KELOMPOK 3 :
Kelompok 3
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ekonomi islam sebagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern yang baru
muncul pada tahun 1970-an, tetapi pemikiran tentang ekonomi islam telah muncul sejak
islam diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW dan bersamaan dengan diturunkannya
Al-qur’an pada abad akhir 6 M hingga awal 7 M. Rujukan utama pemikiran ekonomi islam
adalah Al-Qur’an dan Hadis.
BAB II
PEMBAHASAN
Kehidupan Rasulullah SAW dan masyarakat muslim di masa beliau adalah teladan
yang paling baik implementasi islam, termasuk dalam bidang ekonomi. Pada periode
Makkah masyarakat muslim belum sempat membangun perekonomian , sebab masa itu
penuh dengan perjuangan untuk mempertahankan diri dari masyarakat Quraisy. Barulah
pada periode Madinah Rasulullah memimpin sendiri membangun masyarakat Madinah
sehingga menjadi masyarakat sejahtera dan beradab. Meskipun sebenarnya
perekonomian pada masa beliau relatif masih sederhana, tetapi beliau telah
menunjukkan prinsip-prinsip dasar bagi pengelolaan ekonomi. Karakter umum dari
perekonomian pada masa itu adalah komitmen yang tinggi terhadap etika dan norma,
serta perhatian yang besar terhadap keadilan dan pemerataan kekayaan.
8. Shadaqah yang
lain
9. Khumus
Primer Sekunder
1. Biaya pertahanan seperti 1) Bantuan untuk orang yang
persenjataan,unta,kuda dan belajar agama di Madinah
persediaan
2. Penyaluran zakat dan Ushr 2) Hiburan untuk para delegasi
kepada yang berhak menerima keagamaan
menurut ketentuan al-qur’an
3. Pembayaran gaji untuk 3) Hiburan untuk para utusan
wali,qadi,guru,imam,muadzin, suku dan Negara serta
dan pejabat Negara lainnya pembiayaan mereka.
Pengeluaran duta-duta agama
4. Pembayaran upah para 4) Hadiah untuk pemerintah
sukarlawan Negara lain
5. Pembayaran utang Negara 5) Pembayaran untyk
pembebasan kaum Muslimin
yang menjadi budak
6. Bantuan untuk musafir ( dari 6) Pembayaran denda atas
daerah Fadak) mereka yang terbunuh secara
tidak sengaja oleh pasukan
muslimin
7) Pembayran utang orang yang
meninggal dunia dalam
keadaan miskin
8) Pembayaran tunjangan untuk
orang miskin
1. Abu Bakar Siddiq banyak permasalahan dalam pengambilan zakat sebab pada
masa itu mulaii orang-orang membayar Zakat. Beliau juga.membangun lagi Baitul
Maal dan meneruskan sistem perindustrian harta untuk rakyat sebagaimana pada
masa Rasulullah Saw. Beliau juga mulai mempelopori sistem penggajian bagi
aparat ngara, misalnya untuk khalifah sendiri di gaji amat sedikit, yaitu 2,5 atau
2,75 dirham setiap hari hanya dari baitul maal. Tunjangan tersebut kurang
mencakupi sehingga ditetapkan 2000 atau 2500 dirham, pada riwayat lain 6000
dirham per tahun.
2. Umar bin Khattab mengambil langkah-langkah besar dalam pengembangan
sektor pertanian, karena beliau menyadari pentingnya pertanian bagi
perekonomian negara. Pada masa ini hukum perdagangan mengalami
penyempurnaan, Umar mengurangi beban pajak terhadap beberapa barang,
pajak perdagangan nabati dan kurma Syria sebesar 50%. Umar membangun
Baitul Maal yang regular dan permanen di ibu kota, kemudian dibangun cabang-
cabang di ibu kota propinsi.Umar mendirikan Diwan Islam yang pertama, yang
disebut al-Diwan. Al-Diwan adalah sebuah kantor yang ditujukan untuk membayar
tunjangan-tunjangan angkatan perang dan pension serta tunjangan lainnya dalam
basis yang regular dan tepat. Umar juga membentuk sebuah komite untuk
membuat laporan sensus penduduk Madinah sesuai dengan tingkat kepentingan
dan kelasnya.
3. Usman bin Affan membangun saluran air dan jalan-jalan dalam rangka
pengembangan sumber daya alam, mengingat semakin luasnya wilayah negara
Islam. Kemudian Usman juga memperkenalkan kebiasaan membagikan makanan
di masjid untuk orang-orang menderita, pengembara dan orang miskin. Usman
membentuk organisasi kepolisian secara permanen untuk mengamankan jalur
perdagangan. Selain itu, dibentuk pula armada laut kaum Muslimin.
4. Ali bin Abi Thalib. Ali adalah orang yang sangat sederhana. Beliau secara sukarela
menarik diri dari daftar penerima bantuan baitul maal, bahkan memberikan 5000
dirham setiap tahunnya. Beliau sangat ketat dan berhati-hati dalam menjalankan
keuangan negara. Salah satu upayanya yang monumental adalah pencetakan
mata uang sendiri atas nama pemerintahan Islam, di mana sebelumnya
menggunakan uang dinar dari Romawi dan dirham dari Persia
a. Al-Ghazali (451-505H/1055-1111M)
Al-ghazali dikenal memiliki pemikiran yang luas dalam berbagai bidang.
Bahasannya tentang ekonomi dapat di temukan dalam karyanya menumental
ihya’ umum al-din, disamping dalam ushul al-fiqh, al-mustafa, mizan al-amal
dan al-tibr al-masbuk fi nasihat al-muluk. Bahasan ekonomi al-ghazali
mencakup aspek luas secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi;
pertukaran dan evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi uang, serta peranan
Negara dan keuangan publik (ghazafer:2004)
a. Shah Waliullah(1114-1176H/1703-1762M)
Pemikiran ekonomi shah waliullah dapat ditemukan dalam karyanya yang
terkenal berjudul, hujjatullah al-balgha, dimana ia banyak menjelaskan
rasionalitas dari aturan-aturan syariat bagi perilaku manusia dan
pembangunan. Shah waliullah menekankan perlunya pembagian faktor-faktor
ekonomi yang bersifat alamiah secara lebih merata, misalnya tanah. Ia
menyatakan, “sesungguhnya, semua tanah sebagai mana masjid atau tempat-
tempat peristirahatan dibarikan kepada wayfares. benda-benda tersebut dibagi
berdasarkan prinsip siapa yang pertama datang dapat memanfaatkannya.
Kepemilikannya terhadap tanah akan berarti hanya jika orang lebih dapat
memanfaatkanya daripada orang lain.’
Berdasarkan pengamatannya terhadap perekonomian dikekaisaran Mughal
india, waliullah mengumumkan dua factor utama yang menyebabkan
penurunan pertumbuhan ekonomi. Dua factor tersebut yaitu: prtama,
keuangan Negara dibebani dengan berbagai pengeluaran yang tidak produktif;
kedua,pajak yang dibebankan kepada pelaku ekonomi terlalu berat sehingga
menurunkan semangat berekonomi. Menurutnya, perekonomian dapat tumbuh
jika terdapat tingkat pajak yang ringan yang didukung oleh administrasi yang
efesien.