Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK VOL. 2 NO.

1 / APRIL 2012

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR


PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA
MESIN BENSIN 4 TAK

Untoro Budi Surono 1), Joko Winarno 1), Fuad Alaudin2)


1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Univ. Janabadra Yogyakarta
2)
Alumni Jurusan Teknik Mesin Univ. Janabadra Yogyakarta
Email : untoro_b_s@yahoo.co.id

ABSTRACT
This research aims to determine the effect of the blade angle variation of directional flow (turbulator) in the
intake manifold 4-stroke motorcycles to engine performance. In this research, it was used three variations of
o o o
blade angle 30 , 45 and 60 . This research was done using a motorcycle engine 113 cc Yamaha Jupiter Z
manufactured at 2007. Investigation of torque and power of the engine was done on rotational speed from
3750 rpm to 10000 rpm, while fuel consumption test was conducted on rotational speed of 1000 rpm to
6000 rpm. From the results of this research, it can be concluded that the use of directional flow (turbulator)
o
in the intake manifold with angle blade 30 has the best performance of the engine. It was indicated by high
torque, high power, high BMEP and. The positive effect to the engine was also indicated by low fuel
o
consumption and the high SFC on engine with angle blade 30 turbulator .

Key words: engine, intake manifold, power, torque, turbulator

PENDAHULUAN bergerak secara kontinyu selama terjadi


Motor bakar adalah suatu alat yang pembakaran pada ruang bakar.
dapat menghasilkan tenaga melalui suatu Metode pembakaran pada motor bakar
proses tertentu dimana proses tersebut yang menggunakan bahan bakar bensin
menghasilkan panas dan energi panas ini adalah dengan memanfaatkan loncatan bunga
dirubah menjadi energi gerak atau mekanis api dari busi, maka campuran bahan bakar
yang diperlukan sebagai penggerak utama dan udara akan terbakar pada ruang bakar.
pada suatu kendaraan. Sebagian besar motor Oleh sebab itu motor bensin disebut juga
bakar yang digunakan adalah model motor sebagai spark ignition (SI), sedangkan pada
bakar torak dan menggunakan piston yang motor bakar yang menggunakan bahan bakar
bergerak translasi. solar atau lebih dikenal sebagai motor diesel
Motor jenis Internal Combustion proses pembakaran yang terjadi diruang
Engine di dalam mekanismenya terdapat bakar adalah proses penyalaan sendiri, ini
piston yang bergerak translasi. Di dalam merupakan pemanfaatan udara yang
mekanisme ini akan terjadi pembakaran bertemperatur dan bertekanan tinggi pada
antara bahan bakar dengan oksigen yang ruang bakar. Proses penyalaan sendiri terjadi
dinyalakan dengan alat bantu yaitu spark disaat bahan bakar disemprotkan ke dalam
plug. Karena adanya perubahan temperatur ruang bakar yang berisi udara dengan
dan tekanan pada ruang pembakaran, maka temperatur dan tekanan tinggi, maka bahan
gas dari hasil pembakaran tersebut mampu bakar tersebut akan terbakar dengan
menggerakkan piston secara translasi dan sendirinya. Motor diesel disebut juga sebagai
gerakan ini dihubungkan ke poros engkol compression ignition (CI).
melalui batang piston sebagai penghubung, Proses dari motor bakar yang
gerakan translasi piston akan menyebabkan menggunakan bahan bakar bensin dapat
gerak rotasi poros engkol dan ini akan diuraikan sebagai berikut:

1 ISSN 2088 – 3676


Pengaruh Penambahan ………….. Mesin Bensin 4 Tak Untoro Budi Surono

1. Langkah Hisap. penghasil panas yang nantinya digunakan


Piston bergerak dari TMA ke TMB. Pada untuk menghasilkan daya yang dibutuhkan.
saat itu katup masuk terbuka dan katup Besarnya daya yang dapat dikeluarkan dari
buang tertutup. Melalui katup masuk, energi panas ini tergantung dari besarnya
campuran bahan bakar-udara terisap silinder dan ruang bakar. Daya yang
masuk ke dalam silinder. ditimbulkan oleh bahan bakar yang dibakar
2. Langkah Kompresi. di dalam ruang bakar nantinya akan
Piston bergerak dari TMB ke TMA. menggerakkan torak dan torak akan
Katup masuk tertutup dan katup buang menggerakkan semua mekanisme yang ada
tertutup. Campuran bahan bakar-udara (Soenarta, N. dan Furuhama, S., 2002).
yang terhisap tadi kini dimampatkan oleh Menurut Arends dan Berenschot, H.
torak yang bergerak ke TMA. Volume (1980), pada proses pembakaran ada
campuran bahan bakar-udara menjadi beberapa hal yang dapat berpengaruh
kecil ini akan menyebabkan tekanan dan terhadap hasil dari pembakaran dan ini
temperatur gas di dalam silinder naik nantinya akan mempengaruhi dari kinerja
hingga campuran itu mudah sekali mesin. Beberapa hal yang mempengaruhi itu
terbakar. adalah nilai oktan, penyetelan pengapian,
3. Langkah usaha panas busi, perbandingan kompresi, bentuk
Pada saat torak hampir mencapai TMA ruang bakar penempatan busi dan saluran
campuran bahan bakar-udara dinyalakan buang.
dengan bantuan percikan bunga api dari Secara teoritis, proses pembakaran
busi. Ini akan menyebabkan tekanan dan akan terjadi sempurna apabila udara yang
temperaturnya naik. Sementara itu torak tersedia adalah cukup sehingga semua unsur
masih bergerak menuju TMA. Berarti karbon menjadi karbon dioksida dan semua
volume ruang bakar menjadi semakin unsur hidrogen menjadi air, tapi kenyataanya
kecil sehingga tekanan dan temperatur gas proses pembakaran berlangsung tidak
di dalam silinder menjadi semakin tinggi. sempurna yaitu timbul unsur C, H2, CO, OH
Hasil dari pembakaran ini akan pada emisi gas buang yang menyebabkan
mendorong torak menuju TMB. Pada saat polusi udara. Arismunandar, W. (1988)
langka ini berlangsung kedua katup dalam menunjukkan bahwa pada proses
keadaan tertutup. pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar
4. Langkah buang. tergantung pada perbandingan udara dan
Piston bergerak dari TMB ke TMA. bahan bakar, kepadatan campuran udara dan
Katup masuk tertutup katup buang bahan bakar, jarak antara kedua elektroda
terbuka. Gas bekas pembakaran didorong dan temperatur campuran. Untuk
keluar oleh piston. mendapatkan kepadatan dari campuran
Bahan bakar adalah suatu bahan yang dengan membuat aliran campuran bahan
berfungsi sebagai sumber energi melalui bakar dan udara yang turbulen sebelum
proses pembakaran di dalam motor bakar. masuk ruang bahan bakar.
Saat ini di pasaran sangat banyak jenis bahan Pada aliran laminar partikel-partikel
bakar yang kita jumpai, berbagai jenis ini fluida bergerak sepanjang lintasan-lintasan
dipergunakan untuk keperluan yang berbeda- yang halus serta lancar dalam lapisan-lapisan.
beda sesuai dengan jenis bahan bakar Dalam aliran laminar, kerja viskositas
tersebut. Namun bahan bakar yang paling meredam kecenderungan turbulen. Aliran
sering kita jumpai di pasaran saat ini adalah laminar cenderung tidak stabil dan akan
bensin yang digunakan untuk mesin bensin berubah menjadi aliran turbulen pada kondisi
dan solar yang digunakan untuk bahan bakar viskositas yang rendah, kecepatan tinggi,
mesin diesel. atau laluan aliran yang besar. Pada aliran
Di dalam motor bakar pembakaran turbulen partikel-partikel fluida bergerak
dalam suatu proses pembakaran merupakan dalam lintasan-lintasan yang tidak teratur,
suatu proses yang sangat berpengaruh dan dengan mengakibatkan pertukaran
penting sekali untuk diperhatikan. Proses momentum dari satu bagian kebagian lainnya
pembakaran yang terjadi di dalam ruang (Streeter dan Wylie, 1985).
pembakaran merupakan suatu proses

ISSN 2088 – 3676 2


JURNAL TEKNIK VOL. 2 NO. 1 / APRIL 2012

Menurut Siswantoro, S. dan Harjono 2.π. n.T


(2006) yang telah melakukan penelitian P (kW) .......... ......... (1)
60.000
tentang pengaruh turbulator ini, didapatkan
hasil bahwa alat ini dapat menghasilkan
pusaran turbulensi aliran di dalam intake dengan :
manifold, sehingga didapat campuran bahan n = putaran mesin (rpm) dan
bakar dan udara yang lebih homogen T = torsi (Nm).
sehingga didapatkan pembakaran yang
sempurna. Selain itu juga didapatkan fakta BMEP
bahwa jenis turbulator dengan 2 bilah Proses pembakaran bahan bakar dan
ternyata dapat menghasilkan pusaran aliran udara menghasilkan tekanan yang bekerja
yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan pada torak sehingga menghasilkan langkah
penurunan kebutuhan bahan bakar dan kadar kerja. Besarnya tekanan tersebut berubah-
CO dalam gas buang dibandingkan dengan ubah sepanjang langkah torak. Jika diambil
bentuk bilah yang lebih banyak. suatu harga konstan untuk tekanan yang
Penelitian ini bertujuan untuk bekerja pada torak dan menghasilkan kerja
mengetahui pengaruh variasi sudut yang sama, maka tekanan tersebut disebut
kemiringan bilah pengarah aliran yang dengan tekanan efektif rata-rata (BMEP).
dipasang pada intake manifold terhadap Besar BMEP dapat dihitung dengan
unjuk kerja motor bensin yang meliputi persamaan:
60.P.Z
besarnya torsi, daya, Brake Mean Effective BMEP  (kPa) .......... ... (2)
Pressure (BMEP), konsumsi bahan bakar dan V.n
Specific Fuel Consumption (SFC) pada dengan :
mesin yang dipakai di sepeda motor. Dengan P = daya mesin (kW),
penelitian ini diharapkan dapat mengetahui Z = 2 untuk mesin 4 langkah atau 1 untuk
sudut kemiringan bilah yang tepat antara mesin 2 langkah,
sudut 30o, 45o , 60o sehingga didapatkan V = volume langkah torak dan
unjuk kerja yang optimal. n = putaran mesin (rpm).
Parameter yang menunjukkan unjuk
kerja mesin antara lain torsi, daya, dan SFC
BMEP. Selain itu konsumsi bahan bakar dan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)
SFC juga merupakan hal yang perlu diuji dan menyatakan laju konsumsi bahan bakar pada
diketahui. suatu motor bakar torak, yang dinyatakan
dalam jumlah massa bahan bakar per satuan
Torsi
keluaran daya.
Torsi adalah ukuran kemampuan
Besar SFC dapat dicari dengan persamaan:
mesin untuk melakukan kerja yang berupa
mb
putaran. Pada motor bakar, torsi ditunjukkan SFC  (kg/kW.h)................... (3)
oleh momen pada out put poros engkol P
(crank shaft). Torsi merupakan perkalian dengan :
antara gaya pada torak yang dihasilkan dari mb = konsumsi bahan bakar (kg/h)
tekanan hasil pembakaran dikalikan dengan P = daya mesin.
jari-jari lingkar poros engkol. Semakin
sempurna pembakaran suatu motor, maka Sedangkan konsumsi bahan bakar
torsi yang terbangkit akan semakin sendiri dihitung dengan rumus:
maksimal. b 3600
mb     bb ( kg / h ) .......... ... ( 4 )
Daya t 1000
Yang dimaksud dengan daya pada dengan :
motor adalah besar kerja motor yang b = volume burret (cc),
dihasilkan oleh poros penggerak. Daya motor t = waktu (detik)
dapat dihitung dengan persamaan: ρbb = berat jenis bahan bakar (kg/l).

3 ISSN 2088 – 3676


Pengaruh Penambahan ………….. Mesin Bensin 4 Tak Untoro Budi Surono

METODE PENELITIAN Prosedur pengujian


Bahan dan Peralatan Pengarah aliran atau turbulator
Bahan yang digunakan dalam dipasang pada intake manifold mesin sepeda
pengujian yaitu tiga buah turbulator sebagai motor. Untuk pengujian torsi dan daya mesin
pengarah aliran udara yang dipasang pada menggunakan alat dinotester. Untuk
intake manifold, ditunjukkan pada Gambar 1. pengujian konsumsi bahan bakar dapat
Turbulator dibuat dari pelat galvanis dengan dilakukan bersamaan dengan pengujian torsi
ketebalan bahan 2 mm. Turbulator dibuat dan daya.
dengan jumlah bilah dua buah, diameter Untuk memperoleh data-data
lingkar turbulator 21 mm, lebar 10 mm, pengujian, langkah-langkah yang dilakukan
diameter lengkung bilah 21 mm dan besar adalah sebagai berikut:
sudut bilah masing-masing 300, 450, dan 600. 1. Letakkan motor di atas dynotester dengan
posisi roda belakang di atas roller.
2. Nyalakan mesin sampai pada putaran
yang ideal, Setelah putaran ideal sudah
didapatkan maka dilanjutkan dengan
membaca instrumen pada dinotester,
kemudian tarik gas sampai putaran
Gambar 1. Turbulator dengan sudut maksimum, lepas gas setelah mencapai
kemiringan bilah 30º, 45º, dan 60º putaran maksimum. Pada pengujian ini
akan didapat daya dan torsi sebagai fungsi
Untuk pengujian unjuk kerja mesin dari putaran mesin. Data daya dan torsi
dilaksanakan di Mototech, dengan peralatan- akan tersimpan di komputer.
peralatan: 3. Setelah itu dilanjutkan dengan uji
1. Dynotester, untuk mengukur daya dan konsumsi bahan bakar. Pengujian ini
torsi dari mesin. dilakukan dengan mengukur bahan bakar
2. Buret, untuk mengukur pemakaian bahan yang terpakai selama 2 menit.
bakar. 4. Pengujian diulangi untuk sudut bilah yang
3. Stopwatch, untuk mengukur waktu lain.
pemakaian bahan bakar. 5. Untuk pembanding, pengujian dilakukan
Dalam pengujian ini, mesin yang juga pada sepeda motor standard, yaitu
digunakan adalah sepeda motor Yamaha yang tidak dipasang turbulator pada intake
Jupiter tahun 2007dengan spesifikasi: manifoldnya
Tipe Mesin: 4 Langkah, SOHC, 2 Klep
Diameter x Langkah : 51 x 54 mm HASIL DAN PEMBAHASAN
Volume Silinder : 110,3 cc
Pengujian Torsi
Perbandingan Kompresi : 9,3 : 1 Dari hasil pengujian torsi diperoleh
Filter Udara Mesin : Tipe kering data yang disajikan dalam bentuk grafik
Tipe Transmisi : Tipe Rotary 4 Kecepatan
sebagai berikut:
(N-1-2-3-4-N)

Integrated
control system
Operator
interface

Real time
control
system Torsi, putaran
Roll
dynamometer

Gambar 2. Skema dynotester

ISSN 2088 – 3676 4


JURNAL TEKNIK VOL. 2 NO. 1 / APRIL 2012

Gambar 4. Grafik hubungan daya mesin


dan putaran mesin
Gambar 3. Grafik hubungan torsi dan
putaran mesin Setelah data dari hasil pengujian
dikelompokan, maka akan didapat beberapa
Pada Gambar 3 di atas menunjukkan perbedaan seperti terlihat pada Gambar 4.
besarnya torsi yang dihasilkan oleh mesin Pada grafik tersebut, dari empat kali
motor standard tanpa turbulator dan mesin pengujian yaitu pengujian pada mesin standar
motor yang menggunakan turbulator dengan dan mesin dengan menggunakan turbulator
sudut kemiringan bilah 30°, 45°, dan 60° dengan sudut kemiringan bilah masing-
cenderung mengalami penurunan dengan masing 30º, 45º, dan 60º dapat dilihat bahwa
bertambahnya putaran mesin. Jika mesin dengan menggunakan turbulator
dibandingkan, mesin dengan menggunakan dengan sudut kemiringan bilah sebesar 30º
turbulator dengan sudut kemiringan bilah 30º secara keseluruhan menghasilkan daya paling
memiliki rata-rata torsi paling tinggi diantara besar diantara sampel pengujian yang lain,
sampel yang lainnya. Ini berarti turbulator baik pada saat putaran rendah hingga putaran
dengan sudut bilah 30º menghasilkan tertinggi.
pencampuran bahan bakar dan udara paling Pada turbulator dengan sudut
baik. Torsi tertinggi dari turbulator dengan kemiringan bilah 30°, didapat daya terbesar
sudut bilah 30º didapat pada putaran 3750 pada putaran mesin 7750 rpm sebesar 6,19
rpm yaitu sebesar 9,05 Nm. Sementara, kW. Kemudian secara berurutan mesin
turbulator dengan sudut bilah 45º memiliki standard menghasilkan daya lebih kecil
rata-rata torsi paling rendah dibanding dengan daya maksimum sebesar 6,11 kW
sampel lainnya. Hal ini ada kemungkinan pada putaran 7750 rpm, disusul dengan
bahwa dengan sudut bilah yang lebih besar penggunaan turbulator dengan sudut bilah
dari 30º, akan menyebabkan aliran campuran 60º yaitu 5,59 kW pada putaran 7500 rpm,
bahan bakar dan udara menjadi terhambat. dan turbulator dengan sudut 45º
Torsi yang dihasilkan oleh motor standard menghasilkan daya maksimum paling
masih lebih tinggi dibandingkan motor rendah, yaitu 5,44 kW pada putaran mesin
dengan turbulator dengan sudut bilah 60º. 7500 rpm.
Pengujian Daya Tekanan Efektif Rata–rata/BMEP
Daya yang dihasilkan mesin baik pada (Break Mean Effective Pressure)
mesin tanpa turbulator maupun dengan Tekanan efektif rata–rata (Brake Mean
turbulator ditunjukkan pada gambar berikut: Effective Pressure) merupakan tekanan rata–
rata yang bekerja pada piston selama langkah
kerja. BMEP dipengaruhi oleh daya dan
putaran mesin. Dari pengolahan data daya

5 ISSN 2088 – 3676


Pengaruh Penambahan ………….. Mesin Bensin 4 Tak Untoro Budi Surono

dan putaran, diperoleh grafik hubungan


BMEP dan putaran sebagai berikut: Bahan bakar merupakan salah satu
unsur terpenting dalam kinerja mesin motor
bakar, dimana pada hasil uji coba ini
konsumsi bahan yang diperlihatkan pada
gambar 6.
Secara umum konsumsi bahan bakar
akan naik seiring naiknya putaran mesin. Hal
ini karena semakin tinggi putaran mesin,
maka bahan bakar yang frekuensi langkah
isap mesin juga semakin tinggi. Dari grafik
konsumsi bahan bakar terhadap putaran
terlihat bahwa kenaikan konsumsi bahan
bakar pada putaran 4000 rpm sampai 6000
rpm lebih tinggi dari kenaikan konsumsi
bahan bakar pada putaran 1000 rpm sampai
4000 rpm
Secara rata-rata, konsumsi bahan bakar
pada mesin yang menggunakan turbulator
Gambar 5. Grafik hubungan BMEP dan
dengan sudut bilah 30º adalah yang paling
putaran mesin
rendah, diikuti oleh mesin standar dan mesin
yang menggunakan turbulator dengan sudut
Dari gambar di atas tampak bahwa tren
bilah 45º. Sedangkan mesin yang
perubahan BMEP terhadap putaran mesin
menggunakan turbulator dengan sudut bilah
hampir sama dengan grafik torsi terhadap
60º memiliki konsumsi bahan bakar yang
putaran mesin. Seperti hasil pengujian torsi
paling tinggi.
dan pengujian daya, turbulator dengan sudut
kemiringan bilah 30° menghasilkan BMEP
Specific Fuel Consumption
yang paling tinggi, sedangkan turbulator
Berdasarkan hasil pengolahan data
dengan sudut kemiringan bilah 45°
daya dan konsumsi bahan bakar pada putaran
menghasilkan BMEP yang paling rendah.
4000 rpm sampai 6000 rpm, diperoleh grafik
specific fuel consumption (SFC) seperti di
Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
bawah ini:
Hasil pengujian konsumsi bahan bakar
adalah seperti gambar berikut:

Gambar 7. Grafik hubungan SFC dan


putaran mesin

Gambar 6. Grafik hubungan konsumsi bahan Dari gambar di atas diketahui bahwa
bakar dan putaran mesin semakin tinggi putaram mesin, SFCnya

ISSN 2088 – 3676 6


JURNAL TEKNIK VOL. 2 NO. 1 / APRIL 2012

cenderung mengalami penngkatan juga, mesin yang menggunakan turbulator dengan


kecuali untuk mesin yang menggunakan sudut bilah 60º.
turbulator dengan sudut bilah 30º. Bila
keempat variasi pengujian dibandingkan,
maka mesin yang menggunakan turbulator
dengan sudut bilah 30º mempunyai harga
rata-rata SFC yang paling rendah. Harga SFC
yang rendah ini menunjukkan bahwa energi
yang terkandung di dalam bahan bakar
sebagian besar diubah menjadi daya.

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari data hasil pengujian dan analisa yang
telah dilakukan, maka dapat ditarik Arends, BPM. dan Berenschot, H., 1980,
kesimpulan bahwa pemakaian pengarah Motor Bensin, terjemahan Umar
aliran (turbulator) pada intake manifold Sukrisno, Erlangga, Jakarta.
dengan sudut bilah 30º memiliki pengaruh Arismunandar, W., 1988, Penggerak Mula
paling baik terhadap unjuk kerja mesin. Hal Motor Bakar Torak, ITB Press,
ini ditunjukkan dari hasil pengujian torsi dan Bandung.
daya serta perhitungan BMEP yang Siswantoro, S. dan Harjono, 2006, Pengaruh
mempunyai harga rata-rata paling tinggi. Pengarah Aliran Pada Intake
Selain itu ditunjukan juga oleh konsums Manifold Sepeda Motor Terhadap
bahan bakar dan specific fuel consumption Emisi Gas Buang, Media Teknik,
(SFC) yang lebih rendah dibanding dengan Yogyakarta
yang lain. Soenarta, N. dan Furuhama, S., 2002, Motor
Sementara, mesin yang menghasilkan Serbaguna, cetakan ke tiga, Pradnya
torsi, daya dan BMEP terendah adalah mesin Peramita, Jakarta.
yang menggunakan turbulator dengan sudut Steer, V.L. Dan Wylie, E.B., 1985, Fluid
bilah 45º. Selain itu, mesin yang konsumsi Mechanics, 8th edition, Mc Graw
bahan bakar dan SFCnya paling tinggi adalah Hill Inc, New York

7 ISSN 2088 – 3676

Anda mungkin juga menyukai