Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis mampu dan dapat menyelesaikan laporan praktikum
perencanaan tambang tentang “Data Dasar Perencanaan Tambang” dengan
selesai. Penulis telah membuat laporan ini dengan sebaik mungkin sesuai
dengan literatur yang telah dibaca sebelumnya, sehingga dapat memberikan
pemahaman baru khususnya bagi para pembaca.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang
lebih luas kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Dan penulis sadar
bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada pembaca, penulis meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
laporan akhir ini. agar di masa yang akan datang bias diperbaiki.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Bandung, 15 Oktober 2019


Penulis

Andes Nugraha

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pertambangan merupakan kegiatan yang meliputi prospeksi,
kegiatan eksplorasi, eksploitasi, studi kelayakan, AMDAL, persiapan,
penambangan, pemasaran, reklamasi dan lain sebagainya. Dalam melakukan
kegiatan diatas diperlukan perencanaan dan perancangan dalam melaksanakan
kegiatannya. Perencanaan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan
atau eksekusi kegiatannya karena semua tindakan dan kegiatan harus
direncanakan dan dirancang sebaik mungkin untuk mendapatkan hasil yang
ekonomis.
Dalam melakukan perencanaan dan perancangan tambang diperlukan
data-data sebagai penunjang dalam melakukan perencanaan dan perancangan
yaitu meliputi, kondisi geologi, ultimate pit slope, ongkos produksi, ongkos
pengolahan, ongkos transportasi, kondisi lereng, geoteknik, kondisi pasar, nilai
harga dalam pemasarannya. Data-data tersebut dibutuhkan karena saling
berhubungan satu sama lain dalam penentuan langkah dalam merencanakan
dan merancang kegiatan pertambangannya. Untuk melakukan perancangan
tambang, kita membutuhkan permodelan. Salah satunya adalah pemodelan
geologi yaitu pemodelan lubang bor.
Oleh karena itu dilakukan kegiatan implisit dan composit untuk
mengetahui pemodelan geologi berdasarkan dengan nilai kadar yang terdapat
pada bahan galian, sehingga dapat diketahui bentuk dari pemodelan bahan
galian tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum tentang implisit dan composit ini adalah
memodelkan pemodelan geologi berdasarkan nilai kadar.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum tentang composit dan implisit ini merupakan :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan implisit dan composit
2. Mengetahui data yang dibutuhkan pada pemodelan implisit
3. Mengetahui perbedaan pemodelan batubara dan bijih
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pemodelan Geologi


Pemodelan geologi atau pemodelan geologi atau geomodelling adalah
suatu cabang ilmu yang penerapannya untuk menciptakan representasi dan
terkomputerisasi berupa software atau aplikasi dari bagian-bagian kerak bumi
berdasarkan pengamatan geofisika dan geologis yang dilakukan pada dan
dibawah permukaan bumi. Geomodel merupakan hasil dari ekuivalen numerik
(angka) dari peta geologis tiga dimensi yang dilengkapi dengan hasil dari
pendeskripsian kuantitas fisik dalam domain yang diminati. Geologi pemodelan
berhubungan dengan pemodelan permukaan dan pemodelan bawah permukaan
guna mendapatkan luas dan volume.
Geomodelling atau pemodelan geologi berkaitan dengan deskripsi dari
konsep share earth model yaitu merupakan basis pengetahuan Multi disiplin,
interoperable dan dapat diupdating tentang bawah permukaan. Geomodelling
biasanya digunakan untuk mengelola sumberdaya alam dan untuk :
1. Mengindentifikasi bahaya alam
2. Mengukur proses geologi
3. Aplikasi utama dalam penelitian ladang minyak dan gas, akuifer air tanah,
dan lain-lain.

