KMB
KMB
EPILEPSI
Dosen Pembimbing :
Arum,. M.Kep
Oleh Kelompok :
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami haturkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa ,
yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya , sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep Asuhan Keperawatan
EPILEPSI”
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Table of Contents
iii
2.10 MANAJEMEN TERAPEUTIK ............................................... 19
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
1
kecelakaan dan kematian yang berhubungan dengan epilepsi. Permasalahan
yang muncul adalah bagaimana dampak epilepsi terhadap berbagai aspek
kehidupan penyandangnya. Masalah yang muncul adalah bagaimana hal
tersebut bisa muncul, bagaimana manifestasinya dan bagaimana penanganan
yang dapat dilakukan untuk kasus ini masih memerlukan kajian yang lebih
mendalam.
Penanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan
medikamentosa dan perawatan belaka, namun yang lebih penting adalah
bagaimana meminimalisasikan dampak yang muncul akibat penyakit ini
bagi penderita dan keluarga maupun merubah stigma masyarakat tentang
penderita epilepsi. Pemahaman epilepsi secara menyeluruh sangat
diperlukan oleh seorang perawat sehingga nantinya dapat ditegakkan asuhan
keperawatan yang tepat bagi klien dengan epilepsi.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk membahas
asuhan keperawatan pada klien dengan epilepsy.
1.3 TUJUAN
dengan epilepsi
2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas
yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak, bersifat sinkron dan
berirama. Bangkitan kejang yang terjadi pada epilepsi kejang akibat lepasnya
muatan listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pucat. Lepasnya muatan
(Arvin, 2000)
2.2 ETIOLOGI
dampak dari penyakit yang diderita anak. Kelainan dan penyakit yang dapat
1. Trauma lahir
Trauma lahir terutama yang mengenai bagian kepala janin dapat
pada neuron ini dapat berakibat lepasnya muatan listrik pada neuron yang
3
2. Trauma kapitis
Trauma kapitis akan menjadikan sejumlah kerusakan pada neuron
4. Keganasan otak
Keganasan dalam otak akan meningkatkan proses dsak ruang pada
5. Perdarahan otak
Perdarahan akan meningkatkan tekanan intrakranial dan
neuron otak.
kerja neuron.
8. Stroke
4
Stroke baik haemorragik maupun non haemorragik akan
gangguan otak.
9. Gangguan elektrolit
Terutama adalah natrium dan kalium karena fungsi utama kedua
dengan baik.
11. Demam
Demam akan peningkatan metabolik dan meningkatkan eksitasi
12. Keracunan
13. Idiopatik
Penyebab idiopatik tidak diketahui secara pasti biasanya penderita
14. Herediter
Walaupun sebagian besar kasus epilepsi tidak diwariskan akan
5
faktor pencetus terjadinya serangan epilepsi dapat diwariskan dari
6
gagal hepatik, dll )
4. Alkoholisme
2.3 KLASIFIKASI
Epilepsi mioklonik khas masa anak awal. Anak yang berkembang epilepsi
mioklonik khas adalah hampir normal sebelum mulainya kejang dengan kehamilan,
persalinan kelahiran yang tidak luar biasa dan tanda perkembangan utuh. Umur rata-
rata mulainya adalah sekitar 2 setengah tahun, tetapi kisaran berkisar dari 6 bulan
sampai 4 tahun. Frekuensi kejang mioklonik bervariasi ; mereka mungkin terjadi
beberapa kali sehari atau anak mungkin bebas kejang selama beberapa minggu.
Beberapa penderita menderita kejang demam atau kejang fibril tonik-klonik
menyeluruh yang mendahului mulainya epilepsi mioklonik. Sekitar setengah dari
penderita kadang-kadang menderita kejang tonik-klonik disamping epilepsi
mioklonik. EEG menunjukkan Kompleks gelombang paku cepat 2,5 Hz dan latar
belakang Irama normal pada kebanyakan kasus. Setidaknya sepertiga anak
mempunyai riwayat epilepsi keluarga positif, yang pada beberapa kasus menunjukkan
etiologi genetik. Hasil akhir jangka panjang adalah relatif baik. Retardasi mental
terjadi pada sebagian kecil, dan lebih dari 50% bebas kejang beberapa tahun
kemudian. Namun, masalah belajar dan bicara dan gangguan emosi beserta perilaku
terjadi pada sejumlah besar anak dan memerlukan tindak lanjut yang lama oleh tim
multidisipliner.
