Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

ELEKTRONIKA DISKRIT

RESISTOR

DosenPembimbing:

ToribHamzah,S.Pd.,M.Pd

Abdul Kholiq, SST., MT

Singgih Yudha Setiawan, SST

Disusun Oleh :

Erlyana Putri Marselina

P27838017027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk menahan arus listrik
dengan memproduksi tegangan listrik diantara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring
elektronik dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan.
Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dari film, bahkan kawat resistansi (kawat yang
dibuat dari panduan resistivitas tinggi seperti nikel kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan.
Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan
kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki
bergantung pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan kebutuhan
arus rangkaian agar tidak terbakar.

1.2 Batasan Masalah


1. Dapat memahami fungsi resistor dan membaca nilai-nilai resistor.
2. Dapat memahami fungsi alat ukur multimeter dan cara menggunakan multimeter.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengetian dari resistor, fungsi resistor dan jenis-jenis resistor?
2. Bagaimana cara membaca nilai resistor melalui gelang warnanya dan malalui alat ukur multimeter?
3. Apa pengertian dari multimeter?
4. Bagaimana cara kerja multimeter?

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum ini adalah :
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian resistor.
2. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari resistor.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis resistor.
4. Mahasiswa dapar mengetahui nilai-nilai yang ada di resistor.

1.5 Manfaat
Agar bisa lebih tahu lagi tentang resistor dan jenis-jenisnya. Bagi mahasiswa bisa lebih tahu lagi
tentang resistor dan jenis-jenisnya.
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat memahami fungsi dan jenis-jenis resistor.
2. Mahasiswa dapat membaca nilai resistor melalui cincin gelang.
3. Mahasiswa dapat memahami kegunaan dan fungsi multimeter.

1.5.2 Manfaat Praktis


Mahasiswa lebih memahami cara membaca resistor dengan menggunakan multimeter.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resistor
Resistor yang disebut juga dengan hambatan listrik berfungsi untuk mengendalikan arus listrik
yang melewati rangkaian, resistor juga dapat mengendalikan tegangan listrik. Resistor merupakan
komponen elektronika yang selalu digunakan untuk menahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian
tertutup. Sebuah resistor tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama
yaitu resistansi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik lainnya meliputi
koefisien temperature dan induktansi. Ohm yang dilambangkan dengan simbol omega (Ω) merupakan
satuan resistansi dari sebuah resistor yang bersifat resistif.

2.1.1 Fungsi dan kegunaan


a. Sebagai pembagi arus dan pembagi tegangan.
b. Sebagai penurun tegangan.
c. Sebagai penghambat arus listrik.

2.1.2 Jenis – Jenis Resistor Sesuai Dengan Bahan dan Konstruksinya


Berdasarkan jenis bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi
resistor kawat, resistor arang dan resistor oksidasi logam. Sedangkan resistor arang dan resistor
oksida berdasarkan susunan yang dikenal resistor komposisi dan resistor film. Namun demikian
dalam perdagangan resistor – resistor tersebut dibedakan menjadi resistor tetap dan resistor
variabel.

1. Resistor Tetap

Gambar 2.1 Simbol Resistor Tetap


Resistor tetap merupakan jenis resistor yang nilainya sudah tertulis pada badan
resistor dengan menggunakan kode warna ataupun angka. Resistor ini banyak digunakan
sebagai penghambat arus listrik secara permanen. Untuk jenis resistor tetap, salah satu
cirinya yang dapat kalian ingat adalah nilai dari resistansinya yang tidak dapat berubah
karena dalam proses pembuatannya telah ditentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Ada
juga nilai kapasitas resistor yang dapat menampung suatu daya listrik dalam suatu rangkaian
elektronika. Jenin - jenis resistor tetap adalah:
a. Resistor komposisi karbon
Jenis resistor komposisi karbon dibuat dari campuran karbon atau grafit dengan
bahan isolasi berfungsi untuk membungkusnya. Jenis resistor komposisi karbon
merupakan resistor jenis rendah yang memiliki induktansi yang rendah sehingga sangat
ideal dipergunakan dalam frekuensi tinggi tetapi umumnya resistor jenis ini cukup
menganggu karena menimbulkan noise dan kurang stabil ketika panas. Jenis resistor
komposisi karbon merupakan jenis resistor yang tergolong murah dipasaran dan
umumnya dipergunakan dalam suatu rangkaian listrik. Resistor ini mempunyai daya
ranting sebesar ¼ watt, ½ watt, 1 watt, 2 watt.

