Anda di halaman 1dari 11

A.

Hasil Analisis univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis variabel-variabel

karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan distribusi

frekuensi dan proporsi. Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada

variabel penelitian yang meliputi: karakteristik ibu yang terdiri dari usia ibu,

pendidikan, pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dan kelengkapan imunisasi

dasar pada anak.

1. Karakteristik Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok

Tengah

Pada penelitian ini, karakteristik ibu yang dianalisis adalah

sebagai berikut:

a. Usia Ibu

Pengelompokkan responden berdasarkan kategori usia ibu.

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Puyung Lombok Tengah

(n=94)

Usia Ibu frekuensi Persentase


Remaja akhir 15 15,9%
Dewasa awal 60 63,8%
Dewasa akhir 24 25,5%
Total 94 100%

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa umur responden

terbanyak pada usia dewasa awal yaitu sebanyak 60 responden (63,8%) dan

yang terkecil yaitu pada ibu usia remaja akhir sebanyak 15 responden

(15,9%).
b. Pendidikan

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan di Wilayah Kerja

Puskesmas Puyung Lombok Tengah

(n=94)

Pendidikan Frekuensi Persentase


SD 12 12,7%
SMP 10 10,6%
SMA 50 53,1%
Perguruan Tingggi 22 23,4%
Total 94 100%

Berdasarkan hasil penelitian ini, menunjukan

bahwa pendidikan responden yang terbanyak pada responden

lulusan SMA sebanyak 53 responden (53,1%) dan yang terkecil

lulusan SMP sebanyak 10 responden (10,6%).

c. Pekerjaan

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan di Wilayah Kerja

Puskesmas Puyung Lombok Tengah

PEKERJAAN Frekuensi Persentase


PNS 10 10,6%
Karyawan swasta 15 15,9%
Wiraswasta 10 10,6%
Ibu Rymah Tangga 59 62,7%
Total 94 100%

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa

pekerjaan responden terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 59

responden (62.7%) dan yang terkecil dengan pekerjaan responden PNS dan
wiraswasta sebanyak 10 (10,6%).

d. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja

Puskesmas Puyung Lombok Tengah

Pengelompokan responden berdasarkan kategori pengetahuan bisa dilihat

pada tabel 5.5 berikut ini:

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Wilayah Kerja

Puskesmas Puyung Lombok Tengah

(n=94)

Pengetahuan Frekuensi persentase


Baik 23 24,4%
Cukup 53 56,3%
Kurang 18 19,1%
Total 94 100%

Dari seluruh ibu yang menjadi responden dalam penelitian

ini, 23 di antaranya berpengetahuan baik (24.4%), 53

berpengetahuan cukup (56,3%), dan 18 dinyatakan berpengetahuan

kurang (19,1%). Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang imunisasi

dasar lengkap, yaitu 56,3%.

e. Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Puyung Lombok Tengah

Kelengkapan imunisasi dasar dikategorikan menjadi dua

yaitu lengkap dan tidak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden masuk dalam kategori lengkap

dalam melakukan kelengkapan imunisasi dasar, yakni sebesar 65


responden (69,1%), sedangkan yang masuk dalam kategori tidak

lengkap sebesar 29 responden (29,9%). Hal ini bisa dilihat pada

tabel 5.6 berikut ini:

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelengkapan Imunisasi Dasar di

Wilayah Kerja Puskesmas Puyung Lombok Tengah

(n=94)

Kelengkapan Frekuensi persentase


imunisasi
Lengkap 65 69,1%
Tidak Lengkap 29 29,9%
Total 94 100%

B. Hasil analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel

yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

di wilayah Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan. Teknik analisis

dilakukan dengan uji korelasi chi square.

A. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar dan

Kelengkapan Imunisasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Pisangan Kota Tangerang Selatan

Tabel 5.7
Korelasi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Terhadap
Kelengkapan Imunusasi Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Kota Tangerang Selatan Maret 2016
Kelengkapan Imunisasi Dasar Total Pvalue
Pengetahuan Lengkap Tidak lengkap
N % N % N %
Baik 15 71,4 6 28,6 21 100,0 0,042
Cukup 32 84,2 6 15,8 38 100,0
Kurang 7 50 7 50 14 100,0

Total 54 19 73 100,0%
Dari tabel 5.7 di atsa, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,042. Hal
tersebut menunjukan ada hubungan antara variabel pengetahuan dengan variabel
kelengkapan imunisasi dasar (p < 0,05).
Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang karakteristik ibu,

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, kelengkapan imunisasi dasar, serta

hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar terhadap kelengkapan

imunissasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan.