7
mempunyai bukti adanya tanda keterlambatan perkembangan. Riwayat ensefalopati
hipoksik iskemik pada masa perinatal dan temuan tanda neuron motorik atas dan
ekstrapiramidalis menyeluruh dengan mikrosefali menyusun pola biasa pada anak ini.
Riwayat epilepsi keluarga jauh kurang menonjol pada kelompok ini dibandingkan
dengan epilepsi mioklonik khas. Beberapa anak menunjukkan kombinasi kejang
mioklonik dan tonic yang sering, dan bila gelombang paku lambat antar kejang nyata
pada EEG, gangguan kejang diklasifikasikan sebagai sindrom Lennox gastaut .
Penderita dengan epilepsi mioklonik Kompleks secara rutin mempunyai gelombang
paku lambat antar kejang dan refrakter terhadap antikonvulsan. Kejang tersebut
menetap dan frekuensi retardasi mental dan masalah perilaku sekitar 75% dari semua
penderita.
8
18 tahun dengan kejang tonik klonik menyeluruh. Akhirnya Jingkatan mioklonik
muncul, yang menjadi lebih nyata dan konstan pada perburukan penyakit. perburukan
mental merupakan tanda khas dan menjadi nyata dalam 1 tahun dari mulainya kejang.
Kelainan neurobiologis, terutama tanda cereblum dan ekstrapiramidalis, merupakan
temuan yang menonjol. EEG menunjukkan discharge( rabas ) gelombang polipaku,
terutama pada daerah oksipital dengan perlambatan progresif dan latar belakang yang
kacau. Jingkatan mioklonik sukar dikendalikan, tetapi kombinasi asam valproat dan
benzodiazepine (Misal klonazepam) adalah efektif dalam mengendalikan kejang
menyeluruh. Penyakit lavora, merupakan penyakit autosom resesif, dan diagnosis
dapat ditegakkan dengan pemeriksaan biopsi kulit untuk inklusi asam schiff periodik
khas, yang adalah paling menonjol pada sel saluran kelenjar keringat ekrin. (carman,
2014)
9
leher, mulut berkomat-kamit dan mata terbelalak. Setelah sadar
b. Serangan umum
Serangan ini terjadi karena seluruh bagian otak terlibat pada
1. Serangan absence
Serangan ini berupa kehilangan kesadarn 5-15 detik. Selama
dapat berputar ke atas. Pada serangan ini penderita segera sadar dan
2. Serangan tonik-klonik
Serangan kejang terjadi dalam 2 tahap. Pada tahap klonik
pulih kembali.
1. Stress
Pada pasien yang mengalami stress dapat meningkatkan kebutuhan
10
hormon seperti kortisol yang dapat memicu perubahan eksitasi pada
neuron.
2. Cahaya tertentu
Ada beberapa penderita epilepsi yang sensitif terhadap cahaya
3. Kurang tidur
Tidur didalam siklus fisiologi manusia berfungsi untuk
11
epilepsi. Minum yang kurang dapat menurunkan komposisi cairan tubuh
5. Suara tertentu
6. Membaca
8. Penyalahgunaan obat
12
Obat-obat seperti amfetamin apabila dikonsumsi justru akan
berakibat pada gangguan tidur, bingung dan gangguan psikiatri. Kondisi
tersebut dapat memicu kelainan neuron.
9. Menstruasi
2.5 PENCEGAHAN
13
Program skrining untuk mengidentifikasi anak gangguan
kejang usia dini, dan program pencegahan kejang dengan penggunaan
obat obat abti konvulsan secara bijaksana dan memodifikasi gaya hidup
merupkan bagian dari rencana pencegahan ini.
2.6 PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
-Luminal
2. Saat serangan
a. Pembebasan jalan nafas pada saat epilepsi kejadian yang sering adalah
menutupnya lidah pada saluran pernapasan atau penderita tercekik karena
kerah baju atau dasi. pada saat Serangan maka lidah diberikan bantalan lunak
pada sela gigi seperti sapu tangan, handuk, atau dasi yang dilonggarkan
3. Sebelum serangan
14
1. dibimbing bagaimana cara menurunkan stress
5. tidur cukup
15
7. Satu jari atau tangan yang bergetar, mulut tersentak dengan gejala sensorik
khusus atau sematosensorik seperti : mengalami sinar, bunyi, bau atau rasa
yang tidak normal seperti pada keadaan normal.
