Anda di halaman 1dari 19

AGAMA KRISTEN

“ 6 AGAMA DI INDONESIA ”

Disusun Oleh:

IRENE

540170005 ( SEMESTER 2 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IBEK

PANGKALPINANG

2018/2019
1. Agama Kristen
Pendiri : Yesus Kristus

Tahun berdiri : agama kristen sudah ada di indonesia sejak abad ke 10 dan 11

Kitab suci : alkitab

Tempat Ibadah : Gereja

Nama nabi :

1. MUSA

2. SAMUEL

3. NATAN

4. ELIA

5. ELISA

6. YESAYA

7. YEREMIA

8. YEHEZKIEL

9. DANIEL

10. ZAKHARIA

Sejarah:

* Agama Kristen bermula dari pengajaran Yesus Kristus sebagai tokoh utama agama ini. Yesus
lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM, pada masa kekuasaan raja
Herodes. Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria, yang dikandung oleh Roh
Kudus. Ia dibesarkan di Nazaret secara adat Yahudi. Sejak usia tiga puluh tahun, selama tiga
tahun Yesus berkhotbah dan berbuat mukjizat pada banyak orang, bersama keduabelas
muridnya. Yesus yang semakin populer dibenci oleh para pemimpin orang Yahudi, yang
kemudian berkomplot untuk menyalibkan Yesus. Yesus disalib pada usia 33 tahun dan bangkit
dari kubur pada hari yang ketiga setelah kematiannya. Setelah kebangkitannya, Yesus masih
tinggal di dunia selama empat puluh hari, sebelum kemudian naik ke surga.

*Agama Kristen bermula sebagai sebuah sekte agama Yahudi di kawasan Levant, Timur Tengah,
pada pertengahan abad pertama tarikh Masehi. Selain agama Yahudi era bait Allah kedua,
pengaruh-pengaruh keagamaan utama yang berdampak pada agama Kristen perdana adalah
Majusi dan Gnostik.[note 2][7][8][31]

Setelah naiknya Yesus Kristus ke surga, rasul-rasul mulai menyebarkan ajaran Yesus ke mana-
mana, dan sebagai hasilnya, jemaat pertama Kristen, sejumlah sekitar tiga ribu orang, dibaptis.
Namun, pada masa-masa awal berdirinya, agama Kristen cenderung dianggap sebagai ancaman
hingga terus-menerus dikejar dan dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu. Banyak pendiri
Gereja mula-mula yang menjadi korban kekejaman kekaisaran Romawi dengan menjadi martir,
yaitu rela disiksa maupun dihukum mati demi mempertahankan imannya, salah satu contohnya
adalah Ignatius dari Antiokhia yang dihukum mati dengan dijadikan makanan singa.

Saat itu, kepercayaan yang berkembang di Romawi adalah Paganisme, di mana terdapat konsep
‘balas jasa langsung’. Namun dengan gencarnya para rasul menyebarkan ajaran Kristen,
perlahan agama ini mulai berkembang jumlahnya, sehingga pemerintah Romawi semakin
terancam oleh keberadaan agama Kristen. Romawi pun berusaha menekan, dan bahkan
melarang agama Kristen, karena umat Kristen saat itu tidak mau menyembah Kaisar, dan hal ini
menyulitkan kekuasaan Romawi. Selain itu, Paganisme dan ramalan-ramalan yang sejak zaman
Republik sudah dipakai sebagai alat-alat propaganda dan pembenaran segala tingkah laku
penguasa atau alasan kegagalan penguasa, sudah tidak efektif lagi dengan keberadaan agama
Kristen. Maka, pada masa-masa ini, banyak umat Kristen yang dibunuh sebagai usaha
pemerintah Romawi untuk menumpas agama Kristen. Penyebar utama agama Kristen pada
masa itu adalah Rasul Paulus, yang paling gencar menyebarkan ajaran Kristen ke berbagai
pelosok dunia.