Pada akhir pembahasan ini, peneliti juga menyertakanketerbatasan dari penelitian

ini.
A. Analisis Univariat

1. Gambaran Karakteristik Ibu di wilayah kerja Puskesmas Pisangan

Kota Tangerang Selatan

a. Usia ibu

Usia merupakan salah satu faktor yang cukup dominan

terhadap pengetahuan. Begitu juga halnya dengan yang dikatakan

Siagian (2002) bahwa semakin meningkatnya usia seseorang maka

kedewasaan teknis dan psikologisnya semakin meningkat. Ia akan

semakin mampu mengambil keputusan, semakin bijaksana, semakin

mampu berpikir secara rasional, mengendalikan emosi, dan toleran

terhadap pendapat orang lain.

Hasil statistik pada penelitian ini menunjukan bahwa usia

responden terbanyak adalah pada usia dewasa awal (26-35 tahun)

yaitu sebanyak 47 responden (64,4%). Usia dewasa merupakan masa

dimana seseorang dianggap telah matur, baik secara fisiologis,

psikologis, dan kognitif (Perry & Potter, 2005).

Secara kognitif, kebiasaan berpikir rasional meningkat pada

usia dewasa awal dan tengah (Potter & Perry, 2005). Menyatakan

bahwa usia akan mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Hurlock (2007) juga menyatakan

bahwa umur seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan, semakin


lanjut umur seseorang maka kemungkinan semakin meningkat

pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.

b. Pendidikan

Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan

kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku manusia di dalam

masyarakat tempat ia hidup, proses sosial, yakni orang dihadapkan

pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya

yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau

mengalami perkembangan kemampuan sosial, dan kemampuan

individu yang optimal (Munib dkk, 2006).

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 42

responden yang berlatar belakang SMA sebanyak 57,2%. Namun,

ilmu pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal.

Adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi dari berbagai

sumber melalui media promosi kesehatan baik dari media massa

cetak, media elektronik, dan juga petugas kesehatan. Majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai

sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio,

televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa


membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. (Erfandi, 2009)

c. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas

seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari. Pekerjaan merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering

berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila

dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain.

Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 63

responden yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yaitu

sebanyak 86,3%. Suatu pekerjaan tidak mempengaruhi pengetahuan

dari ibu. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian ini yang

menunjukkan justru sebagian ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah

tangga memiliki pengetahuan yang baik dibandingkan ibu yang

bekerja. Hal ini dikarenakan banyak ibu yang di rumah dilakukan

pemantauan oleh petugas kesehatan saat adanya imunisasi.

d. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di wilayah kerja

Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku

yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan hal itu berdasarkan pengalaman


dan penelitian (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan responden yang

baik ditunjukkan dengan kemampuan responden menjawab dengan

benar pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan imunisasi dasar.

Pengetahuan ibu dijadikan dasar untuk berperilaku yaitu dalam

memberikan imunisasi kepada bayinya. Pengetahuan ibu diperoleh

dari pendidikan, pengamatan ataupun informasi yang didapat

seseorang, dengan adanya pengetahuan seseorang dapat melakukan

perubahan-perubahan sehingga tingkah laku dari seseorang dapat

berkembang (Rini, 2009 dalam Adzaniyah 2014). Dari hasil penelitian

ini didapatkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan cukup

yaitu sebanyak 38 responden (52,1%), ibu yang memiliki pengetahuan

baik sebanyak 21 (28,8%), dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang

baik/buruk sebanyak 14 responden (19,2%). Ibu yang tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Pisangan Kota Tangerang Selatan masih ada

yang yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik/buruk mengenai

imunisasi karena peneliti menganalisis bahwa tingkat pengetahuan

ibu yang memiliki bayi usia 10-15 bulan di Puskesmas

Pisangan Kota Tangerang Selatan dipengaruhi oleh kurangnya sumber

informasi di lingkungan masyarakat dan partisipasi dari petugas

kesehatan atau kader posyandu harus lebih banyak melakukan

pemantauan sehingga warga ingin melakukan imunisasi terhadap

anaknya. Dari segi pendidikan terakhir ibu, sebagian yang merupakan

lulusan SMA yaitu lulusan sekolah menengah atas. Pengalaman juga


merupakan suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari

dalam dirinya maupun dari lingkungannya. Pengalaman yang nantinya

akan melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif

sehingga semakin

banyak pengalaman tentunya pengetahuan yang didapat juga

semakin banyak. Dari segi informasi, kemudahan dalam

mendapatkan informasi dari berbagai sumber melalui media

promosi kesehatan atau internet juga dapat meningkatkan

pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai