan CDMA
1. Memeneuhi kebutuhan komunikasi data dan suara tanpa kabel.
2. Memiliki kapasitas kanal yang lebih tinggi untuk mengatasi lebih banyak panggilan yang
simultan per channel dibanding sistem lainnya.
3. Sistem CDMA menawarkan peningkatan kapasitas melebihi sistem AMPS analog sebaik
teknologi selular digital lainnya. CDMA menghasilkan sebuah skema.

- Spread-spectrum yang secara acak menyediakan bandwith 1.250 KHz yang tersedia untuk
masing-masing pemanggil 9600 bps bit rate.
- Meningkatkan call security. Keamanan menjadi sifat dari pendekatan spread spectrum CDMA,
dan kenyataannya teknologi ini pertama dibangun untuk menyediakan komunikasi yang aman
bagi militer.
- Mereduksi derau dan interferensi lainnya. CDMA menaikkan rasio signal-to-noise, karena
lebarnya bandwith yang tersedia untuk pesan.
- Efisiensi daya dengan cara memperpanjang daya hidup baterai telepon. Salah satu karakteristik
CDMA adalah kontrol power sebuah usaha untuk memperbesar kapasitas panggilan dengan
memepertahankan kekonstanan level daya yang diterima dari pemanggil bergerak pada base
station.
- Fasilitas kordinasi seluruh frekuensi melalui base-station base station. Sistem CDMA
menyediakan soft hand-off dari satu base-station ke lainnya sebagai sebuah roaming telepon
bergerak dari sel ke sel. Ini bisa dimungkinkan karena sel CDMA yang berdekatan
menghasilkan frekuensi carrier yang sama, menjadikan dua base-station secara simultan
melayani roaming telepon bergerak pada sel titik transisi. Soft hand off ini kenyataanya tidak
terdeteksi oleh pengguna.
- Memungkinkan pengintegrasian layanan suara, data dan atau video. Fungsi spread-spectrum
dan power-control yang memperbesar kapasitas panggil CDMA mengakibatkan bandwith yang
cukup untuk bermacam-macam layanan data multimedia, dan skema soft hand-off menjamin
tidak hilangnya data.
- Sejumlah pelanggan dalam satu sel dapat mengakses pita spectrum frekuensi secara bersama
karena mempergunakan teknik pengkodean tertentu.CDMA dinilai lebih advance dibanding
sistem selular digital yang sudah ada FSN mampu memberikan suara alami yang lebih sempurna
dibandingkan dengan sistem selular digital yang sudah ada.
- Memiliki power output yang sangat rendah yakni 0,2 watt (bandingkan dengan sistem GSM)
yang menggunakan 1,5 - 3 watt, menjadikan batere sistem CDMA lebih tahan lama.
Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat lebih lama.
- Beban biaya pada Telepon CDMA bisa lebih murah karena pelanggan tidak dibebankan biaya
airtime yang selama ini menjerat pengguna GSM. Selain itu biaya relatif hemat karena
penghitungannya dilakukan secara real time yakni pulsa dihitung per detik, tanpa pembulatan
seperti halnya penghitungan pulsa GSM yang selama ini berlaku.
- Meningkatkan kualitas suara.
- Memerlukan daya pancar yang lebih rendah, sehingga waktu bicara ponseldapat lebih lama.
- Dapat dioperasikan bersamaan dengan teknologi lain (misal AMPS).
- Tidak membutuhkan alokasi dan pengelolaan frekuensi. Pada TDMA dan FDMA, pengelolaan
frekuensi merupakan tugas kritis untuk diselesaikan. Karena hanya terdapat satu kanal radio
bersama pada CDMA, tidak ada pengelolaan frekuensi yang dibutuhkan.

Kekurangan CDMA

1. Kelebihan teknologi berbasis GSM diindonesia adalah coverage yang luas dan roaming jelajah
yang sangat luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia, sedangkan CDMA masih sangat
terbatas.
2. Selain itu adanya masalah optimasi cakupan karena cakupan CDMA dapat mengembang dan
menciut. Gejala ini dikenal dengan istilah breathing. Pada kondisi normal dimana jumlah
kanal/pengguna sesuai dengan rancangan maka derau dari pengguna lain tidak terlalu banyak.
Tetapi pada saat jumlah kanal/pengguna meningkat pada beberapa sel, makaderau dari
kanal/pengguna juga akan meningkat sehingga power control akan memerintahkan untuk
menaikkan daya pancar.
3. Dengan meningkatkan daya derau dari kanal/pengguna lain, maka kanal/pengguna ang
lokasinya agak jauh dengan base station tentunya dapat kehabisan daya ancar (sudah maksimum)
yang dapat mengakibatkan hubungan terputus. Akibat dari ini, secara sistem adalah menciutnya
cakupan suatu sel. Bila beberapa sel yang berdampingan menciut maka daerah perbatasan antar
sel tersebut menjadi tidak tercakup (blankspot).

Gambar 5. Perubahan besarnya sel karena peningkatan trafik.