*Pada masa inilah, datang masa-masa kegelapan (192-284), mulai dari Kaisar Commodus hingga
Kaisar Diokletianus. Pada masa inilah orang-orang masa itu kehilangan kepercayaan terhadap
konsep balas jasa langsung yang dianut di Paganisme, sehingga agama Kristen pun semakin
diminati. Hingga akhirnya pada tahun 313, Kaisar Konstantinus I melegalkan agama Kristen dan
bahkan minta untuk dipermandikan, dan 80 tahun setelahnya, Kaisar Theodosius melarang
segala bentuk Paganisme dan menetapkan agama Kristen sebagai agama resmi negara.

Sebagai agama resmi negara Kekristenan menyebar dengan sangat cepat. Namun Gereja juga
mulai terpecah-pecah dengan munculnya berbagai aliran (bidah). Salah satu upaya untuk
menekan bidah adalah dengan diadakannya Konsili Nikea yang pertama pada tahun 325 M.
Konsili Nikea mencetuskan pengakuan iman umat Kristen keseluruhan pertama kali, sebagai
tanda persatuan Kristen universal yang dibedakan dari umat-umat Kristen yang bidah. Salah satu
contohnya adalah bidah Arianisme, yang merupakan salah satu krisis bidah terbesar saat itu
yang menjadi alasan utama diadakannya Konsili Nikea yang pertama.
Ketika Kerajaan Romawi runtuh dan tercerai-berai, Gereja Kristen tetap bertahan. Pada abad ke-
11 terjadilah Perang Salib, yang dianggap sebagai perang agama antara Kristen dan Islam.
Dicetuskan pertama kali oleh Paus Urbanus II atas permohonan Kaisar Alexius I Komnenus dari
Kekaisaran Bizantium, Perang Salib I bertujuan merebut kembali kota suci Yerusalem dari
kekuasaan Islam, yang merupakan tempat penting umat Kristen sebagai tujuan ziarah saat itu.

Bagian timur dari Kerajaan Romawi, bertahan sebagai Gereja yang disebut Yunani atau
Ortodoks, yang mewartakan kabar gembira di Rusia dan memisahkan diri dari belahan barat
yang berada di bawah pimpinan Gereja Roma. Pemisahan ini terjadi pada tahun 1054 (lihat:
Skisma Timur-Barat).

Sementara itu, pada tahun 1460 penemuan percetakan oleh Gutenberg membuat Kitab Suci
terjangkau bagi semua orang. Sebelumnya, Kitab Suci dibatasi oleh Gereja kepada umat dengan
tujuan untuk menekan bidah yang merupakan salah satu krisis besar dalam tubuh Gereja saat
itu. Kitab Suci hanya dibacakan di Gereja dan menjadi sumber kotbah.

Saat itu, banyak pihak-pihak tidak bertanggungjawab memanfaatkan kedudukan di dalam


Gereja Barat (Katolik) sebagai sumber kekuasaan, sehingga secara tidak langsung mencoreng
nama baik Gereja. Pejabat-pejabat tinggi di dalam Gereja semakin terpengaruh untuk
mementingkan kepentingan duniawi sehingga semakin menyeleweng dari ajaran dasar Gereja
Katolik. Banyak oknum yang menduduki posisi penting di dalam Gereja menggunakan
kekuasaannya secara semena-mena sehingga merugikan banyak umat saat itu. Hal ini membuat
banyak umat Kristen kecewa dan memprotes serta menuntut pembaharuan. Banyak umat yang
berpikir bahwa salah satu cara mendatangkan pembaharuan di dalam Gereja ialah dengan
memberikan Kitab Suci kepada semua orang.
2. Agama Katolik
Pendiri : Yesus Kristus

Tahun berdiri : di mulai pada tahun 4 SM

Kitab Suci : Alkitab

Tempat Ibadah : Gereja

Nama Nabi :

