Anda di halaman 1dari 25

Makalah

Bahasa Indonesia (Kalimat Efektif), Menyusun abstrak, Menyusun Referensi,


Resume, dan Sinopsis

Dosen Pembimbing : Ibu Fatimah S.si

Disusun oleh :

Adellia Zakiana Citra


Devina Audriani
Muhammad Tsaqif

Program studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Pamulang

Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Bar., Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa
Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Fatimah dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas Pamulang
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah
ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas
tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Tangerang, Oktober 2018

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
D. Sistematika Penulisan
E. Manfaat pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif
B. Ciri-ciri kalimat efektif
C. Syarat kalimat efektif
D. Struktur kalimat efektif
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka
BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan manusia dengan sesama
anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau
perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu
hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau
dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai
sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan
yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada
sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau
yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya
secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit.Artinya, unsur-unsur
kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan.Sebaliknya, unsur-unsur yang
seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan.Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu
dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah
(Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi
syarat sebagai bahasa ilmiah.Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat
yang dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele.Dengan adanya kenyataan itu,
pembaca sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak
efektif.Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif
dengan segala permasalahannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :


1. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa ciri-ciri kalimat efektif?
3. Bagaimana cara menyusun Abstrak, Referensi, Resume, dan Sinopsis?
4. Apa fungsi dari menyusun Abstrak, Referensi, Resume, dan Sinopsis?

C. Tujuan Pembahasan
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik
dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
4. Mengetahui cara menyusun Abstrak, Referensi, Resume, dan Sinopsis
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan
bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
5. Manfaat Pembahasan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian kalimat efektif, ciri-ciri kalimat
efektif,
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah ini dan
penutup dari penulis.

E. Manfaat Pembahasan
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat
efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Manfaat menyusun Abstrak, menyusun Referensi, Resume, dan Sinopsis yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara
tepat pula.Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang memiliki kemampuan
menimbulkan gagasan atau pikiran pada pendengar atau pembaca. Dengan kata lain,
kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara
tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas
dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika
dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan
penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif,
gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta
sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2. Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami
orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3. Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah,
ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4. Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan
informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi:
2009)
5. Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan
sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan.
(ARIF HP: 2013)
Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif
yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami.Jadi, kalimat efektif adalah kalimat
yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau
pembaca.
Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca
dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.

2.2. Ciri-ciri Kalimat Efektif

2.2.1. Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan.Jika bagian kalimat itu menggunakan kata
kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
1. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya.Yang satu
menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan
predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
2.2.2. Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu.Kata-kata yang
berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata
mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
2.2.3. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di
depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun,
dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?
• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan
anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling
memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan
makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

2.2.4. Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami.Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang
tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
2.2.5. Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang dipakai.Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan
gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
* Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas.
Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan
pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan
sebagainya di depan subjek.
Contoh:
a. Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b. Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)
* Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b. Saat itu bagi saya kurang jelas.
* Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a. Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat
itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a. kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. Atau
Kami datang terlambat.Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b. Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor
Suzuki.
* Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
a. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b. Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.

2.2.6. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
dalam kalimat itu.Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina.Kalau bentuk
pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat (a) tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat
terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat
diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.
Kalimat (b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama
bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan
baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
2.2.7. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan
pada ide pokok kalimat.Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan.Kalimat itu
memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
 Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan
yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
 Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
 Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
 Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
 Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).

Saudaralah yang bertanggung jawab.


2.2.8. Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata.Perhatikan kalimat berikut.
a. Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat (a) memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran
tinggi.
Kalimat (b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua
puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
· Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para
menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

2.2.9. Kepaduan

Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
a.Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah
terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar
dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab

b.Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Contoh:
Surat itu saya sudah baca.
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
c.Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang
antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