Gambar 2.2 Resistor Komposisi Karbon

Gambar 2.3 Model Resistor Komposisi Karbon


Resistor komposisi umumnya diberi awalan "CR" pada penulisannya, contoh
CR10kΩ dan tersedia dalam kemasan E6 ( ± 20% toleransi), E12 ( ± 10% toleransi) dan
E24 ( ± 5% toleransi) dengan daya 0.125 atau 1/4 watt sampai 5 watt. Karena memiliki
nilai toleransi yang cukup besar sehingga kurang akurat dalam penggunaanya.

b. Resistor Film
Jenis Resistor film dibedakan berdasarkan bahan pembuatannya yaitu resistor
film logam, resistor film karbon, resistor film oxide. Jenis resistor film umumnya dibuat
dengan memasukkan logam murni, seperti nikel atau sebuah film oxide seperti tin-oxide
yang dimasukkan kedalam keramik batang. Contoh resistor film diantaranya :

1. Resistor Film Karbon


Jenis resistor film karbon ini terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan
atau dibungkus isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya
tergantung pada proporsi antara karbon dan isolator. Pada prinsipnya semakin besar
campuran bahan karbonnya yang terdapat pada resistor maka semakin kecil nilai
resistansi yang didapatkan.
Gambar 2.4 Resistor Film Karbon
Nilai resistansi resistor film karbon yang umumnya terdapat di pasaran
berkisar diantara 1Ω hingga 10MΩ dengan nilai daya berkisar 1/6 watt sampai 5
watt. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, resistor film karbon dapat bekerja
dengan baik di suhu yang berkisar antara -55°C hingga 155°C.

2. Resistor Film Logam


Jenis Resistor jenis film logam memiliki kestabilan suhu yang lebih baik
dibanding film karbon, tidak mudah noise serta memiliki frekuensi yang lebih baik
atau diaplikasikan dalam frekuensi radio. Resistor film logam adalah jenis resistor
yang dilapisi dengan film logam yang tipis ke subtrat keramik dan dipotong
berbentuk spiral. Nilai resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan
spiral logam. Resistor film oxide merupakan yang terbaik dalam mengalirkan arus
gelombang dengan suhu yang lebih tinggi dibanding resistor film logam.

Gambar 2.5 Resistor Film Logam

Gambar 2.6 Model Resistor Film Logam

Metal film resistor umumnya ditulis dengan awalan "MFR" contohnya


MFR100kΩ dan "CF" untuk resistor film karbon. Resistor film logam tersedia dalam
beberapa tipe kemasan seperti E24 (±5% dan ±2% toleransi), E96 (±1% toleransi)
and E192 (±0.5%, ±0.25% dan ±0.1% toleransi) dengan daya 1/20 watt sampai 1/2
watt.

c. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)


Satu lagi tipe jenis resistor tetap yaitu resistor kawat, resistor ini dibuat dengan
cara melilitkan kawat kedalam keramik lalu membungkusnya dengan bahan isolator.
Bentuk fisik dari resistor ini cukup bervariasi dan memiliki ukuran yang relatif besar.
Karena jenis resistor kawat umumnya memiliki besaran resistansi yang tergolong tinggi
dan tahan terhadap temperatur tinggi, resistor ini hanya digunakan pada rangkaian
power.

Gambar 2.7 Resistor Kawat

Gambar 2.8 Model Resistor Kawat


Resistor kawat umumnya ditulis dengan awalan "WH" atau "W" contohnya
(WH10Ω) dan tersedia dalam kemasan WH aluminium (±1%, ±2%, ±5% dan ±10%
toleransi) atau W yang ditutupi lapisan seperti kaca memiliki (±1%, ±2% dan ±5%
toleransi) dengan daya dari 1 watt sampai 300 watt atau lebih.

2. Resistor Tidak Tetap


Resistor tidak tetap adalah sebuah resistor yang nilai resistensinya dapat diubah -
ubah. Terdapat beberapa jenis resistor tidak tetap atau variabel diantaranya adalah :
a. Potensiometer
Nilai hambatan dari potensiometer ini dapat diubah dengan memutar tuas yang
ada pada potensio tersebut. Resistor jenis potensiometer ini biasanya sering dipakai
pada radio analog untuk membesar dan mengecilkan volume.

Gambar 2.9 Simbol Potensiometer


Gambar 2.10 Bentuk Fisik Potensiometer

a. LDR (Light Dependent Resistor)


LDR adalah resistor yang besar kecil nilai hambatan resistensinya tergantung
dari intensitas cahaya yang diterima. Semakin besar intensitas cahaya semakin kecil
nilai hambatannya dan begitu juga sebaliknya. LDR ini terkadang dipakai sebagai
sensor dalam sebuah rangkaian.

Gambar 2.11 Bentuk Fisik LDR (Light Dependent Resistor)

b. Thermistor
Sesuai dengan namanya maka besar kecilnya nilai hambatan dari thermistor
tergantung dari tinggi rendahnya temperatur yang diterima thermistor.

Gambar 2.12 Thermistor


Thermistor sendiri ada 2 jenis yakni :

- NTC Thermistor (Negative Temperature Coeffisien)


Adalah thermistor yang terbuat dari bahan semi konduktor, dan semakin tinggi
temperature kecil nilai hambatannya.

- PTC Thermistor (Positive Temperature Coefisien)


Berbeda dengan NTC maka PTC tidak terbuat dari bahan semikonduktor sehingga
sifatnya pun berbeda dengan NTC. Pada PTC semakin tinggi temperaturnya
semakin besar nilai hambatannya.

c. Rheostat

Gambar 2.13 Rheostat


Rheostat merupakan jenis variable resistor yang dapat beroperasi pada
tegangan dan arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan
pengaturan nilai resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian
atas toroid.

d. Preset Resistor (Trimpot)

Gambar 2.14 Trimpot


Preset resistor atau sering juga disebut dengan trimpot (trimmer
potensiometer) adalah jenis variable resistor yang berfungsi seperti potensiometer
tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki tuas. Untuk mengatur
nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti obeng kecil untuk dapat memutar
porosnya.
Sifat dan fisik trimpot sebenarnya sama dengan potensiometer yang
membedakan ukuran trimpot jauh lebih kecil. Perubahan nilai resistansinya juga
dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik yang mana huruf A trimpot linier dan
huruf B trimpot logaritmik.

2.1.3 Menghitung Nilai Resistor


Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor
dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap
dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat
ditemui pada resistor tetap daya besar dan resistor variable.

2.1.4 Kode Warna Resistor


Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari
cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai
resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

Gambar 2.15 Kode Gelang Warna Resistor


2.2 Multimeter

Gambar 2.16 Multimeter Analog


Multimeter atau yang biasa disebut dengan AVOmeter ini merupakan salah satu alat ukur
listrik yang berfungsi untuk mengukur terhadap besar arus listrik, tegangan dan hambatan listrik.

Cara Menggunakan Multimeter Analog :


1. Untuk memulai setiap pengukuran, hendaknya jarum menunjukkan angka nol apabila kedua
probenya dihubungkan. Putarlah adjusment apabila jarum belum tepat pada angka nol (0).
2. Putarlah sakelar pemilih ke arah besaran yang akan diukur, misalnya ke arah DC mA apabila
akan mengukur arus DC, ke arah AC V untuk mengukur tegangan AC, dan ke arah DC V untuk
mengukur tegangan DC.
3. Untuk mengukur tahanan resistor, selektor pemilih diarahkan ke skala ohm dan kalibrasi dahulu
dengan menggabungkan probe positif dan negatif. Apabila belum menunjukkan angka nol
cocokkan dengan memutar adjusment Ohm.
4. Sambungkan probe warna merah ke kaki positif dan kaki warna hidam ke jolok negatif.
5. Untuk pengukuran besaran DC, jangan sampai terbalik kutub positif dan negatifnya karena bisa
menyebabkan alat ukurnya rusak.

Prinsip kerja Multimeter :


1. Bila akan mengukur suatu komponen yang memiliki hambatan tahanan, maka saklar jangkauan
diputar kearah skala ohm (Ω) dengan memilih nilai range (x1 ; x10 ; x100 ; x1k ; x100k) diatas
nilai kapasitas komponen.
2. Bila akan mengukur tegangan listrik AC, maka saklar jangkauan diputar kearah skala AC dengan
memilih nilai range (10V ; 50V ; 250V ; 1000V) diatas nilai kapasitas tegangan listrik.
3. Bila akan mengukur tegangan listrik DC, maka saklar jangkauan diputar kearah skala DC dengan
memilih nilai range (0.1V ; 0.25V ; 2.5V ; 10V ; 50V ; 250V ; 1000V) diatas nilai kapasitas
tegangan listrik.
4. Bila akan mengukur kuat arus listrik DC, maka saklar jangkauan diputar kearah skala DC dengan
memilih nilai range (50µA ; 2.5mA ; 25mA ; 0.25A) diatas nilai kapasitas kuat arus listrik.
BAB 3
MET0DE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Multimeter 1 unit
b. Resistor secukupnya

3.2 Langkah Percobaan


1. Persiapkan resistor yang memiliki warna-warna kode sesuai pada tabel.
2. Persiapkan multimeter dan lakukan pengukuran, cantumkan dalam tabel hasil pengukuran nilai
resistor.
3. Tulis nilai resistor sesuai dengan nilai kode warnanya.
4. Lakukan langkah 1 – 3 dan pilih resistor yang telah disediakan.

3.3 Tabel Pengamatan

Tabel 3.1 Tabel Pengamatan


Nilai Warna Nilai Nilai Nilai
No Resistor Toleransi Total Ukur
1 2 3 4 5

1 8 2 104 ±5% 779KΩ - 820KΩ 850KΩ


861KΩ

2 2 2 0 100 ±5% 217,8Ω - 220Ω 220Ω


222,2Ω

3 1 0 103 ±5% 9,5KΩ - 10KΩ 10KΩ


10,5KΩ

4 4 7 0 101 ±1% 4,059KΩ- 4,7KΩ 4,5KΩ


4,141KΩ
5 6 103 ±5% 53,2KΩ - 56KΩ 59KΩ
5
58,8KΩ
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisis
Resistor adalah terminal dua komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal
yang sebanding dengan arus listrik. Komponen resistor termasuk komponen pasif yang tidak
memerlukan arus listrik. Pada komponen resistor biasanya terdapat 4 warna, 3 warna sebagai nilai dan
1 warna sebagai toleransi. Apabila besarnya nilai dari suatu komponen resistor ditentukan dengan cara
membaca nilainya terlebih dahulu, maka kita harus mengatur selektor pada multimeter yang kita
gunakan sesuai dengan kapasitas nilai dari resistornya, setelah itu lakukan kalibrasi supaya dapat
menghasilkan nilai yang baik. Multimeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik (V) kuat arus (A), dan hambatan (Ω). Berdasarkan dari table diatas, setiap nilai
resistansi setiap resistor berbeda-beda :
1. Gelang resistor berwarna abu – abu, merah, kuning dan emas nilai resistansinya 820KΩ dengan
toleransi ±5% diukur dengan multimeter senilai 820KΩ.
2. Gelang resistor berwarna merah, merah, hitam, hitam dan cokelat nilai resistansinya 220Ω dengan
toleransi ±1% diukur dengan multimeter senilai 220Ω.
3. Gelang resistor berwarna cokelat, hitam, jingga dan emas nilai resistansinya 10KΩ dengan
toleransi ±5% diukur dengan multimeter senilai 10K.
4. Gelang resistor berwarna kuning, ungu, hitam, cokelat dan cokelat nilai resistansinya 4,1KΩ
dengan toleransi ±5% diukur dengan multimeter senilai 4,5KΩ.
5. Gelang resistor berwarna hijau, biru, jingga dan emas nilai resistansinya 56KΩ dengan toleransi
±5% diukur dengan multimeter senilai 59KΩ.

4.2 Kesimpulan
1. Multimeter dapat dioprasikan dengan saklar banyak posisi, meter dapat diubah menjadi ampere
meter, voltmeter dan ohmmeter secara cepat dan mudah.
2. Multimeter analog biasanya digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu komponen,
multimeter analog kurang akurat dalam pengukurannya.
3. Resistor yang kita ukur harus masih dalam keadaan baik karena masih dalam batas ukur.
DAFTAR PUSTAKA

[1]. cahyokrisma. “Pengukuran dan Pengenalan Resistor Menggunakan Multimeter”


https://cahyokrisma.wordpress.com/2013/09/12/pengukuran-resistor-menggunakan-multimeter/
Diakses pada : 15 September 2017
[2]. Zona elektronika : “Referensi Belajar Elektronika”
http://zonaelektro.net//
Diakses pada : 15 September 2017
[3]. Labib : “Laporan praktikum individu”
http://labib-tkj.blogspot.co.id/2012/09/laporan-praktikum-individu.html?m=1
Diakses pada : 16 September 2017
LAMPIRAN

1. Foto Praktikum
2. Laporan Sementara
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN

Membuat laporan sementara hasil praktikum.

Komponen resistor.

Diskusi laporan sementara hasil dari praktikum.


Mengukur resistor dengan menggunakan
multimeter.

Anda mungkin juga menyukai