8. Individu terdiam tidak bergerak atau bergerak secara automatik, dan
terkadang individu tidak ingat kejadian tersebut setelah episode epilrptikus
tersebut lewat
9. Di saat serangan, penyandang epilepsi terkadang juga tidak dapat berbicara
secara tiba-tiba
10. Kedua lengan dan tangannya kejang, serta dapat pula tungkainya menendang-
nendang
11. Gigi-giginya terkancing
12. Hitam bola matanya berputar-putar
13. Terkadang keluar busa dari liang mulut dan diikuti dengan buang air kecil
putar. Dari liang mulut keluar busa. Napasnya sesak dan jantung berdebar.
16
tersebut bisa dikarenakan oleh adanya perubahan, baik perubahan anatomis
maupun perubahan biokimiawi pada sel-sel otak sendiri atau pada lingkungan
sekitar otak. Terjadinya perubahan ini dapat diakibatkan antara lain oleh
trauma fisik, benturan, memar pada otak, berkurangnya aliran darah atau zat
oleh tumor. Perubahan yang dialami oleh sekelompok sel-sel otak yang
faktor.
2.8 PATHWAY
Idiopatik, herediter,
Ketidakseimbangan
Sistem saraf
trauma kelahiran, infeksi
aliran listrik pada sel
parinatal , meningitis, dll.
saraf.
otot
Akimetis Myionik
Petitmal
Ketidakmampua
Resiko cidera Kerusakan memori n keluarga mengambil
tindakan yang tepat
Pengobatan, Definisi
keperawatan, pengetahuan
keterbatasan
Ansietas
Perubahan proses
keluarga
Ketidakefektifan jalan
nafas
18
2.9 PATOFISIOLOGI
19
yang tersedia baru-baru ini . sebagian besar antikonvuilsan dikonsumsi per oral dan
sering kali digunakan dalam kombinasi. Masing-masing obat mengendalikan tipe
kejang berbeda dapat ditentukan oleh variasi individual. Perlu waktu untuk
menemukan kombinasi yang tepat untuk mendapat efek pengendalian kejang terbaik
pada masing-masing individu.
Jika kejang masih tidak dapat dikendalikan, pilihan lain untuk menanganinya
adalah pembedahan. Bergantung oada area otak yang terkena, area yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas kejang dapat diangkat. Selain itu, impuls dapat diputus agar
tidak menyebar sehingga kejang pun hilang atau berkurang. Efek samping
pembedahan dapat ringan hingga berat, bergantung pada area otak yang terkena.
Terapi non-farmakologis lain yang dapat dipertimbangkan pada anak yang menderita
kejang membandel meliputi diet ketogenik atau pemasangan simulator saraf vagus.
2.11 KOMPLIKASI
1. Kerusakan otak akibat hypoksia dan retardasi mental dapat timbul akibat
kejang berulang ulang.
2. Dapat timbul depresi dan keadaan cemas.
3. Komplikasi utama yang berkaitan dengan kejang umum.
4. Kejang disebabkan oleh kontak neuro serebral yang beraturan, cepat dan
tiba-tiba.
20
2.12 TERAPI EPILEPSI
21
3. Compted tomografi (Scan)
4. Kimia darah : hipoglikemia, meningkatnya BUN, kadar alkohol darah.
Mengatur kadar gula, kalsium dan natrium dalam darah
Menilai fungsi hati dan ginjal
Menghitung jumlah sel darah putih (jumlah yang meningkat
menunjukkan adanya infeksi)
Pungsi lumbal untuk mengetahui apakah telah terjadi infeksi otak.
2.14 PROGNOSIS
2.15 EPIDEMOLOGI
Epilepsi merupakan salah satu gangguan saraf serius yang paling umum
1% penduduk pada usia 20 tahun dan 3% penduduk pada usia 75 tahun. Ia lebih
jamak terjadi pada laki-laki daripada perempuan, tetapi secara menyeluruh selisihnya
22
Angka penderita epilepsi aktif saat ini berkisar pada 5–10 per 1.000; epilepsi
aktif diartikan sebagai penderita epilepsi yang pernah mengalami kejang paling tidak
satu kali dalam lima tahun terakhir. Epilepsi berawal setiap tahun dalam 40–70 per
100.000 di negara maju dan 80–140 per 100.000 di negara berkembang. Kemiskinan
merupakan sebuah risiko dan mencakup baik bertempat asal dari sebuah negara yang
miskin maupun berstatus sebagai orang miskin relatif terhadap orang lain di dalam
negara yang sama. Di negara maju, epilepsi paling umum bermula pada orang muda
atau orang lansia. ] Di negara berkembang, awal epilepsi lebih umum terjadi pada
anak-anak yang berusia lebih tua dan pada orang dewasa muda karena lebih tingginya
angka trauma dan penyakit menular. Di negara maju, jumlah kasus per tahun telah
mengalami penurunan pada anak-anak dan peningkatan pada orang lansia antara
tahun 1970-an dan 2003. Hal ini sebagian disumbang oleh kesintasan pasca-stroke
23
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, suku, bangsa, pndidikan, pekerjaan dan
penanggung jawab
Usia: Penyakit epilepsi dapat menyerang segala umur
Pekerjaan: Seseorang dengan pekerjaan yang sering kali menimbulkan
stress dapat memicu terjadinya epilepsi.
Kebiasaan yang mempengaruhi: peminum alkohol (alcoholic)
24
bekerja yang ditimbulkan oleh diri sendiri/ terdekat pemberi asuhan
kesehatan atau orang lain.
25
Posiktal: Kelemahan, nyeri otot, area parestase/paralisis.
8. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Sakit kepala, nyeri otot/punggung pada periode posikal. Nyeri
abnormal paroksimal selama fase iktal (mungkin terjadi selama kejang
fokal/parsial tanpa mengalami penurunan kesadaran).
Tanda: Sikap/tingkah laku yang berhati-hati. Perubahan pada tonus
otot.
Tingkah laku distraksi/gelisah.
9. Pernapasan
Gejala: Fase iktal: Gigi mengatup, sianosis, pernapasan menurun/cepat;
peningkatan sekresi mukus.
Fase posiktal: Apnea.
10. Keamanan
Gejala: Riwayat terjatuh/trauma, fraktur. Adanya alergi
Tanda : trauma pada jaringan lunak/ekimosis, Penurunan
kekuatan/tonus otot secara menyeluruh
11. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah dalam hubungan interpersonal, keluarga atau
lingkungan sosialnya. Pembatasan/ penghindaran terhadap kontak social
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Perlu diperiksa kadar glukosa, kalsium, magnesium, natrium, bilirubin,
ureum dalam darah. Yang memudahkn timbulnya kejang ialah keadaan
hipoglikemia, hipokalemia, hiprnatremia, uremia dll. Penting juga
diperiksa pH darah karena alkalosis mungkin pula disertai kejang.
2. Pemeriksaan radiologis
26
Pada foto rontgen kepala dapat dilihat adanya kelainan-kelainan pada
tengkorak. Klasifikasi abnormal dapat dijumpai pada toksoplasmosis,
penyakit inklusi sitomegalik, sklerosis tuberosa, kraniofaringeoma,
meningeoma, oligodendroglioma.
3. Pemeriksaan Psikologis atau Psikiatris
Untuk diagnostik bila diperlukan dilakukan uji coba yang dapat
menunjukkan naik turunnya kesadaran, misalnya test Bourdon-Wiersma.
27
3.3 Intervensi keperawatan
o keperawatan
28
d. Klien membantu kejang terus-
klien untuk Masukkan jalan nafas menerus/kejangb
mempertahankan buatan atau biarkan erat.
aturan pengobatan klien menggigit sesuatu
untuk yang Mungkin tidak
mengontrol/menghi lunak antara gigi (jika dapat beristirahat
langkan aktivitas rahang sedang /perlu untuk
kejang. relaksasi). Miringkan bergera kata
kepala ke salah satu melepaskan diri
sisi/lakukan dari suatu
penghisapan pada jalan keadaan selama
nafas sesuai indikasi fase aura, namun
bergerak dengan
Catat tipe dari aktivitas mempedulikan
kejang (seperti diri dari
lokasi/lamanya keamanan
aktivitas motorik, lingkungan dan
hilang/penurunan mudah
kesadaran, diobservasi.
inkontinensia, dll) dan Pemahaman
berapa kali kepentingan
terjadi untuk
(frekuensi/kambuhanny mempertimbangk
a). an tentang
pentingnya
Lakukan penilaian kebutuhan
neurologis/TTV setelah keamanan diri
kejang, misal: tingkat sendiri dapat
kesadaran, orientasi, menambah keikut
TD, nadi dan sertaan
pernafasan. (kerjasama)pasie
n.