2.3. Menyusun Abstrak

2.3.2. Pengertian umun


Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan ia
menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada
pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak di letakkan
pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi
menjadi abtrak yang bersifat deskriptif yang dalam bahasa inggris disebut ringkasan
(precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh
gelar leewat penelitian seperti skripsi, tesis, dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang
digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan
dalam bentuk buku.
2.3.3. Abstrak Deskriptif atau Abtract
Sebagai abstrak deskriptif, abstrak hanya menyajikan uraian yang sangat singkat
tentang isi tulisan tanpa menyatakan apa yang dibahas dalam aspek-aspek yang tercakup
pada tulisan itu sendiri. Dengan kata lain, untuk menjelaskan gagasan utama yang terdapat
pada tulisan, Abstrak cukup disusun dengan kalimat tunggal sehingga Abstrak tidak
memerlukan perincian yang bersifat detail ataupun conton-contoh yang bersifat ilustratif.
Berikut di bawah ini merupakan satu contoh abstrak yang diambil dari artikel
yang ditulis oleh Djoni Dwijono, “Mendayagunakan Komputer Pribadi secara Maksimal
dengan Ergonomics” dalam Buletin Informatika No. 13 tahun III/1997, hlm. 74 :
Konsep Ergonomics telah melahirkan inovasi-inovasi yang baru di bidang disain
mesin dan selalu berkembang dari waktu ke waktu agar mampu menghasilkan mesin
yang benar-benar memaksimalkan kemampuan dan daya kerja manusia. Akan tetapi
dalam perkembangannya, ergonomics tidak hanya meliputi disain mesin melainkan juga
meliputi cara kerja, prosedur-prosedur maupun lingkungan yang mendukung usaha kerja
manusia berkat penelitian, pengembangan, dan inovasi yang kreatif.

2.3.4. Abstrak Informatif: Ringkasan (Precise)


Ringkasan merupakan penyajian singkat tentang isi tulisan dengan
memperlihatkan urutan dari isi atau bab-bab yang terdapat dalam tulisan. Dalam
bentuknya yang singkat itu, urutan tentang isi atau bab-bab tulisan disajikan secara
proporsional. Pada prinsipnya di dalam ringkasan, gagasan dan pendekatan penulis telah
tampak dan problematika berikut upaya pemecahan yang ada dalam tulisan disajikan
berurutan sesuai bab-bab yang ada. Adakalanya ilustrasi juga disertakan dalam ringkasan.
Adapun ringkasan dapat dicontohkan dari karya terjemahan yang berjudul Komputer:
Tantangan Baru di Bidang Hukum yang diterbitkan oleh Airlangga Universiti Press pada
tahun 1991 :
Pembaca tidak harus memiliki pengetahuan yang mendalam baik dalam bidang
Ilmu Hukum maupun Ilmu Informatika karena buku ini hanya menyajikan suatu sudut
pandang sederhana tentang perubahan yang terjadi dalam ketentuan-ketentuan di bidang
hukum dengan meluasnya penggunaan komputer.
Bab pertama berisi uraian singkat mengenai cara kerja komputer dan empat bab
berikutnya menguraikan akibat-akibat yuridis dari pengunaan komputer ditinjau dari
Hukum Perdata, Hukum Pidana, dan Hukum Tata Negara. Dari bab lima hingga bab
delapan berisi uraian yang meliputi cara kerja komputer, bank data, otomatisasi oleh
penguasa hingga peran komputer di bidang pendidikan yang kesemuanya dapat menjadi
titik perhatian para ahli hukum maupun perancang undang-undang.
Akhirnya buku ini lebih merupakan sumbang pemikiran agar ilmu hukum dan
praktek hukum mampu menjawab tantangan jaman karena masyarakat yang senantiasa
berubah.

2.3.5. Abstrak Informatif: Ikhtisar (Summary)


Abstrak yang berbentuk ikhtisar sebenarnya sering digunakan para penulis dalam
membuat kutipan secara tidak langsung ataupun di dalam menyimpulkan suatu uraian.
Sebagai salah satu bentuk abstrak, ikhtisar juga merupakan penyajian singkat tentang isi
tulisan namun tidak mempertahankan urutan bab-bab yang ada seperti halnya pada
ringkasan. Dengan demikian, problematika dan upaya pemecahan yang tersaji dalam
tulisan dijelaskan secara ringkas dan bebas tanpa memberikan penjelasan mengenai isi
dari seluruh tulisan secara proporsional. Ilustrasi pun kadang juga diperlukan dalam
sebuah ikhtisar.

Dari uraian mengenai Abstrak, Ringkasan, dan Ikhtisar, maka dapat diketahui
bahwa uraian yang disajikan baik dalam bentuk ringkasan maupun ikhtisar sifatnya tidak
sesingkat abstrak. Selain gagasan utama yang dikandung dalam tulisan, pada ringkasan
maupun ikhtisar disertakan ilustrasi untuk menjelaskan aspek-aspek yang dibahas dalam
tulisan. Pada ringkasan sekalipun penyajiannya menurut bab-bab yang ada, namun
adakalanya mengabaikan bab yang kurang penting seperti halnya pada penyusunan
ikhtisar.

