Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DEKUBITUS PADA RUANG INTERNE PRIA

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

NURUL KHAIRA

SITI KHADIJAH AL MADANY

ZESTY FITRI DYANDA

FITRI DEWI

SRI HANA WINDI WULAN UTAMI

PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2018

1
Topik : Pencegahan Dekubitus

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pada Ruang Interne Pria

Tempat : Ruang Interne Pria RSUP DR. M.Djamil Padang

Hari/Tanggal : Jum’at/ 9 November 2018

Waktu : 25 Menit

I. Latar Belakang

Salah satu aspek penting dalam pelayananan keperawatan adalah

menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa

terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan kulit klien akan menjadi

salah satu indikator kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

Kerusakan integriritas kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan

pembedahan, namun juga dapat disebabkan karena tertekannya kulit

dalm waktu byang lama yang menyebabkan iritasi dan akan

berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Kozier, 1993)

Dekubitus merupakan problem yang serius karena dapat

mengakibatkan meningkatnya biaya, lama perawatan dirumah sakit

karena memperlambat program rehabilitasi bagi penderita (Potter,

Perry, 1993). Selain itu dekubitus juga dapat menyebabkan nyeri yang

berkepanjangan, rasa tidak nyaman, tergangu dan frustasi yang

menghinggapi para pasien dan meningkatkan biaya dalam penanganan.

2
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya dekubitus,

diantaranya adalah dengan memberikan edukasi kepada keluarga untuk

perbaikan keadaan umum penderita, pemeliharaan dan perawatan kulit

yang baik, papan/alas tempat tidur yang baik, pencegahan terjadinya

luka dan berbaring yang berubah-ubah(Bauwhuizen, 1996).

II. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga dapat

mengetahui dan menerapkan cara pencegahan luka dekubitus.

III. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan peserta mampu

menjelaskan :

a. Pengertian Dekubitus

b. Tipe Dekubitus

c. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus

d. Penampilan Klinis Dekubitus

e. Pencegahan Dekubitus

f. Perawatan Dekubitus

IV. Materi

Pencegahan Dekubitus
Sub Pokok Bahasan:
1. Pengertian Dekubitus
2. Tipe Dekubitus
3. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus
4. Penampilan Dekubitus
5. Pencegahan Dekubitus

3
6. Perawatan Dekubitus
V. Metode

1. Ceramah (Presentasi power point)

2. Tanya Jawab

VI. Media

1. Powerpoint

2. Leaflet

VII. Pengorganisasian

F F

Keterangan :
M
= Pemateri = Moderator

F
= Fasilitator = Peserta

Job Description

1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara

2. Pemateri : Menyampaikan materi penyuluhan

3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk mengisi

kuesioner sesuai petunjuk dan mengikuti acara pendidikan

kesehatan dengan baik

4
NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU

1 PEMBUKAAN Pembukaan: · Menjawab salam 5 Menit

· dan Mendengarkan
 Salam terapeutik
pembukaan dari
 Perkenalan

 Menjelaskan tujuan moderator

 Menyebutkan materi yang

akan disampaikan

 Menjelaskan kontrak waktu

2 KEGIATAN M - Menggali pengetahuan a. Memperhatikan dan 15 Menit

INTI peserta tentang luka mencatat penjelasan

dekubitus. penyuluh dengan

cermat
- Menjelaskan dan
b. Menanyakan hal-
menguraikan materi
hal yang belum
mengenai:
jelas
1. Pengertian Dekubitus
2. Tipe Dekubitus c. Memperhatikan
3. Proses Terjadinya jawaban dari
Dekubitus dan Faktor
penyuluh
Penyebab Dekubitus
4. Penampilan Dekubitus
5. Pencegahan Dekubitus
6. Perawatan Dekubitus

5
3. TANYA Memberikan kesempatan Mengajukan 5 menit

JAWAB kepada peserta untuk pertanyaan 10

bertanya materi yang kurang

dipahami

4. PENUTUP 1. Menyimpulkan materi a. Memberikan 5 menit

yang telah disampaikan kesimpulan dari

2. Mengucapkan salam materi yang telah

disampaikan

b. Menjawab salam

6
VIII. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a) Peserta Hadir di tempat penyuluhan

b) Penyelenggaraan pendidikan kesehatan dilaksanakan di

ruang interne pria RSUP DR. M Djamil

2. Evaluasi Proses

a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan

secara besar

3. Evaluasi Hasil

Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80 % peserta penyuluhan

mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan

sesuai tujuan khusus.

