Anda di halaman 1dari 6

TUGAS IKTIOLOGI

IKAN BREK (Barbonymus balleroides)

Disusun Oleh :
1. Ikhra Alqalam S.B (18/427828/PN/15608)
2. Valentinus Danu Andryanto (18/427841/PN/15621)
3. M. Rofi Kharismawan (18/427834/PN/15614)
4. Desiana Puspita Sari (18/427900/PN/15680)
5. Efrana Brilyan P (18/427902/PN/15682)

DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
I. KLASIFIKASI

I.1. Identifikasi

Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Sub Kelas : Neopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Barbonymus
Spesies : Barbonymus balleroides
Sinonim : Barbus bramoides, Puntius bramoides, Barbodes
Nama daerah : Brek (Jawa Tengah), Lalawak (Jawa Barat), Salap merah

(Kalimantan)

Keterangan :

Chordata : Rangka terdiri dari tulang sejati, memiliki notokroda.

Actinopterygii : Memiliki sirip yang ditunjang oleh duri panjang dan lentur

Cypriniformes: Memiliki jari – jari sirip keras.

Cyprinidae : Badan berbentuk memanjang dan sedikit ke samping

(compresed) da mulutnya terletak di ujung tengah (terminal)

dan dapat di sembulkan.

I.2 Ciri Spesifik

- jari2 sirip dorsal (4,8).

- sirip anal (3,5).

- sirip pectoral (1,14-16).


- sirip ventral (1-2,8).

-jumlah sisik pada gurat sisi (27 – 32).

- jumlah sisik sebelum sirip punggung (10-13).

- jumlah sisik pada batang ekor (16).

Foto Ikan Brek/Lalawak

II. KARAKTERISTIK

Ikan brek memiliki bentuk tubuh pipih memanjang, gurat sisi sempurna; jari-jari
terakhir sirip punggung yang tidak bercabang mengeras dan bergerigi sekitar 20 rigi; linea
lateralis 28-31 sisik; 6 ½ sisik antara awal sirip punggung dan gurat sisi; 16 sisik yang
melingkari batang ekor; 3 ½ sisik antara awal sirip perut dan gurat sisi; lebar batang ekor 1,3-
1,5 kali lebih kecil dari panjang kepala; memiliki empat sungut yang lebih panjang atau sama
panjang dengan diamater mata. Sirip perut dan sirip anal berwarna oranye.

Sisik ikan brek dari Sungai Serayu mempunyai bentuk yang cenderung membulat dan
struktur jari-jari pada bagian posterior melengkung. Bagian lamela yaitu ruang antara jari-jari
anterior dan posterior cukup lebar, struktur pipa pada bagian fokus tidak sejelas kerabatnya,
yaitu B. gonionotus dan P. Orphoides.
Karakter morfologi lainnya yang mendukung bagi ikan brek tersebut masuk ke dalam
genus ini adalah keberadaan tonjolan yang sangat kecil atau memanjang dari tulang mata
sampai ke moncong, dan dari dahi ke antara mata.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 24 karakter morfometrik dan dilakukan
analisis diskriminan berganda, terdapat lima karakter utama yang membedakan ikan brek dari
kerabatnya. Kelima parameter yang dimaksud adalah panjang sungut moncong (PSM),
panjang total (PT), tinggi badan pada awal sirip punggung (TBSAD), panjang kepala (PK),
dan tinggi batang ekor (TBE). Ikan brek dari Serayu memiliki sungut moncong yang lebih
panjang yaitu 0,07 % dari panjang baku, sedangkan P. orphoides 0,06 % dari panjang baku;
dan B. gonionotus 0,05 % dari panjang baku.
Selain itu, jika diamati pola warnanyanya tampak jelas bahwa pada bagian tutup
insang P. orphoides terdapat bercak warna merah dan bercak hitam pada pangkal ekornya,
sedangkan pada B. balleroides kedua karakter pola warna tersebut tidak ada.

III. LINGKUNGAN / HABITAT

Habitat ikan Brek (Barbonymus balleroides) adalah di perairan air tawar yang
mempunyai dasar perairan berupa batuan, berarus kuat, substrat dasar perairan terutama
kerikil dan pasir, serta kandungan oksigen terlarut relatif tinggi. Kondisi perairan seperti ini
sangat ideal bagi ikan bersungut dari anggota Cyprinidae diantaranya adalah ikan brek.

IV. DISTRIBUSI

Ikan lalawak atau yang biasa disebut dengan ikan balar atau ceceperan merupakan ikan
air tawar yang hidup di sungai yang berarus cukup deras dan landai. Ikan lalawak ini biasanya
sering disamakan dengan ikan tawes, padahal terdapat perbedaan yang mencolok yaitu adanya
warna merah di ujung sirip ikan lalawak.

Di indonesia sendiri, ada tiga jenis ikan lalawak yaitu lalawak yang umum diketahui,
lalawak yang berukuran lebih pendek seperti ikan louhan, dan lalawak panjang seperti ikan
nilem yang umumnya ada di daerah Slawi Jawa Tengah. Ikan lalawak merupakan ikan yang
cocok hidup di daerah dingin dan jarang terkena penyakit. Untuk persebarannya sendiri, ikan
lalawak lebih banyak di temukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di Jawa Tengah, ikan
lalawak banyak ditemui di Sungai Serayu. Hal tersebut karena ikan lalawak bisa dibilang
kurang terlalu cock dengan budidaya di kolam. Ikan lalawak akan cepat memasuki masa panen
jika di pelihara di termapt berarus deras dan mengandalkan pakan alami. Sedangkan di Jawa
Barat, persebaran ikan lalawak terdapat di Sungai Cikandung dan mulai dibudidayakan di
Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang.
Ikan lalawak juga dapat ditemui di danau dan sungai. Saat musim hujan jumlah ikan
lalawak meningkat. Ikan lalawak hidup di perairan bersuhu 25-300C, dengan kedalaman 5-10
m

V. ASPEK BIOLOGI

Ikan ini memiliki kebiasan memakan serangga, siput dan lain2 dan dapat di temukan
di sungai sunga di waduk danau dan dapat di temukan liar di kolam kolam ikan. Menurut
sriarti (1987) dalam luvi (2000) Makanan ikan lalawak terdiri dari atas tujuh kelompok
makanan berupa detritus 46,75% tumbuhan 3,16% pasir0,01%, serangga 2,43%,
makrozoobenthos 0,02% zoo plankton 0,01% dan periphyton 46,92% genus genusnya
termasuk di dalam kelas bacillariophyceae, Rhodophyceae, dan Cryptophyceae. Kondisi ikan
dengan rata rata panjang dan berat bahwa setiap pertambahan panjang badan berat ikan akan
disertai degan meningkatnya kondisi fisik untuk reproduksi. Makanan adalah salah satu
penunjang untuk pertumbuhan menurut luvi(2000) nilai IKG ikan lalawak jantan berkisar
antara 0,78% sMpi 6,26% sedangkan betina memiliki nilai IKG sebesar 0,71% samapi
29,03% biasanya ikan lalawak melakukan pemijahan pada musim kemarau.

VI. NILAI PENTING BAGI MANUSIA

Nilai ekonomis untuk Ikan brek banyak dipasarkan bersama dengan ikan sungai
lainnya yang juga memiliki nilai ekonomi seperti ikan baceman dan ikan tawes. Permintaan
yang cukup besar dipenuhi dengan cara menangkap dari habitat alaminya di sungai, karena
sampai saat ini upaya budi daya masih dalam tahap budidaya. Sampai saat ini, masih sedikit
sekali upaya untuk membudidayakan ikan lalawak (Kusmini et al., 2016). Oleh karena itu,
dilakukan upaya domestikasi untuk keperluan budidaya dan penebaran ikan kembali ke alam.
Apabila penangkapan tersebut terus dilakukan dikhawatirkan ikan brek akan terancam
kelestariannya (Suryaningsih, 2006; Dinas Peternakan dan Perikanan Purbalingga, 2004).
Dalam upaya menjadikan ikan brek sebagai ikan budi daya, maka diperlukan ketersediaan
informasi biologi reproduksi, diantaranya aspek pemijahan ikan brek di habitat alaminya.
Ikan brek merupakan ikan konsumsi yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar
Sungai.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Effendi H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumberdaya dan lingkungan
perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Haryono; Rahardjo, M.F.; Affandi, Ridwan; Mulyadi, 2018, "Karakteristik morfologi


dan habitat ikan brek (Barbonymus balleroides Val. 1842) di Sungai Serayu Jawa Tengah".

Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari and S. Wirjoatmodjo, 1993. Freshwater
fishes of Western Indonesia and Sulawesi. Periplus Editions, Hong Kong. 221 p.

Kusmini, I.I., Putri, F.P., & Prakoso, V.A. (2016). Bioreproduksi dan hubungan
panjang-bobot terhadap fekunditas pada ikan lalawak (Barbonymus balleroides). Jurnal Riset
Akuakultur, 11(4), 339-345.

Rahardjo, MF. & DS. Sjafei. 2004. Aspek biologi reproduksi dan kebiasaan makan
ikan lalawak (Barbodes balleroides) di Sungai Cimanuk. Biosfera. 2 (2): 37-43

Roberts TR. 1989. The Freshwater Fishes of Western Borneo (Kalimantan Barat,
Indonesia). Memoirs of the California Academy of Science, No. 14. California Academy of
Sciences. 210 pp.

Anda mungkin juga menyukai