2.3.6. Panjang Abstrak


Tidak terdapat patokan yang absolut mengenai besar kecilnya ringkasan maupun
ikhitisar namun bagi penulis pemula dapat mempergunakan patokan seperti misalnya
apabila jumlah halaman tulisan adalah 250 halaman, maka proporsi untuk ringkasan atau
ihtisar dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Jumlah halaman X baris setiap halaman X kata dalam dalam satu baris.
(250 X 25 X 9 ) = 56.250 kata
maka jumlah halaman ringkasan atau ikhtisar yang dibutuhkan adalah :
56.250 : (25X9) = 250 kata = 1,1 halaman berukuran kuarto
dalam 1 spasi atau
2,5 halaman dalam 2 spasi pada
kertas berukuran kuarto
Patokan untuk menentukan jumlah baris dalam satu halaman maupun jumlah kata
dalam satu baris seperti digunakan pada contoh di atas adalah berasal dari standar
masyarakat ilmiah bahwa huruf yang dipakai untuk karya ilmiah adalah berukuran
PICA pada mesin ketik atau sama dengan jenis huruf Times New Roman 12 pada
program pengolah kata MS Word dan sejenisnya.
Rumus untuk menentukan ukuran ringkasan atau ikhtisar seperti
di atas hanyalah gambaran umum yang tidak perlu ditetapkan secara ketat
karena yang penting adalah ukuran dan keseimbangan proporsional
dengan besar tebal tipisnya sebuah tulisan.

2.4. Pengertian Daftar pustaka atau Referensi

Daftar pustaka (bibliografi) merupakan sebuah daftar yang berisi


judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang
mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui
daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat
melihat kembali pada sumber aslinya.

Dalam menulis daftar pustaka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan


yaitu:

1. Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas


ke bawah, tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).

2. Cara penulisan daftar pustaka sebagai berikut:


a. Tulis nama pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih
dahulu, baru nama depan)
b. Tulislah tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
c. Tulislah judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring).
Setelah judul buku diberi tanda titik (.).
d. Tulislah kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu
diberi tanda titik dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik

3. Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama


pengarangnya, maka
sumber dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit
kemudian. Di
antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.

4. Untuk penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa
rumusan pendapat :
a. Menurut Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama Pengarang
• Tanggal revisi terakhhir
• Judul Makalah
• Media yang memuat
• URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
• Tanggal akses
b. Winarko memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar
pustaka sebagai berikut:
– Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatan
resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.
*) Nama majalah online harus ditulis miring
– Artikel umum dari internet dengan nama
Penulis, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal
…).
*) Judul artikel harus ditulis miring
– Artikel umum dari internet tanpa nama
Anonim, tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal
…).
*) “Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis
miring

Perhatikan contoh penulisan daftar pustaka :

Baradja, M.F. 1990, Kapita Selecta Pengajaran Bahasa. Malang: Penerbit


IKIP Malang.
Damono, Sapardi Joko. 1979. Novel Sastra Indonesia Sebelum
Perang.Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Hermans, B., 2000, Desperately Seeking: Helping Hands and Human
Touch, [online], (http://www.hermans.org/agents2/ch3_1_2.htm, diakses
tanggal 25 Juli 2008 )

5. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama;


penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu
setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama
belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua;
tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis
dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik),
keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda
titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
Seperti contoh dibawah ini:

Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql.


Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis
Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.

6. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam
buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama
setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama
depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai
beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis
sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya
hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah
penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&)
pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja,
setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku
tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah
itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda
koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat
penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima;
nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda
titik) ok. Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.
Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:

Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia
E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and
Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.

2.5. Pengertian Resume


Resume adalah ringkasan atau rangkuman dari suatu tulisan/
karangan panjang yang dipangkas dengan mengambil bagian pokok serta
menyisihkan rincian dan ilustrasinya. Resume adalah cara yang efektif
untuk menjelaskan inti atau pokok dari sebuah informasi yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Misalnya resume sebuah buku atau
karangan, resume dapat menjelaskan isi pikirin seorang pengarang menjadi
lebih ringkas.

Kata “Resume” juga sering dipakai dalam dunia kerja/ karir yang diartikan
sebagai daftar riwayat hidup (curriculum vitae) yaitu sebuah dokumen yang
berisi rangkuman pengalaman, keahlian, dan pendidikan seseorang yang
disusun sedemikian rupa. Tujuan membuat resume lamaran pekerjaan
tersebut adalah sebagai informasi tentang kualifikasi seseorang secara
ringkas, padat, dan jelas.

2.5.1. Perbedaan Resume dengan Ikhtisar

1. Pengertian Resume/ Ringkasan/ Rangkuman


Resume/ ringkasan/ rangkuman adalah isi dari gagasan pokok atau intisari
dari suatu karangan/ tulisan yang dibuat dalam bentuk yang lebih pendek.
Isi sebuah resume tidak berbeda dengan ide gagasan pokok yang ada pada
teks aslinya.

2. Pengertian Ikhtisar
Dilihat dari tujuannya, ikhtisar juga merupakan ringkasan suatu karangan
yang dibuat lebih pendek dari aslinya. Namun, ikhtisar tidak
mempertahankan urutan gagasn pokok yang membangun karangan tersebut.
Dengan kata lain, ikhtisar dapat dibuat seseorang sesuai dengan
pemahamannnya terhadap suatu karangan. Pembuat ikhtisar juga dapat
menggunakan kata-kata sesuai pilihannya dalam menjelaskan inti suatu
karangan yang dibaca.

2.5.2. Cara Membuat Resume


Membuat resume sebenarnya tidak terlalu sulit karena berpatokan pada
tulisan aslinya. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat resume yang
benar:

1. Membaca Naskah Asli


Untuk mengetahui dan memahami isi dari naskah asli sebuah karangan
tentunya kita harus membacanya hingga selesai. Membaca naskah/ teks
aslinya secara berulang-ulang akan membuat kita mengerti maksud yang
ingin disampaikan penulisnya.

Selain itu, pasti ada beberapa kata atau istilah dalam suatu karangan yang
sulit dipahami. Membuat resume juga harus melibatkan sumber daya lain
agar dapat memahami kata atau istilah yang sulit.

2. Menemukan Gagasan Utama


Setelah membaca karangan/ tulisan secara berulang-ulang, tentunya kita
akan menemukan gagasan utama atau pikiran utama tulisan tersebut. Kita
perlu mencatat gagasan utama dari tulisan tersebut agar dapat membuat
ringkasan yang sesuai.

Dalam sebuah karangan/ tulisan, tidak semua paragraf mengandung gagasan


pokok. Oleh karena itu, penting untuk menemukan gagasan utama secara
teratur agar penulisan resume tidak melebar.

3. Menulis Resume
Setelah menemukan gagasan pokok dari suatu karangan/ tulisan, tentunya
kita memiliki gambaran umum mengenai resumenya. Perlu diperhatikan
bahwa untuk membuat resume harus disesuaikan dengan teks/ naskah
aslinya.

Penggunaan kata dan kalimat dalam resume juga sebaiknya


menggambarkan isi dari teks aslinya. Namun, kita tidak boleh
menambahkan pendapat pribadi di dalam resume tersebut, apalagi bila
pendapat pribadi tersebut bertentangan dengan naskah aslinya.

Sebaiknya resume menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dicerna oleh


siapa saja. Walaupun di dalam naskah aslinya terdapat banyak istilah atau
kata yang sulit dimengerti, kita bisa menuliskannya dalam bahasa yang lebih
mudah di dalam resume.
Sesuai dengan pengertian resume itu sendiri, maka kalimat dalam resume
tidak perlu bertele-tele. Resume seharusnya dibuat dalam bentuk ringkasan
yang padat, namun dapat mewakili isi dari naskah aslinya.

4. Membaca Ulang Resume yang Dibuat


Selanjutnya, setelah resume selesai dibuat maka pembuat resume harus
membacanya kembali untuk memeriksa apakah ada kesalahan penulisan.
Beberapa hal yang perlu diperiksa diantaranya:

Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar


Penggunaan ejaan yang benar
Penggunaan tanda baca yang benar
Memeriksa kesesuaian antara resume dengan naskah aslinya.

2.6 Pengertian sinopsis

Sinopsis atau synopsis berasal dari kata synopical yang artinya


ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan sebagai ringkasan
suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis
itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.

Sinopsis merupakan ringkasan atau garis besar naskah yang


menggambarkan isi dari sebuah film, buku, atau pementasan yang dilakukan
baik secara konkrit maupun secara abstrack. Sinopsis biasanya digunakan
sebagai prolog pada sebuah naskah yang sengaja dibuat yang bertujuan
untuk memudahkan penonton mengetahui dan memahami secara singkat isi
yang ada pada naskah tersebut. Dinamakan sebuah ringkasan karena pada
sinopsis biasanya hanya berupa beberapa jumlah halaman atau seperlima
dari isi naskah yang digunakan.

Sinopsis atau synopsis berasal dari kata synopsis yang memiliki arti ringkas.
Berdasarkan asal dari kata tersebut, sinopsis diartikan Sinopsis merupakan
rangkuman atau ringkasan cerita dari sebuah novel atau gambaran isi dari
suatu cerita diambil secara garis besar namun tidak mengubah atau
meninggalkan pembahasan utamanya.

Sinopsis novel adalah ringkasan cerita novel. Ringkasan novel adalah


bentuk pemendekan dari sebuah novel dengan tetap memperhatikan unsur-
unsur intrinsik novel tersebut. membuat Sinopsis merupakan suatu cara
yang efektif untuk menyajikan karangan (novel) yang panjang dalam bentuk
yang singkat.

Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan


dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum
pegarangnya. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua
atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli.

2.6.1 Pengertian sinopsis menurut para ahli.


Menurut Dr. Gorys keraf, yaitu ahli dalam bahasa, kelahiran Nusa
Tenggara Timur, adalah summary atau ringkasan atau precis yang paling
efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang menjadi lebih
pendek
Sedangkan pengertian sinopsis menurut kamus besar bahasa indonesia,
sinopsis merupakan karangan ilmiah biasa digunakan bersamaan dengan
karangan asli yang menjadi dasar sinopsis tersebut. Sinopsis secara garis
besar ialah ringkasan, abstraksi, atau ikhtisar karangan.

2.6.2. Ciri - ciri sinopsis


1. Alur atau jalan ceritanya disusun secara berurutan dari awal sampai
akhir atau kronologis dan tepat. Alur atau plot sinopsis sebaiknya
sama dengan alur cerita aslinya.

2. Bahasa yang digunakan hendaknya menggunakan jenis bahasa


persuasif atau berupa kalimat ajakan dan bujukan supaya calon
pembaca tertarik untuk membaca bukunya.

3. Menampilkan konflik secara detail, ringkas dan menarik.

4. Membuat penasaran untuk calon pembacanya.

2.6.3. Fungsi sinopsis


Adapun fungsi sinopsis antara lain adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sebuah informasi/gambaran ringkas dan singkat tentang


isidar cerita atu buku tersebut.

2. Memberikan gambaran yang jelas secara sederhana mengenai


urutan, kronologi cerita dalam naskah atau buku.

3. Sebagai prolog atau epilog dari suatu karya tulis atau naskah yang
akan dipentaskan.

4. Sebagai draft pedoman bagi pemain atau pemeran untuk melakukan


improvisasi.

2.6.4. Cara membuat sinopsis


 Membaca naskah/buku aslinya terlebih dahulu. Hal ini supaya kita
dapat mengetahui pesan/kesan penting penulis secara garis besarnya.
 Mencatat gagasan-gagasan pokok yang terdapat dalam naskah.
Kamu dapat menandainya menggunakan stabilo atau menggaris
bawahinya jika perlu

 Kembangkan gagasan pokok yang telah di tandai dengan beberapa


kalimat yang ringkas

 Gunakan kalimat yang jelas, efektif, menarik serta mudah dipahami.


Tujuannya adalah supaya kita dapat menggambarkan rangkaian
cerita yang terdapat dalam karangan/naskah asli tersebut

 Jika kamu ingin mencantumkan beberapa dialog yang ada, kamu


hanya perlu mencatat dialog secara garis besarnya saja. “Dapat juga
di beri rincian pada halaman berapa dialog tersebut di kutip supaya
lebih jelas dan akurat

 Sinopsis yang dibuat tidak boleh menyimpang atau merubah isi


keseluruhan dari naskah aslinya.

2.6.5. Hal - hal yang dibutuhkan dalam membuat sinopsis.

Untuk mempermudah kamu dalam membuat sinopsis, hal yang


kamu perlukan adalah beberapa strategi, hal ini akan sangat berguna saat
anda membuat sinopsis supaya terkesan lebih mudah dan ringan. Seperti
berikut :

1. Tentukan Tema

Untuk mempermudah membuat sinopsis, alangkah baiknya menentukan


tema terlebih dahulu. Seperti contoh jika kamu ingin memilih tema
persahabatan atau friendship. Maka ambillah referensi dari karya-karya
yang mengandung unsur tersebut contoh novel laskar pelangi. Sang
pemimpi atau yang lainnya. Setelah itu, barulah kamu cari tahu beberapa
gagasan pokok yang terdapat dalam naskah tersebut.

2. Perhatikan Alur yang digunakan

Kamu juga harus memperhatikan alur yang terdapat dalam naskah tersebut.
Pada dasarnya tujuan utama pembuatan sinopsis yakni memberikan
gambaran yang ringkas dan jelas untuk pembaca, untuk menentukan alur
cerita yang ada pada naskah, pilihlah konflik yang paling seru dalam
naskah/buku tersebut. Supaya pembaca lebih tertarik dan penasaran untuk
mengetahuinya lebih lanjut.

3. Perhatikan Penokohan

Penokohan dalam sebuah sinopsis juga harus ditekankan dalam membuat


sinopsis. Dengan ini pembaca akan terkesima apabila penokohan pada
naskah tersebut terlihat lebih fantastis dan mengharukan. Jadi, jangan
sampai anda merusak citra dai naskah tersebut sebab teknik penokohan yang
tidak benar.

2.6.6. Langkah-langkah membuat sinopsis Novel


 Membaca naskah asli terdahulu untuk mengetahui kesan umum
penulis.

 Mencatat gagasan utama dengan menggaris bawahi gagasan -


gagasan yang penting.

 Menulis ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana


dicatat pada langkah ke dua. Gunakan kalimat yang padat, efektif,
dan menarik untuk merangkai jalan cerita menjadi sebuah karangan
singkat yang menggambarkan karangan asli.

 Dialog dan monolog tokoh cukup ditulis isi atau dicari garis
besarnya saja.

 Ringkasan / sinopsis novel tidak boleh menyimpang dari jalan cerita


dan isi dari keseluruhan novel.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kalimat efektif harus memperhatikan hal-hal penting yaitu harus


selalu memilih kata dan istilah serta meletakkannya dengan posisi yang
tepat, mengusahakan agar memiliki kalimat yang logis, menggunakan kata
yang tepat, juga menggunakan imbuhan.
2. Dalam menyusun abstrak harus bersifat deskriptif (Abstract) dan
informatif (Ringkasan/Precise) yang berfungsi untuk
menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat
dalam suatu tulisan, hal-hal penting dalam
menyusun abstrak tidak boleh mengandung informasi baru yang tidak
tercantum dalam artikel utama, kalimatnya harus
sederhana dan tidak bertele-tele, dan menghindari singkatan maupun istilah
yang tidak umum.
3. Menyusun referensi atau daftar pustaka merupakan daftar yang berisi
semua buku atau karya ilmiah yang menjadi
rujukan dalam melakukan penelitian, cara penulisan daftar pustaka ialah
melalui (nama penulis, tahun terbit, judul buku,
kota penerbit, dan nama penerbit).
4. Menulis ringkasan (Resume) pergunakanlah gambaran umum
tentang keseluruhan isi jurnal/naskah yang telah
dipikirkan dan hasil catatan gagasan utama untuk dibuat resume, pembuatan
resume jurnal dalam bentuk kalimat
paragraf agar terlihat lebih berkesinambungan ketika dibaca, gunakan
bahasa yang mudah di cerna oleh berbagai lapisan
masyarakat.
5. Sinopsis merupakan sebuah ringkasan dari sebuah buku, atau naskah
pada drama dan theater yang menggambarkan isi secara garis besarnya saja.

3.2 Saran

..........
Daftar Pustaka

Ali, Lukman dkk.1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta:


Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Djoni Dwijono. 1997, Mendayagunakan Komputer Pribadi secara Maksimal


dengan Ergonomics” dalam Buletin Informatika No. 13 tahun III

Airlangga. 1991, Komputer: Tantangan Baru di Bidang Hukum yang


diterbitkan oleh Universiti Press

Anda mungkin juga menyukai