7
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan dibawah kulit,
bahkan menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada
suatu area secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah
setempat.
Walaupun semua bagian tubuh mengalami dekubitus, bagian bawah dari
tubuhlah yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khsus. Area
yang biasa terjadi dekubitus adalah tempat diatas tonjolan tulang dan tidak
dilindungi oleh cukup dengan lemak sub kutan, misalnya daerah sakrum, daerah
trokanter mayor dan spina ischiadica superior anterior, daerah tumit dan siku.
Dekubitus merupakan suatu hal yang serius, dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi pada penderita lanjut usia. Dinegara-negara maju,
prosentase terjadinya dekubitus mencapai sekitar 11% dan terjadi dalam dua
minggu pertama dalam perawatan.
Usia lanjut mempunyai potensi besar untuk terjadi dekubitus karena
perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara lain:
 Berkurangnya jaringan lemak subkutan
 Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin
 Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi
lebih tipis dan rapuh.

B. Tipe Ulkus Dekubitus


Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus
dekubitus dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus
dapat dibagi menjadi tiga;
1. Tipe normal
Mempunyai beda temperatur sampai dibawah lebih kurang 2,5oC
dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6
minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan,
tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik.

8
2. Tipe arterioskelerosis
Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan
kulit sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat
penyakit pada pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk
terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus
ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu.
3. Tipe terminal
Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.

C. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus


Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit
akan tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih
berkisar pada batas-batas tersebut. Tetapi sebagai contoh bila seorang penderita
immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur
busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit
mencapai 30-45 mmHg.
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi
nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan
total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang
terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama
dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya.
Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat
memudahkan terjadinya dekubitus:
 Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada
penderita dengan posisi dengan setengah berbaring
 Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan
alas tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh
lainnya.
 Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas
tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan
setempat.

9
 Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya
dekubitus antara lain:

a. Faktor Intrinsik
 Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat
sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 1990)
 Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas
kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
 Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem
arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi
kulit secara progresif.
 Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan
insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler
seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah
pada kulit menurun.
 Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight
 Anemia
 Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan
memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus
akam menyebabkan kadar albumin darah menurun
 Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak
pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus
 Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

b. Faktor Ekstrinsik
 Kebersihan tempat tidur
 Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga
memudahkan terjadinya dekubitus.
 Duduk yang buruk

10
 Posisi yang tidak tepat
 Perubahan posisi yang kurang

D. Penampilan Klinis Dekubitus


Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai
berikut;
Derajat I Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai
daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet.
Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis
hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang
dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit.
Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan
menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai
didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau.
Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar
ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi.

Lokasi yang sering terjadi dekubitus

11
Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada
daerah-daerah tonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah
tempat yang mengalami dekubitus adalah lelih luas dari ulkusnya.

E. Pencegahan Dekubitus
Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini

mungkin harus dicegah dengan cara :

1. Kaji penggunaan matras atau posisi pasien apakah cenderung terjadi

pergesekan atau pergeseran di atas tempat tidur.

2. Tidur dengan miring kiri-kanan secara bergantian paling kurang setiap 2

jam.

3. Hindari tekanan yang berlebihan dengan menggunakan matras khusus bila

ada seperti matras udara dan air.

4. Sokong daerah lutut dan siku atau tonjolan tulang lainnya dengan bantal

atau busa.

