Anda di halaman 1dari 9

15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

Overhead Transmission Lines A practical


guidance to Engineering, Procurement,
Construction and Project Management

Archive for the ‘Stringing Work’ Category

Wind Span, Weight Span & Equivalent (Ruling) Span 8


comments

Untuk menentukan wind span (bentangan angin) dan weight span (bentangan berat) dari tower yang
kita tinjau (yang diapit oleh dua buah tower) dapat kita lihat ilustrasi berikut :

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/06/wind-weight-span1.jpg)

L1 dan L2 adalah jarak datar antara tower (span), kiri dan kanan. Satuan dalam meter.

a1 dan a2, adalah jarak antara tower (yang tengah) ke titik lendutan terendah atau titik berat konduktor
sebelah kiri dan kanan tower. Satuan dalam meter.

maka :

wind span (wds) = (L1 + L2) / 2

weight span (wts) =a1 + a2


https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 1/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

dan

Weight span to wind span ratio (R) = wts / wds.

Wind span berguna untuk mengitung gaya (Force) akibat beban angin horizontal pada konduktor.

Weight span berguna untuk menghitung berat konduktor pada struktur tower.

Weight to wind span ratio (R) berguna untuk menentukan apakah struktur tower terjadi uplift atau tidak.
Nilai R berada dalam suatu rentang nilai tertentu dari hasil pengetesan, umumnya 0.7 – 1.3. Bila tower
yang kita tinjau, semula adalah tower dengan tipe suspension (lurus), namun bila setelah digambar
sagging curve dan kita hitung nilai R-nya berada diluar rentang nilai tersebut, maka tower terkena beban
uplift sehingga tipe diganti menjadi tower tension (sudut) yang jenisnya didasarkan dari besar sudut
belokannya.

Untuk menentukan equivalent span atau dikenal dengan ruling span , lihat ilustrasi berikut :

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/06/jalur-tension.jpg)

Equivalen span ditentukan berdasarkan span (bentang atau gawang) antara 2 buah tower tension (sudut),
maka dari gambar diatas kita mencoba menghitung Equivalen span dengan rumus :

Es = √ ( Σ Li^3/Σ L1) atau

Es = √ ( L1^3 + L2^3 +….+L6^3 / L1 + L2 + … + L6) ..lihat gbr diatas.

Nilai Es dapat juga ditentukan berdasarkan suatu rumus pendekatan, tapi tidak kita bahas dlm blog ini,
karena kita dapat menghitung secara real dengan rumus diatas.

Equivalen span ini berguna bila kita akan menggambar lendutan dengan memilih sagging template
dengan equivalen span yang cocok.

Sebagai contoh kasus bila dari perhitungan kita memperoleh Es = 287.23 m, sedangkan sagging template
yg kita telah buat hanya ada untuk equivalen span 250m, 300m, dan 350m saja. Maka untuk
menggambar lendutan pada diagonal profile disarankan untuk menggunakan template dengan
equivalen span 300 m, sehingga kita dapat memperkirakan safety clearance-nya.

(bersambung)

Posted Thursday 16 June, 2011 by Fellow in Stringing Work

https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 2/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

Jenis Konduktor Leave a comment

Ada beberapa standar jenis konduktor yang digunakan di Indonesia.

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/acsr-
astm.jpg)

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/acsr-
british.jpg)

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/acsr-
din.jpg)

untuk konduktor dengan berbagai standard lainnya dapat diperoleh di :

h p://www.sural.com/Products/catalog/bare/Bare_ACSR.pdf
(h p://www.sural.com/Products/catalog/bare/Bare_ACSR.pdf)

Untuk di Indonesia menggunakan standar SPLN 41:7-1981 – Hantaran Alumunium Berpenguat Baja
(ACSR) :

https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 3/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/acsr-
indo1.jpg)

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/acsr-
indo2.jpg)

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/acsr-
indo3.png)

Selain konduktor diatas, untuk keperluan re-conductoring dipergunakan jenis thermal konduktor seperti
T-ACSR , dan untuk konduktor pada daerah dengan tinkat polusi yang tinggi menggunakan ACSR/AS
dan T-ACSR/AS, spesifikasi teknis dapat mengacu pada standar seperti ASTM,BS, DIN, IEC, JEC dll.

Posted Monday 16 May, 2011 by Fellow in Stringing Work

General : Pekerjaan Penarikan Leave a comment


https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 4/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

Pekerjaan ini meliputi tahapan:

1. Pemasangan Insulator (Insulation)

2. Pekerjaan Penarikan dan Penegangan Kabel (Stringing and Sagging)

3. Pemasangan Asesoris pada kabel

4. Pemasangan Asesoris pada badan struktur

5. Pekerjaan Bush Clearing / ROW

Definisi kabel disini adalah berupa :

1. Konduktor (Conductor) penghantar listrik

2. Kabel Pentanahan (Ground Wire)

3. Kabel telekomunikasi (Optical Ground Wire)

Pada tiap kabel terdapat material bantu (accessories) untuk melengkapinya.

Berdasarkan jumlah konduktor dalam 1 phase circuit dikenal sebutan :

– Single-Bundle (satu kabel), misalnya : 1 x ACSR “Hawk”

– Double Bundle atau twin-conductor (dua kabel) : 2 x ACSR/AS “Zebra”

– Quadruple Bundle (emp4t kabel), misalnya 4 x ACSR “Gannet”

Jenis-jenis kabel yang dipasang, untuk :

1. Conductor , seperti jenis ACSR, T-ACSR, ACSR/AS dll sesuai dengan keperluan TL yang akan
dibangun yang dilengkapi dengan material asesories seperti Conductor Spacer, Armour Rod, dll

2. Ground Cable atau Earth Wire , seperti GSW, AS dengan berbagai ukuran. Material pelengkap yang
mungkin dipasang adalah Aircraft Warning Sphere

3. Optical Ground Wire/OPGW , dengan berbagai ukuran dan spesifikasi yang telah ditentukan, dan
material pelengkap yang dibutuhkan adalah OPGW Joint Box

Posted Sunday 15 May, 2011 by Fellow in Stringing Work

Sagging and Tension Calculation & Curve (still draft) 20


comments

Perhitungan sagging and tension umumnya digunakan untuk penggambaran andongan (sag) diatas
kertas gambar kerja profil memanjang (longitudinal profile) yang dengan skala gambar tertentu
(umumnya digunakan skala vertikal 1 : 400, dan skala horizontal 1 : 2000).

https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 5/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

Untuk membantu penggambaran biasanya hasil kurva sagging ini dicetak keatas permukaan plastik
(dipasaran dikenal dengan sebutan mika) yang transparan, untuk pembuatan template (sebutan lain
adalah mal atau sablon) biasanya dipesan ke toko khusus yang ada, biasanya tebal mika setebal
penggaris yang biasanya kita gunakan untuk menggambar dikertas ( 2-3mm). Kurva diberikan skala
sesuai dengan gambar longitudinal profile.

Dari gambar andongan pada tower, kita dapat melihat apakah jarak minimum (ground clearance) dari
konduktor paling bawah kepenghalang (obstruction) pada kontur tanah memenuhi persyaratan, jika
tidak, mungkin saja tindakan lebih lanjut dapat dilakukan, seperti meninggikan tower, perubahan route
jaringan, pengupasan lahan, pembuatan pengaman dan lain-lain.

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/sag-curve2.jpg)
(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/sag-curve1.jpg)
Gbr. Proses penggambaran andongan pada gambar profil dengan menggunakan template (sag curve)

Penulis blog ini dalam pembuatan gambar longitudinal profil dan andongannya langsung pada program
AutoCAD, penggunaan template biasanya dilakukan guna keperluan approval kepada klien.

Berikut ini adalah metode perhitungan sagging dan tension yang penulis gunakan, dari berbagai referensi
yang ada.

Dari Technical Requirement suatu Jaringan Transmisi 150 kV menggunakan Conductor 2 x ACSR Zebra
yang beroperasi untuk suhu minimum 10 derajat Celsius dan maksimum 75 derajat Celsius dengan
tegangan maksimum konduktor yang diizinkan 3400 kg dan tekanan angin maksimum 40 kg/m².

Catatan : ACSR Zebra ekivalen(setara) dengan ACSR 435/55 akibat penggunaan standar yang berbeda
(British Standard dan DIN (German) standard). Dan suhu dalam pengoperasian adalah suhu pada konduktor
yang mungkin terjadi akibat pengaruh suhu cuaca dan aliran listrik pada saat digunakan (energizing).

Asumsi kita menggunakan data material hasil uji dari fabrikan (vendor) konduktor :

Diameter konduktor (mm) : 28.8

Berat konduktor per satuan panjang (kg/m) : 1.668 pada suhu 20°C

https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 6/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

Luas penampang Alumunium (mm2) : 434.3

Luas penampang kawat baja (mm2) : 56.3

Modulus elastisitas konduktor (kg/mm2) : 7000

Koefesien muai panjang (1/derajat Celsius) : 19.3E-06

Solusi :

1 kg = 1 kgf = 9,81 N

dc = overall diamter of conductor (mm) = 28.8

A = Conductor Area (mm2) = Al Area + St Area = 434.3+56.3=490.6

to = Basic temperature (°C) = 20

wo = Basic weight per length of conductor at basic temperature (kg/m) = 1.668

t1 = Initial condition temperature (°C) = 10

t2 = Final condition temperature (°C) = 75

ε = Linear coeffecient of expansion (1/°C) = 0.0000193

E = Modulus elasticity of conductor (N/mm²) = 7000 x 9.81 = 68670

P = Wind pressure (kg/m²) = 40

wp = wind load (kg/m) = P . (dc / 1000) = 40 x (28.8/1000) = 1.152

we = Effective weight of conductor per unit length (kg/m) = √ (wp² + wo²) = √(1.152²+1.668²)=2.0271

we adalah berat resultan pada konduktor yang vertikal kebawah akibat berat dan horizontal kesamping
akibat angin.

Dari hukum fisika kita ketahui bahwa tarikan (tegangan) konduktor akan semakin membesar seiring
semakin rendah suhu (dingin) material, untuk daerah tropis (Indonesia) dimana tidak terjadi musim
dingin (salju), suhu merendah pada malam hari dari suhu siang hari.

Panjang konduktor dari kondisi suhu awal 20 °C menjadi 10 °C, dengan menggunakan rumus fisika
untuk muai panjang :

lt = lo (1 + ε (t1-to))

lt = 1 ( 1 + 0.0000193x(10-20)) = 1 ( 1 – 0.000193)

lt = 0.999807 m (atau konduktor menjadi pendek akibat penurunan suhu)

sehingga w1 pada suhu 10 °C = 2.0271/0.999807 = 2.0275 kg/m (dapat difahami bahwa nilai berat per
satuan panjang jadi membesar)

Panjang konduktor dari kondisi suhu awal 20 °C menjadi 75 °C, dengan mengunakan rumus serupa
diperoleh :

lt = 1 (1 + 0.0000193(75-20)) = 1(1+ 0.0010615) = 1.0010615 m


https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 7/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

sehingga w2 pada 75 °C menjadi 2.0275/1.0010615 = 2.0253 kg/m

γ1 = Initial condition weight of conductor per unit volume (N/mm².m) = (2.0275 x 9.81)/490.6 = 0.04054

γ2 =Final condition weight of conductor per unit volume (N/mm².m) = (2.0253 x 9.81)/490.6 = 0.04050

σ1 = Initial condition tension of conductor or Maximum Working Tension (Allowable) (N/mm²) = (3400 x
9.81) / 490.6 = 67.9861

dari perhitungan diatas kita akan mencari tarikan konduktor,σ2 pada suhu 75 °C. Formula yang
digunakan adalah sebagai berikut :

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/tension-formula.jpg)

dengan Leq= ekuivalen span atau rulling span, untuk definisi Ruling Span (ekuivalen span) dapat dilihat
dalam blog ini.