1. Petrus

2. Andreas,

3. Yakobus Besar,

4. Yakobus Kecil,

5. Yohanes,

6. Filipus,

7. Bartolomeus,

8. Matius,

9. Tomas,

10. Yudas Tadeus,

11. Simon,

12. Yudas Iskariot

Sejarah :

Agama Katolik tumbuh ketika Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina pada awal
abad keempat Masehi dimana gereja mendapat pengakuan resmi dari kaisar Romawi
Konstantin Agung (380 M) dalam bentuk Katolik Ortodoks yang berkedudukan monopoli dan
terus berkembang di luar kerajaan Romawi.
Sejak abad pertama sampai abad keempat agama Kristen Katolik ini telah menyebar di sekitar
laut tengah. Dan dalam abad keempat sampai abad ketiga belas menyebar di Eropa, abad ketiga
belas sampai abad kedelapan belas memasuki benua Amerika, sebagian Afrika dan Asia.

Dalam abad ke-19, agama Kristen Katolik sudah berkembang ke seluruh dunia. Penganut agama
Katolik itu pun membludak.

Masyarakat animism dan politeisme, dan lain-lain yang dianut oleh masyarakat setempat, ketika
agama Katolik disebarkan, meninggalkan animismenya dan memeluk agama Katolik. Pada abad
kedua puluh gerakan zending internasional telah menjelajahi seluruh dunia.

Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran , hidup , sengsara, wafat
dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih.

Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, sang juru selamat bagi seluruh umat
manusia, yang menebus dan membebaskan seluruh umat manusia dari belenggu dosa. Mereka
beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab yang di dalamnya ada Injjil.

Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia . Murid Yesus sebanyak 12
orang.

Agama Katolik termasuk Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan
hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke
surga.

Sebagaimana dijelaskan dalam Kitab suci Perjanjian Baru atau Injil, umat Katolik juga Kristen
meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang diuraikan dalam kitab Perjanjian Lama (atau Kitab
suci Yahudi).

Secara historis, Yesus lahir di kota Betlehem yang terletak di Palestina sekitar tahun 4 SM, pada
masa kekuasaan raja Herodes.

Yesus lahir dari rahim seorang wanita perawan, Maria, yang dikandung oleh Roh Kudus. Pada
umur 27 tahun ia mulai mengajarkan ajarannya di Galilea dan kemudian ajarannya menyebar di
kalangan orang-orang Palestina dan daerah-daerah di sekitarnya.

Seperti diketahui, agama wahyu, Yahudi, Nasrani (Kristen Katolik dan Kristen Protestan) Yesus
menyampaikan ajarannya hanya berjalan sekitar empat tahun.

Pada tanggal 4 April 30 M, dalam umur 30-31 tahun ia wafat dikayu salib.
Setelah wafat dan bangkit sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan umat Kristiani, para
rasulnya meneruskan ajaran-ajaran Yesus, dan terbentuklah agama Katolik, yang diperkuat
dengan terbangunnya gereja di atas makam santo Petrus, yang merupakan salah satu murid
kesayangan Yesus Kristus, Isah Almasih.

Agama Katolik pun terus berkembang sampai hari ini, dengan pengikutnya miliaran yang
tersebar di seluruh dunia. Pusatnya adalah Vatikan, dengan kepala utamanya Paus.

Dan dalam agama Katolik tokoh utama dan sentral adalah Yesus Kristus, Isa Almasih yang
diyakini dan diimani oleh umat Kristen Katolik dan Kristen Protestan sebagai Sang Juru Selamat.

