Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

ELEKTRONIKA DISKRIT

LM35 DAN RELAY

Dosen Pembimbing:

Torib Hamzah, S.Pd., M.Pd

Abdul Kholiq, SST., MT

Singgih Yudha Setiawan, SST

Disusun Oleh :

Erlyana Putri Marselina

P27838017027

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi pada masa ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan sehingga banyak
berpengaruh pada berbagai bidang terutama kesehatan. Setiap alat kesehatan mampu mendeteksi dan
membantu paramedis dalam mengatasi berbagai macam penyakit. Masing-masing alat kesehatan
didukung oleh komponen-komponen yang melengkapi fungsi komponen lainnya. Salah satu
komponen yang dibutuhkan adalah LM35 dan relay. LM35 adalah komponen elektronika yang
memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan dan
bisa dibilang sebagai sensor suhu.
Relay dikenal sebagai komponen yang dapat mengimplementasikan logika switching. Relay
yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat
mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai alat yang
menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar atau saklar yang
digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik atau pada umumnya relay adalah komponen
elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.

1.2 Batasan Masalah


1. Dapat memahami pengertian dari komponen LM35.
2. Dapat memahami karakteristik LM35.
3. Dapat memahami pengertian, fungsi, jenis-jenis, dan cara kerja relay.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari komponen LM35 ?
2. Apa saja karakteristik dari komponen LM35 ?
3. Apa pengertian, fungsi dan jenis-jenis dari relay ?
4. Bagaimana cara kerja dari relay ?

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik LM35.
2. Mahasiswa dapat menggunakan LM35.
3. Mahasiswa dapa mengetahui prinsip kerja relay.
4. Mahasiswa dapat menggunakan relay.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik dari LM35.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja dari relay.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa lebih memahami pengaplikasian komponen LM35 dan relay dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LM35
2.1.1 Pengertian LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu LM35
yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika yang diproduksi oleh national
semikonduktor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian
kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan
kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan satu daya tunggal dengan
ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35
mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat
menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5ºC pada suhu 25ºC.
LM35 terdiri dari 3 pin yaitu vcc, ground, dan sinyal output seperti gambar di bawah
ini:

Gambar 2.1 Bentuk Fisik LM35


Sensor suhu IC LM35 memiliki keakuratan tinggi dan mudah dalam perancangan jika
dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, sensor suhu LM35 juga mempunyai keluaran
impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan
dengan rangkaian kontrol khusus serta tidak memerlukan seting tambahan karena output dari
sensor suhu LM35 memiliki karakter yang linier dengan perubahan 10mV/°C. Sensor suhu
LM35 memiliki jangkauan pengukuran -55ºC hingga +150ºC dengan akurasi ±0,5ºC. Tegangan
output sensor suhu IC LM35 dapat diformulasikan sebagai berikut:

Vout = 10 mV/ºC
……………………….………………………………………..…(1)
2.1.2 Karakteristik Sensor Suhu IC LM35
a. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mV/ºC,
sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
b. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25ºC.
c. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55ºC sampai +150ºC.
d. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
e. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
f. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1ºC pada udara
diam.
g. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1W untuk beban 1mA.
h. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ºC.

2.1.3 Jenis-Jenis Sensor Suhu IC LM 35


a. LM35, LM35A memiliki range pengukuran temperature -55ºC hingga +150ºC.
b. LM35C, LM35CA memiliki range pengukuran temperature -40ºC hingga +110ºC.
c. LM35D memiliki range pengukuran temperature 0ºC hingga +100ºC.

2.1.4 Prinsip Kerja Sensor Suhu LM35


Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap
suhu 1ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10mV. Pada penempatannya LM35 dapat
ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan
sedikit berkurang sekitar 0,01ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara
seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dan suhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor
LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh
lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara
disekitarnya. Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi
dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat
bertindak sebagai suatu antena penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak
sebagai perata arus yang mengoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode
by pass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. Maka dapat disimpulkan prinsip kerja sensor
LM35 sebagai berikut:
a. Suhu lingkungan di deteksi menggunakan bagian IC yang peka terhadap suhu.
b. Suhu lingkungan ini diubah menjadi tegangan listrik oleh rangkaian didalam IC, dimana
perubahan suhu berbanding lurus dengan perubahan tegangan output.
c. Pada seri LM35 tiap perubahan 1ºC akan menghasilkan perubahan tegangan output sebesar
10mV.
2.1.5 Kelebihan dari Sensor Suhu IC LM35
a. Rentang suhu yang jauh, antara -55 sampai +150ºC.
b. Low self-heating, sebesar 0,08 ºC.
c. Beroperasi pada tegangan 4V sampai 30V.
d. Rangkaian menjadi sederhana.
e. Tidak memerlukan pengkondisian sinyal.

2.1.6 Kekurangan dari Sensor Suhu IC LM35


a. Membutuhkan sumber tegangan untuk beroperasi.

2.2 Relay
2.2.1 Pengertian Relay
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik yang
dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai komponen
elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian utama yaitu coil atau elektromagnet dan kontak
saklar atau mekanikal.
Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak
saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat
menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih tinggi. Berikut adalah gambar
dan juga simbol dari komponen relay.

Gambar 2.2 Bentuk Fisik dan Simbol Relay


2.2.2 Fungsi Relay
Berikut adalah beberapa fungsi komponen relay saat diaplikasikan ke dalam sebuah rangkaian
elektronika :
a. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan signal tegangan
rendah.
b. Menjalankan fungsi logika atau logic function.
c. Memberikan fungsi penundaan waktu atau time delay function.
d. Melindungi motor atau komponen lainnya dari kelebihan tegangan atau korsleting.
2.2.3 Jenis Relay Berdasarkan Jumlah Pole dan Throw
Pada relay juga terdapat pole dan throw. Pole artinya yaitu banyaknya kontak yang
dimiliki oleh relay, sedangkan throw artinya banyaknya kondisi yang dimiliki oleh kontak
point. Jenis relay berdasarkan jumlah pole dan throw dibagi menjadi 4 yaitu :
a. Relay tipe Single Pole Single Throw (SPST)
Relay tipe single pole single throw (SPST) ini memiliki empat kaki terminal, dua
kaki terminal sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal lainnya untuk kumparan
elektromagnet. Dua terminal yang digunakan sebagai kontak point satu sebagai pole dan
satu lagi sebagai throw.
b. Relay tipe Single Pole Double Throw (SPDT)
Relay tipe single pole double throw (SPDT) ini memiliki lima kaki terminal, tiga
kaki terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya
digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Tiga terminal yang digunakan sebagai kontak
point satu sebagai pole dan dua sebagai throw.
c. Relay tipe Double Pole Single Throw (DPST)
Relay tipe double pole single throw (DPST) ini memiliki memiliki enam kaki
terminal, empat kaki sebagai terminal kontak point (saklar) dan dua kaki terminal lainnya
digunakan sebagai kumparan elektromagnet. Empat terminal yang digunakan sebagai kontak
point yang terdiri dari dua pasang saklar single pole double throw.
d. Relay tipe Double Pole Double Throw (DPDT)
Relay tipe double pole double throw (DPDT) ini memiliki delapan buah terminal,
enam terminal digunakan sebagai kontak point (saklar) dan dua terminal digunakan sebagai
kumparan elektromagnet. Enam terminal yang digunakan sebagai kontak point yang terdiri
dari dua pasang saklar single pole double throw. Untuk lebih jelasnya untuk memahami tipe
relay berdasarkan jumlah pole dan thrownya, perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar 2.3 Simbol Relay Berdasarkan Jumlah Pole dan Throw


2.2.4 Cara Kerja Relay
Setelah mengetahui pengertian dan fungsi relay, berikut adalah cara kerja atau prinsip
kerja relay yang harus diketahui. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa dalam sebuah
relay terdapat 4 buah bagian penting yakni elektromagnet (coil), armature, switch contact point
(saklar), dan spring. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2.4 Jenis-Jenis Kaki dari Relay


Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebuah besi (iron core) yang dililit oleh
kumparan coil, berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila kumparan coil dialiri
arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang dapat menarik armature sehingga
dapat berpindah dari posisi sebelumnya tertutup (NC) menjadi posisi baru yakni terbuka (NO).
Dalam posisi (NO) saklar dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat tidak dialiri arus
listrik, armature akan kembali ke posisi awal (NC). Sedangkan coil yang digunakan oleh relay
untuk menarik contact point ke posisi close hanya membutuhkan arus listrik yang relatif cukup
kecil. Penjelesan dari NO dan NC sebagai berikut :
a. NC atau normally close adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu berada di posisi
close (tertutup).
b. NO atau normally open adalah kondisi awal relay sebelum diaktifkan selalu berada di posisi
open (terbuka).
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. LM35 1 buah
2. Resistor 2 buah
3. Relay 1 buah
4. Transistor NPN 1 buah
5. PCB 1 buah
6. Power supply 1 buah
7. Multimeter 1 buah

3.2 Langkah Percobaan


a. Siapkan alat dan bahan.
b. Susunlah rangkaian resistor, LM35, transistor dan relay.
c. Beri catu daya pada rangkaian.
d. Ukur tegangan pada output LM35 dan kondisi relay pada saat sensor dalam keadaan normal dan
pada saat keadaan diubah-ubah. Masukkan data ke dalam tabel pengamatan.
e. Ambil suatu kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

Gambar 3.1 Rangkaian LM35 dan Relay


3.3 Tabel Pengamatan
Tabel 3.3 Tabel Hasil Pengamatan
No Kondisi (LM35) Output LM35 (volt) Kondisi Relay
Normally Close
1. Suhu Ruangan 0,33 V LED tidak menyala

Normally Open
2. Suhu Solder 0,9 V LED tidak menyala

Normally Close
3. Suhu Tubuh 0,35 V LED tidak menyala
BAB 4
ANALISA DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa keadaan suhu pada komponen LM35 sangat
berpengaruh terhadap kondisi suhu. Saat suhu ruangan 33ºC akan didapatkan output 0,33 V dan
kondisi relay akan normally close karena transistor NPN tidak mencapai satuasi dan lampu LED
tidak menyala. Saat suhu solder 90ºC akan didapatkan output 0,9 V kondisi relay akan normally open
karena suhu solder memenuhi saturasi (lebih dari 0,7 V) dan lampu LED akan menyala terang. Saat
suhu badan 35ºC kondisi relay akan normally close karena didapatkan output 0,35 V dan lampu LED
tidak akan menyala. Hambatan atau lampu LED akan menyala terang jika suhu diatas 70ºC dan jika
suhu dibawah 70ºC lampu LED tidak akan mau menyala.

4.2 Kesimpulan
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu LM35 yang dipakai dalam
penelitian ini berupa komponen elektronika yang diproduksi oleh national semikonduktor.
Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch elektrik yang dioperasikan
menggunakan listrik. Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak
kontak saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low power, dapat
menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Nurullaizer. 2013. “Sensor Suhu LM35”


http://nurullaizer78.blogspot.co.id/2013/05/cara-kerja-dan-sensor-suhu-lm35.html
Diakses pada : 09 November 2017
[2] Noname. 2016. “Relay”
http://belajarelektronika.net/pengertian-fungsi-dan-cara-kerja-relay/
Diakses pada : 09 November 2017
LAMPIRAN

1. Foto Praktikum
2. Laporan Sementara
FOTO PRAKTIKUM

GAMBAR KETERANGAN
Mengukur tegangan keluaran LM35 saat rangkaian
relay dalam kondisi NC.

Mengukur tegangan keluaran LM35 saat rangkaian


relay dalam kondisi NO.

Memanaskan badan LM35 menggunakan solder.

Anda mungkin juga menyukai