Tabel Perbandingan CDMA dengan GSM
No. Jenis CDMA GSM
1 Kualitas suara Lebih jernih -
2 Kualitas data Lebih cepat dan berkualitas Sering terjadi drop cell
3 Coverage Terbatas (sementara) Lebih luas
4 Biaya per user Lebih murah -
5 Investasi per user US$ 160/S SM-Telkom Flexi -
US$ 200-US$ 300/S SM-
CDMA Wireless
6 Security Tidak bisa disadap Mudah disadap
7 Roaming Masih terbatas Luas
8 Aksesori Handset terbatas dan tidak Fleksibel dan banyak
bisa berpindah-pindah pilihan
9 Power output Maksimum 0,2 watt, aman -
untuk peralatan elektronik dan
kesehatan
2.6 Prospek CDMA di Indonesia
A. Umum
Secara umum industri seluler Indonesia memiliki prospek yang baik karena beberapa hal berikut
ini:
1. Tingkat penetrasi yang masih sangat rendah.Potensi pasar yang masih sangat besar karena
tingkat penetrasi seluler di Indonesia yang masih sangat rendah dibanding negara-negara lain.
2. Jumlah populasi yang besar. Sebagai negara dengan jumlah penduduk nomor 5 terbanyak di
dunia maka pasar seluler di Indonesia sangatlah besar dan setiap pertambahan penetrasi seluler
akan memberi efek multiplier yang besar, sebagai contoh dengan jumlah penduduk ±230 juta
maka setiap pertambahan 1% penetrasi seluler akan menambah 2,3 juta pengguna seluler baru.
Menurut perkiraan Business Monitor internasional, tingkat penetrasi seluler Indonesia akan
mencapai 38% pada tahun 2010 atau mencapai ±90 juta pelanggan atau akan ada tambahan ±50
juta pelanggan baru dalam lima tahun ke depan.
3. Pemerataan pembangunan. Selama ini pembangunan dan aktivitas ekonomi banyak
terkonsentrasi pada kota besar khususnya pada ibukota dan daerah sekitarnya sehingga penetrasi
seluler terbesar juga terdapat pada area ini. Hal ini terlihat dari penetrasi seluler yang mencapai
45% dan traffic komunikasi seluler yang mencapai 50% dari traffic nasional. Namun dengan
berlalunya waktu dan penyebaran penduduk maka pembangunan akan sedikit demi sedikit
bergeser ke daerah-daerah yang lebih kecil sehingga potensi penetrasi dan traffic komunikasi
seluler pada daerah masih sangat besar.
4. Gaya hidup.Perubahan gaya hidup masyarakat yang going mobile, ingin dapat dihubungi dan
menghubungi di mana pun berada menyebabkan adanya kebutuhan memiliki telepon seluler,
dimana kebutuhan akan telepon seluler sekarang ini tidak terbatas pada kalangan tertentu saja
tapi juga menjadi kebutuhan segala lapisan masyarakat, singkatnya kebutuhan akan seluler sudah
seperti kebutuhan primer bagi masyarakat.
B. Khusus
Selain faktor umum di atas terdapat beberapa faktor spesifik yang mendukung prospek
perkembangan CDMA secara umum :
1. Tarif yang murah. Produk CDMA dengan tarif yang murah sangat cocok untuk pelanggan kelas
menengah bawah yang umumnya hanya membutuhkan layanan SMS dan suara serta sangat price
sensitive.
2. Jumlah kelas menengah bawah di Indonesia. Sekitar 70% dari penduduk Indonesia berasal dari
kelas menengah bawah sehingga layanan seluler dengan tarif murah seperti FWA akan cocok
untuk pasar Indonesia, dimana hal ini diperkuat lagi oleh hasil survey yang telah dilakukan
perusahaan telepon seluler seperti PT Sony Ericsson Indonesia dan PT Samsung Electronics
Indonesia yang menyatakan bahwa sekitar 70% - 75% pasar penjualan telepon seluler di
Indonesia adalah seluler model low-end (telepon seluler murah) yang tentu saja pembelinya
berasal dari kelas menengah bawah.
3. Alternatif bagi Fixed Line. Selain merupakan alternatif bagi FM, maka FWA juga sangat
diminati oleh pelanggan yang belum memiliki telepon rumah (fixed line) karena biaya
pemasangan yang ringan dan pemasangan yang cepat. Sampai pada saat ini penetrasi Fixed Line
di Indonesia hanya sekitar 5%.
4. Handset CDMA yang makin beragam dan murah. Dengan prospek pertumbuhan pelanggan
layanan FWA (saat ini didukung oleh teknologi CDMA) yang menjanjikan maka produsen
telepon seluler juga akan memproduksi handset CDMA yang lebih beragam dan terjangkau bagi
mayoritas masyarakat Indonesia.
C. Keadaan Indonesia Saat Ini
1. Penurunan daya beli. Kenaikan biaya-biaya yang terjadi seperti biaya BBM, listrik dan lain lain
di Indonesia memang mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi yang mencapai double digit dan
berdampak pada penurunan purchasing power pada masyarakat Indonesia secara umum, namun
seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kebutuhan akan telepon seluler yang sudah seperti
kebutuhan primer maka dalam jangka panjang industri seluler akan tetap bertumbuh secara baik.
2. Persaingan yang semakin ketat. Diperkirakan tingkat persaingan pada industri seluler akan
semakin ketat pada masa mendatang, dimana pemain-pemain yang ada dalam industri ini bukan
hanya berasal dari perusahaan lokal namun juga berasal dari perusahaan asing yang telah masuk
ke pasar Indonesia melalui serangkaian akuisisi terhadap perusahaan operator seluler local.
Tingkat persaingan yang ketat ini berpotensi mengakibatkan ARPU yang semakin menurun dan
peningkatan biaya promosi namun dalam sisi lain persaingan akan menguntungkan konsumen
seluler di Indonesia sehingga memicu pertumbuhan pelanggan seluler yang semakin besar.
3. Registrasi kartu pra-bayar. Seiring dengan banyaknya penipuan, provokasi tidak bertanggung
jawab baik melalui SMS dan suara dari kartu pra-bayar (prepaid card) maka pemerintah
mengharuskan registrasi kartu pra-bayar bagi para pengguna telepon seluler . Registrasi kartu
pra-bayar ini di satu sisi mungkin akan menyulitkan proses pemasaran kartu perdana pra-bayar
karena rumitnya proses registrasi. Sedangkan pada CDMA tingkat kartu hangus (churn rate)
dapat ditekan.
4. Pemakaian menara bersama. Seiring dengan ekspansi agresif yang dilakukan oleh para operator
seluler maka terjadi pertumbuhan jumlah menara pemancar (BTS) yang sangat besar. Keadaan
ini dipandang tidak efisien secara ekonomis karena seharusnya satu menara dapat dipakai oleh
lebih dari satu operator, sehingga selain tidak membuang banyak lahan untuk pembangunan BTS
juga banyak dana pembangunan BTS yang dapat dihemat oleh operator seluler.
BAB III Penutup

Anda mungkin juga menyukai