Anda di halaman 1dari 10

1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................... 1


BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 2
1.1 Dasar Teori................................................................................ 2
1.2 Tujuan ...................................................................................... 4
BAB 2 METODOLOGI .......................................................................... 5
2.1 Alat dan Bahan.......................................................................... 5
2.2 Cara Kerja ................................................................................. 5
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 8
BAB IV KESIMPULAN ........................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 10
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Darah merupakan suatu jaringan ikat khusus yang terdiri dari materi ekstrasel cair yang
disebut plasma dan juga sel darah yang beredar dalam plasma yang terdiri dari eritrosit, leukosit
dan trombosit. Darah membentuk 8% berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter pada
wanita dan 5.5 liter pada pria. Plasma dalam darah memberikan 58% untuk wanita dan 55%
untuk pria pada volume darah total. Plasma terdiri dari zat pelarut 92% dan terlarut 8%. Zat
pelarut berupa air. Zat terlarut terdiri dari 1% zat inorganik berupa elektrolit dan 7% zat organik
berupa nutrien, zat sisa, gas, hormon, protein plasma. Sel-sel darah memberikan 42% untuk
wanita dan 48% untuk pria pada volume darah total. Eritrosit adalah sel darah merah, disebut
hematokrit. Eritrosit memiliki hemoglobin yang berperan untuk mengangkut O2 dalam darah.
Leukosit merupakan sel darah putih yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh. Trombosit
merupakan keping-keping darah yang berperan dalam homeostasis, yaitu menghentikan
pendarahan dari pembuluh yang cedera. Secara umum, darah berfungsi sebagai media
pengangkutan O2, CO2, metabolit, hormon, dan zat-zat lain ke sel di seluruh tubuh.1,2

Tabel 1. Golongan Darah Manusia


Golongan Antigen Antibodi Genotipe
Darah
A A Anti-B IAIA, IAIO
B B Anti-A IBIB, IBIO
AB AB - IAIB
O O Anti-A, Anti-B IOIO

Setiap darah individu satu dengan yang lain akan berbeda, sesuai dengan golongan
darahnya. Golongan darah ditentukan berdasarkan sistem ABO dan Rhesus (D). Sistem ABO
diperkenalkan oleh Karl Landsteiner tahun 1900. Ia mereaksikan eritrosit dengan serum darah
para stafnya, dan menemukan 3 dari 4 tipe golongan darah, yaitu golongan A, B, C (sekarang
disebut golongan darah O). Tipe keempat, golongan darah AB ditemukan oleh Alfred Von
Decastello dan Adriano Sturli. Faktor rhesus ditemukan oleh Alexander S. Wiener pada tahun
1937. Jadi, terdapat empat tipe golongan darah dan dua tipe rhesus golongan darah, yaitu
golongan darah A, B, O, AB, serta rhesus positif (+) dan negatif (-) pada tubuh manusia.
3

Golongan darah seseorang diturunkan dari gen paternal dan maternal. Pewarisan golongan
darah dapat dilihat pada tabel 1 diatas.3,4
Golongan darah ditentukan oleh antigen permukaan pada eritrosit. Antigen adalah
molekul protein atau polisakarida yang dapat menginduksi antibodi dan memicu respon imun.
Sementara, antibodi adalah molekul glikoprotein yang dihasilkan oleh sel B, berperan mengikat
antigen dan memicu respon imun. Golongan darah A memiliki eritrosit dengan antigen A
dipermukaan eritrositnya dan menghasilkan antibodi B terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Golongan darah B memiliki eritrosit dengan antigen B di permukaan eritrositnya dan
menghasilkan antibodi A terhadap antigen A dalam serum darahnya. Golongan darah AB
memiliki eritrosit dengan antigen A dan antigen B di permukaan eritrositnya, serta tidak
menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan antigen B dalam serum darahnya. Golongan
darah O memiliki eritrosit tanpa antigen dan menghasilkan antibodi A dan antibodi B dalam
serum darahnya.2-4
Tes golongan darah sistem ABO dilakukan dengan prinsip aglutinasi atau penggumpalan.
Aglutinasi terjadi karena terdapat antigen A dan B pada eritrositnya. Reaksi antigen-antibodi
yang sama akan membentuk aglutinasi. Di dalam antibodi terdapat paratop yang akan bereaksi
dengan epitop yang dimiliki oleh antigen. Untuk tesnya, antibodi akan difusikan ke eritrosit.
Antibodi yang digunakan adalah reagen antisera. Reagen antisera diperoleh dari biakan secara
in vitro yang berasal dari hibridisasi imunoglobulin sel tikus. Reagen antisera terdiri dari reagen
Anti-A, Anti-B, dan Anti-AB. Reaksi aglutinasi eritrosit pada golongan darah ABO dapat
dilihat pada tabel 1 dibawah ini.3-5

Tabel 1. Reaksi Aglutinasi Pemeriksaan Golongan Darah ABO2


Reaksi Eritrosit
Anti-A Anti-B Anti AB Golongan Darah
+ - + A
- + + B
+ + + AB
- - - O

Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan tes golongan darah, yaitu slide
test, tube test, dan gel test. Metode yang sering digunakan adalah dengan metode slide test
dengan media kertas atau kaca, karena mudah, sederhana, dan cepat.3
4

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk mengenal reaksi antigen-antibodi berdasarkan terjadinya agglutinasi atau gumpalan.
Darah manusia yang mengandung antigen akan bereaksi dengan antibodi yang diketahui dari
reagen (anti-A, anti-B, dan anti-D) dan diamati reaksi agglutinasi yang terjadi.
5

BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
 Kit Golongan Darah
 Lancet
 Swab Alkohol
 Tusuk Gigi
 Slide Kertas
 Reagen
2.2 Cara Kerja
1. Ambil satu slide kerta .
2. Letakan satu tetes anti serum pada tempat yang disediakan seperti pada gambar berikut ini .