5. Hindari kulit dari kelembapan berlebihan dengan segera bersihkan feses

atau urin serta keringkan keringat pasien.

6. Sesering mungkin mengkaji atau memantau kondisi kulit khususnya di

area yang berisiko dekubitus.

7. Lakukan massage pada area kulit yang telah mengalami penekanan dan

pada area kulit yang mengalami kemerahan. Gunakan kream/lotion kulit

setelah mandi untuk mencegah kulit dari kekeringan.

8. Berikan asupan nutrisi yang mencukupi: 30-35 kalori/kg

F. Perawatan

12
Tahap – tahap kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan terjadi dalam 4
tahap, maka dari itu pengobatan atau intervensi keperawatan pada tiap tahap/dapat
membatasi proses dan menghindari kerusakan lebih lanjut. Tahap satu, yang
ditandai dengan :
1. Kulit menjadi kemerahan, akan berubah warna biru ke abu – abuan
disekitar daerah yang mengalami tekanan. Pada orang yang berkulit gelap
daerah tersebut terlihat lebih kering.
Tindakan:
a. Beritahui perawat
b. Jaga agar area sekitar kulit yang rusak tetap bersih dan kering
c. Kurangi semua tekanan berlebihan pada area tersebut
d. Menganjurkan diet bergizi dan cairan yang adekuat
e. Jaga agar kulit yang rusak tetap tertutup sesuai instruksi, biasanya
dengan balutan steril kering atau penutup proteksif lainnya.
f. Lakukan pengobatan dengan lampu panas sesuai instruksi dokter
g. Tempatkan pasien pada matras egrate, agar berat badan terdistritansi ke
seluruh permukaannya dan memberikan sirkulasi udara.
h. Laporkan indikasi infeksi seperti bau atau drainase, pendarahan dan
perubahan ukuran.
i. Dokumentasi adanya area yang potensia rusak pada catatan pasien
menggunakan kata – kata dan diagram.
2. Kulit memerah dan terdapat lesi seperti suka melepuh didaerah tersebut,
kulit bisa rusak atau tidak.
Tindakan
a. Pindahkan tekanan dengan mengganti posisi pasien
b. Masase dengan lembut daerah sekitar area yang memerah untuk
mencegah pembentukan luka baring dengan .
c. Laporkan ke perawat
d. Dokumentasikan pada catatan perawatan
3. Semua lapisan kulit rusak,
Tindakan.

13
a. Perawatan yang diabaikan sama dengan perawatan tahap – tahap dan
dilanjutkan dengan tepat jika berlanjut ke tahap 3.
b. Untuk mencegah infeksi perawar dapat mencari daerah luka dengan
bahan bakteriostatik misalnya : Phisonex, cara klens, dan Bioleks,
pengobatan spesifik bervariasi sesuai dengan instruksi dokter.

14
ANALISA SWOT
1. Strenght :
- Banyak pasien yang memiliki penyakit yang menyebabkan harus tirah baring
pada ruang interne pria
- Materi penyuluhan dapat diaplikasikan keluarga di rumah
- Materi penyuluhan merupakan ruang lingkup keperawatan
2. Weekness :
- Tidak semua pasien menjalani tirah baring sehingga tidak semua keluarga di
interne pria dapat diikutkan
3. Opportunity :
- Kepala ruangan interne pria mendukung materi ini
- Adanya ruangan yang mendukung untuk diadakan penyuluhan
4. Threat
-

15
DAFTAR PUSTAKA
Brandon J Wilhelmi. 2006. Pressure Ulcers, Surgical Treatment and
Principles. http://www.emedicine.com/plastic/topic462.htm
Djunaedi Hidayat, Sjaiful Fahmi Daili, Mochtar Hamzah. 1990. Ulkus
Dekubitus dalam Cermin Dunia Kedokteran. FK UI, Jakarta. Hal : 33-50
Don R Revis Jr. 2006. Pressure Ulcers, Nonsurgical Treatment and
Principles

16

Anda mungkin juga menyukai