Anda di halaman 1dari 6

Analisa Laju Perpindahan Panas Counter Flow Heat Exchanger skala laboratorium dengan

aliran berulir

Wawan Trisnadi Putra1)Fadelan2)Muh Malyadi3)


Dosen Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiya Ponorogo1)
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya malang2,3)
Jl. Budi Utomo 10 61143
HP :0813337376901), E-mail : wa2n_lwk@yahoo.com1)

Abstrak

Penggunaan Heat Exchanger dengan berbagai macam bentuk dan model telah banyak di
lakukan diantaranya dengan menggunakan Turbulator sebagai penghalang dan pengantar
panas,Penelitian tentang counter flowheat exchanger menggunakan berbagai bentuk spiral yang
ditempatkan pada pipa bagian dalam telah dilakukan dengan merubah berbagai macam
turbulator. Characteristicof performance counter flow heat exchangerakan berubah sesuai
dengan turbulensi yang terjadi. Metode eksperimendengan rancangan percobaan berskala
laboratorium menggunakan satu set up peralatan double tube heat exchanger merupakan
metode yang digunakan dan hasil yang diperole padaLaju perpindahan kalor tertinggi terdapat
pada debit terbesar dengan diameter luar Poros berulur 18 mmdengan kedalaman 9 mm
sebesar 24,45 J/s dan Laju perpidahan kalor terkecil pada debit 100 kedalaman 5 diameter 16
mm sebesar 14,03 J/s sedangkan Efektifitas terbesar di peroleh oleh debit 100 kedalaman 5 mm
sebesar 88.77 % .

Kata Kunci : heat exchanger, Ketinggian Ulir Poros, debit air panas,Laju perpindahan Panas.

Penelitian ini bertujuan mengetahui besar


BAB I PENDAHULUAN pengaruh diameter luar dengan ketinggian ulir
Dunia teknologi dan industri popular dengan porosterhadap characteristic of performancecounter
istilah heat exchanger yang merupakan suatu alat yang flow heat exchanger. Poros berulirditempatkan pada
memungkinkan perpindahan panas antara dua fluida pipa bagian dalam heat exchanger yang dapat
yang mempunyai temperature berbeda baik sebagai mendorong terjadinya turbulensi hingga mempengaruhi
pendingin maupun sebagai pemanas. Pertukaran panas naiknya angka Reynolds seiring dengan naiknya angka
dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas Nusselt, laju perpindahan kalor aktual, pressure drop,
antar fluida dapat berlangsung secara efisien, sehingga faktor gesekan, dan efesiansiheat exchanger.
hampir semua industri yang menggunakan panas Penelitian sebelumnya telah di teliti dengan
sebagai media akan memasang alat ini sebagai cara merubah dan memodifikasi penghalang menjadi
meningkatkan efisiensi. berbagai macam bentuk antara lain Helical Fin, Pen
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor berbunga, Plat berulir, Pegas yang telah melakukan
yang tujuan utamanya mentransferkan kalor dari satu penelitian di Lab Pendingin Teknik Mesin Universitas
fluida ke fluida lain. Fluida yang biasa Brawijaya
digunakanadalah air atau gas. Eksperimen terhadap pengaruh pemasangan
Untuk mendapatkan kinerja heat exchanger yang helical screw tipe 17 mm dengan diameter inti 5 mm
lebih efektif, maka perlu dilakukan pengujian terhadap dengan jarak helical screw dengan diameter inti 4 mm
parameter-parameter pendukung heat exchanger dilakukan oleh Eiamsa-ard & Promvonge [4]. Hasil
seperti Turbulator.Turbulator adalah alat yang yang diperoleh, terjadi peningkatan angka Nusselt rata-
ditempatkan pada bagian pipa dalam heat exchanger rata sebesar 230 % sampai dengan 340 % dari double
yang berfungsi untuk mendeformasi aliran dan plain tube tanpa turbulator, peningkatan efisiensi heat
memperluas daerah perpindahan kalor.Salah satu jenis exchanger mencapai 1.00 sampai dengan 1.17.
turbulator yang akan digunakan adalah poros berulir Nuntapahn & Kiatsiriroat [11], melakukan
yang berbentuk spiral. Parameter-parameter yang eksperimen terhadap pengaruh pemasangan helical fin
mendukung kinerjaPoros berulir yaitu ketinggian ulir, terhadap koefisien perpindahan kalor (h) dan laju
jenis material, sudut kemiringan,dan diameter luar perpindahan kalor (Q). Aliran fluida pada heat
poros. exchanger berbentuk crossflow dengan hasil yang
diperoleh berupa peningkatan nilai laju perpindahan panas pada tekanan konstan, 𝑇𝑐,𝑜𝑢𝑡 dan 𝑇𝑐,𝑖𝑛 adalah
kalor sangat tergantung pada ketinggian helical fin. temperatur keluar dan masuk fluida dingin (oC), 𝑇ℎ,𝑜𝑢𝑡
Murugesanat al [10], melakukan penelitian tentang dan 𝑇ℎ,𝑖𝑛 merupakan temperatur keluar dan masuk
karakteristik perpindahan kalor dan pengaruh pressure
fluida panas (oC). Perpindahan kalor air dingin (𝑄̇𝑐̇ )
drop dari aliran turbulen dalam tabung. Plat berpilin
berbentuk trapesium, berfungsi sebagai turbulator dan dan Perpindahan kalor air panas (𝑄̇ℎ ) memiliki satuan
ditempatkan pada bagian dalam tabung. Data heat J/s atau Watt.
exchanger tanpa plat berpilin sebagai pembanding. Bentuk persamaan kalor menyeluruh dinyatakan
Hasil yang diperoleh, laju perpindahan kalor meningkat sebagai :
sangat signifikan seiring dengan meningkatnya angka 𝑄̇𝑐 = 𝑈 𝐴𝑜 ∆𝑇𝑙𝑚 …………………..…………...(5)
∆𝑇1−∆𝑇2 1
Nusselt sebesar 1.37 kali untuk pilinan 6.0. Angka ∆T = ∆𝑇1 ; 𝐴𝑜 = (𝐷𝑝 − 𝐷𝑝𝑟𝑠)
ln( ) 4
Nusselt yang diperoleh lebih besar dari pada jenis heat ∆𝑇2