3. Agama Islam
Pendiri : Muhammad (571-632M), pendiri agama Islam, seorang Arab

Tahun Berdiri : Pada tahun 611

Kitab Suci : Al’quran

Tempat Ibadah : Masjid

Nama Nabi:

1. Nabi Adam

2. Nabi Nuh

3. Nabi Hud

4. Nabi Shaleh

5. Nabi Ibrahim

6. Nabi Luth

7. Nabi Ismail

8. Nabi Ishaq
9. Nabi Yakub

10. Nabi Yusuf

11. Nabi Syu'aib

12. Nabi Ayub

13. Nabi Zulkifli

14. Nabi Musa

15. Nabi Harun

16. Nabi Daud

17. Nabi Sulaiman

18. Nabi Ilyas

19. Nabi Ilyasa

20. Nabi Yunus

21. Nabi Zakaria

22. Nabi Yahya

23. Nabi Isa

24. Nabi Muhamad SAW

Sejarah:

Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir
yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira’, Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi).
Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku
padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala.
Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih
berada di dalam kandungan.

Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia.


Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan
oleh pamannya yaitu Abu Talib.
Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani
kehidupan secara sederhana.
Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat
Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup
kepada para sahabatnya.
Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam
kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana
sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.

Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah.


Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan
kalender Islam.

Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah)
dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam.
Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu
mendapatkan kemenangan.

Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.

Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan
umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan.
Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam,
sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah.
Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.

Khalifah Rasyidin
Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan
kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin
Affan dan Ali bin Abu Thalib.
Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi.
Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan
beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad.
Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan
kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak.
Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah
kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.

Masa kekhalifahan selanjutnya


Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan
dengan pemimpinnya yang juga disebut “khalifah”, atau kadang-kadang “amirul mukminin”,
“sultan”, dan sebagainya.

Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat
Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak
yang menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah,
hingga Bani Utsmaniyyah.

Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang
terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu.
Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab
di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang
agung.

Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya
pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.

Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah
dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah
yang berbentuk “kesultanan”;
misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera
Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki
kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia.

Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih


menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.

Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah
Eropa.
Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai
kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I.
Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V.
Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal
pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.
4. Agama Buddha
Pendiri : Siddhartha Gautama

Tahun Berdiri : Abad ke 6 SM

Kitab Suci : Tripitaka

Tempat Ibadah : Vihara

Nama Dewa :

 Ksitigarbha

 Avalokitesvara

 Da Shi Zhi Pu Sa

 Tai Shang Lau Jun

 Er Lang Shen

 Cun Ti Pu Sa

 Cai Shen Ye

 Hok Tek Cing Sin.

 Dewa Empat Muka

 Ba Xian Guo Hai

Sejarah:
Secara historis, akar Buddhisme terletak pada pemikiran religius dari India kuno selama paruh
kedua dari milenium pertama SEU.[10] Pada masa tersebut merupakan sebuah periode
pergolakan sosial dan keagamaan, dikarenakan ketidakpuasaan yang signifikan terhadap
pengorbanan dan rital-ritual dari Brahmanisme Weda[note 2] Tantangan muncul dari berbagai
kelompok keagamaan asketis dan filosofis baru yang memungkiri tradisi Brahamanis dan
menolak otoritas Weda dan para Brahmana.[note 3][11] Kelompok-kelompok ini, yang anggotanya
dikenal sebagai sramana, merupakan kelanjutan dari sebuah untaian pemikiraan India yang
bersifat non-Weda, yang terpisah dari Brahmanisme Indo-Arya.[note 4] Para ahli memiliki alasan
untuk percaya bahwa ide-ide seperti samsara, karma (dalam hal pengaruh moralitas terhadap
kelahiran kembali), dan moksha, berasal dari sramana, dan kemudian diadopsi oleh agama
ortodoks Brahmin.[note 5][note 6][note 7][note 8][note 9][note 10]

