Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUALITAS

SELAMA MASA KEHAMILAN

(Studi di RB. Bunda Medika Taman Sepanjang-Sidoarjo


Periode April-Juni 2011)

PALUPI DEWI SETYOWATI ¹


LINA DARMAYANTI B, SST ²

ABSTRAK hubungan seksual (100%) dibandingkan ibu


Banyak orang percaya bahwa melakukan hamil dengan pengetahuan kurang (41,86%)
hubungan seksual selama kehamilan dapat tidak melakukan hubungan seksualitas selama
menyebabkan keguguran dan infeksi kandungan. kehamilan. Sehingga diharapkan adanya
Alhasil mereka tidak melakukan hubungan komunikasi, keterbukaan, dukungan dan
seksual selama kehamilan. Hubungan seksual pengertian di antara pasangan suami istri serta
aman dilakukan bila kehamilan dalam kondisi komunikasi dengan petugas kesehatan untuk
normal dan sehat (Hartuti, 2010). Dari hasil memperoleh infomasi tentang cara dan posisi
survey awal yang dilakukan di RB Bunda hubungan seksual selama kehamilan sehingga
Medika-Taman Sepanjang, Sidoarjo terhadap 15 kebutuhan psikologis suami istri terpenuhi.
orang ibu hamil didapatkan hasil sebanyak 8
(53,3%) orang tidak melakukan hubungan Kata kunci: pengetahuan, hubungan
seksual dan berpengetahuan rendah. Tujuan seksualitas
penelitian ini untuk mengidentifikasi
pengetahuan Ibu hamil tentang hubungan seksual
selama masa kehamilan di RB. Bunda Medika -
Taman Sepanjang, Sidoarjo periode April-Juni
2011.

Metode penelitian yang digunakan


adalah deskriptif dengan menggunakan populasi
sebanyak 125 orang ibu hamil dan sampel
sebanyak 56 orang ibu hamil dipilih secara
accidental sampling. Data yang digunakan yaitu
data primer. Hasil penelitian dibuat tabel
frekuensi kemudian ditabulasi silang dan ditarik
kesimpulan.

Hasil penelitian didapatkan mayoritas ibu


hamil berpengetahuan kurang (76,79%) dan
mayoritas ibu hamil melakukan hubungan
seksual (67,86%). Dilakukan tabulasi silang dan
didapatkan hasil mayoritas ibu hamil dengan
pengetahuan baik dan sedang melakukan
hubungan seksual (100%) dibandingkan ibu
hamil dengan pengetahuan kurang (41,86%)
tidak melakukan hubungan seksualitas selama
kehamilan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa mayoritas ibu hamil dengan
pengetahuan baik dan sedang melakukan
Pendahuluan seksual tidak akan menyebabkan infeksi pada
Kehamilan adalah masa dengan banyak janin. Selain itu juga, janin dilindungi oleh cairan
perubahan bagi sepasang suami istri, tak ketuban yang berfungsi sebagai pelindung
terkecuali dengan hubungan seksual.Pada masa (Rahmawati, 2010).
ini ibu hamil dan pasangan mungkin mengalami
perubahan emosi dan perasaan berbeda pada Bukan hanya mitos-mitos yang
masa-masa itu, bahkan tidak jarang menjadi labil menyebabkan pasangan suami istri takut
sehingga komunikaasi merupakan hal yang melakukan hubungan seksual selama kehamilan,
terpenting untuk dilakukan sejak kehamlan muda. namun perubahan fisik dan psikologis yang
Berhubungan seks di masa kehamilan memicu dialami oleh Ibu hamil juga sangat berpengaruh.
banyak pertanyaan, meskipun secara medis Pada trimester pertama Ibu merasa tidak sehat.
berhubungan selama hamil tidak menjadi Ini bisa disebabkan karena perubahan hormon
masalah selama kehamilan tersebut dalam yang mengakibatkan rasa mual, muntah, pusing,
kondisi aman (Hartuti, 2010:30). dan kondisi tubuh lemah. Adanya perubahan
dalam bentuk tubuh membuat Ibu kadang merasa
Banyak pasangan suami istri yang takut tidak nyaman. Misalnya perut terlihat agak
melakukan hubungan seksual saat istrinya hamil. membesar dan warna kehitaman pada kulit
Mitos-mitos yang beredar di masyarakat (hiperpigmentasi) membuat Ibu merasa tidak
mengenai hubungan seksual saat hamil dan percaya diri apalagi di hadapan pasangannya.
ketidaknyamanan dari istri yang membuat Kondisi di atas salah satu pemicu penurunan
pasangan suami istri enggan bahkan takut untuk hasrat dan aktivitas seksual. Trimester kedua,
melakukan hubungan seksual. Beberapa mitos secara fisik Ibu merasa lebih sehat karena Ibu
yang beredar di masyarakat mengenai hubungan sudah mampu beradaptasi dengan kehamilannya.
seksual saat hamil dan fakta yang benar antara Pada trimester dua ini, Ibu dapat merasakan
lain; mitos bahwa melakukan hubungan seksual gerakan janin. Saat seperti ini adalah saat-saat
akan menyebabkan keguguran dan melukai janin. yang menyenangkan karena Ibu merasa bahwa
Faktanya pada kehamilan normal, hubungan bayi yang dikandungannya adalah individu yang
seksual tidak akan menyebabkan keguguran atau merupakan bagian dari dirinya. Biasanya Ibu
melukai janin, karena janin berada dalam kantong akan menuntut banyak perhatian dan cinta dari
ketuban yang kuat. Selain itu, lendir produktif orang-orang terdekatnya terutama dari suami. Ini
yang melapisi mulut rahim juga menjadi sawar akan membuat hubungan sosial Ibu juga berubah.
apabila ada kuman yang masuk; mitos bahwa Ibu memperbanyak jaringan komunikasi untuk
orgasme akan menyebabkan keguguran atau memperoleh banyak informasi mengenai
kelahiran prematur. Faktanya orgasme memang kehamilan. Kondisi di atas menyebabkan
akan membuat perut berkontraksi karena adanya peningkatan hasrat seksual. Pada trimester ketiga
pengaruh dari hormon prostaglandin di dalam penurunan hasrat seksual kembali terjadi karena
cairan semen. Namun kontraksi ini berbeda pada usia kehamilan tua Ibu lebih terfokus pada
dengan kontraksi menjelang persalinan dan persiapan persalinan (Sulistyawati, A2009: 76-
kontraksi ini tidak berbahaya untuk kehamilan 77).
normal; Mitos bahwa hubungan seksual akan
mengganggu kenyamanan “tidur” bayi. Fakta Sebuah pengkajian menemukan bahwa
sebenarnya janin menikmati “goyangan lembut” sebanyak 54% Ibu hamil mengalami penurunan
saat pasangan suami istri melakukan hubungan libido pada trimester pertama (Murkoff, H 2006:
seksual. Janin tidak dapat melihat, mengerti dan 307). Penelitian lain menyebutkan bahwa 80%
merasakan apa yang terjadi. Jadi gerakan janin ibu hamil merasakan dorongan dan reaksi
yang dirasakan itu adalah gerakan yang wajar; seksualnya meningkat pada trimester kedua
mitos bahwa hubungan seksual akan (Danarti, D 2010:70). Pada satu kelompok
menyebabkan infeksi pada janin. Faktanya wanita, hanya 21% yang tidak mengalami atau
selama kehamilan itu normal dan dari pihak sedikit mengalami kenikmatan seks sebelum
suami maupun istri tidak menderita penyakit kehamilan. Presentasi wanita yang tidak
infeksi seperti gonorea atau sifilis, hubungan mengalami kenikmatan seksual ini meningkat
menjadi 41% pada minggu ke 12 kehamilan dan petugas kesehatan. Semakin tinggi pendidikan
59% saat memasuki bulan kesembilan. Penelitian Ibu, semakin mudah bagi petugas kesehatan
yang sama menunjukkan bahwa pada minggu ke dalam menyampaikan nasehat atau KIE.
12 kehamilan, kira-kira 1 dari 10 pasangan sama Pendidikan juga berpengaruh pada pengetahuan
sekali tidak melakukan hubungan seksual yang dimiliki Ibu. Semakin tinggi pendidikan
memasuki bulan kesembilan, sepertiganya Ibu, semakin banyak pengetahuan yang diperoleh
menjalani pantang seksual(Murkoff, H Ibu. Paritas adalah wanita dengan jumlah anak
2006:308). yang pernah dikandung dan dilahirkan. Hal ini
berkaitan dengan pengalaman seseorang ibu
Berdasarkan survei awal yang dilakukan hamil. Menurut Notoatmodjo. S (2010),
peneliti terhadap 15 orang Ibu hamil tanggal 15 pengalaman merupakan sumber pengetahuan.
Maret 2011 di RB Bunda Medika diketahui
bahwa 7 orang (46,6%) mengatakan melakukan Upaya yang bisa dilakukan untuk
hubungan seksual. Dari 7 orang yang mengatakan mengatasi masalah ini adalah keterbukaan antara
melakukan hubungan seksual diketahui 3 Ibu hamil dan suami. Komunikasi yang baik dan
orang(20%) berpengetahuan tinggi dan 4 orang saling pengertian akan sangat membantu unutuk
(26,6%) berpengetahuan sedang. Dan sisanya lagi menyelasaikan masalah ini. Pasangan suami istri
sebanyak 8 orang (53,3%) mengatakan tidak dapat mengkomunikasikan kapan waktu yang
melakukan hubungan seksual. Dari 8 orang yang tepat untuk melakukan hubungan seksual dengan
mengatakan tidak melakukan hubungan seksual mempertimbangkan kondisi fisik dan kehamilan
didapatkan semuanya berpengetahuan rendah. Ibu. Selain itu komunikasi dengan petugas
Dari hasil survey awal di atas didapatkan bahwa kesehatan mengenai kondisi kehamilan Ibu juga
sebagian besar ibu hamil (8 orang) tidak sangat penting. Hal ini dimaksudkan agar
melakukan hubungan seksual dan setelah diberi pasangan suami istri mengetahui bagaimana
kuesioner ternyata pengetahuan mereka tentang kondisi kehamilan Ibu saat ini. Apakah kondisi
hubungan seksual masih rendah. kehamilannya baik dan normal atau butuh
pengawasan petugas kesehatan sehingga tidak
Masalah seksual sampai saat ini masih ada halangan untuk melakukan hubungan seksual
dianggap tabu. Namun seksual merupakan kapanpun.
sebuah kebutuhan. Apabila salah satu kebutuhan
tidak terpenuhi akan menyebabkan gangguan
psikologis baik pada ibu hamil maupun METODE PENELITIAN
pasangannya. Atau bahkan dapat menyebabkan Penelitian ini metode yang digunakan
keretakan hubungan rumah tangga. Gangguan adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian
psikologis pada ibu hamil akan menyebabkan deskriptif adalah metode penelitian yang
gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin. dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
Faktor yang mempengaruhi hubungan seksual gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
selama kehamilan ada 2 yaitu faktor medis dan secara obyektif (Notoatmodjo, S 2002:138).
non medis. Menurut factor medis, selama Dalam penelitian ini akan digambarkan
kehamilan itu normal tidak ada halangan untuk pengetahuan ibu hamil tentang hubungan
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual seksualitas selama masa kehamilan.
dilarang atau ditunda apabila ada riwayat
keguguran, riwayat melahirkan premature, Lokasi penelitian di RB. Bunda Medika,
perdarahan saat melakukan hubungan seksual, Taman Sepanjang-Sidoarjo.
pecahnya air ketuban, dan ada penyakit infeksi Populasi penelitian adalah keseluruhan
baik pada suami maupun istri. Sedangakan faktor objek penelitian atau objek yang diteliti
non medis adalah umur, pendidikan, dan paritas. (Notoatmodjo, S 2010:115).
Semakin tua umur Ibu, semakin matang proses Dalam penelitian ini populasinya adalah semua
berpikirnya. Pendidikan yang tinggi ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di
mempengaruhi proses penyampaian pendapat RB. Bunda MedikaTaman Sepanjang-Sidoarjo
atau keluhan dan penerimaan nasehat dari
periode April-Juni 2011 sebanyak 125 pasien ibu sedang dan kurang. Hasil selengkapnya dapat
hamil. dilihat pada tabel 1:
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap Tabel 1 Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, S Hamil tentang Hubungan Seksual
2010:115). Sampel yang digunakan dalam Selama Kehamilan di RB Bunda
penelitian ini adalah sebagian ibu hamil yang Medika Taman Sepanjang Sidoarjo
memeriksakan kehamilannya di RB. Bunda Periode April-Juni 2011.
MedikaTaman Sepanjang-Sidoarjo periode April- Jumlah
Pengetahuan Persentase
Juni 2011 sebanyak 56 pasien ibu hamil. Sampel (orang)
diambil dengan menggunakan rumus: Baik 4 7,14
N .p .q Sedang 9 16,07
N= Kurang 43 76,79
(N-1)D+p .q Jumlah 56 100
Sumber: Data primer dioalah oleh peneliti.
Teknik sampling merupakan suatu proses Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa dari
seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian 56 orang ibu hamil, sebagian besar
dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel berpengetahuan kurang yaitu 43 orang
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (76,79%).
(Hidayat, AA 2010:81).
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini 2. Hubungan Seksual Selama Kehamilan di
adalah dengan menggunakan sistem non RB Bunda Medika Taman Sepanjang
probability sampling yaitu accidental sampling. Sidoarjo.
Accidental sampling adalah pengambilan kasus Hubungan seksual selama kehamilan dapat
atau responden yang kebetulan ada atau tersedia dibedakan menjadi melakukan dan tidak
di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian melakukan. Hasil selengkapnya dapat dilihat
(Notoatmodjo, S 2010:125). pada tabel 2:
Tabel 2 Frekuensi Hubungan Seksual
Instrumen yang dipakai dalam penelitian SelamaKehamilan di RB Bunda
ini melalui data primer yaitu dengan Medika Taman Sepanjang Sidoarjo
menggunakan kuesioner. Pengumpulan data Periode April-Juni 2011.
didapatkan melalui data sekunder untuk melihat Hubungan
jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri ke RB seksualitas Jumlah
Bunda Medika Taman Sepanjang-Sidoarjo pada Persentase
selama (orang)
tahun 2009-2010 dan melalui kuesioner yang kehamilan
diberikan kepada Ibu hamil yang memeriksakan Melakukan
diri di RB. Bunda Medika Taman Sepanjang- 38 67,86
Sidoarjo. Tidak
Data yang didapatkan dari hasil kuesioner 18 32,14
melakukan
kemudian diolah dengan tahap-tahap editing, Jumlah 56 100
coding, entry data, cleaning, tabel frekuensi dan Sumber: Data primer diolah oleh peneliti.
tabulasi silang. Tahap terakhir adalah menarik Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa dari
kesimpulan. 56 orang ibu hamil mayoritas melakukan
hubungan seksualitas selama kehamilan yaitu
sebanyak 38 orang (67,86%).
HASIL PENELITIAN
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang 3. Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu Hamil
Hubungan Seksual Selama Kehamilan di dengan Hubungan Seksual Selama
RB Bunda Medika. Kehamilan.
Tingkat pengetahuan ibu hamil di RB Bunda Setelah dilakukan tabulasi frekuensi
Medika Taman Sepanjang Sidoarjo pengetahuan ibu hamil tentang hubungan
dibedakan menjadi 3 yaitu pengetahuan baik,
seksualitas selama kehamilan dan hubungan
seksualitas selama kehamilan dilakukan Dari hasil penelitian di RB Bunda
tabulasi silang. Hasil selengkapanya dapat Medika Taman Sepanjang Sidoarjo pada bulan
dilihat pada tabel 3 April-Juni 2011 ditemukan sebanyak 56 orang
Tabel 3 Tabulasi Silang Pengetahuan Ibu ibu hamil. Dari 56 orang ibu hamil didapatkan
Hamil dengan Hubungan Seksual mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan
Selama Kehamilan di RB Bunda kurang yaitu 43 orang (76,79%) dan mayoritas
Medika Taman Sepanjang Sidoarjo ibu hamil melakukan hubungan seksual selama
Periode April-Juni 2011. kehamilan yaitu 38 orang (67,86%). Setelah
Hubungan Seksualitas dilakukan tabulasi silang antar pengetahuan ibu
Selama Kehamilan hamil dengan hubungan seksual selama
Pengetahuan

Tidak kehamilan didapatkan mayoritas ibu hamil

Jumlah
Melakukan
Melakukan dengan pengetahuan baik dan sedang melakukan
%
hubungan seksual (100%) dibandingkan ibu
Jumlah

Jumlah

% % hamil dengan pengetahuan kurang (41,86%)


tidak melakukan hubungan seksualitas selama
kehamilan. Dari data tersebut diketahui bahwa
Baik 4 100 0 0 4 100 ibu hamil dengan pengetahuan baik dan sedang
Sedang 9 100 0 0 9 100 semuanya melakukan hubungan seksualitas
Kurang 25 58,14 18 41,86 43 100 selama kehamilan.Ibu hamil dengan pengetahuan
yang baik akan melakukan hubungan seksual
Sumber: Data primer diolah oleh peneliti. secara wajar karena mereka tahu bahwa
Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan hubungan seksual selama kehamilan itu boleh
bahwa mayoritas ibu hamil dengan dilakukan selama kehamilan mereka normal. Dari
pengetahuan baik dan sedang melakukan data di atas juga diketahui bahwa mayoritas ibu
hubungan seksual (100%) dibandingkan ibu hamil yang berpengetahuan kurang melakukan
hamil dengan pengetahuan kurang (41,86%) hubungan seksual selama kehamilan.Menurut
tidak melakukan hubungan seksualitas Notoatmodjo. S (2010), pengalaman merupakan
selama kehamilan. sumber pengetahuan. Pengalaman yang dimaksud
disini adalah pengalaman hamil. Ibu dengan
paritasmultigravida mempunyai pengalaman
PEMBAHASAN bagaimana kehamilannya yang dulu termasuk
Kehamilan adalah masa dengan banyak dengan hubungan seksualnya selama
perubahan bagi sepasang suami istri, tak kehamilannya dulu. Berdasarkan penelitian,
terkecuali dengan hubungan seksual.Pada masa mayoritas ibu hamil di RB Bunda Medika adalah
ini Ibu hamil dan pasangan mungkin mengalami multigravida yaitu sebanyak 42 orang (75%).
perubahan emosi dan perasaan berbeda pada Jika pada kehamilannya yang dulu ibu
masa-masa itu, bahkan tidak jarang menjadi labil melakukan hubungan seksual maka untuk
sehingga komunikaasi merupakan hal yang kehamilan yang sekarang ibu juga akan
terpenting untuk dilakukan sejak kehamilan melakukan hubungan seksual. Umur ibu hamil
muda.Berhubungan seks di masa kehamilan juga mempengaruhi hubungan seksual selama
memicu banyak pertanyaan, meskipun secara kehamilan. Semakin matang umur ibu maka cara
medis berhubungan selama hamil tidak menjadi berfikir dan pandangan ibu tentang hubungan
masalah selama kehamilan tersebut dalam seksual juga lebih baik. Berdasarkan tabel 5.1
kondisi aman (Hartuti, 2010:30).Banyak dapat dilihat bahwa mayoritas usia ibu hamil di
pasangan suami istri yang takut melakukan RB Bunda Medika adalah antara 20-35 tahun
hubungan seksual saat istrinya hamil. Mitos- yaitu sebanyak 45 orang (80,36%). Umur 20-35
mitos yang beredar di masyarakat mengenai tahun adalah umur seorang wanita untuk
hubungan seksual saat hamil serta perubahan reproduksi. Dan pada umur 20-35 tahun tingkat
fisik dan psikologis selama kehamilan membuat berfikirnya lebih baik daripada umur < 20 tahun.
pasangan suami istri takut berhubungan seksual.
Namun dari ibu hamil yang kondisi kehamilannya dimana janin yang
berpengetahuan kurang juga ada yang tidak dikandung dapat mengalami gangguan
melakukan hungan seksual selama kehamilan perkembangan. Hubungan seksual yang tidak
yaitu sebanyak 18 orang (41,86%). Pengetahuan wajar juga dapat menyebabkan keretakan
ibu hamil yang kurang ini dapat disebabkan hubungan rumah tangga.
karena pendidikan ibu hamil yang masih rendah.
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa sebagian Oleh karena itu keterbukaan dan
besar pendidikan ibu hamil adalah rendah komunikasi antara suami dan ibu hamil sangatlah
(85,71%). Apabila pengetahuan ibu hamil tentang penting. Membicarakan kapan waktu yang tepat
hubungan seksualitas kurang maka ibu tidak untuk melakukan hubungan seksual. Karena
melakukan hubungan seksual selama kehamilan. hubungan seksual selama kehamilan sangat
Ibu tidak tahu bahwa sebenarnya hubungan berbeda dengan hubungan seksual sebelum
seksual selama kehamilan diperbolehkan jika hamil. Selama hamil, ibu banyak mengalami
kehamilan ibu sehat dan normal. Dikatakan sehat perubahan fisik dan psikologis. Terkadang ibu
dan normal jika ibu tidak ada riwayat keguguran, merasa tidak nyaman dengan perubahan itu.
riwayat melahirkan prematur, penyakit infeksi Dalam hal ini suami mempunyai peran yang
menular seksual, plasenta previa, incompeten besar. Memberikan dukungan, pengertian dan
servix, kehamilan kembar dan perdarahan setelah perhatian pada istri akan membantu ibu dalam
berhubungan (Hartuti, 2010 dan Suryoprajogo, N beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
2008). Karena ketidaktahuan tersebut kemudian dialami selama kehamilan. Istri dan suami dapat
muncul ketakutan dan kekhawatiran untuk berdiskusi tentang ketidaknyaman atau keluhan-
melakukan hubungan seksual. Berdasarkan tabel keluhan lain yang dirasakan dan secara bersama-
5.3 dapat dilihat bahwa 25% ibu hamil adalah sama mencari solusi yang tepat. Diskusi dengan
primigravida. Ibu dengan paritas primigravida pasangan diperlukan untuk menumbuhkan rasa
belum mempunyai pengalaman dengan simpatik. Apabila hubungan seksual tidak bisa
kehamilan termasuk hubungan seksualitas selama dilakukan, pasangan dapat melakukan hal-hal
kehamilan. Sehingga ibu takut melakukan berikut: menciptakan suasana romantis mungkin
hubungan seksual karena pengalaman mereka bisa dengan makan malam berdua, dan mandi
tentang hubungan seksualitas selama kehamilan bersama, tidur bersama dan saling memijat atau
kurang. Selain itu, mitos-mitos yang beredar juga mengurut punggung dan pinggang ibu hamil. Ini
menjadi pemicu ketakutan ibu untuk melakukan menguntungkan bagi Ibu hamil apalagi jika usia
hubungan seksual. Perubahan fisik dan psikologis kehamilan sudah memasuki trimester III, karena
yang dirasakan saat trimester awal juga bisa pada trimester III ibu akan mengalami nyeri
menjadi pemicu untuk tidak melakukan pinggang dimana karena usapan melalui
hubungan seksualitas selama kehamilan. Pada mengurut atau menggosok pinggang atau
trimester awal ibu merasa lemas, mual muntah, punggung akan memproduksi hormon endorfin.
merasa bahwa dirinya gendut dan jelek, payudara Hormon endorfin adalah bahan pereda nyeri
yang nyeri saat disentuh membuat ibu enggan alami yang diproduksi di hipotalamus dan
berhubungan seksual. hipofisis. Hipotalamus akan merangsang hipofisis
untuk mengeluarkan endorfin saat tubuh
Masalah seksual sampai saat ini masih merasakan nyeri atau sakit karena hormon
dianggap tabu. Namun seksual merupakan endorfin mempunyai manfaat mengatur produksi
sebuah kebutuhan. Hubungan seksual tidak hanya hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan
untuk kesenangan semata tetapi juga salah satu rasa nyeri serta sakit yang menetap,
usaha untuk menjalin kedekatan fisik dan mengendalikan perasaan stres, serta
psikologis antara istri dengan suami. Bila meningkatkan sistem kekebalan tubuh (Nolan, M
hubungan seksual sudah tidak wajar maka bisa 2003). Selain itu komunikasi dengan pasangan,
dipastikan akan terjadi gangguan psikologis baik komunikasi dengan petugas kesehatan juga
bagi ibu sendiri maupun pada pasangannya. sangat penting. Dari petugas kesehatan, ibu dan
Sangat berbahaya apabila ibu hamil mengalami suami bisa mendapatkan informasi mengenai
gangguan psikologis, karena akan berakibat pada kondisi kehamilannya saat ini dan informasi
mengenai hubungan seksul selama kehamilan. penelitian tentang hubungan seksual
petugas kesehatan diharapkan mampu selama kehamilan.
memberikan KIE tentang hubungan seksualitas 3. Bagi Tempat Penelitian
selama kehamilan. KIE yang diberikan misalnya Diharapkan mampu memberikan KIE
tentang posisi hubungan seksual selama khususnya yang berkaitan dengan
kehamilan. Posisi hubungan seksual selama hubungan seksual selama kehamilan.
kehamilan hendaknya tidak merugikan sebelah .4. Bagi Suami – Istri
pihak oleh karena itu komunikasi dengan Diharapkan mampu berkomunikasi dan
pasangan sangat diperlukan karena hubungan terbuka baik dengan pasangan, keluarga
seks tidak hanya dilakukan oleh satu pihak maupun dengan petugas kesehatan
namun melibatkan kedua belah pihak. Dukungan meengenai hubungan seksual selama
dan pengertian dari suami diperlukan untuk kehamilan.
menciptakan kerjasama dalam melakukan
hubungan seksual misalnya saat melakukan
forplay (pemanasan) hendaknya tidak terburu-
buru. Selain itu juga petugas kesehatan
diharapkan mampu memberikan pelayanan dan
asuhan yang melibatkan aspek hubungan seksual.
Karena hubungan seksual merupakan suatu
kebutuhan yang penting dalam suatu hubungan
rumah tangga.

Simpulan
1. Mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan
yang kurang tentang hubungan seksual
selama kehamilan yaitu sebanyak 43 orang
(76,79%).
2. Mayoritas ibu hamil melakukan hubungan
seksualitas selama kehamilan yaitu sebanyak
38 orang (67,86%).
3. Mayoritas ibu hamil dengan pengetahuan
baik dan sedang melakukan hubungan
seksual (100%) dibandingkan ibu hamil
dengan pengetahuan kurang (41,86%) tidak
melakukan hubungan seksualitas selama
kehamilan.

Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan dalam memberikan KIE
tentang hubungan seksual selama
kehamilan pada masyrakat khususnya
pada ibu hamil dan suami.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan mampu membimbing dan
memberikan refeensi kepada mahasiwa
dalam melakukan penelitian khususnya
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, S 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Budijanto, D dan Prajoga, 2007. Metode YBP-SP.
Penelitian. Surabaya: Unit Penelitian dan
Pengabdian Masyarkat Politeknik Rahmawati, 2010.
Kesehatan Surabaya. http://www.ibudankeluarga/Mitos dan
Fakta Hubungan Seks Saat Hamil.com.
Danarti, D. 2010. 145 Questions & Answer Diakses pada tanggal 2 Maret 2011 pukul
Pregnancy and Childbirth.Yogyakarta: 08.00 WIB.
Sigma.
Sabella, R 2010. Panduan Kehamilan dan
Geniofam, 2010. 99 Tips Mempersiapkan dan Persalinan Yang Sehat dan
Menjaga Kehamilan. Yogyakarta: Menyenangkan. Yogyakarta: Galmas
Leutika. Publisher.
Sulistyawati, A 2009. Asuhan kebidanan pada
Hartuti, 2010. Panduan Ibu Hamil, Melahirkan, Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
dan Merawat Bayi. Jakarta: UBA Press. Medika.

Hidayat, AA. 2010. Metode Penelitian Suryoprajogo, N 2008. Kama Sutra For
Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Pregnancy. Yogyakarta: Golden Books.
Jakarta: Salemba Medika
Wawan, A dan Dewi, M 2010.Teori Pengukuran
Hidayati, R 2008. AsuhanKeperawatan Pada Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Manusia. Yogyakarta: Medical Book.
Jakarta: Salemba Medika.
Westheimer, RK 2002. Mengkreasi Kehamilan
Khasanah. 2010. http://www.bidanku/ Seks dan Menjaga Kasih Sayang Bersama Dr.
Selama Kehamilan Amankah.com. Ruth. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Diakses pada tanggal 2 Maret 2011 pukul
09.00 WIB.

Murkoff, H dkk 2006. Kehamilan: Apa Yang


Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta:
Arcan.

Nazir, M 2010. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia


Indonesia.

Nolan, M 2003. Kehamilan dan Melahirkan.


Jakarta: Arcan.

Notoatmodjo, S 2002. Metode Penelitian


Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Notoatmodjo, S 2007. Promosi Kesehatan dan


Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S 2010. Metode Penelitian


Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai