NURUL KHAIRA
FITRI DEWI
PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2018
1
Topik : Pencegahan Dekubitus
Waktu : 25 Menit
I. Latar Belakang
terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan kulit klien akan menjadi
Kerusakan integriritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan
Perry, 1993). Selain itu dekubitus juga dapat menyebabkan nyeri yang
2
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dekubitus,
menjelaskan :
a. Pengertian Dekubitus
b. Tipe Dekubitus
e. Pencegahan Dekubitus
f. Perawatan Dekubitus
IV. Materi
Pencegahan Dekubitus
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Dekubitus
2. Tipe Dekubitus
3. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus
4. Penampilan Dekubitus
5. Pencegahan Dekubitus
3
6. Perawatan Dekubitus
V. Metode
2. Tanya Jawab
VI. Media
1. Powerpoint
2. Leaflet
VII. Pengorganisasian
F F
Keterangan :
M
= Pemateri = Moderator
F
= Fasilitator = Peserta
Job Description
4
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU
· dan Mendengarkan
Salam terapeutik
pembukaan dari
Perkenalan
akan disampaikan
cermat
- Menjelaskan dan
b. Menanyakan hal-
menguraikan materi
hal yang belum
mengenai:
jelas
1. Pengertian Dekubitus
2. Tipe Dekubitus c. Memperhatikan
3. Proses Terjadinya jawaban dari
Dekubitus dan Faktor
penyuluh
Penyebab Dekubitus
4. Penampilan Dekubitus
5. Pencegahan Dekubitus
6. Perawatan Dekubitus
5
3. TANYA Memberikan kesempatan Mengajukan 5 menit
dipahami
disampaikan
b. Menjawab salam
6
VIII. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
secara besar
3. Evaluasi Hasil
7
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat.
Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari
tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area
yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak
dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah
trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju,
prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua
minggu pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena
perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
Berkurangnya jaringan lemak subkutan
Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi
lebih tipis dan rapuh.
8
2. Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan
kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat
penyakit pada pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk
terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus
ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
3. Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.
9
Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya
dekubitus antara lain:
a. Faktor Intrinsik
Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat
sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990)
Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas
kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem
arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi
kulit secara progresif.
Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan
insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler
seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah
pada kulit menurun.
Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
Anemia
Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan
memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus
akam menyebabkan kadar albumin darah menurun
Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak
pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus
Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
b. Faktor Ekstrinsik
Kebersihan tempat tidur
Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga
memudahkan terjadinya dekubitus.
Duduk yang buruk
10
Posisi yang tidak tepat
Perubahan posisi yang kurang
11
Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada
daerah-daerah tonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah
tempat yang mengalami dekubitus adalah lelih luas dari ulkusnya.
E. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini
jam.
4. Sokong daerah lutut dan siku atau tonjolan tulang lainnya dengan bantal
atau busa.
7. Lakukan massage pada area kulit yang telah mengalami penekanan dan
F. Perawatan
12
Tahap – tahap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan terjadi dalam 4
tahap, maka dari itu pengobatan atau intervensi keperawatan pada tiap tahap/dapat
membatasi proses dan menghindari kerusakan lebih lanjut. Tahap satu, yang
ditandai dengan :
1. Kulit menjadi kemerahan, akan berubah warna biru ke abu – abuan
disekitar daerah yang mengalami tekanan. Pada orang yang berkulit gelap
daerah tersebut terlihat lebih kering.
Tindakan:
a. Beritahui perawat
b. Jaga agar area sekitar kulit yang rusak tetap bersih dan kering
c. Kurangi semua tekanan berlebihan pada area tersebut
d. Menganjurkan diet bergizi dan cairan yang adekuat
e. Jaga agar kulit yang rusak tetap tertutup sesuai instruksi, biasanya
dengan balutan steril kering atau penutup proteksif lainnya.
f. Lakukan pengobatan dengan lampu panas sesuai instruksi dokter
g. Tempatkan pasien pada matras egrate, agar berat badan terdistritansi ke
seluruh permukaannya dan memberikan sirkulasi udara.
h. Laporkan indikasi infeksi seperti bau atau drainase, pendarahan dan
perubahan ukuran.
i. Dokumentasi adanya area yang potensia rusak pada catatan pasien
menggunakan kata – kata dan diagram.
2. Kulit memerah dan terdapat lesi seperti suka melepuh didaerah tersebut,
kulit bisa rusak atau tidak.
Tindakan
a. Pindahkan tekanan dengan mengganti posisi pasien
b. Masase dengan lembut daerah sekitar area yang memerah untuk
mencegah pembentukan luka baring dengan .
c. Laporkan ke perawat
d. Dokumentasikan pada catatan perawatan
3. Semua lapisan kulit rusak,
Tindakan.
13
a. Perawatan yang diabaikan sama dengan perawatan tahap – tahap dan
dilanjutkan dengan tepat jika berlanjut ke tahap 3.
b. Untuk mencegah infeksi perawar dapat mencari daerah luka dengan
bahan bakteriostatik misalnya : Phisonex, cara klens, dan Bioleks,
pengobatan spesifik bervariasi sesuai dengan instruksi dokter.
14
ANALISA SWOT
1. Strenght :
- Banyak pasien yang memiliki penyakit yang menyebabkan harus tirah baring
pada ruang interne pria
- Materi penyuluhan dapat diaplikasikan keluarga di rumah
- Materi penyuluhan merupakan ruang lingkup keperawatan
2. Weekness :
- Tidak semua pasien menjalani tirah baring sehingga tidak semua keluarga di
interne pria dapat diikutkan
3. Opportunity :
- Kepala ruangan interne pria mendukung materi ini
- Adanya ruangan yang mendukung untuk diadakan penyuluhan
4. Threat
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Brandon J Wilhelmi. 2006. Pressure Ulcers, Surgical Treatment and
Principles. http://www.emedicine.com/plastic/topic462.htm
Djunaedi Hidayat, Sjaiful Fahmi Daili, Mochtar Hamzah. 1990. Ulkus
Dekubitus dalam Cermin Dunia Kedokteran. FK UI, Jakarta. Hal : 33-50
Don R Revis Jr. 2006. Pressure Ulcers, Nonsurgical Treatment and
Principles
16