Orientasikan kembali
kepada orang Keamanan klien.
tua/keluarga klien
terhadap aktivitas Menurunkan
kejang yang dialami risiko terjadinya
29
anaknya. trauma mulut
tetapi tidak
Observasi munculnya boleh“dipaksa”at
tanda-tanda atau gejala aumasukkan
status epileptikus, ketika gigi-gigi
seperti kejang tonik- sedang mengatup
klonik setelah jenis kuat karena
yang lain muncul kerusakan pada
dengan cepat dan cukup gigi jaringan
meyakinkan. yang lunak dapat
segera dibutuhkan terjadi. Juga
untuk mengendalikan membantu
aktivitas kejang. mempertahan kan
jalan
Berikan obat sesuai nafas.Catatan:
indikasi: Spatel lidah dari
Obat antiepilepsi kayu tidak boleh
digunakan karena
mungkin bisa
rusak atau
terpelintir pada
mulut klien.
Membantu untuk
melokalisasi
daerah otak
yang terkena
Mencatat
keadaan posiktal
dan waktu
penyembuhan
pada keadaan
normal
Untuk
menghilangkan
30
ansietas, orang
Untuk
menghilangkan
ansietas.Orang
tua/keluarga
mungkin bingung
dan cemas.
Klien mungkin
mengalami
amnesia setelah
kejang dan
memerlukan
bantuan untuk
dadapat
mengontrol lagi.
Halini merupakan
keadaan darurat
yang
mengancam
hidup yang dapat
menyebabkan
henti nafas,
hipoksiaberat,dan
/ataukerusakan
pada otak dan sel
saraf.
Tujuannya adalah
untuk
mengoptimalkan
penekanan
terhadap aktivitas
kejang dengan
dosis obat-obat
yang rendah dan
dengan efek
31
samping yang
minimal
32
benda lunak sesuai tergigitnya lidah
dengan indikasi dan memfasilitasi
saat
o Lakukan penghisapan penghisapan
sesuai indikasi lendir atau
memberi
Berikan tambahan sokongan
oksigen atau ventilasi pernafasan jika
manual sesuai diperlukan. Jalan
kebutuhan pada fase nafas
posiktal. buatan mungkin
diindikasikan
setelah
meredanya
aktivitas kejang
jika klien
tersebut tidak
sadar dan tidak
dapat
mempertahankan
posisi lidah yang
aman.
o Menurunkan
risiko aspirasi
atau asfiksia.
Dapat
menurunkan
hipoksia serebral
sebagian akibat
dari sirkulasi
yang menurun
atau oksigen
sekunder
terhadap spasme
vaskuler selama
33
serangan kejang.
Catatan :
ventilasi buatan
selama serangan
kejang
umum dibatasi
atau tidak
menguntungkan
3 Risiko tinggi Tujuan : Klien Kaji tingkat Data dasar
cedera bebas dari cidera pengetahuan klien untuk intervensi
berhubungan yang disebabkan dan keluarga secara selanjutnya.
dengan kejang oleh kejang dan penanganan saat
berulang, penurunan kejang Orang tua
ketidaktahuan kesadaran dengan anak
tentang epilepsi Kriteria Hasil : Ajarkan klien dan yang pernah
dan cara Klien dan keluarga keluarga tentang mengalami
penanganan saat mengetahui metode mengontrol kejang demam
kejang, serta pelaksanaan kejang, demam. harus
penurunan menghindari diinstruksikan
tingkat stimulus kejang, Anjurkan keluarga tentang metode
kesadaran. melakukan agar mempersiapkan untuk
pengobatan teratur lingkungan yang mengontrol
untuk menurunkan aman seperti batasan demam
intensitas kejang. ranjang, papan (kompres
pengaman, dan alat dingin, obat
suction selalu berada antipiretik).
dekat klien.
Melindungi
Kolaborasi klien bila
pemberian terapi; kejang terjadi.
fenitoin
(Dilantin). Mengurangi
risiko jatuh/
terluka jika
fertigo, sinkope,
dan ataksia
terjadi.
34
Terapi medikasi
untuk
menurunkan
respon
kejang
berulang.
4 Gangguan Tujuan Kaji tingkat Mengetahui
Mobilitas Fisik :meningkatkan / kemampuan tingkat
berhubungan mempertahankan mobilitas fisikb. kemampuan
dengan mobilitas pada Bantu pasien mobilitas klien
kekakuan tingkat yangpaling melakukan aktivitas Menambah
sendi/epilepsi tinggi yang selama pasien kemampuan klien
ditandai dengan mungkin mengalami dalam melakukan
sendi kaku. Kriteria ketidaknyamananc. aktivitas
hasil Tinggikan Untuk
:memprtahankan ektremitas yang memperlancar
posisi bengkak, anjurkan peredaran darah
fungsionalmeningk latihan ROM sesuai sehingga
atnya kekuatan / kemampuand. mengurangi
fungsi yang Mendorong parti- pembengkakan
sakitmenunjukkan sipasi dalam Memberikan ke-
teknis yang aktivitas rekreasi sempatan untuk
memampukan (menonton TV, me- ngeluarkan
melakukan aktivitas membaca kora, dll energi,
)e. memusatkan per-
Menganjurkan hatian,
pasien untuk meningkatkan
melakukan latihan perasaan
pasif dan aktif pada mengontrol diri
yang cedera maupun pasien dan
yang tidakf. membantu dalam
Membantu pasien mengurangi
dalam perawatan isolasi sosial.
dirig. Meningkatkan
Memberikan diit aliran darah ke
35
tinggi protein , otot dan tulang
vitamin , dan untuk me-
mineral ningkatkan tonus
Konsul dengan otot,
fisioterapi mempertahankan
mobilitas sendi,
men- cegah
kontraktur /
atropi dan
reapsorbsi Ca
yang tidak
digunakan
Meningkatkan
ke- kuatan dan
sirkulasi otot,
meningkatkan
pasiendalam me-
ngontrol situasi,
me- ningkatkan
kemauan pasien
untuk sembuh.
Mempercepat
proses
penyembuhan,
mencegah
penurunan bb,
karena
imobilisasi
biasanya terjadi
penurunan BB
36
kewaspadaan dari kehilangan control atau mengatasi
koping pribadi/ terhadap kehidupan krisis.
kemampuan tingkat ansietas
memecahkan Pasien mungkin
masalah, o Tetapkan hubungan akan lebih bebas
Memenuhi terapeutik perawat dalam
kebutuhan pasien. konteks hubungan
psikologis yang ini untuk
ditunjukan dengan o Catat ekspresi keragu- menunjukan
mengekspresikan raguan, perasaan tidak
perasaan yang ketergantungan tertolong/ tanpa
sesuai, identifikasi kepada orang lain dan tenaga dan
pilihan dan ketidakmampuan untuk
penggunaan untuk mengatasi AKS mendiskusikan
sumber-sumber, pribadi. perubahan yang
Membuat keputusan diperlukan dalam
dan menunjukan o Kaji munculnya kehidupan pasien.
kepuasan dengan kemampuan koping
pilihan yang positif, misalnya Mungkin
diambil. penggunaan teknik menunjukan
relaksasi keinginan kebutuhan
untuk bersandar kepada
mengekspresikan orang lain untuk
perasaan. sementara waktu.
Pengenalan awal
o Dorong pasien untuk dan intervensi
berbicara mengenai dapat membantu
apa yang terjadi saat pasien memperoleh
ini dan apa yang telah kembali
terjadi untuk ekulibrium.
mengantisipasi
perasaan tidak Jika individu
tertolong dan ansietas. memiliki
kemampuan
o Perbaiki kesalahan koping
konsep yang mungkin yang berhasil
dimiliki pasien. dilakukan pada
37
Menyediakan waktu lampau,
informasi mungkin dapat
factual. digunakan
sekarang untuk
o Terima ekspresi mengatasi
verbal rasa marah, tegangan dan
buat memelihara rasa
batasan terhadap control individu.
tingkah laku
maladaptif. Menyediakan
petunjuk untuk
Catat ekspresi membantu
ketidakmampuan pasien dalam
untuk menemukan arti mengembangkan
kehidupan/ lasan kemampuan
untuk hidup, perasaan koping dan
sia-sia atau memperbaiki
pengasingan ekuilibrium.
terhadap Tuhan.
Membantu
mengidentifikasi
dan
membenarkan
persepsi realita dan
memungkinkan
dimulainya usaha
pemecahan
masalah.
Menunjukan rasa
marah adalah
proses yang
penting untuk
resolusi rasa duka
dan
kehilangan.
Meskipun
38
demikian,
pencegahan
terhadap tindakan
destruktif (seperti
memisahkan diri
dari orang lain)
akan
mempertahankan
harga diri pasien.
Situasi krisis
mungkin
membangkitkan
pertanyaan
mengenai
kepercayaan
spiritual yang
dapat
mempengaruhi
kemampuan untuk
berhadapan dengan
situasi sekarang
dan rencana untuk
masa depan.
6 Kurang Setelah dilakukan Menjelaskan kembali Memberikan
pengetahuan tindakan mengenai kesempatan
berhubungan keperawatan, patofisiologi/ untuk
dengan kurang masalah klien prognosis penyakit mengklarifikasi
pemahaman teratasi dengan dan perlunya
informasi pada kriteria hasil : pengobatan/ Tidak adanya
klien/keluarga Klien/keluarga penanganan dalam pemahaman
terhadap memahami tentang jangka waktu yang terhadap obat-
perubahan status penyakit yang di lama sesuai dengan obatan yang
kesehatan. derita klien. prosedur. didapat
Bagaimana kondisi merupakan
klien saat ini Tinjau kembali obat- penyebab dari
obatan yang didapat, kejang yang terus
39
penting sekali menerus tanpa
meminum obat sesuai henti.
petunjuk, dan tidak
menghentikan Mempercepat
pengobatan tanpa penanganan dan
pengawasan dokter. menentukan
diagnosa dalam
Anjurkan pasien keadaan darurat.
untuk memakain Aktifitas yang
gelang/ semacam sedang dan
petunjuk yang teratur dapat
memberitahukan membantu
bahwa anda adalah menurunkan/men
penderita epilepsy gendalikan
faktor-faktor
Diskusikan dari prediposisi yang
manfaat kesehatan meningkatkan
umum yang baik, perasaan sehat
seperti diet yang dan kemampuan
adekuat, istirahat koping yang baik
yang cukup, latihan dan juga
yang cukup dan meningkatkan
hindari bahaya harga diri.
alkohol, kafein dan
obat yang dapat
menstimulasi kejang.
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Epilepsi atau yang lebih sering disebut ayan atau sawan adalah gangguan
system saraf pusat yang terjadi karena letusan pelepasan muatan listrik sel saraf
secara berulang, dengan gejala penurunan kesadaran, gangguan motorik,
sensorik dan mental, dengan atau tanpa kejang-kejang (Ahmad Ramali, 2005
:114).
Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua
bahkan bayi yang baru lahir. Pengklasifikasian epilepsy atau kejang ada dua
macam, yaitu epilepsy parsial dan epilepsy grandmal. Epilepsi parsial
dibedakan menjadi dua, yaitu epilepsy parsial sederhana dan epilepsy parsial
kompleks. Epilepsi grandma meliputi epilepsitonik, klonik, atonik, dan
myoklonik. Epilepsi tonik adalah epilepsy dimana keadaannya berlangsung
secara terus-menerus atau kontinyu. Epilepsi klonik adalah epilepsy dimana
terjadi kontraksi otot yang mengejang. Epilepsi atonik merupakan epilepsi yang
tidak terjadi tegangan otot. Sedangkan epilepsy myoklonik adalah kejang otot
yang klonik dan bisa terjadi spasme kelumpuhan.
4.2 Saran
41
kita memaklumi pasien dengangan gguan epilepsy dengan cara menghargai dan
menjaga privasi klien tersebut. Hal itu dilaksanakan agar pasien tetap dapat
bersosialisasi dengan masyarakat dan tidak akan menimbulkan masalah pasien
yang menarik diri.
42
DAFTAR PUSTAKA
Mediaaction .
Graha ilmu .
43