Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SHOLAT FARDLU

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu: Drs. H. Moh. Rodli, M.Pd.I

Disusun Oleh:

1. Miladiya Nur (1905036171)


2. Harumtika Mafaza (1905036172)

SI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, taufiq, serta
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sholat Fardlu”. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dan
juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Moh. Rodli, M.Pd.I selaku dosen mata
kuliah Ilmu Fiqih yang memberikan tugas ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan kita
terhadap Sholat Fardlu. Oleh sebab itu penting bagi kami adanya kritik, saran dan usulan
untuk memperbaiki makalah yang kami buat di waktu yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat dipahami dengan mudah bagi siapapun yang membacanya
dan juga berguna bagi kami pribadi. Demikian yang dapat kami sampaikan. Mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata.

Semarang, 15 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN..............................................................................................3

A. Latar Belakang.......................................................................................................3

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan....................................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN...............................................................................................4

1. Pengertian Sholat Fardhu........................................................................................4

2. Syarat dan Rukun Sholat.........................................................................................4

3. Waktu-waktu mengerjakan Sholat..........................................................................6

BAB III : PENUTUP......................................................................................................8

A. Kesimpulan.........................................................................................................8

B. Saran....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkataan sholat menurut bahasa arab berarti doa. Adapun menurut istilah
dalam agama islam arti sholat ialah ucapan-ucapan dan perbuatan tertentu yang
dimulai dengan bertakbir dan disudahi dengan membaca salam. Sholat merupakan
tiang agama islam, barangsiapa yang menegakkan sholat bearti dia menegakkan
agama dan barang siapa yang merobohkan sholat berarti dia merobohkan agamanya.
Sholat merupakan suatu bukti dan manivestasi penyembahan terhadap Allah, suatu
pertanda penghambaan diri kepada Allah. Ucapan-ucapan dalam sholat penuh dengan
doa-doa yang lengkap dan mendalam sekali arti dan maksudnya.
Seluruh anggota badan kita yang merupakan anugerah dari Allah dan
merupakan tiipan atau amanat dari Allah itu kita serahkan dan kita baktikan untuk
kepada dan karena dia yang Maha Tunggal. Di waktu sujud maka dahi kita yang
sangat kita anggap mulia bagi manusia, kita terjun dan kita hujamkan ke tanah, kita
bertelungkuk, menyerahkan bulat-bulat kehadapan Allah Yang Maha Agung dan
Maha Sempurna. Bersujud merupakan klimaks rasa hina dan ketundukan serta
kepatuhan dan penyerahan manusia terhadap Allah SWT. Sholat yang diwajibkan
kepada umat islam sebanyak lima kali dalam sehari, yaitu sholat shubuh (dua rakaat),
sholat dhuhur (4 rakaat), sholat ashar (4 rakaat), sholat maghrib (3 rakaat), dan sholat
isya (4 rakaat). Dan makalah ini akan membahas mendalam mengenai sholat fardhu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sholat fardhu?
2. Apa syarat dan rukun sholat ?
3. Kapan waktu mengerjakan sholat?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian sholat fardhu.
2. Untuk mengetahui syarat dan rukun sholat.
3. Untuk mengetahui kapan waktu mengerjakan sholat.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Sholat Fardhu


Sholat fardhu adalah sholat yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim ada lima
waktu atau lima kali dalam sehari semalam. Adapun pengertian wajib dalam perspektif
fiqih adalah akan mendapat pahala dari Allah SWT, bagi orang yang mengerjakannya,
serta akan mendapat siksa dari Allah SWT, bagi orang yang tidak mengerjakannya
(bagi orang yang meninggalkannya). 1
Setiap orang islam diwajibkan menegakkan atau mengerjakan sholat lima kali
dalam sehari semalam. Sholat lima kali dalam sehari semalam merupakan wajib’ain
bagi setiap umat islam, artinya tiap-tiap umat islam dibebani kewajiban sholat dan
wajib dilaksanakan sendiri olehnya, tidak dapat dibebankan kepada orang lain.
Menerima pahala bagi orang yang sholat dan berdosa bagi orang yang meninggalkan
sholat. Beban kewajiban sholat untuk seseorang tidak terlepas sebab sudah
dilaksanakan oleh orang lain. 2
Sholat fardhu dilakukan lima kali sehari semalam dalam lima waktu pula yaitu
Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh.3
Firman Allah SWT:

‫علاى ْال ُمؤْ ِم ِنينا ِكتاابًا ام ْوقُوتًا‬ ْ ‫ص اَلةا اكان‬


‫ات ا‬ َّ ‫ِإ َّن ال‬

“Sesungguhnya sholat itu diwajibkan atas orang yang beriman menurut waktu
tertentu.” (An-Nisa:103)

Sabda Rasulullah Saw:

“Telah difardukan Allah atas umatku pada malam isra lima puluh sholat maka
senantiasa saya kembali kehadirat illahi dan saya minta keringanan sehigga dijadikan
Allah lima puluh menjadi lima kali sehari semalam.” (sepakat ahli hadist)

2. Syarat dan Rukun Sholat

Adapun syarat Sholat yaitu4 :


1. Islam

1
Rustam DKAH.Fiqih ibadah kontemporer, semarang, cv karya abadi jaya: 2015 h.44
2
Zahri Hamid. Peribadatan dalam agama islam.yogyakarta:pt al- ma’arif: 1978 h.77
3
Sudarsono. Sepuluh aspek agama islam.jakarta: pt rineka cita: 1994 h.35
4
Ibid h.41
Apabila seorang yang belum menyatakan diri memeluk agama islam dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat, ia tidak diwajibkan melakukan sholat.
2. Suci dari haid (kotoran) dan nifas
Khusus bagi wanita selama masih dalam keadaan haid (menstruasi) atau nifas
(mengeluarkan darah setelah melahirkan) dibebaskan dari kewajiban sholat tanpa
harus qadha (mengganti) pada waktu setelah suci.
3. Berakal sehat
Bagi mereka yang akalnya tidak waras (misalnnya gila atau mabuk) maka tidak
ada kewajiban sholat atasnya.
4. Baligh (dewasa)
Adapun bagi laki-laki adalah ketika ia berumur 15 tahun atau telah keluar sperma.
sedangkan bagi wanita apabila telah mengeluarkan darah haid.
5. Seruan (dakwah) tentang perintah ini telah sampai kepadanya jika belum
menerima perintah tentang kewajiban sholat, maka tidak ada kwajiban untuk
menunaikan sholat.
6. Masuk waktu yang telah ditentukan untuk masing-masing sholat.5
7. Menghadap kiblat.6

Dalam melaksanakan sholat wajib dipenuhi rukun-rukun, yang apabila ditinggalkan


maka menjadi rusaklah sholat kita, rukun-rukun sholat itu ialah 7 :

1. Berniat atau sengaja untuk sholat.


2. Berdiri tegak yang berkuasa pada sholat fardhu, boleh ambil duduk atau berbaring
bagi yang sedang sakit.
3. Membaca takbiratul ikhram, yaitu takbir pembukaan atau permulaan sholat,
dengan membaca: Allahuakbar, yang artinya: Allah Maha besar.
4. Membaca surat A-Fatihah
5. Rukuk dengan tuma’ninah. Rukuk ialah membungkukkan badan sehingga
membuat sudut 90 derajat jika dilihat dari samping, dengan menampakkan kedua
tapak tangannya pada kedua lututnya dan kedua mata memandang kepada tempat
sujud.
6. Bangun dari rukuk dan tegak berdiri (i’tidal)
7. Sujud ialah menempelkan anggota-anggota badan yang terdiri dari dahi, hidung,
kedua tapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung tapak kakinya pada tempat
sujud.
8. Duduk antara dua sujud
9. Duduk tahiyat, yaitu duduk untuk membaca tahiyat. Duduk tahiyat pada rakaat
kedua ialah dengan melipatkan paha pada betis dengan menempelkan kedua
lututnya pada tempat duduk, dan tapak kaki kiri diduduki oleh pantatnya,
sedangkan tapak kaki kanan berdiri dengan ujung menempelkan alas. Duduk
semacam ini disebut duduk iftirasy. Duduk tahiyat pada rakaat yang terakhir ialah

5
Rustam DKAH.Fiqih ibadah kontemporer, semarang, cv karya abadi jaya: 2015 h.50
6
Ibid
7
Zahri Hamid. Peribadatan dalam agama islam.yogyakarta:pt al- ma’arif: 1978 h.80
dengan melipatkan paha pada betis, dengan memasukkan ujung kaki kiri kebawah
ujung kaki kanan, pantat ditempelkan pada alas dan ujung tapak kaki kanan
ditempelkan pada alas. Duduk tahiyat tersebut disebut duduk tawaruk.
10. Membaca tahiyat
11. Membaca salam yaitu dengan membaca Assalamualaikum warohmatullahi
wabarakatu
12. Tuma’ninah atau ketenangan.
13. Tertib, artinya berurutan dalam melakukan ibadah sholat, yang mestinya dahulu
didahulukan dan yang semestinya kemudian dikemudiannya.

3. Waktu-waktu mengerjakan sholat


Adapun macam-macam sholat wajib yaitu sebagai berikut 8:
a) Sholat Isya’
Yaitu sholat yang dikerjakan empat rakaat dengan dua kali tasyahud dan satu kali
salam. Waktu pelaksanaanya dilakukan menjelang malam (± pukul 19:00 s/d
menjelang fajar) yang diiringi dengan sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan ba’diyah
(sesudah) sholat isya’.
b) Sholat Subuh
Yaitu sholat yang dikerjakan dua rakaat dengan satu kali salam. Adapun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (± pukul 04:10 ) yang diiringi dengan sholat
sunnah qobliyah saja sedang ba’diyah dilarang.
c) Sholat Dhuhur
Yaitu sholat yang dikerjakan empat rakaat dengan dua kali tasyahud dan satu kali
salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan saat matahari tepat diatas kepala (tegak
lurus) ± pukul 12:00 siang, yang diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan shoat
sunnah ba’diyah.
d) Sholat Ashar
Yaitu sholat yang dikerjakan empat rakaat dengan dua kali tasyahud dan satu kali
salam. Adapun waktu pelaksaannya dilakukan setelah matahari tergelincir (± pukul
15:15 sore atau sebatas apabila bayang-bayang suatu benda sama panjangnya dengan
panjang benda tersebut). Sholat Ashar diiringi oleh sholat sunnah qobliyah.
e) Sholat Maghrib
Yaitu sholat yang dikerjakan tiga rakaat dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.
Adapun waktu pelaksaannya setelah matahari terbenam (± pukul 18:00) yang diiringi
oleh sholat sunnah ba’diyah.

8
Rustam DKAH.Fiqih ibadah kontemporer, semarang, cv karya abadi jaya: 2015 h.44-45
Pada prinsipnya, dalam situasi dan kondisi yang normal, sholat wajib harus
dikerjakan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Akan tetapi apabila dalam keadaan
berpergian yang jauhnya antara kurang lebih 81km, atau dalam keadaan masyaqot
(kondisi kesulitan), boleh dilakukan dengan cara jama’. Jama’ dalam sholat
maksudnya adalah mengerjakan dua sholat dalam satu waktu, dengan ketentuan
jumlah rakaatnya tidak berkurang. Jama’ terbagi menjadi dua yaitu 9:
1. Jama’ Ta’dim yaitu sholat yang dikerjakan dalam satu waktu dengan menarik
waktu yang terbelakang ke waktu yang lebih awal, seperti : sholat ashar dilakukan
pada sholat dhuhur, dan sholat isya’ dilakukan pada waktu sholat maghrib.
2. Jama’ Ta’hir yaitu sholat yang dikerjakan dalam satu waktu dengan mengakhirkan
waktu yang pertama, seperti : sholat dhuhur dilakukan pada waktu sholat ashar
dan sholat maghrib dilakukan pada shoat isya’.

Tidak semua sholat wajib yang lima waktu dapat dijama’, akan tetapi hanya
empat dari lima sholat wajib yang boleh dijama’ yaitu : dhuhur, ashar, maghrib dan
isya’. Dengan demikian sholat subuh tidak boleh dijama’.Selain sholat Jama’, islam
masih memberikan ruang dispensansi (keringanan dalam sholat) dengan kebolehan
mengqashar (mengurangi) jumlah rakaat dalam sholat yang disebut dengan jama’
qashar, seperti : sholat dhuhur yang semula empat rakaat menjadi dua rakaat,
demikian juga pada sholat ashar dan isya’.

Tidak semua sholat wajib yang lima waktu dapat di Jama’ Qashar, akan tetapi
hanya tiga dari lima sholat wajib yang boleh jama’ qashar yaitu : dhuhur, ashar, dan
isya’ atau dengan pengertian lain yang boleh jama’ qashar hanya sholat yang jumlah
rakaatnya empat rakaat.

Dengan demikian dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahawa sholat


subuh tidak boleh dijama’ dan jama’ qashar, sedangkan sholat maghrib boleh dijama’
saja tapi tidak boleh jama’ qashar.

9
Rustam DKAH.Fiqih ibadah kontemporer, semarang, cv karya abadi jaya: 2015 h.46-47
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sholat fardhu adalah sholat yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim ada lima
waktu atau lima kali dalam sehari semalam. Sholat fardhu dilakukan lima kali sehari
semalam dalam lima waktu pula yaitu Dhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan Subuh.
Dikerjakan sesuai dengan syarat dan rukun sholat. Apabila dalam keadaan berpergian
yang jauhnya antara kurang lebih 81km, atau dalam keadaan masyaqot (kondisi
kesulitan), sholat boleh dilakukan dengan cara Jama’ Ta’, Jama’ Ta’hir, dan Jama’
Qashar.

B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Harapan kami
dengan adanya makalah ini dapat lebih mengenali dan memahami mata kuliah ilmu
fiqih khususnya pada bab sholat fardhu. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kesalahan dan penulisan maupun dalam penyampaian. Untuk itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami perlukan untuk memperbaiki makalah atau
karya tulis selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Daftar Pustaka

Sudarsono.Sepuluh Aspek Agama Islam.Jakarta:PT Rineka Cita.1994

DKAH, Rustam. Fiqih Ibadah Kontemporer.Semarang:CV Karya Abadi Jaya.2015

Hamid, Zahri. Peribadatan dalam Agama Islam.Yogyakarta:PT Alma’arif.1978

Anda mungkin juga menyukai