Gambar 1. Penambahan anti serum pada slide kertas


3. Pilih jari manis kiri. Bersihkan ujung jari dengan swab alkohol dan biarkan mengering.
Letakkan swab alkohol didekat kita jika masih diinginkan. Tangan dijuntai ke bawah untuk
meningkatkan jumlah darah di jari.
4. Tekan bagian bawah ujung jari dengan ibu jari tangan yang sama (untuk membantu menahan
darah di ujung jari) dan dengan cepat tusuk ujung jari dengan lanset. Catatan: lanset harus
steril, sehingga jangan menyentuh ujungnya dengan apa pun sebelum menggunakannya.
5. Secepatnya, letakkan satu tetes darah ke setiap lingkaran tetapi tidak menyentuh anti-sera.

Gambar 2. Penambahan Tetesan darah pada slide kertas


6. Setelah meletakkan tiga tetes darah, tekan dengan lembut luka dengan kapas. Ingatlah untuk
membuang jarum yang digunakan dengan benar.
7. Gunakan tusuk gigi untuk mencampur darah dengan antiserum dan aduk perlahan. Lakukan
untuk masing-masing lingkaran menggunakan tusuk gigi baru setiap kali.
6

8. Lihat apakah ada sampel yang menunjukkan aglutinasi. Aglutinasi akan muncul sebagai
gumpalan kasar dari sel darah merah. Rh lebih lambat untuk menggumpalkan, jadi jangan
menyerah terlalu cepat.
7

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Pada pratikum ini, kami telah melakukan pemeriksaan golongan darah denga dengn
serum golongan darah pada masing-masing anggota kelompok. Dari hasil pratikum
pemeriksaan golongan daarah, kami mendapatkan hasil sebagai berikut:

1). Sampel 1

Hasil pemeriksaan golongan darah A

2). Sampel 2

Hasil Pemeriksaan Golongan Darah O


8

3). Sampel 3

Hasil Pemeriksaan Golongan Darah B

3.2 Pembahasan

1). Sampel 1 ( Golongan Darah A dengan Rhesus Positif (+))


Pemeriksaan golongan darah terhadap salah satu sampel darah, didapatkan terjadinya
agultinasi atau penggumpalan pada anti A dan juga terjadi pada rhesus.

2). Sampel 2 ( Golongan Darah O dengan Rhesus positif (+) )


Pemeriksaan golongan darah terhadap salah satu sampel darah, didapatkan terjadinya
agultinasi atau penggumpalan pada anti O dan juga terjadi pada rhesus.

3). Sampel 3 ( Golongan Darah B dengan Rhesus Positif (+) )


Pemeriksaan golongan darah terhadap salah satu sampel darah, didapatkan terjadinya
agultinasi atau penggumpalan pada anti B dan juga terjadi pada rhesus.
9

BAB IV
KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah dalam praktikum ini kita mempelajari bagaimana cara kerja dari
antigen yang berikatan dengan antibodi. Dalam hal ini dengan cara pemeriksaan golongan
darah manusia. Golongan darah ada beberapa jenis, yaitu golongan darah A, B, AB, dan O.
Dalam praktikum pemeriksaan golongan darah ini menggunakan darah dalam hal ini sel darah
merah atau eritrosit sebagai antigen dan akan direaksikan dengan antibodi dalam hal ini anti-
A, anti-B, anti-O, anti-Rhesus. Jika direaksikan dan terjadi aglutinasi atau penggumpalan maka
terjadilah perikatan antara antibodi dan antigen. Jadi jika terjadi aglutinasi di anti-A, tidak
terjadi aglutinasi di anti- B maka golongan darahnya adalah golongan darah A.
10

DAFTAR PUSTAKA
1. Mescher AL. Junqueira basic histology. Ed 13. New York: Mc Graw Hill lange; 2013.
p 234-48.
2. Sherwood L. Introduction to human physiology. Edisi 8. Australia: Cengange Learning;
2013. P 409-19
3. Juli H, Wijaya SK, Ibrahim AS. Deteksi Aglutinasi Secara Otomatis untuk uji golongan
darah tipe ABO berbasis kertas. Jurnal Sains dan Teknologi. 2017 Nov; 1(1): 15-25.
4. Rahman I and Kartika AI. Penentuan Golongan Darah Sistem ABO dengan Serum dan
Reagen Anti-Sera Metode Slide. GASTER. 2019 Feb;17(1): 77-84.
5. Oktari A and Silvia DN. Pemeriksaan Golongan Darah Sistem ABO Metode Slide
dengan Reagen Serum Golongan darah A, B, O. Jurnal Teknologi Laboratorium. 2016
Sept; 5(2): 49-54.

Anda mungkin juga menyukai