Sumber : Tomy, 2015


Gambar 2.1
Pemodelan Geologi
2.2 Komponen Pemodelan Geologi
Dalam melakukan pemodelan geologi, komplemen-kompenen yang
diperlukan sebagai berikut :
1. Kerangka kerja
Dengan cara menggabungkan posisi spasial dari batas formasi utama,
termasuk dalam bagian efek patahan, adanya perlipatan, dan erosi
(ketidaksesuaian). Stratigrafi geologi yang merupakan susunan batuan.
Dalam hal ini, stratigrafi geologi dibagi menjadi stratigrafi utama yang
dibagi menjadi lapisan sel dengan geometri yang berbeda-beda yang
berhubungan dengan permukaan (paralel ke atas, paralel ke dasar,
proporsional)
2. Jenis Batu
Dalam pemodelan diberi tipe-tipe dari batuannya. Distribusi dari jenis
batuan ini dalam model dikontrol oleh beberapa metode, termasuk
poligon batas peta, peta probabilitas jenis batuan atau secara statistik
ditempatkan berdasarkan data sumur dengan jarak yang cukup dekat.
3. Kualitas reservoir
Pemodelan geologi membutuhkan parameter kualitas reservoir hampir
selalu meliputi porositas dan permeabilitas, tetapi dapat mencakup dari
kandungan tanah liat, faktor lainnya yang mempengaruhi penyimpanan
dan penerasan cairan yang terkandung dalam pori-pori batuan tersebut.
Dalam menganalisa kualitas reservoir diperlukan teknik geostatistik untuk
mengisi nilai porositas dan permeabilitas yang sesuai. Kualitas reservoir
ini juga berpengaruh dengan banyaknya dan ada tidaknya minyak bumi
dan mata air.
4. Saturasi cairan
Batuan pasti memiliki kandungan air tergantung dari porositas dan
permeabilitasnya. Terdapat juga batuan yang sepenuhnya jenuh dengan
air tanah. Metode yang digunakan untuk menghitung saturasi dengan
menggabungkan perkiraan, pori, kepadatan cairan, dan lain-lain.
Didalam pemodelan geologi dengan menggunakan implisit ini maka data
hasil output yang akan didapatkan ialah data berupa angka yang bersifat nilai
hasil kuantitas, kemudian dari hasil data kuantitas ini maka akan dapat diketahui
data pada titik pengeboran yang prospek dilakukan didalam perencanaan
tambang. Pada dasarnya kegiatan pemodelan yang dilakukan ini nantinya akan
sama fungsinya untuk mengurangi adanya kegagalan didalam perencanaan
tambang.
2.3 Implisit dan Composit
Implicit merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui nilai
suatu benda yang dinyatakan dalam bentuk angka, angka ini menyatakan
adanya nilai kuantitas yang mana dari nilai implisit yang telah didapatkan dapat
mengetahui tentang nilai angka yang terdapat didalamnya. Implisit ini sering kali
digunakan didalam kegiatan persamaan yang digunakan untuk memecahkan
suatu masalah dalam bentuk yang dinyatakan x dan y.
Pada matematika implisit ini memiliki sebuah fungsi yang digunakan
untuk memisahkan antara variabel yang tidak bebas yang disebut dengan
eksplisit yang menyatakan tentang fungsi dan biasanya dalam satuan variabel x
dan ya. Didalam kegiatan ini biasanya tidak dapat dilakukan penyatuan fungsi
yang bernilai ganda, pada keadaan tertentu biasanya digunakan didalam bentuk
perhitungan yang berhubungan dengan matematika. Akan tetapi didalam
perencanaan tambang implisit digunakan untuk pemodelan geologi yang mana
pada pemodelan ini acuan data yang digunakan merupakan data kadar yang
telah didapatkan.
Didalam pemodelan dengan menggunakan implicit ini terdapat data awal
yang digunakan sebagai acuan awal kegiatan diantaranya adalah data assay,
data assay ini merupakan data yang digunakan didalam pemodelan yang
berisikan tentang kadar dari bahan galian.
1. Geologi, data ini dibutuhkan untuk mengetahui kondisi geologi batuan
yang ada dislokasi penambangan dan batuan sekitarnya.
2. Struktur, dengan adanya data ini kita mengetahui langkah yang tepat
dalam menghadapi struktur yang ada dibatuannya.
3. Geoteknik, yaitu data dari keamanan lereng atau kekuatan batuan guna
mengetahui kestabilan lereng.
4. Data eksplorasi
5. Tafsiran sumberdaya dan cadangan
6. Data curah hujan, guna melakukan penirisan hujan
7. Harga pasar
8. Harga alat-alat mekanis
9. Biaya-biaya atau cost yang lainnya.
Sumber : Farhani, 2016
Gambar 2.2
Pemodelan Geologi

2.4 Perbedaan Antara Batubara dan Bijih


Didalam kegiatan perencanaan tambang bahan galian yang ditambang
biasanya merupakan bahan galian batubara dan bahan galian bijih. Bijih ini
terbagi menjadi dua jenis, bijih logam dan bijih non logam. Perbedaan antara bijh
dan batubara ini memiliki perbedaan pada proses keterbentukannya, batubara
merupakan suatu bahan galian yang proses keterbentukannya terbentuk dari
tumbuhan yang mengalami pengendapan dan kemudian mengalami proses
penumpukkan akibat bantuan dari bakteri.
Kemudian bijih merupakan suatu bahan galian yang terdiri atas mineral-
mineral berharga, bijih ini biasanya berbentuk tubuh bijih maupun urat vein.
Selain proses keterbentukan dari bahan galian diatas juga terdapat perbedaan
yang menunjukkan perbedaan antara batubara dengan bijih yaitu dapat
dibedakkan pada proses penambagannya. Pada bijih dapat ditambang batubara
dapat ditambang dengan menggunakan alat mekanis sedangkan bijih ditambang
dengan menggunakan alat mekanis.

Sumber : Farhani, 2016


Gambar 2.3
Bijih
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan maka dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut ini :
1. Implicit merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui nilai
suatu benda yang dinyatakan dalam bentuk angka, angka ini menyatakan
adanya nilai kuantitas yang mana dari nilai implisit yang telah didapatkan
dapat mengetahui tentang nilai angka yang terdapat didalamnya. Implisit
ini sering kali digunakan didalam kegiatan persamaan yang digunakan
untuk memecahkan suatu masalah dalam bentuk yang dinyatakan x dan
y.
2. Didalam pembuatan pemodelan geologi dengan menggunakan implicit ini
data yang dibutuhkan merupakan data assay, data assay merupakan data
yang menunjukkan tentang kadar.
3. Pada kegiatan perencanaan tambang bahan galian yang ditambang
biasanya berupa batubara dan bijih, batubara dan bijih ini memiliki
perbedaan yang mana berupa bentuk endapannya dan juga cara
penambangannya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 2017, “ Implicit “, Wikipedia.com diakses pada tanggal 15


Oktober 2019 pukul 16.27 WIB (online)

1. Diandina, 2018, “ Miner Planning “, journal.com diakses pada tanggal


15 Oktober 2019 pukul 18.53 WIB (online)

2. Zari, Aulia. 2016. “ Perencanaan Tambang”. Aulizar.wordpress.com.


Diakses pada 15 Oktober 2019 pukul 21.24 WIB (Referensi Internet)

Anda mungkin juga menyukai