exchanger tanpa turbulator yang hanya mencapai 1.72 Dengan U sebagai koefisien perpindahan kalor
kali untuk pilinan 4.4. Kenaikan laju perpindahan kalor menyeluruh (W/m2.oC), 𝐴𝑜 adalah luas penampang luar
mencapai 27 % hingga 41.8 % untuk pilinan 4.4 dan pipa bagian dalam (m2) dan∆Tlmmerupakan perbedaan
6.0.Faktor gesekan yang diperoleh lebih besar daripada temperatur rata-rata logaritmik (oC) yang masing-
heat exchanger tanpa turbulator dengan rasio pilinan masing ditentukan dengan :
1 1
4.4 adalah 2.85 kali, sedangkan 6.0 mencapai 1.97 kali. 𝑈= 1 𝑥 1 = 𝑟𝑜
𝐴𝑜𝑥𝑙𝑛( )
…..…...….…..(6)
+ + 𝐴𝑜 𝑟𝑖 + 1
ℎ𝑜 𝑘 ℎ𝑖 +
Berbagai macam penelitian yang telah ℎ𝑜𝑥𝐴𝑖 2𝜋𝑘𝐿 ℎ𝑖
dikemukakan menunjukan adanya peningkatan kinerja 𝐴𝑜 = 𝜋𝐷𝑜 𝐿𝑖 …..……....…..……………..……(7)
heat exchanger, walaupun terjadi peningkatan juga ℎ𝑖𝑑𝑎𝑛ℎ𝑜 = 𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘𝑑𝑎𝑛𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
pada nilai pressure drop. k = Konduktifitas thermal bahan
Do merupakan diameter luar pipa dalam (m), Li
BAB II DASAR TEORI adalah panjang pipa dalam (m). Faktor gesekan pada
Ketidakhorizontalan aliran merupakan efek yang pipa dalam dipengaruhi oleh besarnya pressuer
ditimbulkan dari penempatan poros berulir pada pipa dropdan gesekan antara fluida dengan dinding pipa dan
dalam heat exchanger.Aliran yang masuk kedalam pipa Poros berulirhingga mempengaruhi kinerja pompa.
dalam menjadi turbulen hingga menyebabkan naiknya Untuk menentukan besarnya nilai faktor gesekan
angka Reynolds seiring dengan naiknya angka Nusselt. digunakan persamaan berikut:
Untuk menentukan konstanta angka Nusselt 𝑓 = (1,82 log 𝑅𝑒 − 1,64)−2 ………..…..……(9)
dengan profil aliran yang telah terbentuk pada pipa
dalam digunakan persamaan Ditus dan Boelter yaitu : Dengan preesure drop(N/m2)sebagai :
𝑁𝑢 = 0,023 𝑅𝑒 0,80 𝑃𝑟 𝑛 ………………………..(1) ∆𝑝 = ∆𝑧 𝜌 𝑔 ………………………..………..(10)

Dengan Pradalah angka Prandatl antara 0.7 sampai Daya pompa (Watt) ditentukan dengan :
𝑚̇∆𝑝
dengan 160 untuk angka Renolds lebih dari 2300.Nilai 𝑊̇𝑝𝑢𝑚𝑝 = ………………………………..(11)
𝜌
eksponen n untuk aliran panas 0.40, untuk aliran dingin
0.30.Angka Reynolds sebagai perbandingan gaya ∆z sebagai perbedaan tinggi tekanan fluida pada
inersia/kinetik dengan gaya viskos dalam aliran sisi masuk dan keluar dengan satuan cmH2O dan
ditentukan dengan : gmerupakan gaya grafitasi.
𝐷 𝑉 Welty at al. [12], metode analisis efektifitas panas
𝑅𝑒 = ℎ ………………………….…………(2)
𝑣 yang memiliki hubungan dengan Number of Transfer
4𝐴𝑐 𝜇
Dengan :𝐷ℎ = ;V= Units (NTU) merupakan metode rasio transfer panas
𝑃 𝜌
Dh adalah diameter hidraulik pipa (m), v kecepatan sesungguhnya dalam heat exchanger terhadap transfer
aliran (m/s), 𝜌 densitas fluida (kg/m3), 𝜇 viskositas panas maksimum yang mungkin akan terjadi jika luas
dinamik aliran (kg/m.s), Acluas penampang aliran (m2) permukaan infinit tersedia dengan kapasitas rasio rata-
dan P perimeter basah (m), . rata sebagai :
𝐶𝑚𝑖𝑛 (𝑚̇𝐶𝑝 )𝑚𝑖𝑛
Perpindahan kalor pada heat exchangerterjadi dari 𝑐= = …………..……….(12)
fluida air panas ke fluida air dingin yang dibatasi oleh 𝐶𝑚𝑎𝑥 (𝑚̇𝐶𝑝 )𝑚𝑎𝑥
dinding pipa bagian dalam yang masing-masing fluida
dinyatakan dengan : NTU merupakan angka tak berdimensi
1. Untuk fluida air dingin. dirumuskan sebagai :
𝑈𝐴𝑠 𝑈𝐴
𝑄̇𝑐 = 𝑚̇𝑐 𝐶𝑝ℎ (𝑇𝑐,𝑜𝑢𝑡 − 𝑇𝑐,𝑖𝑛 ) ………….……….(3) 𝑁𝑇𝑈 = = ̇ 𝑠 ……………………(13)
𝐶𝑚𝑖𝑛 (𝑚 𝐶𝑝 )𝑚𝑖𝑛

2. Untuk fluida air panas


Dengan :𝐴𝑠 = 𝜋𝐷𝑖 𝐿𝑖
𝑄̇ℎ = 𝑚̇ℎ 𝐶𝑝ℎ (𝑇ℎ,𝑜𝑢𝑡 − 𝑇ℎ,𝑖𝑛 ) ……….…………(4)
𝐴𝑠 merupakanluas area perpindahan kalor
menyeluruh (m2), 𝐷𝑖 adalah diameter dalam pipa bagian
Dengan 𝑚̇ℎ , 𝑚̇𝑐 sebagai laju aliran massa fluida
panas dan dingin (kg/s), 𝐶𝑝ℎ panas spesifik fluida
dalam (m). Efektiftas pada head exchanger diperoleh Poros Berulir dengan variasi Ketinggian ulir
dengan : merupakan spesimen uji dengan diameter luar dan
1−𝑒 −𝑁𝑇𝑈(1−𝑐) ketinggian ulir dijadikan sebagai variabel utama
𝜀 = ……………....……..…(14)
1−0,44 𝑒 −𝑁𝑇𝑈(1−𝑐) penelitian. Terdapat dua jenis dengan diameter luar
Poros yakni 18 mm dan 16 mm dengan variasi
ketinggian ulir yaitu 9 mm, 8 mm, 7 mm, 6 mm, dan 5
mm. Ukuran diameter dalamPoros berubah seiring
dengan berubahnya ketinggian ulir (h) dengan diameter
dalam pipa bagian dalam (Dpdbd) yaitu 25.4 mm dengan
panjang pipa bagian dalam untuk air panas (Li) yaitu
1100 mm dan panjang pipa bagian luar untuk air dingin
(Lo) adalah 1300 mm. Tebal ulir (t) 2 mm dengan jarak
pitch (P)5 mm.
Variabel terkontrol adalah variabel yang nilainya
ditentukan konstan atau tidak berubah. Variabel ini
terdiri dari :
1. Debit fluida air dingin konstan sebesar 900 liter/jam
dan debit air panas divariasikan dari 100 liter/jam
sampai dengan 500 liter/jam dengan kenaikan rata-
rata sebesar 100 liter/jam.
Gambar 1. Skema instalasi peralatan penelitian 2. Temperatur reservoir panas pengujian dikondisikan
konstan pada 70 oC dengan toleransi ± 2oC.
3. Temperatur reservoir air dingin dikondisikan
konstan pada 27 oC dengan toleransi ± 2oC.
Proses pengambilan data dilakukan sebanyak lima
Gambar 2. Salah Bentuk pada pipa bagian dalam heat kali pengulangan untuk tiap data pada saat temperatur
exchanger air panas yang ditunjukkan oleh display digital benar-
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode benar steady. Data hasil pengujian disajikan dalam
eksperimental dengan rancangan percobaan berskala bentuk tabel dan grafik.
laboratorium menggunakan satu set up peralatan
double tube heat exchanger dan bertempat di
Laboratorium Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dihasilkan dari pengujian terdiri dari
Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.
Set up peralatan penelitian digambarkan pada data plain tube, yaitu data tanpa turbulator dan data
gambar 1 dengan bentuk poros berulir dengan posisi yang menggunakan poros berulir dengan diameter luar
terletak pada pipa bagian dalam heat exchanger poros 18 mm dan 16 mm dengan variasi ketinggian
digambarkan pada gambar 2. ulir 9 mm, 8 mm, 7 mm, 6 mm dan 5 mm.
Bentuk aliran yang mengalir pada system double Dari hasil yang diperoleh selanjutnya dibuat grafik
hubungan masing-masing diameter antara kenaikan
tube heat exchanger adalah counter flow. Air panas dan
dingin dipompakan dari reservoirnya melewati debit debit air panas dengan nilai pressure drop, kenaikan air
meter. panas dengan daya pompa, kenaikan debit air panas
dengan laju perpindahan kalor aktual, kenaikan debit
air panas dengan angka Reynolds dan kenaikan debit
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Debit air yang masuk ke dalam double tubeheat air panas dengan efektifitas.
exchanger pada sisi masuknya dan keluarnya air panas
dan dingin terdapat thermochouple yang berfungsi Diameter 18 mm (Penjelasan setelah grafik)
y = 0.014x + 4.568 y = 0.005x + 14.74
untuk mengukur temperatur air dingin dan panas yang R² = 0.943 R² = 0.572
dapat dilihat pada indikator display digital. 25
y = 0.007x + 16.76
R² = 0.788
Laju Perpindahan Kalor (J/s)

Pada pipa bagian dalam heat exchanger terdapat 20


poros berulir. Air panas akan keluar melalui sisi keluar 15 y = -0.001x + 21.40
R² = 0.033
pipa bagian dalam dan masuk kembali ke dalam 10
5
reservoirnya. Di dalam reservoir air panas terdapat y = 0.009x + 19.60
0 R² = 0.920
heater, berfungsi untuk mengkonversikan energi listrik 0 100 200 300 400 500
menjadi energi panas. Debit (ltr/jam)
y = 0.006x + 20.92
R² = 0.731
Air dingin dipompakan menuju pipa bagian luar
heat exchanger, di pipa tersebut air dingin akan 0 mm 9 mm 8 mm 7 mm 6 mm 5 mm
menerima panas yang ditransferkan oleh air panas
melalui dinding pipa bagian dalam. Air dinginakan Gambar 3Grafik pengaruh Debit Aliran air panas
keluar kembali menuju reservoirnya. dengan Laju perpindahan kalor (J/s)
y = 0.305x + 888.2
y = 0.317x + 984.6
R² = 0.944
R² = 0.925 y = 0.394x + 688.7
100,000

Efesiensi (%)
1400,00000
R² = 0.955
80,000
Presure drop (N/m2)

1200,00000 y = 0.352x + 589.5


1000,00000 R² = 0.923
60,000
800,00000
600,00000
y = 0.377x + 67.23
R² = 0.976
40,000
400,00000
200,00000
20,000 y = 0,0615x + 46,491
y = 0.324x + 504.2
0,00000
R² = 0.928 0,000 R² = 0,699
0 200 400 600
Debit air panas (Liter/jam) -100 100 300 500
Debit Aliran Air Panas (Ltr/jam)
0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm kedlm 7 mm kedlm 6 mm kedlm 5 mm 0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm kedlm 7 mm kedlm 6 mm kedlm 5 mm

Gambar 4. Hubungan antara Presure Drop dengan Gambar 7. Hubungan antara Debit air dengan
Debit Aliran air panas Efesiensi heat exchanger
Pada gambar 3. Grafik Menunjukkan bahwa Laju
y = 8E-05x - 0.007
R² = 0.959
y = 0.000x - 0.006
R² = 0.996
perpindahan panas mengalami peningkatan pada
masing-masing kedalaman dan peningkatan paling
0,18000 y = 0.000x - 0.006 tinggi diperoleh pada kedlaman 9 mm dengan nilai laju
0,16000 R² = 0.997
perpindahan kalor sebesar 24.45 J/s dan terendah pada
Daya Pompa (Watt)

0,14000
0,12000 y = 0.000x - 0.007 kedalaman 5 mm sebesar 16.30 J/s.
0,10000
0,08000
R² = 0.996 Untuk plain tube, nilai laju perpindahan panas
0,06000
y = 0.000x - 0.006
lebih kecil dari yang menggunakan poros. Terbesar
0,04000
0,02000
R² = 0.998 pada debit 500 liter/jam dan terkecil pada debit 100
0,00000 liter/jam dengan masing-masing sebesar 6.25 J/s dan
0 100 200 300 400 500y = 0.000x - 0.005
R² = 0.998 11.57 J/s.
Debit (Liter/jam)
Untuk gambar 4. Dari grafik menunjukkan
Peningkatan pengaruh penggunaan Poros berulir
0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm kedlm 7 mm kedlm 6 mm kedlm 5 mm terhadap nilai pressure drop yang terjadi pada pipa
bagian dalam akibat adanya turbulator dan yang
tertinggi terjadi pada ketinggian ulir 9 mm sebesar
Gambar 5. Hubungan antara Daya Pompa dengan 1079,90 N/m2 dan terkecil pada ketinggian ulir 5 mm
Debit aliran air panas sebesar 601,70 N/m2
Untuk Gambar 5. Merupakan pengaruh debit
terhadap daya pompa yang dibutuhkan untuk
16000,000 mengatasi pressure drop yang terjadi di tiap debit air
14000,000 y = 24,88x - 4,4171
panas. Daya pompa cenderung meningkat dan paling
12000,000
R² = 1 besar terdapat padaketinggian ulir 9 mm sebesar 0,91
watt dan terkecil pada ketinggian ulir 5 mm sebesar
Angka Reynold

10000,000
0.51watt.
8000,000
Gambar 6. Merupakan Hubungan antara Angka
6000,000
renold yang di akibatkan oleh Poros berulir dengan
4000,000 y = 3,414x - 0,2727
R² = 1
aliran air panas yang terjadi peningkatan terbesar justru
2000,000 dialami oleh debit 500 ltr/jam utk smua ketinggian
0,000 sebesar 13140,6 dan terkecil pada debit 100 ltr/jam utk
0 100 200 300 400 500
semua ketinggian ulir sebesar 2672,04.
Debit Aliran Air Panas (Liter/jam)
Gambar 7. Menunjukkan peningkatan Efesiensi
dari heat exchanger yang di hubungkan dengan debit
0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm kedlm 7 mm kedlm 6 mm kedlm 5 mm air panas dengan nilai terbesar terjadi pada ketinggian
ulir 9 mm sebesar 83,57 % dan terkecil dengan nilai
Gambar 6. Hubungan antara Debit aliran air panas dan 66,46 % sedangkan untuk yang tampa turbulator 64,95
Angka Reynold %.
Dari semua grafik dapat dilihat dengan pemasangan
Semakin besar angka reynold yang dihasilkan maka poros berulir dengan berbagai macam ketinggian
turbulensi yang terjadi akan semakin besar seiring mengalami peningkatan dalam hal penyerapa panas
dengan bertambahnya angka Nusselt . walaupun pressure drop yang di hasilkan lebih besar.
Diameter 16 mm (Penjelasan setelah Grafik) 100,000
y = 0.014x + 4.568 y = 0.007x + 15.94 y = 0.015x + 16.79

Efesiensi (%)
R² = 0.943 R² = 0.676 R² = 0.761
y = 0.006x + 13.27 y = 0.006x + 17.19 y = 0.011x + 18.31
30 R² = 0.710 R² = 0.879 R² = 0.825
50,000
Laju Perpindahan Kalor (J/s)

25 y = 0,0615x + 46,491
R² = 0,699
20
15
10 0,000
5 0 200 400 600
0 0 Debit
kedlm air Panas (ltr/jam)
9 mm kedlm 8 mm
0 100 200 300 400 500
Debit (Ltr/jam) Gambar 12. Hubungan Efesiensi dan Debit air
0 mm 9 mm 8 mm 7 mm 6 mm 5 mm
panas (Ltr/jam)
Gambar 8. Pengaruh Laju perpindahan Kalor dengan
Debit aliran air panas Pada gambar 8.peningkatan terjadi terhadap laju
perpindahan kalor aktual paling besar terdapat pada
1200,00 y = 0.369x + 647.1 y = 0.290x + 605.8 kedalaman 9 mmsebesar 24.26 J/spada debit 100-500
y = 0.388x + 809.9 R² = 0.946 R² = 0.879
R² = 0.950
1000,00
liter/jam dan terkecil. Pada ketinggian ulir 5 mm
Presure Drop (N/m2)

dengan debit yang sama sebesar 15.06 J/s sedangkan


800,00
plain tube hanya mencapai 8.91 J/s. Ini menunjukkan
600,00 bahwa Laju perpindahan panasmengalami peningkatan
400,00
y = 0.411x + 418.0
y = 0.346x + 468.5 pada diamteter 18 mm di bandingkan dengan diameter
R² = 0.947
R² = 0.964 16 mm sementara Untuk plain tube, nilai laju
200,00
y = 0.377x + 67.23
0,00 R² = 0.976 perpindahan panas lebih kecil dari yang menggunakan
0 100 200 300 400 500 poros. Terbesar pada debit 500 liter/jam dan terkecil
Debit Air Panas (Ltr/Jam)
0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm kedlm 7 mm kedlm 6 mm kedlm 5 mm
pada debit 100 liter/jam.
Gambar 9. Menunjukkan Peningkatan pengaruh
Gambar 9. Hubungan antara Debit air panas dengan
penggunaan Poros berulir diameter 16 mm terhadap
Presure drop
nilai pressure drop dan yang tertinggi terjadi pada
y = 0.000x - 0.007
R² = 0.994 ketinggian ulir 9 mm sebesar 926,46 N/m2 dan terkecil
y = 0.000x - 0.007
pada ketinggian ulir 5 mm sebesar 541,43 N/m2 dari
Daya Pompa (Watt)

y = 0.000x - 0.007 R² = 0.993


0,100
y = R² = 0.998
0.000x - 0.007 nilai ini di ketahui bahwa nilai pressure drop untuk
R² = 0.996
y = 0.000x - 0.005 diameter 19 mm lebih besar dibandingkan dengan 16
0,050 R² = 0.996 mm.
y = 8E-05x - 0.007 Untuk Gambar 10. Merupakan pengaruh debit
R² = 0.959
0,000 terhadap daya pompa Untuk Poros berulirdiameter
0 100 200 300 400 500
luar16 mm merupakan spesimen dengan kebutuhan
Debit air Panas (Ltr/Jam)
0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm
daya pompa paling tinggi mencapai 0.79 Watt dengan
nilai pressure drop kecil dibandingkan dengan
Gambar 10. Hubungan antara Debit air Panas dengan diameter luar 18 mm dan terkecil sebesar 0,47 Watt,
Daya Pompa Sedangkan,plain tube sebesar 0.17 Watt. Untuk
mengatasi pressure drop yang terjadi di tiap debit air
16000,000 panas. Daya pompa cenderung meningkat dan paling
14000,000 besar terdapat padaDiameter 18 mm
12000,000 y = 26,236x - 4,7207
Gambar 11.Menunjukkan perolehan angka
Angka Reynold

R² = 1
10000,000
Reynolds tertinggi terdapat pada setiap debit 500
8000,000
Ltr/jam pada setiap kedalaman 9 mm yakni sebesar
6000,000 y = 3,414x - 0,2727
4000,000
R² = 1 13903.53 dan terkecil pada debit 100 Ltr/jam sebesar
2000,000
2778.99 bila dibandingkan dengan plain tubeyang
0,000 sebesar 1023,23 .Ini dikarenakan aliran fluida air panas
0 200 400 600 pada pipa dalam bertubrukan dengan Poros dan
Debit air Panas (Ltr/jam)
membentuk olakan-olakan turbulensi mengikuti alur
0 kedlm 9 mm kedlm 8 mm kedlm 7 mm kedlm 6 mm kedlm 5 mm spiral hingga meningkatkan angka Reynolds. Pada
Gambar 11. Hubungan antara Debit air panas dan plain tube, walaupun terjadi turbulensi tetapi sangat
Angka Reynold kecil, karena tidak ada penghalang yang menghalangi
pergerakan air panas.Aliran bersifat aksial mengikuti
bentuk pipa.
Hubungan antara Angka renold yang di akibatkan oleh
Poros berulir dengan aliran air panas yang terbesar
justru dialami oleh debit 500 ltr/jam dan terkecil dari heat exchanger dengan berbagai macam perubahan
sebesar 100 ltr/jam utk smua ketinggian ulir. diantaranya ketinggian ulir dan jarak pitch nya.
Gambar 12. Menunjukkan Efesiensi dari heat Sedangakan untuk saran dari penulis yakni :
exchanger yang di hubungkan dengan debit air panas 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
dengan nilai terbesar terjadi pada kedalaman 9 sebesar aliran air panas dan air dingin dalam arah yang
83,57 % dan terkecil dengan nilai 66,46 % sedangkan sama ( Parallel Flow ) pada penukar panas pipa
untuk yang tampa turbulator 64,95 %. ganda.
Angka Nusselt tertinggi untuk semua jenis terdapat 2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
pada Poros Berulirdiameter dalam 16 mm mencapai menggunakan 2 fluida yang berbeda atau selain
71.08 dan terendahnya 19,48 pada debt 100 ltr/dtk air
sedangkan untuk diameter 18 mm porelehan angka 3. Sebagai masukkan untuk penelitian lebih lanjut
Nusseltsebesar 68.11 dan terkecilnya 18.71 Pada debit tentang karakteristik dan kinerja counter flow heat
900 ltr/jam untuk plain tube angka Nusselt mencapai exchanger dengan menggunakan turbulator
8,52 sebagai penghalang
Faktor gesekan pada hasil ini mengalami 4. Dapat memberikan masukan untuk merancang
penurunan seiring dengan meningkatnya angka dan meneliti kinerja heat exchanger dengan faktor
Reynolds dan paling rendah terdapat pada diameter gesekan rendah dan efesiensi yang tinggi terutama
dluar16 mmbila dibandingkan dengan poros berulir dibidang industri terutama untuk type counter
diameter luar 18 mm. Pada plain tube perolehan nilai flow heat exchanger sebagai alat pendingin fluida
faktor gesekan paling tinggi bila dibandingkan dengan dengan menggunakan turbulator, dan sebagai
seluruh Poros berulir, faktor gesekan paling tinggi pada pedoman untuk penelitian-penelitian selanjutnya
diameter luar 16 mm dan 18 mm yaitu
0.035kedalaman 9 mm dan untuk ketinggian ulir 5 mm Daftar Pustaka
sebesar 0,035. [1] Abu-Mulaweh, H. I. Experimental Comparison of
Nilai efektifitas menunjukkan terjadi penurunan Heat Transfer Enhancement Methods in Heat
seiring dengan meningkatnya angka Reynolds. Exchangers. International Journal of Mechanical
Efektiftas tertinggi terdapat pada debit 500 liter/jam Engineering Education.31 : 2.
dengan perolehan efektifitas dari yang tertinggi ke [2] Bejan, A.& Craus, A. D. (2003). Heat Transfer
yang rendah yaitu diameter luar 18 mm sebesar Handbook, Canada : John Wiley & Sons, Inc.,
52,22.66 % dan untuk diameter luar 16 mm efektifitas Hoboken, New Jersey.
mencapai 55,40% . [3] Cengel, Y. A. (2002). Heat Transfer a Partical
Approach with EES CD, New York :McGraw-Hill
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Science Engineering.
Kinerja dari Heat Exchanger dalam penelitian ini [4] Eiamsa-ard, S. & Promvonge, P. (2006). Heat
diperoleh kesimpulan yakni perolehan efesiensi Transfer Characteristic in a Tube Fitted With
tertinggi terdapat pada debit 500 liter/jam untuk semua Helical Screw-Tape With/Without Core-Rod
jenis Poros berulir dan plain tube dengan urutan mulai Insert. ASEAN Journal on Science and Technology
dari spesimen yang memperoleh efesiensi tertinggi for Development, Bangkok : Department of
sebagai berikut : Mechanical
1. Poros berulir diameter 18 kedalamn 9 mm : [5] Holman, J. P. (1997). Perpindahan Kalor, Jakarta :
efesiensi mencapai 85.75 %, laju perpindahan Penerbit Airlangga.
kalor 24.40 N/m2dengan perolehan angka [6] Moran, M. J. & Shapiro, H. N. (2004).
Reynolds 13140,6, angka Nusselt 68,11., pressure Termodinamika Teknik, Jakarta : Penerbit
drop1079,90 N/m2, daya pompa 0.091 Watt dan Airlangga.
faktor gesekan 0.035. [7] Murugesan, P., Mayilsamy, K., Suresh,
2. Diameter 16 mm:efektifitas mencapai 26.41 %,laju S.&Srinivasan, P. S. S. (2009). Heat Transfer and
perpindahan kalor 24,26J/s dengan perolehan Pressure Drop Characteristics of Turbulen Flow
angka Reynolds 13903,53, angka Nusselt 71.07, Ain a Tube Fitted With Trapezoidal-Cut Twisted
pressure drop926,46 N/m2, daya pompa 0.079 Tape Insert (Vol. 1). International Journal of
Wattdan faktor gesekan 0.0347. Academic Research. (I) : 1.
3. Untuk Plane tube yang tampa turbulator Nilai [8] Thianpong, C., Eiamsa-ard, P., Wongcharee, K. &
efektifitasnya 26,41 % dengan angka reynold Eiamsa-ard, S. (2009). Compound Heat Transfer
1023,93 , Angka Nusselt 8,52 ,Daya pompa 0.017 Enhancement of a Dimpled TubeWitha Twisted
watt, factor gesekan 0,075 dan laju perpindahan Tape Swirl Generator. International
panasnya sebesar 8,91 J/s Communications in Heat and Mass Transfer .36 :
Dari Hasil di peroleh bahwa dengan menggunakan 698–704.
poros berulir ini dapat temukan perubahan yang [9] Welty, J. R., Wicks C. E., Wilson G. R.
signifikan untuk peningkatan performance dan kinerja (2004).Dasar-Dasar Fenomena Transport, Jakarta
: Penerbit Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai