Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh infeksi
bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan
lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat
komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit
ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan
menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab
dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya
otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan
lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik. Penyakit
ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga
lainnya.1,2
Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna antara lain, kelembaban, penyumbatan
liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan berkurangnya lapisan protektif
yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma local yang
mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri
patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41%), strepokokus (22%),
stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides (11%).1,2,3
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat
menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga
terlibat, tetapi pada furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis
eksterna. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum
disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus, atau jamur terutama timbul pada
musim panas. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi
menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi
pertumbuhan bakteri. 4

BAB II

1
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi
Telinga dibagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari
daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani; telinga tengah terdiri dari membrane
timpani, tulang-tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), dan tuba eustachius;
sedangkan telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) dan kanalis semisirkularis. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:5

Gambar 1. Anatomi -
Telinga

Pada referat kali ini yang kita bahas hanya kelaianan pada telinga luar yang kita kenal
dengan istilah “Otitis Eksterna (OE)”. Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa
yang termasuk telinga luar adalah aurikula atau pinna dan liang telinga.6

2
Daun telinga terletak di kedua sisi kepala, merupakan lipatan kulit dengan dasarnya
terdiri dari tulang rawan yang juga ikut membentuk liang telinga bagian luar. Hanya cuping
telinga atau lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan, tetapi terdiri dari jaringan lemak
dan jaringan fibros. Bentuk dari kulit, tulang rawan dan otot pada suatu keadaan tertentu
dapat menentukan bentuk dan ukuran dari orifisium liang telinga bagian luar, serta
menentukan sampai sejauh mana serumen akan tertahan dalam liang telinga, disamping itu
mencegah air masuk kedalam liang telinga.6
Liang telinga mempunyai bagian tulang (di dua pertiga bagian dalam) dan tulang rawan
(di sepertiga bagian luar). Membran timpani memisahkan telinga luar dan telinga tengah.
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur
telinga tengah. Liang telinga luar yang sering disebut meatus, panjang kira-kira 2,5 cm,
membentang dari konka telinga sampai membran timpani. Bagian tulang rawan liang telinga
luar sedikit mengarah keatas dan kebelakang dan bagian sedikit kebawah dan kedepan
sehingga berbentuk huruf “S“, sehingga penarikan daun telinga kearah belakang atas luar,
akan membuat liang telinga cenderung lurus dan memungkinkan terlihatnya membran
timpani pada kebanyakan liang telinga.5,6
Bagian yang tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang
rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga dapat bergerak
dan mengandung folikel rambut yang banyaknya bervarasi antar individu namun ikut
membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Bersama dengan lapisan luar
membrana timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang bersifat
lembab, sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu.6
Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat
dalam tubuh dimana kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan
subkutan(jaringan longgar). Dengan demikian daerah ini sangat peka, dan tiap pembengkakan
akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi. Karena keunikan anatomi
aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar
mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.5,6

2.2 Definisi
Otitis eksterna adalah suatu inflamasi, iritasi, atau infeksi kulit dari liang/saluran telinga
luar (meatus akustikus eksterna) yang dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau
telinga cuaca panas ( hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga

3
menyumbat saluran folikel. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau
mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi
pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga
sehingga menambah kemungkinan trauma karena garukan 7,8

2.3 Epidemiologi
Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di Amerika Serikat.
Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin karena partisipasi dalam kegiatan air
lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dan eczematous merupakan otitits yang umum di
Amerika Serikat, namun otitis necrotizing jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi
otitis eksterna tidak diketahui, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti
Indonesia. Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka kejadian
otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan otitis eksterna dan usia.
Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan prevalensi selama 12-bulan yang
sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan prevalensinya meningkat pada usia lebih
dari 65 tahun.9

2.4 Etiologi dan Faktor Resiko


Otitis eksterna terutama disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu staphylococcus aureus,
staphylococcus albus, dan escherichia coli. Penyakit ini dapat juga disebabkan oleh jamur
(10% otitis eksterna disebabkan oleh jamur terutama jamur pityrosporum dan aspergilosis),
alergi, dan virus (misalnya: virus varisela zoster). Otitis eksterna dapat juga disebabkan oleh
penyebaran luas dari proses dermatologis yang bersifat non infeksi.10
Faktor predisposisi otitis eksterna, yaitu :
a. Udara hangat dan lembab memudahkan kuman dan jamur untuk tumbuh.
b. Derajat keasaman (pH) liang telinga, dimana PH basa mempermudah terjadinya otitis
eksterna. PH asam memproteksi terhadap kuman infeksi.
c. Trauma mekanik seperti trauma lokal dan ringan pada epitel liang telinga luar (meatus
akustikus eksterna), misalnya setelah mengorek telinga menggunakan lidi kapas atau
benda lainnya.
d. Berenang dan terpapar air. Perubahan warna kulit liang telinga dapat terjadi setelah
terkena air. Hal ini disebabkan adanya bentuk lekukan pada liang telinga sehingga
menjadi media yang bagus buat pertumbuhan bakteri. Otitis eksterna sering disebut
sebagai swimmer's ear.

4
e. Benda asing yang menyebabkan sumbatan liang telinga, misalnya manik-manik, biji-
bijian, serangga, dan tertinggal kapas.
f. Bahan iritan (misalnya hair spray dan cat rambut).
g. Alergi misalnya alergi obat (antibiotik topikal dan antihistamin) dan metal (nikel).
h. Penyakit psoriasis
i. Penyakit eksim atau dermatitis pada kulit kepala.
j. Penyakit diabetes. Otitis eksterna sirkumskripta sering timbul pada pasien diabetes.
k. Penyumbat telinga dan alat bantu dengar. Terutama jika alat tersebut tidak dibersihkan
dengan baik.11

Otitis eksterna kronik dapat disebabkan :



Pengobatan infeksi bakteri dan jamur yang tidak adekuat.

Trauma berulang.

Benda asing.

Alat bantu dengar (hearing aid), penggunaan cetakan (mould) pada hearing aid.11

2.5 Patofisiologi
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga)
dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen
akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan
anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air
yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab,
hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri
dan jamur.10,12
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal
yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa
gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan
perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan
cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga

5
hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang
telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.11
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:
a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan
lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan
tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa
sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.11,12

2.6 Manifestasi Klinis


Tanda otitis eksterna menggunakan otoskop yaitu kulit pada saluran telinga tampak
kemerahan, membengkak, bisa berisi nanah dan serpihan sel-sel kulit yang mati.13
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Otalgia merupakan
keluhan paling sering ditemukan. Otalgia berat biasa ditemukan pada otitis eksterna
sirkumskripta. Keluhan ini bervariasi dan bisa dimulai dari perasaan sedikit tidak enak,
perasaan penuh dalam telinga, perasaan seperti terbakar, hingga rasa sakit hebat dan
berdenyut. Hebatnya rasa nyeri ini tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Rasa
nyeri terasa makin hebat bila menyentuh, menarik, atau menekan daun telinga. Juga makin
nyeri ketika pasien sedang mengunyah.11,13,12
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal-gatal paling sering ditemukan dan merupakan pendahulu otalgia pada otitis
eksterna akut. Pada kebanyakan penderita otitis eksterna akut, tanda peradangan diawali oleh
rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak pada telinga.13
Pendengaran berkurang atau hilang. Tuli konduktif ini dapat terjadi pada otitis
eksterna akut akibat sumbatan lumen kanalis telinga luar oleh edema kulit liang telinga,
sekret serous atau purulen, atau penebalan kulit progresif pada otitis eksterna lama. Selain itu,
peredaman hantaran suara dapat pula disebabkan tertutupnya lumen liang telinga oleh
deskuamasi keratin, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang dimasukkan ke dalam
telinga. Gangguan pendengaran pada otitis eksterna sirkumskripta akibat bisul yang sudah
besar dan menyumbat liang telinga.13

6
Selain gejala-gejala diatas otitis eksterna juga dapat memberikan gejala-gejala klinis
berikut:
1. Deskuamasi.
2. Tinnitus.
3. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga (otore).
Kadangkadang pada otitis eksterna difus ditemukan sekret / cairan berwarna putih atau
kuning, atau nanah. Cairan tersebut berbau yang tidak menyenangkan. Tidak bercampur
dengan lendir (musin).
4. Demam.
5. Nyeri tekan pada tragus dan nyeri saat membuka mulut.
6. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta. Bisul
menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa
bocor dari telinga.
7. Hiperemis dan udem (bengkak) pada liang telinga. Kulit liang telinga pada otitis eksterna
difus tampak hiperemis dan udem dengan batas yang tidak jelas. Bisa tidak terjadi
pembengkakan, pembengkakan ringan, atau pada kasus yang berat menjadi bengkak yang
benar-benar menutup liang telinga.13

2.7 Klasifikasi
Otitis eksterna diklasifikasikan atas :14
1. Otitis eksterna akut :
 Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
 Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik:
1. Otitis eksterna akut
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang
telinga yang disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang
telinga di 1/3 luar. Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan
sampai berat, dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah
makanan). Keluhan kurang pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa
sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3
luar liang telinga. 14
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta: 14

7
 Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10%
ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi
pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.
 Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup
berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid.
Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.
 Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid
(dewasa).
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu
adanya penyakit diabetes melitus.
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya
yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat
hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul).
Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul).
Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir
(musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita
temukan pada kasus otitis media. 14
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat
dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik. 14

Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di
daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga
kandida albikans atau jamur lain. 14
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi
sering pula tanpa keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga.
Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya
dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep)
yang diberikan secara topikal. 14

8
Gambar 2. Otitis eksterna akut

2. Otitis eksterna kronik


Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan
ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks
menyebabkan liang telinga menyempit.

Gambar 3. Otitis eksterna kronik

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 4


1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang
telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan
eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema
positif.

2.8 Diagnosis
9
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang meliputi: 14
1. ANAMNESIS

Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:


 Otalgia
 Rasa penuh ditelinga
 Gatal
 Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi dengan cepat
menjadi bernanah dan berbau busuk)
 penurunan pendengaran
 tinnitus
 Demam (jarang)
 Gejala bilateral (jarang)

2. PEMERIKSAAN FISIK

Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut: 14


 Nyeri tekan tragus
 Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
 Discharge purulen
 Eczema dari daun telinga
 Adenopati Periauricular dan servikal
 Demam (jarang)
 Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya, termasuk
kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang mastoid, sendi
temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf kranial VII (wajah), IX
(glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau XII (hypoglossal) dapat
terpengaruh.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Biakan dan tes sensitivitas dari sekret. 14

2.9 Penatalaksanaan

10
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan
debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema
dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.14,15
 Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan irigasi
atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah visualisasi
langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal.

 Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi
peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.

 Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan agen
acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan (2:1)
antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat digunakan.

 Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen


acidifying dan kortikosteroid.

 Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes,


adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran
telinga.

 Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke dalam
kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4 kali sehari
tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah kasa digunakan,
harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.

 Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi,


persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa
steroid).

2.10 Komplikasi

Perikondritis

Selulitis

Dermatitis aurikularis. 16

2.11 Prognosis

11
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika kebersihan
telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes yang menyulitkan
penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor pencetus dengan baik. 14

12

Anda mungkin juga menyukai