Nilai Leq guna pembuatan template kita ambil misalnya untuk 250, 300 dan 350 m, dan dapat diambil
nilai lainnya sesuai dengan data perhitungan jalur jaringan tranmsisi yang kita laksanakan.

untuk template, kita ambil nilai 350 m, sehingga :

σ2² x (σ2 – 67.9861 + 68670 x 350² x 0.04054² / ( 24 x 67.9861²) + 68670 x 0.0000193 x (75 – 10)) = 68670 x
350² x 0.04050²/24

Dengan menggunakan iterasi melalui komputer atau dengan metode Newton – Rhapson secara manual,
diperoleh :

σ2 = 54.0141 N/mm² atau σ2=(54.0141 x 490.6)/9.81 = 2702.18 kgf.

maka template yang akan kita buat adalah didasarkan suhu maksimum 75 °C untuk ekivalen span 350
m yang menghasilkan andongan maksimum.

Untuk andongan maksimum dipergunakan rumus :

(h ps://untungsuprayitno.files.wordpress.com/2011/05/sag-max.jpg)

Dengan M = Leq, sehingga s = 0.04050 x 350² / (8x 2702.18)+0.04050^3 x 350^4 / (384 x 2702.18^3)

maka andongan ditengah bentang (mid-span sag), s = 11.491 m

dari Standar SNI 04-6918-2002:Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum pads Saluran Udara Tegangan
Tinggi
(SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) , safety clearance (jarak aman minimum)
yang maksimum untuk jaringan transmisi 150 kV , c = 13.5 m

https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 8/9
15/10/2019 Stringing Work | Overhead Transmission Lines

maka kita mendapat koordinat dari kalkulasi ke dalam bentuk tabel seperti berikut :

x =M (meter) y=s (meter) clearance=y-c(meter)

0 (mid-span) 0 -13.500
50 0.234 -13.266
100 0.937 -12.563
150 2.108 -11.392
200 3.749 -9.751
250 5.859 -7.641
300 8.440 -5.060
350 11.491 -2.009
400 15.016 1.516

Dalam sagging template berdasarkan rulling span, dikenal beberapa curve dengan tujuan tertentu antara
lain :

Cold Curve :
– dengan kondisi Minimum Temperature, no ice, no wind, initial sag curve
– digunakan untuk mencek uplift dan hardware swing

Normal Curve :
– dengan kondisi Evereyday Temperature, no ice, no wind, final sag curve
– digunakan untuk mengecek normal clearances dan hardware swing

Hot Curve :
– dengan kondisi Maximum Operating Temperature=Maximum Ambient Temperature,no ice, no wind,
final sag curve
– digunakan untuk menegecek minimum vertical clearance

Loaded Curve :
– dengan kondisi Temperature beku, with ice, no wind, final sag curve
– digunakan untuk mengecek minimum vertical clearance

Ground Clearance Curve:


– digambar secara paralel terhadap hot curve , dan dibawah hot curve (biasa di Indonesia)
– digunakan untuk mengecek batas clerance di permukaan tanah

Supaya tidak membingungkan dalam pembuatan template, gambarkan saja Cold Curve dan Hot Curve
pada Sagging Template, dan untuk menggambar pada Longitudinal Profile, gunakan Hot Curve.

(bersambung dulu ah)

Posted Sunday 15 May, 2011 by Fellow in Stringing Work

https://untungsuprayitno.wordpress.com/category/stringing-work/ 9/9

Anda mungkin juga menyukai