Pandangan ini didukung oleh penelitian di wilayah di mana gagasan ini berasal. Buddhisme
tumbuh di Magadha Raya, yang terletak di sebelah barat laut dari Sravasti, ibu kota Kosala, ke
Rajagraha di sebelah tenggara. Negeri ini, di sebelah timur aryavarta, negeri bangsa Arya, yang
dikenal sebagai non-Weda.[19] Naskah Weda lainnya mengungkap ketidaksukaan penduduk
Magadha, kemungkinannya karena Magadha pada masa tersebut belum mendapat pengaruh
Brahmanisme.[20] Sebelum abad ke-2 atau ke-3 SEU, penyebaran Brahmanisme ke arah timur
memasuki Magadha Raya tidaklah signifikan. Pemikiran-pemikiran yang berkembang di
Magadha Raya sebelum abad tersebut tidak tunduk pada pengaruh Weda. Ini termasuk
tumimbal lahir dan hukum karma yang muncul dalam sejumlah gerakan di Magadha Raya,
termasuk Buddhisme. Gerakan-gerakan ini mewarisi pemikiran tumimbal lahir dan hukum
karma dari kebudayaan yang lebih awal.[21]

Pada saat yang sama, gerakan-gerakan ini dipengaruhi dan dalam beberapa hal melanjutkan
pemikiran filosofis dalam tradisi Weda, sebagaimana terefleksi misalnya di dalam Upanishad.[22]
Gerakan-gerakan ini termasuk, selain Buddhisme, berbagai skeptis (seperti Sanjaya
Belatthiputta), atomis (seperti Pakudha Kaccayana), materialis (seperti Ajita Kesakambali),
antinomian (seperti Purana Kassapa); aliran-aliran terpenting pada abad ke-5 SEU adalah
Ajivikas, yang menekankan aturan nasib, Lokayata (materialis), Ajnanas (agnostik) dan Jaina,
yang menekankan bahwa jiwa harus dibebaskan dari materi. [23] Banyak gerakan-gerakan baru ini
berbagi kosakata konseptual yang sama seperti atman ("diri"), buddha ("yang sadar"), dhamma
("aturan" atau "hukum"), karma ("aksi/perbuatan"), nirvana ("padamnya nafsu"), samsara
("lingkaran penderitaan"), dan yoga ("praktik spiritual").[note 11] Para sramana menolak Weda, dan
otoritas brahmana, yang mengklaim mereka memiliki kebenaran terungkap yang tidak bisa
diketahui dengan cara manusia biasa mana pun. Selain itu, mereka menyatakan bahwa seluruh
sistem Brahmanikal adalah penipuan : sebuah konspirasi para brahmana untuk memperkaya diri
mereka sendiri dengan membebankan biaya terlalu tinggi untuk melakukan ritual palsu dan
memberikan nasihat tak berguna.[24]
Kritik terutama dari Buddha adalah pengorbanan hewan secara Weda. Dia juga menyindir "gita
manusia kosmis" dari Weda.[25] Namun, Sang Buddha tidaklah anti-Weda, dan menyatakan
bahwa Weda dalam bentuk sejatinya dinyatakan oleh "Kashyapa" kepada resi tertentu, yang
melalui pertapaan berat telah memperoleh kekuatan untuk melihat dengan mata ilahi. Dia
menamakan para resi Weda, dan menyatakan bahwa Weda orisinil dari para resitelah diubah
oleh beberapa Brahmin yang memperkenalkan pengorbanan hewan. Sang Buddha mengatakan
bahwa hal tersebut termasuk dalam pengubahan dari Weda sejati sehingga dia menolak untuk
menghormati Weda pada masanya.Namun, dia tidak meninggalkan ikatan dengan Brahman,
atau gagasan diri menyatu dengan Tuhan. Pada saat yang sama, Hindu tradisional sendiri secara
bertahap mengalami perubahan mendalam, bertransformasi menjadi apa yang dikenal sebagai
Hindu awal

5. Agama Konghucu
Pendiri : Chiang Tsai

Tahun berdiri : 551 SM

Kitab Suci : Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas: Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing.
Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing.

Tempat Ibadah : Kelenteng

Nama Dewa : Nabi Kongzi

 Nabi Purba Fu Xi (Hanzi:扶羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.

 Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.

 Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.

 Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.

 Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.

Zaman Dinasti Xia


 Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.

Zaman Dinasti Shang

 Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.

 Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).

 Nabi Jiang Ziya.

Zaman Dinasti Zhou

 Nabi Wu Wang (Hanzi=武王).

 Nabi Zhou Gong (Hanzi=周公).

 Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.

Sejarah :

Agama Khonghucu, tepatnya disebut Ru Jiao, sudah ada 2000 tahun sebelum Nabi Khongcu
lahir. Para raja dan rakyat harus menjalankan upacara agama dan menjunjung tinggi moralitas
seperti yang diajarkan oleh para luhur raja. Nabi Khongcu lahir pada tahun 551 SM. Ia
ditugaskan oleh Tuhan untuk menata kembali tata upacara agama Ru Jiao dan mengajarkan
kepada raja dan rakyat Tiongkok tentang spiritual dan moral agar rakyat Tiongkok hidup lebih
sejahtera dan damai. Pada waktu itu di Tiongkok terjadi perpecahan yang menjadikan negeri
Tiongkok kacau balau. Para kepala daerah ingin menjadi raja, mereka saling berperang berebut
wilayah. Zaman itu disebut zaman Chun Qiu ( Musim Semi dan Musim Gugur).

Nabi Khongcu mendirikan sekolah yang menampung murid sebanyak 3000 orang. Setelah para
murid itu pandai banyak yang mendirikan sekolah meneruskan ajaran Nabi Khongcu. Namun,
ada juga murid yang mendirikan sekolah dengan aliran lain. Pada waktu itu muncul aliran yang
bermacam-macam di Tiongkok, bakan ada aliran yang bertentangan dengan ajaran Nabi, antara
lain aliran Mohist yang didirikan oleh Mo Zi.
Dua tokoh besar yang meneruskan ajaran Rujiao yaitu Meng Zi atau Mencius (371-289 SM) dan
Xun Zi (326-233 SM). Kedua tokoh ini memang mengajarkan ajaran Rujiao dari Kong Zi, namun
mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam beberapa hal karena mereka hidup dalam
situasi negara Tiongkok yang berbeda. Meng Zi hidup pada saat awal kekacauan muncul,
sedangkan Xun Zi lahir saat kekacauan itu sudah memuncak.

Meng Zi mengajarkan: manusia akan hidup bahagia apabila negara makmur dan sejahtera,
untuk itu menusia harus melaksanakan Perintah Tuhan, yaitu menjalani hidup lurus, jujur, dan
tidak serakah. Kekacauan terjadi dalam masyarakat karena banyak orang tidak menjalankan
hidup sesuai Perintah Tuhan. Ajaran Meng Zi lebih mengarah kepada ajaran agama, kekuatan
iman sangat diperhatikan. Meng Zi menyakini bahwa watak dasar manusia itu baik.

Xun Zi mengajarkan bahwa manusia bisa hidup bahagia apabila negaranya kuat dan kaya. Untuk
mewujudkan negara yang kuat dan kaya perlu dibuat undang-undang yang berlandaskan cinta
kasih dan keadilan, dan ditentukan sistem kemasyarakatan yang jelas. Rakyat perlu dididik untuk
hidup sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang ada. Ajaran Xun Zi lebih mengarah kepada
ajaran Filsafat Konfusianisme. Xun Zi tidak yakin bahwa watak dasar manusia itu baik, maka dia
menyarakan adanya penegakan hukum yang serius agar rakyat hidup lurus dan benar.

Ajaran kedua tokoh ini telah memperkuat posisi ajaran Rujiao sebagai agama, pandangan hidup,
sistem filsafat bagi masyarakat Tionghoa. Sejak awal dinasti Han, ajaran Rujiao juga diserap oleh
bangsa Jepang, bangsa Korea, dan bangsa Vietnam sampai dengan sekarang. Bangsa-bangsa
tersebut menyerap ajaran Rujiao menurut keperluan mereka. Di Jepang untuk keperluan
pemerintahan mereka mengambil ajaran Xun Zi, untuk keperluan rakyat banyak digunakan
ajaran Meng Zi. Di Korea, ajaran Meng Zi lebih banyak diambil dari pada ajaran Xun Zi. Di
Vietnam, ajaran Xun Zi lebih banyak dimanfaatkan dari pada ajaran Meng Zi. Di Tiongkok
sekarang, untuk pemerintahan lebih banyak diambil ajaran Xun Zi, namun rakyat lebih banyak
mengenal ajaran Meng Zi.

Pada xaman dinasti Han (206 SM) Agama Khongcu atau Ru Jiao ditetapkan sebagai agama
negara, dan semua pejabat negara harus lulus ujian negara dengan materi ujian ajaran Ru Jiao,
yang bersumber dari Kitab Klasik, kitab ini ditulis berdasaekan ajaran Nabi Khongcu oleh para
murid-Nya. Namun pada waktu itu banyak orang dengan aliran lain mengaku sebagai pembawa
ajaran Khongcu, tujuannya supaya diterima sebagai pejabat.

Pada tahun 97 M, diadakan seminar di Gua Macan Putih (nama sebush gedung di Istana), untuk
menetapkan ajaran Nabi Khongcu yang asli dan dipisahkan dari ajaran Khongcu yang palsu.
Pemisahahan ini mempunyai dampak positip, tetapi juga mempunyai dampak negatif. Dampak
positifnya ajaran Nabi Khongcu yang murni sudah ditetapkan. Dampak negatifnya, banyak buku
tulisan pemikir Rujiao yang ikut tersingkirkan atau tidak diakui sebagai ajaran Rujiao. Perlu
dijelaskan di sini bahwa pasa zaman itu terjadi pepecahan antara Kelompok teks baru dan teks
lama. Tampaknya yang menentukan putusan dalam seminar itu dari kelompok teks baru. Tulisan
Yang Xiong ( kelompok teks lama) yang berjudul Tai Xuan Jing (Kitab Rahasia Besar) tidak
dimasukkan dalam ajaran Rujiao. Tulisan Yang Xiong justru dimanfaatkan oleh agama Tao
sebagai kitab yang amat penting.

Semula agama Konghucu adalah untuk semua rakyat Tiongkok atau bangsa Tionghoa, ajaran
agama Khonghuci itu diajarkan melalui sekolah dan para orang tua. Lembaga agamanya adalah
negara itu sendiri. Setiap raja yang naik tahta wajib membuat rumah ibadah Khonghucu (Bio
atau Miao atau kelenteng) sebanyak tujuh buah, setiap gubernur lima buah, dan residen tiga
buah.

Pada akhir dinasti Han (210 M) di Tiongkok muncul agama Tao. Agama Tao ini mengambil
berbagai unsur, a.l. ajaran Taoisme, kitab Yi Jing, kitab Tai Xuan Jing, ilmu Kedewataan Tiongkok
kuna, dan konsep Reinkarnasi. Agama Tao ini bukan agama negara, mereka lebih bebas
menyebarkan ajarannya dengan mendirikan tempat ibadah yang lebih kecil. Perhatian mereka
adalah pada ajaran spititual dan ritual, termasuk ilmu magis dan mistik. Mereka mempunyai
pendeta yang menyucikan diri dari urusan duniawi. Umat mereka khusus, yaitu yang
mempelajari ajaran dari pendeta mereka, bukan di sekolah seperti agama Khonghucu.

Agama Khonghucu pada waktu itu juga mempunyai lembaga khusus yang mempelajari agama,
tetapi tidak banyak jumlahnya. Para muridnya setelah lulus juga mengikuti ujian menjadi
pejabat negara. Kedudukan agama Khonghucu yang sangat istimewa di Tiongkok saat itu telah
menjadikan tokoh agama Khonghucu lupa membina umatnya secara intensif, mereka kurang
menekankan pada ajaran spiritual, tetapi lebih menekankan pada pengabdian masyarakat.

Pada abad V, agama Buddha Mahayana mulai berkembang di Tiongkok, akibatnya terjadi
persaingan dalam memperebutkan umat dengan agama Tao. Persaingan itu berlanjut menjadi
konflik fisik yang melibatkan para pengikutnya. Kaisar dinasti Tang saat itu melerai konflik
dengan menyatukan tigs lembaga agama menjadi San Jiao atau Tiga Agama (di Indonesia
disebut Tri Darma). Sejak itu di Tiongkok tidak ada konflik umat beragama, karena mereka
mempunyai tempat ibadah yang sama. Masing-masing umat mempelajari ajaran agamanya
sendiri dan tetap rukun dengan umat lain.

Tentang konsep Tri Darma ini masih ada perbedaan pendapat antara pengikutnya, yaitu ada
yang memahami Tri Darma sebagai koalisi, ada yang memahaminya sebagai sinkritisme.
Menurut kami, kedua pendapat itu terserah masing-masing. Biarkanlah masing-masing pengikut
Tri Darma memilih caranya sendiri untuk konsep itu.
Dengan adanya Tri Darma tidak berarti agama Khonghucu, agama Tao, dan agama Buddha
Mahayana Tiongkok melebur menjadi satu. Maisng-masing agama masih berdiri sendiri-sendiri,
namun mereka mengakui bahwa ada sebagian umat mereka merupakan umat bersama yang
perlu dibina bersama. Untuk itu, rohaniwan Khonghucu mendapat kesempatan untuk
menguraikan ajaran agama Khonghucu di kelenteng atau Tempat Ibadah Tri Darma (TITD), di
samping di tempat Ibadah Untuk agama Khonghucu ( Khongcu Bio)

6. Agama Hindu
Pendiri : -

Tahun Berdiri : sekitar 1500 SM

Kitab Suci : Weda

Tempat Ibadah : Pura

Nama Nabi: Wisnu dan Siwa

Sejarah :

Agama hindu sebenarnya lahir dan tumbuh serta berkembang dari tradisi yang diajarkan oleh
kitab weda. Dimana penganut dari ajaran kitab weda berasal dari bangsa arya. Di sekitar tahun
1500 SM bangsa arya mulai memasuki wilayah india, pada perkiraan bangsa arya memasuki
india dengan melalui celah kaiber dengan secara bergelombang.

Pada pertama kali suku arya yang mendiami lembah indus serta mendesak suku Dravida,
dimana yang harus kita ingat bahwa bangsa dravida mempunyai pusat di Mohenjo Daro dan
juga Harappa. Karena bangsa dravida terdesak oleh bangsa arya, peradapan dari Mohenjo Daro
dan juga Harappa mengalami kemunduran. Dan kemudian bangsa arya menyebar di berbagai
wilayah, antara lain ke Lembah Sungai Gangga dan juga Yamuna. Didalam penyebarannya
bangsa arya ada yang melangsungkan pernikahan dengan bangsa dravida dan kemudian
terbentuklah masyarakat dengan generasi yang baru.

Dimana masyarakat dengan generasi yang baru disebut dengan bangsa Hindu. Tradisi serta
kepercayaan yang di anut bangsa Hindu itu yang kemudian disebut dengan agama dan juga
kebudayaan Hindu. Meskipun perubahan dari bangsa arya dan dravida yang berubah ke zaman
Hindu, tetapi ajaran yang mereka anut tetap menggunakan kitab weda yang dahulu digunakan
oleh bangsa arya.

Anda mungkin juga menyukai